Re: [Kuli Tinta] BAP Soeharto di KEJAGUNG

1999-05-26 Terurut Topik M Gunadi Henoch

From: Faiz Zakrie [EMAIL PROTECTED]
Bulan kemarin sih masih ada di http://www.mandiri.com,
tapi sekarang sudah nggak ada. Atau Mas Gunadi Henoch
mau berbaik hati mengirimkannya.

Secara resmi sudah dicabut dari website krn usianya sudah tiga pekan, tapi 
buat yang penasaran, klik: 
http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/eksklusif/eks060599_1.html

Saya ingatkan, ada bagian-bagian yang sangat membosankan, khususnya ketika 
ia bicara tentang yayasan-yayasannya atau kenapa Timor itu diperlukan. 
Anyway, be my guest.


To keep the latest headlines,
please reload http://www.mandiri.com every hour.



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya

1999-05-26 Terurut Topik iwans

Saya setuju dengan anda Bung Satir,

Alamat-alamat diatas fiktif semua ! Sudah dicek. Beberapa alamat yang ditulis
disitu ternyata alamat Panti Asuhan Yatim Piatu (Ya Allah, betapa bejatnya
pembuat tulisan itu). Yang lainnya semua meragukan. Nama-nama yang ada disitu
juga sama sekali tidak benar. Semuanya fiktif. Semuanya bohong. Semuanya untuk
mengadu-domba umat Islam, Kristen dan kaum nasionalis.
Pembuat email tersebut adalah pengkhianat ! Gila kali dia.

Iwan

Satir Hasibuan - Tripatra wrote:

 Sudah mulai kelihatan belangnya :

 Sumbernya ustadz NU. dan beritanya disampaikan melalui kawan kita yang
 Tionghoa, dugaan saya, ini representasi dari partainya Gusdur (PKB).

 Ditengah, pelaksana di atas kertas, orang KISDI -- PBB, dan  di akhir
 surat, semuanya ada keterkaitan dengan PPP.

 Adu domba nih ye...
 Dari tanggalnya... strategi untuk menggagalkan pemilu..

 Tulisannya kurang profesional, banyak salah-salahnya, terutama istilah
 fisabilillah, dll...

 Hati-hatilah dan waspadalah saudaraku semuanya, sebangsa dan setanah air.

 Wassalam,
 Satir
 Orang Partai Keadilan (PK)

 nb : Saya tujukan juga mail ini ke Presdien PK, semoga jadi bahan/topik
 diskusi/kampanye, untuk menenangkan suasana. Insha Allah, umat Islam
 bertanggung jawab atas ketentraman dan keamanan golongan minoritas di negeri
 ini tanpa mengenal suku, agama, ras, dan golongan.

  --
  From: Wenita[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
  Reply To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, May 25, 1999 9:09 AM
  To:   'TI Binus'91'; '[EMAIL PROTECTED]'
  Subject:  [Kuli Tinta] FW:  Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
 
 
 
  --
  From: Alina
  Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:34 AM
  To:   Purnawarman M.T.E.S; Wenita; TS Tadjoedin
  Subject:   Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
 
 
 
  --
  From: Sugito
  Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:31 AM
  To:   Alina
  Subject:  FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
 
 
 
  --
  From: Andi Lie
  Sent: Monday, May 24, 1999 4:10 PM
  To:   Sugito; '[EMAIL PROTECTED]'; '[EMAIL PROTECTED]'
  Subject:  Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
 
  LAPORAN HASIL TEMU WICARA dengan Sdr. Ustad Lukman Mas Said (NU)
 
  Berdasarkan hasil investigasi sdr Lukman
  menginformasikan tentang situasi saat ini, pra-
  Pemilu sampai panca Pemilu adalah teramat
  mengkhawatirkan terutama terhadap golongan
  golongan keturunan Cina, bahwa ada sekelompok orang yaitu golongan Islam
  Fudamental yang teramat menginginkan hilangnya golongan keturunan Cina
  dari
  Bumi Indonesia.
 
  Laporan itu antara lain :
 
  * Didaerah Kampung Bandan, Jakarta Utara dan Rawa Buaya, Jakarta Barat
  telah
  lama diadakannya pelatihan cara2 membongkar
  pintu serta cara2 membunuh orang
  (Musollah AlFalak)
 
  * Mereka membentuk regu2 terdiri dari :
 
  Regu penghancuran/penyerangan rumah-rumah 1-5 orang/regu
  Regu penyerangan/penjarahan toko-toko 10-15 orang/regu
 
  * Target tiap2 regu dapat membunuh 2 laki2 Cina
 
  * Didaerah Bongkaran Tanah Abang, selalu
  diadakan briefing menanamkan kebencian terhadap etnis Cina
 
  Para peserta diberi imbalan Rp. 5.000,-/hari
  dan Rp. 200.000,- untuk para pembunuh (saluran utama adalah pembunuh
  (sasaran utama adalah pemilik toko/Boss)
 
  * Di Jl.Mangga Besar IX (Gg. Losufan), ada
  musolah kecil yang mengadakan indoktrinasi kebencian terhadap golongan
  terhadap golongan Cina (tiap hari)
 
  * Cililitan, ada pembinaan terhadap anak2
  sekolah dan mahasiswa2 untuk membenci
  dan menghancurkan golongan Cina (IKIP  IAIN)
 
  * Bekasi, di Perum Pekayon dimana diadakan
  pendidikan Ustad2 muda untuk meyebarkan
  doktrin2  anti Cina.
 
  * Kebayoran Lama dan Petogogar, hal serupa juga dilakukan oleh seorang
  Padang ex Masyumi
 
  * Mesjid di Jl.Kebahagiaan (Kerukut)
 
  * Terdapat 8000-9000 pengajian2 yang isinya
  adalah pengindoktrinasian Anti Cina
 
  * Adanya/dibentuknya Pasukan Wisabihillah/Pasukan Jihad Pusat di Jl.
  Warakas
  Tanjung Priok, dalam hal ini KISDI (Faisal Biki) sebagai pelaksana sana
  diatas kertas.
 
  * Dead Line / hari H -/+ 3 hari dari Pemilu
  perkiraan antara tgl 4-10 Juni 1999.
 
  * Prioritas hari pertama : Mangga Dua,
  Pademangan dan Gunung Sahari, arah
  pegeraka
  n dari Tanjung Priok, sasaran lainnya, Pertokoan2, Rumah
  Mewah/Besar
 
  * Adanya kesopakan tidak tertulis dengan ABRI
  pada waktu terjadinya/hari H, ABRI akan diam dan bersikap tidak bertindak.
 
  * Semua ini dalam rangka program gerakan Makar dan pembasmian etnis Cina
  sekaligus
  menunjukkan adanya Gerakan Islam Fundamental (Gerakan Sekrining).
 
  Lain-Lain :
  Seorang penghubung sdr Lukman, dalam ini adalah dari Etnis Tionghoa yang
  juga menguatkan kesaksian, bahwa pada peristiwa Mei tahun lalu, sdr Lukman
  pun sudah menginformasikan hal2 seperti ini, jauh2 hari sebelum terjadi.
  Sdr. Lukman menginformasikan pula bahwa dikalangan ABRI pun banyak tokoh
  dan
  perwira yang 

[Kuli Tinta] [Fwd: [padhang-mbulan] Re: Fw: [balita-anda] [Fwd: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya]]

1999-05-26 Terurut Topik iwans

Saya forwardkan buat teman-teman di KULI-TINTA bahwa berita yang
dikirimkan saudara Wenita tidak benar. Dan ini berasal dari seorang
netters yang tinggal di Pekayon 

Thanks



Bismillah,
Dari isinya, tak layak dipercaya aliat FITNAH... pendiskritan umat
Islam. Istiqlal di bom saja kita sudah bisa lebih dewasa menanggapinya. Saya
tinggal di Pekayon, sering ke masjid-masjid di Pekayon . saya tak temui,
secuilpun adanya pelatihan-pelatihan tersebut. Saya malah melihat begitu
maraknya kampanye PDI-P minggu kemaren dari Pekayon ...
Semoga penulis email seperti ini dan yang "menyebarkannya" mendapat
laknat Allah S.W.T 
Wassalam
 
 --
 From: Evy R[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, May 26, 1999 8:54 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  [padhang-mbulan] Fw: [balita-anda] [Fwd: [Kuli Tinta] FW:
 Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya]
 
 Message: Re: [Kuli Tinta] FW:  Tolong forward...File: ATT19689.txt
 Rekan2 milis padhang-mbulan terutama yg berdomisili di jakarta, tolong
 tanggapannya apakah info ini layak dipercaya
 
 tks/evy
 


Explore the Web for sites in Sports  Recreation from Looksmart!
http://clickhere.egroups.com/click/303


eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/padhang-mbulan
http://www.egroups.com - Simplifying group communications








__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!





Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati

1999-05-26 Terurut Topik Martin Manurung

Riev:
Masalahnya putra-putri yang lain tidak berkesempatan jadi ketua PDI (partai
lama) dan tidak mengalami digusur paksa oleh pemerintah orba via Suryadi.
Justru dengan inilah Mega diuntungkan hal ini tidak dialami oleh Guntur,
Sukma, dan yang lainnya. Jangan lupa, istilah promeg tidak muncul setelah
jaman reformasi melainkan sebagai dukungan thd Mega dlm kasus Mega vs orba
pada waktu itu.


Martin:
Ya..., trus maksudnya apaan? Yang jelas, resistensi massa pendukung Mega
adalah salah satu faktor yang memperlemah kekuatan Soeharto


__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati

1999-05-26 Terurut Topik Martin Manurung

"Kriteria" Bung Iwan ini tepat..., so far.., Megawati adalah orang yang
telah berangkat dari "ibu rumah tangga" (saya tidak pakai "saja", karena
seolah-solah meremehkan posisi Ibu rumah tangga) menjadi pemimpin yang
paling berpengaruh di Indonesia setelah melalui serangkaian protes, upaya
kasar penjatuhan, krisis, di hajar di segala forum, dan dimata-matai oleh
rejim militer. Dia telah lulus, dan lahir menjadi pemimpin. Admit it...! She
is the strongest candidate for the next president.. I'll support her, and
Amien Rais, and Gus Dur.

Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin

Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN!
Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB)
Kunjungi http://come.to/forma-kub  E-mail: [EMAIL PROTECTED]


-Original Message-
From: iwans [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: 26 Mei 1999 18:37
Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati


Resiko seorang pemimpin (atau calon pemimpin) adalah selalu siap disorot
masyarakat.
Selalu siap untuk dibuka borok-boroknya.
Selalu siap untuk dihajar di forum manapun.
Dan dia juga harus selalu siap menghadapinya.

Kalau dia lulus. Itu berarti dia benar-benar pantas memimpin, apalagi
memimpin negeri dengan 200 juta penduduk ! Kalau nggak tahan dikritik,
jangan
mencoba jadi pemimpin. Jadilah Ibu rumah tangga saja.


__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] Alamat website

1999-05-26 Terurut Topik kj

At 02:33 AM 5/26/99 JAVT, you wrote:
From: [EMAIL PROTECTED]
Di mana bisa melihat situs/website "kuli tinta"?

Kalau yg anda maksud arsipnya, bisa klik di 
http://www.mail-archive.com/kuli-tinta@indoglobal.com

Salam, MGH


saya kira maksudnya homepage kuli-tinta.
kalau itu, memang belum punya. rasanya memang perlu untuk sekadar  situs
referensi.
yang pasti saudara kandungnya, milis balita-anda, sudah punya di
http://www.balita-anda.indoglobal.com
mudah2an bisa dipikirkan. 


kj:-)
http://hey.to/kj

__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] Fw: Mail failure

1999-05-26 Terurut Topik kj

At 09:22 AM 5/24/99 +0700, you wrote:
Me too... saya heran juga.. ngirim ke kuli-tinta kok mail failurenya ke
FXAPAGnya XEROX???



terus terang ini 'penyakit' lama. perlu diketahui milis ini pakai robot
ENZLM yang secara otomatis mengirim posting dan menjawab
subscribe/unsubscribe. kalau lagi 'kambuh' emang suka begitu.
dicuekin aja.  karena memang tidak berpengaruh apa2, kecuali menyebalkan/
menjengkelkan. kita lagi nunggu yang kompeten di indoglobal --selaku milis
provider kulitinta-- untuk menjelaskannya.
oya saya bukan moderator dan admin milis ini, lo ya?
salam,



kj:-)
http://hey.to/kj

__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






[Kuli Tinta] [info-pemilu] Re: Pimpinan Partai Kita

1999-05-26 Terurut Topik kj

Ada yang iseng nih. Mudah2an belum baca.

Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 26 May 1999 14:14:56 +0700
From: [EMAIL PROTECTED] (Mirma Mamahit)
Subject: [info-pemilu] Re: Pimpinan Partai Kita

SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH

 ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI

 1.Pendidikan Formal

 AMIEN RAIS :
 * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
 * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
 * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA
 * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi
tentang
 "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir"
 * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa)

 MEGAWATI :
 * SMA

 2. Karya Tulis

 AMIEN RAIS :
 * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, Tugas
 Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik
 Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996)

 MEGAWATI :
 * Tidak ada

 3. Pekerjaan

 AMIEN RAIS :
 * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai
 ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM)

 MEGAWATI :

 *Ibu rumah tangga

 4. Organisasi yang membesarkan

 AMIEN RAIS :
 *Muhammadiyah
 *ICMI

 MEGAWATI
 * PDI

 5. Penghargaan yang pernah didapat

 AMIEN RAIS :
 * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa
 * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat
 * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta
 * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia
 * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak )

 MEGAWATI :
 * Tidak ada

 6. Golongan yang mendukung

 AMIEN RAIS :
 * Semua lapisan masyarakat
 * Kaum intelektual
 * Semua agama
 * Alim ulama
 * Mahasiswa

 MEGAWATI :
 * Kaum sosialis dan kiri baru (termasuk sisa-sisa PKI)
 * Masyarakat non intelektual
 * Kaum Nasionalis
 * Kaum sekuler (yang tidak menginginkan Islam/agama diikutsertakan dalam
 pelaksanaan pemerintahan)
 * Luar negeri (Amerika Serikat /USA)

 7. Tokoh yang mendampingi

 AMIEN RAIS :
 * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif
 * DR. Faisal Basri
 * A. M. Fatwa
 * Junus Yahya
 * DR. Dawam Rahardjo
 * Christianto Wibisono

 MEGAWATI :
 * Alex Litay
 * Yakob Nuwawea
 * Kwik Gian Gie
 * Laksamana Sukardi
 * Aberson Malaiholo

 8. Kwalitas Keagamaan

 AMIEN RAIS :
 * Tamatan pesantren
 * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di
 masjid-masjid.
 * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis
 * Senantiasa sholat malam (tahajud)
 * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam
 tasnya)

 MEGAWATI :
 * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan
 pemahamannya kepada agamanya (Islam)

 9. Faktor yang membesarkan

 AMIEN RAIS :
 * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya
 * Kegigihan dan keistiqomahannya beramar-ma'ruf nahi munkar seperti dalam
 kasus Busang dan Freeport
 * Keberaniannya mengusulkan dengan lantang agar  Soeharto diganti pada
 saat
 tokoh-tokoh yang lain diam
 * Ide-idenya yang selalu berpengaruh terhadap perpolitikan nasional

 MEGAWATI :
 * Nama besar ayahnya Soekarno
 * Dukungan media massa pro Megawati, seperti : Megapos, Inti Jaya,
 Sentana,
 Merdeka, Detak, Suara Pembaruan, Aksi,
 Reformasi, dll.
 * Kesewenang-wenangan Rezim Soeharto sehingga mendapatkan empati dari
 masyarakat
 * Dukungan dana dari luar negeri, terutama Amerika Serikat

 10. Peran dalam menumbangkan Soeharto

 AMIEN RAIS :
 * Sejak 1993 sudah menyuarakan isu pergantian pimpinan nasional.
 * Menyatakan bahwa MPR berlaku zalim jika pada sidang umum MPR 1998 tetap
 memilih Soeharto.
 * Pidato-pidato politiknya yang "Anti Soeharto" dinilai banyak kalangan
 sangat berperan dalam mendorong gerakan mahasiswauntukmenggulingan
 pemerintahan soeharto. Karenanya, mahasiswa menobatkan dirinya sebagai
 "TOKOH REFORMASI"

 MEGAWATI :
 * Sepanjang bergulirnya reformasi banyak pihak yang menilai Mega diam
 seribu
 bahasa, hingga seorang tokoh prodemokrasi,
 Goenawan Mohamad, menilainya mungkin Megawati sudah ketinggalan kereta.
 Beberapa pengamat juga mengatakan Mega
 tidak ikut andil dalam menjatuhkan rezimSoeharto.

 * Alasan yang dipakai oleh Megawati adalah "Diam bukan berarti takut,
tapi
 diam adalah emas" (tepatkah pepatah tsb.?.)

 11. Kepribadian

 AMIEN RAIS :
 * Tegas dan berani dalam mempertahankan sikapnya (konsisten), (ia menolak
 ditawarkan menjadi anggota DPR pada masa  ORBA
 * Sederhana dan tawadhu
 * Cerdas (Ia adalah pakar politik)
 * Cepat tanggap dan perhatian terhadap masalah bangsa dan rakyat.

 MEGAWATI :
 * Banyak kalangan yang menilai Megawati adalah sosok pemimpin yang egois
 karena pernyataan-pernyataannya hanya untukkepentingan kelompoknya
 saja.
 * Kurang tanggap
 * Tingkat kecerdasan biasa-biasa saja.

 12. Sikap terhadap bekas Presiden Soeharto

 AMIEN RAIS :
 * Jika Soeharto dan keluarganya  mau diusut tuntas , dan bersedia
 mengembalikan kekayaannya yang mungkin diperoleh secara tidak benar
 kepada negara dan rakyat Indonesia, Amin mengajak kepada semua pihak mau
 memaafkan Soeharto.
 * Ia juga meminta kepada 

[Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS

1999-05-26 Terurut Topik MADHANp

Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan 
Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama 
Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti 
kedodoran.

Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega.
1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta.
2. Tahu diri.

Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai pemimpin -- 
akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus 
menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi 
Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan.

Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat 
SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya 
yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat itu.

Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan 
PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati 
Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan 
kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini 
diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara.

salam,
ramadhan


In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] 
writes:

 
 SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH
 
  ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI
 
  1.Pendidikan Formal
 
  AMIEN RAIS :
  * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
  * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
  * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA
  * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi
 tentang
  "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir"
  * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa)
 
  MEGAWATI :
  * SMA
 
  2. Karya Tulis
 
  AMIEN RAIS :
  * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, Tugas
  Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik
  Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996)
 
  MEGAWATI :
  * Tidak ada
 
  3. Pekerjaan
 
  AMIEN RAIS :
  * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai
  ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM)
 
  MEGAWATI :
 
  *Ibu rumah tangga
 
  4. Organisasi yang membesarkan
 
  AMIEN RAIS :
  *Muhammadiyah
  *ICMI
 
  MEGAWATI
  * PDI
 
  5. Penghargaan yang pernah didapat
 
  AMIEN RAIS :
  * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa
  * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat
  * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta
  * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia
  * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak )
 
  MEGAWATI :
  * Tidak ada
 
  6. Golongan yang mendukung
 
  AMIEN RAIS :
  * Semua lapisan masyarakat
  * Kaum intelektual
  * Semua agama
  * Alim ulama
  * Mahasiswa
 
  MEGAWATI :
  * Kaum sosialis dan kiri baru (termasuk sisa-sisa PKI)
  * Masyarakat non intelektual
  * Kaum Nasionalis
  * Kaum sekuler (yang tidak menginginkan Islam/agama diikutsertakan dalam
  pelaksanaan pemerintahan)
  * Luar negeri (Amerika Serikat /USA)
 
  7. Tokoh yang mendampingi
 
  AMIEN RAIS :
  * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif
  * DR. Faisal Basri
  * A. M. Fatwa
  * Junus Yahya
  * DR. Dawam Rahardjo
  * Christianto Wibisono
 
  MEGAWATI :
  * Alex Litay
  * Yakob Nuwawea
  * Kwik Gian Gie
  * Laksamana Sukardi
  * Aberson Malaiholo
 
  8. Kwalitas Keagamaan
 
  AMIEN RAIS :
  * Tamatan pesantren
  * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di
  masjid-masjid.
  * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis
  * Senantiasa sholat malam (tahajud)
  * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam
  tasnya)
 
  MEGAWATI :
  * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan
  pemahamannya kepada agamanya (Islam)
 
  9. Faktor yang membesarkan
 
  AMIEN RAIS :
  * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya
  * Kegigihan dan keistiqomahannya beramar-ma'ruf nahi munkar seperti dalam
  kasus Busang dan Freeport
  * Keberaniannya mengusulkan dengan lantang agar  Soeharto diganti pada
  saat
  tokoh-tokoh yang lain diam
  * Ide-idenya yang selalu berpengaruh terhadap perpolitikan nasional
 
  MEGAWATI :
  * Nama besar ayahnya Soekarno
  * Dukungan media massa pro Megawati, seperti : Megapos, Inti Jaya,
  Sentana,
  Merdeka, Detak, Suara Pembaruan, Aksi,
  Reformasi, dll.
  * Kesewenang-wenangan Rezim Soeharto sehingga mendapatkan empati dari
  masyarakat
  * Dukungan dana dari luar negeri, terutama Amerika Serikat
 
  10. Peran dalam menumbangkan Soeharto
 
  AMIEN RAIS :
  * Sejak 1993 sudah menyuarakan isu pergantian pimpinan nasional.
  * Menyatakan bahwa MPR berlaku zalim jika pada sidang umum MPR 1998 tetap
  memilih Soeharto.
  * Pidato-pidato politiknya yang "Anti Soeharto" dinilai banyak kalangan
  sangat berperan dalam mendorong gerakan mahasiswauntukmenggulingan
  pemerintahan soeharto. Karenanya, mahasiswa menobatkan dirinya 

Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati

1999-05-26 Terurut Topik Daniel H.T.

Wah, terus terang saya kaget mendapat respon seperti ini. Bagi saya respon
ini berlebihan. Sama sekali tidak ada maksud saya mengkultuskan satu
individu tertentu ketika membuat anekdot tersebut. Dalam hal ini Megawati.
Anekdot ini juga merupakan adaptasi dari anekdot yang pernah saya baca di
sebuah buku. Di buku tersebut di posisi "Megawati" adalah Paus, dan yang di
posisi "Akbar" adalah tokoh politik Polandia.

Anekdot ini terinspirasi kembali ketika saya terjebak dalam kampanye PDI
Perjuangan. Saya melihat massa begitu antusias terhadap PDI-P Mengawati.
Kemudian membaca berita-berita bagaimana hal sebaliknya terjadi pada diri
Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung. Di mana di banyak tempat dia dihujat
malah sempat terpaksa mengamankan dirinya.

Sebatas itu saja yang membuat saya mengadaptsi anekdot tersebut. Sekali
lagi, tidak ada maksud sedikitpun untuk mengkultuskan Megawati.
Mengkultuskan individu tertentu, jauh dari pribadi saya. Saya juga sedikit
banyak bisa belajar dari sejarah, bagaimana jadinya ketika seseorang
dikultuskan. Sebagaimana yang terjadi pada Soekarno dan Soeharto. Saya pun,
seperti yang pernah saya katakan, belum tentu memilih PDI-P.

Lepas dari masalah pengkultuskan individu, saya akan memberi tanggapan
tentang komentar Anda.

Menurut saya apa yang Anda voniskan bahwa ketika meneriaki "Hidup Mega"
yang terpikirkan oleh mereka adalah sosok Bung Karno, terlalu tendensius.
Dan ini mirip sekali dengan apa yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto
tempo hari. Ketika itu seolah-olah semua yang berbau Soekarno hendak
dihapus dari muka bumi Indonesia. Gambar-gambar Soekarno pun sempat
dilarang untuk diarak dalam kampanye. Nyatanya tanpa gambar Soekarno pun
massa tetap mendukung PDI.

Memang keterikatan Megawati dengan sosok Bung Karno tidak bisa disangkal.
Itu merupakan fakta sejarah dan fakta biologis yang tidak bisa dipungkiri
oleh siapapun. Tetapi apakah lantas karena itu, Megawati tidak boleh
dicintai oleh pendukungnya? Apakah setiap kali rakyat pendukungnya
meneriaki yel-yel "Hidup Megawati" SUDAH PASTI karena dia anak Bung Karno?
Sama sekali TIDAK MUNGKIN karena sosok Megawati itu sendiri?

Massa generasi muda sekarang ini tentu tidak pernah mengenal secara
langsung sosok Soekarno (termasuk saya). Bahkan di masa Soeharto cukup
banyak bermunculan buku-buku versi penguasa yang sedemikian rupa dibuat
sehingga cukup menyudutkan Soekarno. Terutama  pada sejarah G30S/PKI.
Sehingga timbul kesan bahwa Soekarno adalah pendukung PKI. Kita tidak akan
bicara, apakah hal itu benar ataukah tidak. Tetapi yang dipertanyakan
adalah apakah benar cerita-cerita kosong yang Anda maksudkan itu mampu
mengindroktinasi massa pendukung PDI-P sedemikian hebat sampai-sampai
terbius pada kultus Soekarno, dan terbawa-bawa pada diri Megawati sekarang? 

Faktor seperti yang Anda tuduhkan sedikit-banyak mungkin ada benarnya.
Tetapi menurut saya lebih besar kemungkinan adalah sosok Megawati dengan
PDI-P nya secara psikis dianggap sebagai representasi dari masyarakat yang
tertindas. Itu bisa kita lihat bagaimana perlakuan terhadap Megawati selama
Soeharto berkuasa, yang mencapai puncaknya pada Peristiwa 27 Juni 1996 yang
terkenal itu. Secara psikis secara sadar maupun tidak mereka menganggap
sosok Megawati dan PDI-P-nya mewakili perasaan tertekan mereka selama di
masa kekuasaan Soeharto. Begitu tekanan itu jebol, meluaplah kebebasan  dan
kegembiraan mereka yang mereka manifestasikan dalam bentuk dukungan yang
meriah terhadap PDI-P maupun Megawati sebagai Ketua Umumnya. Sekarang tugas
bagi kita semua untuk menghindari agar luapan emosi seperti ini jangan
sampai bermuara pada pengkultusan individu seperti yang telah terjadi pada
dua presiden kita terdahulu.

At 14:24 25/05/99 EDT, you wrote:
In a message dated 5/25/99 12:58:13 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] 
writes:

Andaikan Bung Karno bukan Proklamator RI-- melainkan seorang penjual
martabak 
di pertigaan Depok-- apakah Megawati dielu-elukan rakyat?

Ketika meneriakkan hidup Mega, sesungguhnya di kepala rakyat yang tergambar  
adalah "potret dan sosok Bung Karno". Baik karena pernah mendengar
pidatonya, 
mendengar cerita tentang dia, maupun terbuai mitos-mitos kosong dan 
berlebihan yang sengaja dibangun oleh orang-orang kosong juga.

Andaikan politik dinasti, feodalisme dan KKN tidak dikembangkan rezim 
Soeharto selama 32 tahun itu, apakah seorang Megawati bisa tampil seperti 
sekarang?

Kapan bangsa kita bebas dari feodalisme dan KKN begini? Sejarah membuktikan 
bahwa Soeharto menjadi takj terkontrol gara-gara feodalisme. Begitu juga 
Soekarno. Kini kaum intelektual (ha-ha-ha) tengah membangun mitos dan kultus 
itu pada Megawati. Semangat untuk kritis dan kesiapan mengkritisi sebuah 
tindakan atau sosok tertentu, tiba-tiba menghilang dari sebagian rakyat dan 
sebagian  intelektual semu. Hidup-mati, Mega tak pernah salah dan harus 
disembah, dipuja-puja. 

Nggak kapok-kapoknya bangsaku yang kerdil ini.

salam,
ramadhan pohan
(penyimak pinggiran)




Daniel H.T.




Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati

1999-05-26 Terurut Topik Daniel H.T.

From: iwans [EMAIL PROTECTED]
DEL.

Kalau nggak tahan dikritik, jangan
mencoba jadi pemimpin. Jadilah Ibu rumah tangga saja.

Komentar:
- Mudah2-an ini bukan berarti melecehkan "profesi" ibu rumah tangga;
- Jenderal Vabien Ver, Imelda Marcos dan antek2 Marcos tempo hari
melecehkan Ny. Corazon Aquino ketika dicalonkan sebagai presiden Philipina
dengan kata-kata yang sama: "ibu rumah tangga." Kenyataannya: sejarah
membuktikan seorang ibu rumah tangga yang mereka lecehkan itu mampu
menumbang seorang diktator kuat seperti Marcos, yang terpaksa lari dan mati
di negara orang lain.

Sekali lagi, ini bukan soal kultus-kultusan. Pendapat ini ada pendapat yang
sedapat mungkin obyektif.

Daniel H.T.



__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS

1999-05-26 Terurut Topik Martin Manurung

Ah.. itu omongan Bullshit.. capek lah dengerinnya... sederhana saja; masak
megawati tidak pernah dapat penghargaan apa-apa? Apa tidak ingat, baru-baru
ini Megawati dapat penghargaan dari India dan menjadi nominator Hadiah
Nobel..
Tapi, okelah.., saya tidak mau dijebak untuk mempertentangkan Amien dan
Mega.., ini taktik status quo yang ingin memecah kelompok anti status quo..
Mereka ketakutan pada komunike bersama Mega-Amien-Gus Dur...  Amien sendiri
di UI sama-sekali tidak mau dijebak ketika seorang penanya mencoba membawa
dia mempertentangkannya dengan Mega dan Gus Dur.., dan atas posisi Amien
itu, saya sangat kagum dan mengacungkan jempol..

Hidup Amien Rais, Hidup Megawati dan Hidup Gus Dur!!

Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin

Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN!
Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB)
Kunjungi http://come.to/forma-kub  E-mail: [EMAIL PROTECTED]


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: 26 Mei 1999 23:34
Subject: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS


Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan
Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama
Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti
kedodoran.

Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega.
1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta.
2. Tahu diri.

Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai
pemimpin --
akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus
menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi
Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan.

Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat
SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya
yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat
itu.

Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan
PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati
Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan
kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini
diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara.

salam,
ramadhan


In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
writes:


SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH

 ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI

 1.Pendidikan Formal

 AMIEN RAIS :
 * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
 * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
 * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA
 * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi
tentang
 "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir"
 * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa)

 MEGAWATI :
 * SMA

 2. Karya Tulis

 AMIEN RAIS :
 * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, Tugas
 Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik
 Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996)

 MEGAWATI :
 * Tidak ada

 3. Pekerjaan

 AMIEN RAIS :
 * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai
 ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM)

 MEGAWATI :

 *Ibu rumah tangga

 4. Organisasi yang membesarkan

 AMIEN RAIS :
 *Muhammadiyah
 *ICMI

 MEGAWATI
 * PDI

 5. Penghargaan yang pernah didapat

 AMIEN RAIS :
 * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa
 * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat
 * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta
 * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia
 * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak )

 MEGAWATI :
 * Tidak ada

 6. Golongan yang mendukung

 AMIEN RAIS :
 * Semua lapisan masyarakat
 * Kaum intelektual
 * Semua agama
 * Alim ulama
 * Mahasiswa

 MEGAWATI :
 * Kaum sosialis dan kiri baru (termasuk sisa-sisa PKI)
 * Masyarakat non intelektual
 * Kaum Nasionalis
 * Kaum sekuler (yang tidak menginginkan Islam/agama diikutsertakan dalam
 pelaksanaan pemerintahan)
 * Luar negeri (Amerika Serikat /USA)

 7. Tokoh yang mendampingi

 AMIEN RAIS :
 * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif
 * DR. Faisal Basri
 * A. M. Fatwa
 * Junus Yahya
 * DR. Dawam Rahardjo
 * Christianto Wibisono

 MEGAWATI :
 * Alex Litay
 * Yakob Nuwawea
 * Kwik Gian Gie
 * Laksamana Sukardi
 * Aberson Malaiholo

 8. Kwalitas Keagamaan

 AMIEN RAIS :
 * Tamatan pesantren
 * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di
 masjid-masjid.
 * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis
 * Senantiasa sholat malam (tahajud)
 * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam
 tasnya)

 MEGAWATI :
 * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan
 pemahamannya kepada agamanya (Islam)

 9. Faktor yang membesarkan

 AMIEN RAIS :
 * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya
 * Kegigihan dan 

Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati

1999-05-26 Terurut Topik Martin Manurung

Nothing's wrong with your joke, Mr. Daniel... it's just somebody take it
more serously than just a joke
Anyway, I like your jokes.., keep making ones..

Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin

Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN!
Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB)
Kunjungi http://come.to/forma-kub  E-mail: [EMAIL PROTECTED]


-Original Message-
From: Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: 26 Mei 1999 23:57
Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati


Wah, terus terang saya kaget mendapat respon seperti ini. Bagi saya respon
ini berlebihan. Sama sekali tidak ada maksud saya mengkultuskan satu
individu tertentu ketika membuat anekdot tersebut. Dalam hal ini Megawati.
Anekdot ini juga merupakan adaptasi dari anekdot yang pernah saya baca di
sebuah buku. Di buku tersebut di posisi "Megawati" adalah Paus, dan yang di
posisi "Akbar" adalah tokoh politik Polandia.

Anekdot ini terinspirasi kembali ketika saya terjebak dalam kampanye PDI
Perjuangan. Saya melihat massa begitu antusias terhadap PDI-P Mengawati.
Kemudian membaca berita-berita bagaimana hal sebaliknya terjadi pada diri
Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung. Di mana di banyak tempat dia dihujat
malah sempat terpaksa mengamankan dirinya.

Sebatas itu saja yang membuat saya mengadaptsi anekdot tersebut. Sekali
lagi, tidak ada maksud sedikitpun untuk mengkultuskan Megawati.
Mengkultuskan individu tertentu, jauh dari pribadi saya. Saya juga sedikit
banyak bisa belajar dari sejarah, bagaimana jadinya ketika seseorang
dikultuskan. Sebagaimana yang terjadi pada Soekarno dan Soeharto. Saya pun,
seperti yang pernah saya katakan, belum tentu memilih PDI-P.

Lepas dari masalah pengkultuskan individu, saya akan memberi tanggapan
tentang komentar Anda.

Menurut saya apa yang Anda voniskan bahwa ketika meneriaki "Hidup Mega"
yang terpikirkan oleh mereka adalah sosok Bung Karno, terlalu tendensius.
Dan ini mirip sekali dengan apa yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto
tempo hari. Ketika itu seolah-olah semua yang berbau Soekarno hendak
dihapus dari muka bumi Indonesia. Gambar-gambar Soekarno pun sempat
dilarang untuk diarak dalam kampanye. Nyatanya tanpa gambar Soekarno pun
massa tetap mendukung PDI.

Memang keterikatan Megawati dengan sosok Bung Karno tidak bisa disangkal.
Itu merupakan fakta sejarah dan fakta biologis yang tidak bisa dipungkiri
oleh siapapun. Tetapi apakah lantas karena itu, Megawati tidak boleh
dicintai oleh pendukungnya? Apakah setiap kali rakyat pendukungnya
meneriaki yel-yel "Hidup Megawati" SUDAH PASTI karena dia anak Bung Karno?
Sama sekali TIDAK MUNGKIN karena sosok Megawati itu sendiri?

Massa generasi muda sekarang ini tentu tidak pernah mengenal secara
langsung sosok Soekarno (termasuk saya). Bahkan di masa Soeharto cukup
banyak bermunculan buku-buku versi penguasa yang sedemikian rupa dibuat
sehingga cukup menyudutkan Soekarno. Terutama  pada sejarah G30S/PKI.
Sehingga timbul kesan bahwa Soekarno adalah pendukung PKI. Kita tidak akan
bicara, apakah hal itu benar ataukah tidak. Tetapi yang dipertanyakan
adalah apakah benar cerita-cerita kosong yang Anda maksudkan itu mampu
mengindroktinasi massa pendukung PDI-P sedemikian hebat sampai-sampai
terbius pada kultus Soekarno, dan terbawa-bawa pada diri Megawati sekarang?

Faktor seperti yang Anda tuduhkan sedikit-banyak mungkin ada benarnya.
Tetapi menurut saya lebih besar kemungkinan adalah sosok Megawati dengan
PDI-P nya secara psikis dianggap sebagai representasi dari masyarakat yang
tertindas. Itu bisa kita lihat bagaimana perlakuan terhadap Megawati selama
Soeharto berkuasa, yang mencapai puncaknya pada Peristiwa 27 Juni 1996 yang
terkenal itu. Secara psikis secara sadar maupun tidak mereka menganggap
sosok Megawati dan PDI-P-nya mewakili perasaan tertekan mereka selama di
masa kekuasaan Soeharto. Begitu tekanan itu jebol, meluaplah kebebasan  dan
kegembiraan mereka yang mereka manifestasikan dalam bentuk dukungan yang
meriah terhadap PDI-P maupun Megawati sebagai Ketua Umumnya. Sekarang tugas
bagi kita semua untuk menghindari agar luapan emosi seperti ini jangan
sampai bermuara pada pengkultusan individu seperti yang telah terjadi pada
dua presiden kita terdahulu.

At 14:24 25/05/99 EDT, you wrote:
In a message dated 5/25/99 12:58:13 PM !!!First Boot!!!,
[EMAIL PROTECTED]
writes:

Andaikan Bung Karno bukan Proklamator RI-- melainkan seorang penjual
martabak
di pertigaan Depok-- apakah Megawati dielu-elukan rakyat?

Ketika meneriakkan hidup Mega, sesungguhnya di kepala rakyat yang tergambar
adalah "potret dan sosok Bung Karno". Baik karena pernah mendengar
pidatonya,
mendengar cerita tentang dia, maupun terbuai mitos-mitos kosong dan
berlebihan yang sengaja dibangun oleh orang-orang kosong juga.

Andaikan politik dinasti, feodalisme dan KKN tidak dikembangkan rezim
Soeharto selama 32 tahun itu, apakah seorang Megawati bisa tampil seperti

[Kuli Tinta] Fw: [feui-today] URGENT: Debat di TNC - PROFESIONAL DAN PARTAI POLITIK

1999-05-26 Terurut Topik Martin Manurung

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]


MENARIK SEKALI .
Mohon disebarluaskan!


-Original Message-
From: Benny, Asrul [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Tuesday, May 25, 1999 4:25 PM
Subject: [kotak] TNC - PROFESIONAL DAN PARTAI POLITIK


"PROFESIONAL DAN PARTAI POLITIK"

Benarkah kalangan profesional sebagai bagian kelompok menengah
cenderung apatis, acuh, bahkan phobia terhadap politik?
Tapi mengapa ada profesional yang memilih bergabung dengan partai2
politik? Apa dan bagaimana mereka? Peran strategis apa yang dapat
mereka sumbangkan untuk kemajuan bangsa?
Ikutilah dialog dengan tema "Profesional dan Partai Politik"
dalam acara diskusi Thursday Night Chat (TNC) pada:

 Hari/tanggal : Kamis/27 Mei 1999

 Tempat   : Kafe Kencana
Menara Rajawali lantai 7
Jl. Mega Kuningan lot 5.1
Jakarta Selatan

 Waktu: 19.00 - 21.00

 Pembicara:

 1. BERNARDUS DJONOPUTRO
Pengurus DPP Partai Amanat Nasional (PAN) - Dept Hubungan
Internasional.
Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Planologi ITB dan Ketua Delegasi
Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia, kini aktif di Solidaritas
Profesional Untuk Reformasi (SPUR).
Pernah bekerja pada J Butler Consulting di Australia, Matari
Advertising, American Express Int'l dan saat ini di Franklin
Covey Organization Services.

 2. PATRICK ADHIATMAJA
Aktif di Komite Peduli yang memberi dukungan secara non-struktural
kepada PDI-Perjuangan.
Karir profesionalnya antara lain dilalui sebagai Marketing Director,
GE Information System dan Regional BD Manager, GE South East Asia.
Pada 1996, dia memulai dunia usaha sebagai konsultan jasa dan
sekarang bergerak di bidang usaha pakaian/perlengkapan anak.

 3. MARTIN PANGGABEAN
Asisten Ahli bidang Ekonomi untuk DPP Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB).
Memperoleh PhD bidang Ekonomi dari Univ. of Illinois, Urbana-
Campaign USA dan bekerja beberapa tahun di Dep. Koperasi.
Selanjutnya terjun ke dalam bidang keuangan/sekuritas dan saat
ini menjadi Chief Economist Lippo Securities.

Mohon hadir tepat waktu.

Kontribusi: Rp 10,000/orang untuk biaya tempat dan snack

Terima kasih,
Koordinator TNC

Konfirmasi:
Sita  0811-177219
Benny 0811-966962
Nanda 0816-1800101





eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/kotak
http://www.egroups.com - Simplifying group communications









Click Here!
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/feui-today
www.egroups.com - Simplifying group communications





__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!





Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati

1999-05-26 Terurut Topik DEZIG!

-Original Message-
From: Martin Manurung [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, May 26, 1999 20:30
Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati


Riev:
Masalahnya putra-putri yang lain tidak berkesempatan jadi ketua PDI (partai
lama) dan tidak mengalami digusur paksa oleh pemerintah orba via Suryadi.
Justru dengan inilah Mega diuntungkan hal ini tidak dialami oleh Guntur,
Sukma, dan yang lainnya. Jangan lupa, istilah promeg tidak muncul setelah
jaman reformasi melainkan sebagai dukungan thd Mega dlm kasus Mega vs orba
pada waktu itu.


Martin:
Ya..., trus maksudnya apaan? Yang jelas, resistensi massa pendukung Mega
adalah salah satu faktor yang memperlemah kekuatan Soeharto


Wah.. bung Martin sepertinya sudah merasa paling pandai ya? Mungkin anda
perlu revisi penggunaan bahasa dalam menulis/posting e-mail. Karena kalimat
yang anda tuliskan seperti di atas dan di beberapa e-mail yang lalu berkesan
'arogan'. No offense, OK?! :-)
Soalnya waktu dulu-dulu bahasa anda masih rapih dan enak dibaca, tapi
sekarang kok berubah?
Saya kira maksud bung Arief cukup jelas kok..

Anyway, menurut saya, mbak Mega memang perlu memperlihatkan pada seluruh
rakyat Indonesia bahwa beliau mampu memimpin bangsa Indonesia, bukan hanya
kepada massa PDI Perjuangan saja. Bila mbak Mega tidak dapat memperlihatkan
atau dengan kata lain membuktikan kepada seluruh rakyat Indonesia, berarti
beliau memang hanya mampu memimpin sebatas partai PDI Perjuangan saja, yang
kebetulan massa-nya sangat besar.

Lalu saya perhatikan di kalangan masyarakat masih banyak yang bingung. Mau
pilih partai yang besar bagaimana? besar massa-nya saja? besar figurnya
saja? besar programnya saja? atau mungkin hanya besar cita-citanya saja?
Tolong jangan artikan beberapa kategori yang saya sebut di atas ini secara
harafiah.. karena saya hanya mampu menggambarkan seperti itu, bentuk-bentuk
yang ada di depan mata kebanyakan masyarakat kita sekarang ini.
Mudah-mudahan segalanya menjadi lebih jelas di hari-hari menjelang PEMILU
nanti.

peace,
DEZIG!



__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






[Kuli Tinta] Masih banyak yang enggak adil..

1999-05-26 Terurut Topik Wawan P. Siswoyo

Hi Miliser...
Ternyata masih banyak yang enggak bener yang terjadi di daerah-daerah dalam
Jelang Pemilu, terutama yang tidak terpantau oleh Pusat (Independent).
Sebagai contoh kasus, didaerah tempat saya dilahirkan sendiri :
Yang jadi Kepala Desa (Paman Sepupu saya), ada 6 Dusun (Kampung). 2 Kepala
Dusunnya juga masih ada hubungan kerabat dengan saya. (Makhlum satu kampung
kadang satu kekerabatan =).
Pada suatu hari, terjadi rapat aparat Desa beserta kepala dusunnya, Hasil
rapatnya :
"Bahwa di desa ini hanya tiga Partai yang diperbolehkan di colok, yaitu
P.Golkar (:(, PDI Perjuangan dan PPP."
Alkisah saya ada paman saya yang lain yang menjadi pengurus salah satu
partai politik di Kabupaten selain yang 3 diatas. Tentu sangat heran, sebab
Pusat aja bilang 48 partai, eh di desa yang begitu bilang hanya 3 yang
diakui. Yah marah tuh paman saya yang lain itu, Dilaporkannya hal itu ke
Pengurus Pusat Kabupaten partainya, langsung dilaporkan ke
PPD(?),Panwasda(?). Akhirnya Kades nya itu dipenringati, Akhirnya terjadi
permusuhan (sampai sekarang) antara paman-paman saya itu :(.
Aneh sesama saudara sendiri musuh-musuhan gara-gara Partai politik.
Kemudian ceritanya Kades di desa saya itu dapet dana bantuan JPS, Eh
dananya itu khan sebenernya ditujukan untuk membantu rakyat miskin buat
dana usaha (gitu yah ?), eh ternyata
dananya itu katanya mau dipake buat dana jalan desa... Terus biar dibilang
bahwa desa ini dibangun oleh partai X. Yah kaya dulu lagi kali yeh, Tapi
ternyata kerabat-kerabatnya yang sepaham dikasih pinjem juga tuh JPS :|.
Masih banyak slogan-slogan buat pembodohan rakyat di desa saya itu, kayak :
"KITA HARUS BERTERIMA KASIH PADA PARTAI X, SEBAB PARTAI X ITU TELAH
MEMBANGUN DESA KITA, BIKIN DESA TERANG SAMA LISTRIK DLL", Padahal khan
Partai X itu cuma pelaksana, Duitnya , tetap duit rakyat juga.. sam duit
negara.. Weleh-weleh... Biarpun Partai Y yang nanti mimpin, yah sama ,
cuman pelaksana aja.
HikUdah dulu ah...
terima aksih

Best Regards,
8^Þ
Wawan P. Siswoyo - Newbie



__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






[Kuli Tinta] Pokoknya yang bener saja !

1999-05-26 Terurut Topik Wawan P. Siswoyo

Hi Miliser...
Banyak sekali hal-hal yang aneh-aneh di Kancah politik kita, Menurut saya
loh.
Ada orang-orang (partai!) yang bilang, "KAMI AKAN MEMPERJUANGKAN KAUM
PETANI"
atau ada lagi "KAMI AKAN MEMPERJUANGKAN KAMU WANITA" dan macam-macam.
Kalo menurut saya sih yang harus diperjuangkan simple aja,
1. Semua golongan harus diperhatikan.
2. Kaum Wanita atau Pria yah siapa aja yang mampu, Kalo misalnya
seseorang (pria) lebih mampu dari seseorang (wanita), yah kasih kesempatan
sama pria, begitu juga sebaliknya. Jangan ada pemikiran sempit, segala
sesuatu
harus begini, atau begitu. Pokoknya bebas saja, siapa yang mampu, yah
silahkan. Siapa yang benar, yah itu yang dibela.
3. Kasih kesempatan kepada semua etnis (yang mampu!) untuk berpartisipasi
di kancah politik,sosial,budaya,ekonomi dll, baik itu sunda, jawa, irian,
atau tionghoa sekalipun.
Pokoknya adil lah,
Lihat di Malaysia. Seorang tahanan dikawal seorang keturunan India
(Polisi), pengacaranya etnis
Tionghoa, Hakimnya Melayu, jaksanya Keturunan Arab. Yang penting, siapa
yang mampu...yah silahkan.

DAN LAIN-LAIN...
Jangan ada kalimat, "SAYA AKAN MEMPERJUANGKAN KAUM LAKI-LAKI", Kalo begitu
kasian dong yang wanita :)
Pokoknya, yang harus diperjuangkan yah segala sesuatu yang benar, berguna
*yang baik-baik*
dan tidak melihat golongan tertentu, semua golongan kalo dia bener yah
mesti dibela.
Bukan begeto ?
Udah dulu ah...
Terima kasih...

Best Regards,
8^Þ
Wawan P. Siswoyo, Warga Negara Indonesia
Tinggal di Bandung...



__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati

1999-05-26 Terurut Topik bRidWaN



Setuju bung Martin..
Pokoknya : " ASAL JANGAN ORANG LAMA "

Salam,
bRidWaN
Golongan Anti Orang lama


At 07:03 PM 5/26/99 +0700, Martin Manurung wrote:
"Kriteria" Bung Iwan ini tepat..., so far.., Megawati adalah orang yang
telah berangkat dari "ibu rumah tangga" (saya tidak pakai "saja", karena
seolah-solah meremehkan posisi Ibu rumah tangga) menjadi pemimpin yang
paling berpengaruh di Indonesia setelah melalui serangkaian protes, upaya
kasar penjatuhan, krisis, di hajar di segala forum, dan dimata-matai oleh
rejim militer. Dia telah lulus, dan lahir menjadi pemimpin. Admit it...! She
is the strongest candidate for the next president.. I'll support her, and
Amien Rais, and Gus Dur.

Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin

Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN!
Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB)
Kunjungi http://come.to/forma-kub  E-mail: [EMAIL PROTECTED]


-Original Message-
From: iwans [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: 26 Mei 1999 18:37
Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati


Resiko seorang pemimpin (atau calon pemimpin) adalah selalu siap disorot
masyarakat.
Selalu siap untuk dibuka borok-boroknya.
Selalu siap untuk dihajar di forum manapun.
Dan dia juga harus selalu siap menghadapinya.

Kalau dia lulus. Itu berarti dia benar-benar pantas memimpin, apalagi
memimpin negeri dengan 200 juta penduduk ! Kalau nggak tahan dikritik,
jangan
mencoba jadi pemimpin. Jadilah Ibu rumah tangga saja.


__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!







__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






[Kuli Tinta] Golkar dan Reformasi

1999-05-26 Terurut Topik iwans

Ini hasil ngobrol saya di warung kopi sebelah kantor :

Kalau kita bersedia bertindak adil, Reformasi tidak berarti harus Golkar
yang kalah (saya sama sekali bukan pendukung golkar lho, dengan
menyatakan hal itu), namun kita tetap harus berpikir positif dan
realistik saja. Menurut saya, Golkar yang sekarang agak lebih baik dari
Golkar yang
lama, karena kroco-kroco Golkar sudah banyak yang keluar, seperti Hayono
Isman, Try Soetrisno, Rudini, Edi Sudrajat, Cahyo Kumolo, dll.

Mereka inilah yang dulu membesarkan Golkar, menyanjung-nyanjung Golkar
dan Pak Harto, serta ikut andil menciptakan status quo, sekarang berlaku
seolah-olah orang yang bersih, pro reformasi, anti status quo, dll.
Ibarat orang lempar batu sembunyi tangan. Dari segi organisasi atau
komunitas, mereka dapat dikategorikan sebagai "pengkhianat". Apalagi
yang kemudian justru menyelundup dan mengungsi ke dalam tubuh organisasi
yang pernah dikuyo-kuyo oleh tangan mereka seperti PDI Perjuangan.

Mari berdiskusi 



__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!





Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS beware to be a President

1999-05-26 Terurut Topik iwans

Para Internaut yang budiman,

Betul, sungguh tak adil. Dan biarkan saja seperti itu. Nggak usah diperbandingkan.
Kita maklum-maklum saja. Kalau memang prosesnya jujur, adil dan demokratis maka
silahkan Megawati ke Istana Negara. Tercapai juga ambisinya untuk kembali ke
Istana Negara, tempat yang pernah menjadi taman bermainnya waktu kecil. Mungkin
dia ingin bernostalgia dan balik ke istana. Maklumlah, istana tentu punya banyak
kenangan untuknya. Wow, keren !

Yang jelas kita harus segera ucapkan selamat untuk Megawati yang berhasil menyodok
Amien Rais dan semua calon Presiden lainnya sehingga di MPR berhasil gol menjadi
Presiden. Yang jelas kalau Megawati jadi Presiden maka Amien akan jadi pemimpin
oposisi. Sesuai dengan janjinya toh? Asyik, akhirnya kita punya pemimpin oposisi
yang jauh lebih berkelas dibandingkan presidennya. Tentu akan gayeng sekali
melihat Presiden Megawati dikritik habis-habisan lewat koran, majalah, TV dan
sebagainya itu termasuk media yang meneropong kehidupan pribadinya. Juga melihat
Presiden Megawati yang menolak diwawancarai langsung oleh media massa atau diajak
berdebat di depan umum oleh para pemimpin oposisi.

Coba, saya mau lihat apakah Presiden Megawati akan tahan dihujat terus-menerus dan
tidak membreidel media massa yang menghujat dia ? Saya mau lihat apakah
Menteri-menteri yang diangkat olehnya mampu dalam enam bulan menyelesaikan krisis
ekonomi sebagaimana yang dijanjikan semua juru kampanye PDI Perjuangan dalam
setiap kampanyenya ? Saya mau lihat apakah MPR yang kini bersidang sedikitnya satu
tahun sekali itu bisa bertahan untuk tidak melakukan impeachment terhadap Kepala
Negara ?

Kalau Amien Rais kalah dan benar-benar batal jadi Presiden RI serta menjadi
pemimpin oposisi maka pada saat itulah kita bisa punya pengalaman bagaimana
menjadi oposisi yang baik. Dan karena Megawati yang menjadi Presiden maka sederet
besar partai Islam yang sejak pagi-pagi tidak mendukung Presiden dari kalangan
wanita pasti juga akan ikut menjadi oposisi.

Kabinet Megawati saya ramalkan akan didukung oleh PKB, PDI Perjuangan sendiri,
ABRI, PKP dan kelompok nasionalis lainnya. Perilaku mereka harus kita awasi terus
agar tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Kalau Megawati kemudian
menempuh cara-cara otoriter seperti bapaknya karena gerah menghadapi kritik dari
rakyatnya maka ayo kita kerahkan sejuta massa lagi untuk menumbangkan dirinya.
Nggak perlu lagi menunggu Pemilu 2004.

Gimana, dengan bayangan seperti itu ? Siap nggak kita. Kalau siap, ya ayo. Monggoh
saja Presiden Megawati melenggang ke Istana negara. Hanya saja hitung-hitungannya
sekarang berapa lama dia tahan mendengar kritikan, hujatan dan cercaan lewat media
massa atas tindak tanduknya sebagai Presiden dan kepala negara. Apalagi kalau
ternyata orang-orang PDI Perjuangan lantas
melakukan balas dendam politik, wah lebih ngeri lagi. Mudah-mudahan nggak terjadi,
karena itu sulit saya bayangkan.

(Mendadak daku terbangun . oh cuma mimpi toh. Alhamdulillah !)

[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan
 Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama
 Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti
 kedodoran.

 Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega.
 1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta.
 2. Tahu diri.

 Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai pemimpin --
 akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus
 menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi
 Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan.

 Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat
 SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya
 yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat itu.

 Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan
 PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati
 Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan
 kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini
 diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara.

 salam,
 ramadhan

 In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
 writes:

 
  SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH
  
   ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI
  
   1.Pendidikan Formal
  
   AMIEN RAIS :
   * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
   * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
   * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA
   * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi
  tentang
   "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir"
   * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa)
  
   MEGAWATI :
   * SMA
  
   2. Karya Tulis
  
   AMIEN RAIS :
   * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, 

Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya

1999-05-26 Terurut Topik Hercule Poirot

Saudara Iwan, terima kasih atas informasinya.
Saya kira inilah yang perlu dilakukan. Tujuan mengadu domba
itu perlu segere dicegah. Saya capai mendengar informasi
dari tanah air tentang orang-orang yang dibunuh, berkelahi,
dijarah, dan diperkosa.

Jangan lagi ada yang memfitnah dan mengadu domba.

Hercule Poirot:



From: iwans [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Kuli Tinta] FW:  Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
Date: Wed, 26 May 1999 16:12:56 +0700

Saya setuju dengan anda Bung Satir,

Alamat-alamat diatas fiktif semua ! Sudah dicek. Beberapa alamat yang 
ditulis
disitu ternyata alamat Panti Asuhan Yatim Piatu (Ya Allah, betapa bejatnya
pembuat tulisan itu). Yang lainnya semua meragukan. Nama-nama yang ada 
disitu
juga sama sekali tidak benar. Semuanya fiktif. Semuanya bohong. Semuanya 
untuk
mengadu-domba umat Islam, Kristen dan kaum nasionalis.
Pembuat email tersebut adalah pengkhianat ! Gila kali dia.

Iwan

Satir Hasibuan - Tripatra wrote:

  Sudah mulai kelihatan belangnya :
 
  Sumbernya ustadz NU. dan beritanya disampaikan melalui kawan kita 
yang
  Tionghoa, dugaan saya, ini representasi dari partainya Gusdur (PKB).
 
  Ditengah, pelaksana di atas kertas, orang KISDI -- PBB, dan  di akhir
  surat, semuanya ada keterkaitan dengan PPP.
 
  Adu domba nih ye...
  Dari tanggalnya... strategi untuk menggagalkan pemilu..
 
  Tulisannya kurang profesional, banyak salah-salahnya, terutama istilah
  fisabilillah, dll...
 
  Hati-hatilah dan waspadalah saudaraku semuanya, sebangsa dan setanah 
air.
 
  Wassalam,
  Satir
  Orang Partai Keadilan (PK)
 
  nb : Saya tujukan juga mail ini ke Presdien PK, semoga jadi bahan/topik
  diskusi/kampanye, untuk menenangkan suasana. Insha Allah, umat Islam
  bertanggung jawab atas ketentraman dan keamanan golongan minoritas di 
negeri
  ini tanpa mengenal suku, agama, ras, dan golongan.
 
   --
   From: Wenita[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
   Reply To: [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Tuesday, May 25, 1999 9:09 AM
   To:   'TI Binus'91'; '[EMAIL PROTECTED]'
   Subject:  [Kuli Tinta] FW:  Tolong forward mail ini ! 
sebanyak2nya
  
  
  
   --
   From: Alina
   Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:34 AM
   To:   Purnawarman M.T.E.S; Wenita; TS Tadjoedin
   Subject:   Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
  
  
  
   --
   From: Sugito
   Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:31 AM
   To:   Alina
   Subject:  FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
  
  
  
   --
   From: Andi Lie
   Sent: Monday, May 24, 1999 4:10 PM
   To:   Sugito; '[EMAIL PROTECTED]'; '[EMAIL PROTECTED]'
   Subject:  Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya
  
   LAPORAN HASIL TEMU WICARA dengan Sdr. Ustad Lukman Mas Said (NU)
  
   Berdasarkan hasil investigasi sdr Lukman
   menginformasikan tentang situasi saat ini, pra-
   Pemilu sampai panca Pemilu adalah teramat
   mengkhawatirkan terutama terhadap golongan
   golongan keturunan Cina, bahwa ada sekelompok orang yaitu golongan 
Islam
   Fudamental yang teramat menginginkan hilangnya golongan keturunan Cina
   dari
   Bumi Indonesia.
  
   Laporan itu antara lain :
  
   * Didaerah Kampung Bandan, Jakarta Utara dan Rawa Buaya, Jakarta Barat
   telah
   lama diadakannya pelatihan cara2 membongkar
   pintu serta cara2 membunuh orang
   (Musollah AlFalak)
  
   * Mereka membentuk regu2 terdiri dari :
  
   Regu penghancuran/penyerangan rumah-rumah 1-5 orang/regu
   Regu penyerangan/penjarahan toko-toko 10-15 orang/regu
  
   * Target tiap2 regu dapat membunuh 2 laki2 Cina
  
   * Didaerah Bongkaran Tanah Abang, selalu
   diadakan briefing menanamkan kebencian terhadap etnis Cina
  
   Para peserta diberi imbalan Rp. 5.000,-/hari
   dan Rp. 200.000,- untuk para pembunuh (saluran utama adalah pembunuh
   (sasaran utama adalah pemilik toko/Boss)
  
   * Di Jl.Mangga Besar IX (Gg. Losufan), ada
   musolah kecil yang mengadakan indoktrinasi kebencian terhadap golongan
   terhadap golongan Cina (tiap hari)
  
   * Cililitan, ada pembinaan terhadap anak2
   sekolah dan mahasiswa2 untuk membenci
   dan menghancurkan golongan Cina (IKIP  IAIN)
  
   * Bekasi, di Perum Pekayon dimana diadakan
   pendidikan Ustad2 muda untuk meyebarkan
   doktrin2  anti Cina.
  
   * Kebayoran Lama dan Petogogar, hal serupa juga dilakukan oleh seorang
   Padang ex Masyumi
  
   * Mesjid di Jl.Kebahagiaan (Kerukut)
  
   * Terdapat 8000-9000 pengajian2 yang isinya
   adalah pengindoktrinasian Anti Cina
  
   * Adanya/dibentuknya Pasukan Wisabihillah/Pasukan Jihad Pusat di Jl.
   Warakas
   Tanjung Priok, dalam hal ini KISDI (Faisal Biki) sebagai pelaksana 
sana
   diatas kertas.
  
   * Dead Line / hari H -/+ 3 hari dari Pemilu
   perkiraan antara tgl 4-10 Juni 1999.
  
   * Prioritas hari pertama : Mangga Dua,
   Pademangan dan Gunung Sahari, arah
   pegeraka
   n dari Tanjung Priok, sasaran lainnya, Pertokoan2, 

Re: [Kuli Tinta] Golkar dan Reformasi

1999-05-26 Terurut Topik Hercule Poirot

Saudara Iwan, ada beberapa hal yang membuat saya sepakat dengan
apa yang saudara sampaikan. Golkar secara institusi memang pernah
bikin orang lain babak-belur.

Tapi mari kita lihat dengan hati tanpa memihak. Dalam artian,
meski kita mendukung Megawati, Amien Rais, atau Hamzah Haz,
dalam melihat Golkar kali ini mari kita berpikir "ala cende-
kiawan". Berani mengatakan benar kalau memang benar.

Tindakan Golkar pasca reformasi, sempat membuat saya gembira.
Apalagi setelah orang-orang yang dulu 'menciumi' tangan
Soeharto terdepak sejak munaslub Golkar yang lalu. Kelompok
yang dimotori Edi Seodrajat, setelah kalah dalam bersaing
dengan kelompok Akbar, mendirikan partai sendiri. Bila memang
yang mereka cari adalah memperbaiki Golkar setelah dihujat
sana-sini, tentunya mereka bertahan di Golkar dengan melakukan
perbaikan dari dalam shg rakyat terbuka hatinya bahwa Golkar
telah melakukan metamorphosa.

Individu spt Try Seotrisno, mencium-cium tangan Soeharto meski
jadi sudah jadi Pangab [bikin malu aja], sekarang berteriak-teriak
lantang soal reformasi adalah pemain "lenong" yang kahabisan
penonton.

Marilah kita lihat Golkar secara adil. Dosa masa lalu Golkar memang
masih melekat di pundak mereka yang sekarang meneruskan kepemimpinan.
Tapi saya menaruh penghargaan yang tinggi thd mereka yang meski
dihujat sana-sini tetap bertahan untuk melakukan perbaikan dari
dalam.

Lihatlah orang Golkar spt Marzuki Darusman, lihat juga yang lain
spt Adi Sasono [yg dianugerahi gelar the most dangerous man].
Dan juga yang lain. Tekad mereka untuk menegakkan keadilan nampak
dari kegiatannya sehari-hari.

Golkar sebagai orospol di bawah Soeharto memang amat sangat amburadul.
Tapi mari kita lihat Golkar yang sekarang. Pintu demokrasi dibuka.
Usaha perbaikan ekonomi terlihat membaik [nilai rupiah menguat,
laju inflasi ditekan, bahkan sempat minus], kebebasan pers dibuka,
hampir semua tapol napol politik dilepas. Pegawai negeri diancam
akan dipecat kalau memihak partai Golkar [ancaman Mendagri]. Usulan
RUU agar pemilu berdasarkan sistem distrik berasal dari pemerintah
[ini menjamin wakil terpilih benar-benar dikenal pemilih dan berjuang
untuk daerah yang dipilihnya; tapi ditolak parpol lain kawatir tak
kebagian kursi]. Bahkan akhir-akhir ini Habibie meluncurkan ide
sangat cemerlang. Golonga WNI diakui sebagaimana suku bangsa yang
lain plus segala atribut dan budaya yang dimilikinya. Habibie juga
mencetuskan pemilihan president secara langsung dan amandment UUD'45.
Habibie memberikan opsi menarik untuk teman-teman di TimTim.

Pemikiran dan tindakan Habibie bersama Golkar diatas menunjukkan
adanya langkah-langkah reformasi yang positif. Mengapa orang tidak
mau mengakui bahwa hal-hal di atas adalah langkah reformatif. Orang
masih saja berpikir dengan pola lama, bahwa Golkar adalah status
quo yang buruk dan harus dihajar, disingkirkan. Padahal, apa yang
dilakukan Golkar dengan Habibie pada tahun pertama itu sungguh
prestasi luar biasa. Mengapa kita menutup mata thd kenyataan ini???

Saya memisahkan Golkar saat di bawah Soeharto dan kroconya, dan
Golkar di bawah Akbar Tanjung. Secara organisasi...mereka juga sudah
berbeda. Yang pertama Golkar  [Soeharto], yang satu adalah
Partai Golkar [Akbar Tanjung].

Kalau di kalangan masyarakat ada yang berpendapat bahwa mereka
harus memilih Golkar karena listrik, jalan, dsb ini dibangun oleh
Golkar, masyarakat tsb yang perlu disadarkan lewat pendidikan
politik yang benar. Tapi kita tak bisa menyalahkan Partai Golkar
yang sekarang.

Demikian tanggapan saya saudara Iwans, mohon dikoreksi kalau
ada yang keliru. Saya sendiri hanya melihat partai-partai lewat
pemberitaan. Saudara yang di tanah air bisa melihat dengan mata
kepala sendiri mungkin punya cara pandang yang beda.
Terima kasih.

Note:
Tanggapan ini mohon tidak disikapi sebagai upaya kampanye Golkar.
Frankly, saya don't care partai apa yang akan menang. Saya hanya
melihatnya dengan kaca mata akademis [tak memihak].

Hercule Poirot:
  "...If we know what we are searching for,
  it is no longer mysteri..."





From: iwans [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Kuli Tinta] Golkar dan Reformasi
Date: Thu, 27 May 1999 01:29:04 +0700

Ini hasil ngobrol saya di warung kopi sebelah kantor :

Kalau kita bersedia bertindak adil, Reformasi tidak berarti harus Golkar
yang kalah (saya sama sekali bukan pendukung golkar lho, dengan
menyatakan hal itu), namun kita tetap harus berpikir positif dan
realistik saja. Menurut saya, Golkar yang sekarang agak lebih baik dari
Golkar yang
lama, karena kroco-kroco Golkar sudah banyak yang keluar, seperti Hayono
Isman, Try Soetrisno, Rudini, Edi Sudrajat, Cahyo Kumolo, dll.

Mereka inilah yang dulu membesarkan Golkar, menyanjung-nyanjung Golkar
dan Pak Harto, serta ikut andil menciptakan status quo, sekarang berlaku
seolah-olah orang yang bersih, pro reformasi, anti status quo, dll.
Ibarat orang lempar batu sembunyi tangan. Dari segi organisasi atau
komunitas, mereka 

[Kuli Tinta] Fenomena Marzuki [Re: Golkar dan Reformasi]

1999-05-26 Terurut Topik M Gunadi Henoch

From: "Hercule Poirot" [EMAIL PROTECTED]
Lihatlah orang Golkar spt Marzuki Darusman, lihat juga yang lain
spt Adi Sasono [yg dianugerahi gelar the most dangerous man].
Dan juga yang lain. Tekad mereka untuk menegakkan keadilan nampak dari 
kegiatannya sehari-hari.
Saya memisahkan Golkar saat di bawah Soeharto dan kroconya, dan Golkar di 
bawah Akbar Tanjung. Secara organisasi...mereka juga sudahberbeda. Yang 
pertama Golkar  [Soeharto], yang satu adalah Partai Golkar [Akbar 
Tanjung].

Mari kita bahas fenomena Marzuki Darusman di dalam tubuh Golkar, kaitannya 
dengan Akbar dan isu Habibie.

1. Bagaimana mungkin seorang Marzuki bisa berjas hitam sendirian di tengah 
pengurus lainnya yang berjas kuning? Simbol apa yang hendak disampaikannya?
2. Apakah Marzuki bersandiwara politik ketika ia dengan getol mendesakkan 
perlunya calon presiden lebih dari satu instead of Habibie seorang?
3. Bagaimana mungkin seorang ketua fraksi Karya Pembangunan di MPR 
berkampanye tentang hal itu dan Habibie himself tidak keberatan?
4. Sejauh mana hubungan baik Akbar-Marzuki (mereka kawan sejak mahasiswa) 
menjadi faktor tersembunyi yang menentukan dalam politik Golkar yang mereka 
mainkan?
5. Tidakkah pencalonan Habibie sebagai presiden oleh Golkar justru memberi 
peluang sasaran tembak oleh parpol lainnya, dan memberi peluang naiknya 
popularitas partai lainnya, serta memberi momentum aliansi strategis 
PAN-PKB-PDI-P dan aliansi kedua PPP-PAN-PK?? Apakah Golkar sebodoh itu 
dengan mencalonkan Habibie karena AKbar setahu saya bukanlah politisi 
kemarin sore.
6. Jika Akbar bukan orang bodoh, agenda tersembunyi apa yang tengah 
dimainkannya melalui pengajuan nama Habibie? Membusukkan nama Habibie? 
Sehingga dalam rapim sebelum SU MPR akhirnya desakan untuk menyingkirkan 
nama Habibie muncul sendiri dari bawah setelah para pengurus melihat betapa 
tidak menjualnya nama itu.
7. Lalu apa setelah itu? AKbar mengharapkan namanya sendiri dimajukan? 
Memangnya seberapa besar dukungan grass roots Golkar terhadapnya? DPD, DPC?
8. Atau, PERTANYAAN TERPENTING; Apakah ia cuma mau jadi broker politik? 
Sadar bahwa ia tidak mungkin naik jadi presiden (karena citra masa lalu 
Golkar di mata rakyat) dan tidak mungkin pula Golkar memimpin kabinet, ia 
akan bernegosiasi dengan pemenang mayoritas pemilu (yang tidaklah sama 
dengan penguasaan MPR) untuk mendapatkan kurs-kursi menteri.
Marzuki sendiri sudah aman di kursinya yang lain, Ketua KOmnas yang akan 
memiliki wewenang luar biasa setelah UU itu disahkan.

Apa pendapat netters?


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






RE: [Kuli Tinta] Penggabungan Milis?

1999-05-26 Terurut Topik Prijo Sambodo

Kalau saya tidak melihat ada manfaat bagi peserta milis
[EMAIL PROTECTED] Kenapa ?   toh penggabungan ini hanya akan
menguntungkan peserta korps pemilih saja secara sepihak. Lihat saja bila
kita postingkan e-mail ke kuli-tinta maka secara otomatis korps pemilih
dapat juga membacanya, tetapi bila seseorang memposting e-mail ke korps
pemilih hanya mereka saja yang dapat membacanya (sesuai penjelasan bung
owner), kalau mau gabung ya gabunglah apa yang didapat secara bersama, bisa
kita bahas bersama-sama, jangan mereka bisa membaca di kuli tinta tapi punya
mereka tidak bisa kita baca ..?

Salam reformasi



 --
 From: Franca A.S. Wenas[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, 26 May 1999 16:32
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  RE: [Kuli Tinta] Penggabungan Milis?
 
 Sorry ... I'm  a new comer. 
 Tolong jelaskan ...siapakah Korps Pemilih itu, sehingga dapat diketahui
 manfaat 'subscribe' ini.
 Terima kasih.
 
 
 
   -Original Message-
   From:   Hotman Silalahi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
   Sent:   Wednesday, May 26, 1999 9:59 AM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject:Re: [Kuli Tinta] Penggabungan Milis?
 
   Pada dasarnya saya, pribadi, setuju kalau milis Korps Pemilih
 disubscribe
   ke milis Kuli Tinta ini dan ini juga berguna untuk memperluas
 wawasan
   peserta milis Kuli Tinta ini.
 
   Terimakasih
 
   On Fri, 21 May 1999 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Yth. Peserta Milis.

Ada usulan dari saudara Iwan untuk memasukkan alamat milis Korps
 Pemilih sebagai anggota Milis Kuli Tinta. Namun, ada anggota milis Kuli
 Tinta yang tampaknya kurang setuju. Karena itu, moderator memberikan
 kesempatan kepada semua peserta milis untuk memberikan pendapat.

Hal yang perlu diperhatikan adalah; bila alamat e-mail milis Korps
 Pemilih disubscribe ke Kuli Tinta.., maka bila ada posting yang HANYA
 ditujukan ke Korps Pemilih, tidak akan masuk ke milis Kuli Tinta. Tetapi
 bila posting ditujukan ke milis Kuli Tinta.., maka otomatis akan masuk ke
 milis Korps Pemilih. Kira-kira begitulah "perjalanan" e-mail yang akan
 terjadi bila milis Korps Pemilih dijadikan anggota milis Kuli Tinta. Itu
 secara teknis.

Secara substansial, tentu ada perbedaan tujuan dan spesifikasi
 kuli-tinta dengan korps pemilih. Alasan ini pun patut dijadikan
 pertimbangan
 apakah usulan saudara Iwan itu dapat dilakukan.

Demikian, ditunggu komentar lainnya dari peserta milis.

Moderator
   
 __
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!





 
 
   
 __
   To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
   To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 
   Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
 
 
   
 
 __
 To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 
 Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
 
 
 
 

__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






RE: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS

1999-05-26 Terurut Topik Joost A. Nelwan

Alangkah indah perbandingannya (nampaknya lengkap dan ilmiah). Kita masih
harus mempelajari apakah isnya akurat atau tidak.
Namun jangan kita lupakan bahwa politik itu tidak sama dengan matematika. 10
+ 10 belum tentu lebih besar dari 1 + 1.
Masyarakat dalam memilih pimpinannya kadang-kadang ibarat seseorang memilih
pasangannya. Kalau kita memakai rumus matematika, kemungkinannya hanya para
bintang film saja yang sanggup membentuk kehidupan berkeluarga. Tetapi
kenyataannya kehidupan berkeluarga para selebritis (yang relatif penuh
dengan kelebihannya) belum tentu sebahagia kehidupan berkeluarga rakyat
banyak. Masing-masing orang mempunyai pendapat tentang bahagia itu. Begitu
juga tiap orang mempunyai titik tolak masing-masing dalam menentukan
pimpinannya.

Bagaimanapun, pembanding itu bagus untuk ditampilkan. Tiap orang bebas untuk
mengemukakan pendapatnya. Tidak ada yg tidak rasional dalam menentukan
pilihan dalam Pemilu nanti. Kita sudah hidup dalam alam Demokrasi, bukan?
Hidup Reformasi!

Salam,
Joost A. Nelwan

 --
 From: Martin Manurung[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, May 27, 1999 12:12 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
 
 Ah.. itu omongan Bullshit.. capek lah dengerinnya... sederhana saja; masak
 megawati tidak pernah dapat penghargaan apa-apa? Apa tidak ingat,
 baru-baru
 ini Megawati dapat penghargaan dari India dan menjadi nominator Hadiah
 Nobel..
 Tapi, okelah.., saya tidak mau dijebak untuk mempertentangkan Amien dan
 Mega.., ini taktik status quo yang ingin memecah kelompok anti status
 quo..
 Mereka ketakutan pada komunike bersama Mega-Amien-Gus Dur...  Amien
 sendiri
 di UI sama-sekali tidak mau dijebak ketika seorang penanya mencoba membawa
 dia mempertentangkannya dengan Mega dan Gus Dur.., dan atas posisi Amien
 itu, saya sangat kagum dan mengacungkan jempol..
 
 Hidup Amien Rais, Hidup Megawati dan Hidup Gus Dur!!
 
 Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin
 
 Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN!
 Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB)
 Kunjungi http://come.to/forma-kub  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
 
 
 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Date: 26 Mei 1999 23:34
 Subject: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
 
 
 Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan
 dengan
 Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama
 Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti
 kedodoran.
 
 Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega.
 1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta.
 2. Tahu diri.
 
 Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai
 pemimpin --
 akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus
 menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega
 jadi
 Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan.
 
 Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat
 SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin
 partainya
 yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat
 itu.
 
 Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu.
 Biarkan
 PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati
 Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan
 dan
 kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara
 ini
 diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara.
 
 salam,
 ramadhan
 
 
 In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
 writes:
 
 
 SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH
 
  ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI
 
  1.Pendidikan Formal
 
  AMIEN RAIS :
  * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
  * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
  * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA
  * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi
 tentang
  "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir"
  * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa)
 
  MEGAWATI :
  * SMA
 
  2. Karya Tulis
 
  AMIEN RAIS :
  * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah,
 Tugas
  Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik
  Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996)
 
  MEGAWATI :
  * Tidak ada
 
  3. Pekerjaan
 
  AMIEN RAIS :
  * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai
  ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM)
 
  MEGAWATI :
 
  *Ibu rumah tangga
 
  4. Organisasi yang membesarkan
 
  AMIEN RAIS :
  *Muhammadiyah
  *ICMI
 
  MEGAWATI
  * PDI
 
  5. Penghargaan yang pernah didapat
 
  AMIEN RAIS :
  * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa
  * "Tokoh Tahun 

Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya

1999-05-26 Terurut Topik dsuartyo


Temen-temen anggota Millis, kayaknya isu kita kemarin udah bocor nih..
bahkan
udah ada di milling listnya Indonews... saya kutipkan beritanya dibawah
ini..
wah bagaimana ini ?
bahkan nama millis kita juga ada didalamnya dan sumbernya malah dari
sini...
jangan-jangan nanti malah kita yang dituduh provokator
sekian dulu...

Regards..

Dave

---

BEREDAR ISU RUSUH 4-10 JUNI

JAKARTA (SiaR, 26/5/99), Isu bakal terjadi kerusuhan dengan sasaran
etnis Cina di kawasan Jakarta Utara merebak belakangan ini. Isu itu
menyebutkan kalangan radikal belakangan ini melatih para anggotanya di
berbagai tempat, termasuk di Warakas, Jakarta Utara. Warakas adalah wilayah
di mana terdapat konsentrasi massa PPP dan PDI Perjuangan. Sasaran
kerusuhan ini tak beda dengan sasaran kerusuhan Mei tahun lalu, yakni
pertokoan di Glodok, Kota, Mangga Dua dan sekitarnya.

Berdasar sebuah informasi yang kemudian dilansir dalam sebuah
mailing-list di internet malah menyebutkan dengan jelas, tempat-tempat di
mana orang-orang dari kelompok-kelompok radikal ini dilatih. Menurut
informasi itu diperolehnya dari seorang kiai Nahdlatul Ulama.

"Kuli Tinta" bahkan menyebut sejumlah kelompok Islam, seperti KISDI
dan Kelompok Amir Biki terlibat dalam pelatihan-pelatihan itu. Kerusuhan
itu, juga dikabarkan akan melibatkan massa PPP.

Menurut skenario, antara 4 hingga 10 Juni, kelompok terlatih akan
memulai aksi penjarahan, pembakaran dan pembunuhan. Kelompok lainnya akan
menggerakkan massa. Targetnya kerusuhan besar yang menjalar ke seluruh
Jakarta seperti Mei 1998 lalu.

Sumber  kepolisian di Jakarta yang dihubungi SiaR menyebutkan,
pihak keamanan sudah mengendus gelagat itu dan telah menyiagakan pasukannya
antara tanggal 4 hingga 10 Juni 1999.

Kelompok terlatih yang dalam kerusuhan itu akan bertindak sebagai
provokator, ungkap kiai tersebut, adalah juga yang berperan dalam kerusuhan
Mei tahun 1998 lalu, serta kerusuhan-kerusuhan lainnya di berbagai daerah
di Indonesia. Kelompok ini, merupakan pasukan siluman yang kepiawaiannya
melebihi satuan paling elit di Korps Baret Merah, Detasemen 81. Kelompok
terlatih ini dibentuk Prabowo ketika dirinya masih menjabat sebagai Danjen
Kopassus. Satuan ini juga yang diduga menjadi penggerak pembantaian para
kiai dan dukun santet di Banyuwangi dan Ciamis.

Sumber itu menganjurkan agar masyarakat waspada. Sumber kepolisian
itu juga mengatakan agar satuan-satuan tugas partai ikut berperan mencegah
terjadinya kerusuhan, jika apa yang dikabarkan ada pihak-pihak yang akan
mengacau Jakarta itu benar-benar melakukan aksinya.

Menurut kiai tersebut, tujuan kerusuhan itu jelas untuk
menggagalkan seluruh proses penyelenggaraan Pemilu 1999, sehingga kekuatan
status quo dapat terus memegang kendali pemerintahan di Indonesia.***



__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS

1999-05-26 Terurut Topik iwans

Maklumlah Bung Joost, kalau orang sudah jatuh hati pada seseuatu memang nggak
bisa berfikir secara rasional lagi. Yang penting, ya pokoknya ... ! Apalagi
pendukung berat Megawati macam Martin Manurung ini, hahahaha.

Apapun yang kita katakan tentang Megawati, pada prinsipnya dalam citra
fikirannya sudah terbentuk pikiran "pokoknya Presiden saya mendatang adalah
Megawati  peduli amat apa kata orang lain ."

Jadi jangan heran kalau ada posting yang menyerang Megawati langsung saja
ditanggapi dengan kereng. Tapi tak apalah, saya jadi makin seneng nggodain anak
muda satu itu (lha usianya sama dengan adik saya paling bungsu, jeee .
setelah saya buka homepagenya) .

Tetap berfikir arif dan waras !

Joost A. Nelwan wrote:

 Alangkah indah perbandingannya (nampaknya lengkap dan ilmiah). Kita masih
 harus mempelajari apakah isnya akurat atau tidak.
 Namun jangan kita lupakan bahwa politik itu tidak sama dengan matematika. 10
 + 10 belum tentu lebih besar dari 1 + 1.
 Masyarakat dalam memilih pimpinannya kadang-kadang ibarat seseorang memilih
 pasangannya. Kalau kita memakai rumus matematika, kemungkinannya hanya para
 bintang film saja yang sanggup membentuk kehidupan berkeluarga. Tetapi
 kenyataannya kehidupan berkeluarga para selebritis (yang relatif penuh
 dengan kelebihannya) belum tentu sebahagia kehidupan berkeluarga rakyat
 banyak. Masing-masing orang mempunyai pendapat tentang bahagia itu. Begitu
 juga tiap orang mempunyai titik tolak masing-masing dalam menentukan
 pimpinannya.

 Bagaimanapun, pembanding itu bagus untuk ditampilkan. Tiap orang bebas untuk
 mengemukakan pendapatnya. Tidak ada yg tidak rasional dalam menentukan
 pilihan dalam Pemilu nanti. Kita sudah hidup dalam alam Demokrasi, bukan?
 Hidup Reformasi!

 Salam,
 Joost A. Nelwan

  --
  From: Martin Manurung[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
  Reply To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, May 27, 1999 12:12 AM
  To:   [EMAIL PROTECTED]
  Subject:  Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
 
  Ah.. itu omongan Bullshit.. capek lah dengerinnya... sederhana saja; masak
  megawati tidak pernah dapat penghargaan apa-apa? Apa tidak ingat,
  baru-baru
  ini Megawati dapat penghargaan dari India dan menjadi nominator Hadiah
  Nobel..
  Tapi, okelah.., saya tidak mau dijebak untuk mempertentangkan Amien dan
  Mega.., ini taktik status quo yang ingin memecah kelompok anti status
  quo..
  Mereka ketakutan pada komunike bersama Mega-Amien-Gus Dur...  Amien
  sendiri
  di UI sama-sekali tidak mau dijebak ketika seorang penanya mencoba membawa
  dia mempertentangkannya dengan Mega dan Gus Dur.., dan atas posisi Amien
  itu, saya sangat kagum dan mengacungkan jempol..
 
  Hidup Amien Rais, Hidup Megawati dan Hidup Gus Dur!!
 
  Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin
  
  Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN!
  Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB)
  Kunjungi http://come.to/forma-kub  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
 
 
  -Original Message-
  From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
  Date: 26 Mei 1999 23:34
  Subject: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
 
 
  Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan
  dengan
  Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama
  Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti
  kedodoran.
 
  Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega.
  1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta.
  2. Tahu diri.
 
  Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai
  pemimpin --
  akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus
  menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega
  jadi
  Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan.
 
  Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat
  SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin
  partainya
  yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat
  itu.
 
  Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu.
  Biarkan
  PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati
  Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan
  dan
  kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara
  ini
  diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara.
 
  salam,
  ramadhan
 
 
  In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
  writes:
 
  
  SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH
  
   ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI
  
   1.Pendidikan Formal
  
   AMIEN RAIS :
   * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
   * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
   * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA
   * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of 

Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya

1999-05-26 Terurut Topik dsuartyo


Wah, keliatannya udah mulai keliatan nih belangnya tentang e-mail
tersebut..
sekarang kita jangan melihat si pengirimannya dong yang salah (saudara/i
Wenita), justru kita harus tau dulu nih sumber berita tersebut dari mana,
sebab pasti yang menyebar berita tersebut dapet dari sumber tadi, kalo
kita-kita bisa tau dari mana sumbernya, mungkin kita juga bisa tau siapa
sebenarnya dalang dibalik kerusuhan-kerusuhan selama ini, mungkin juga
nantinya ada kaitannya dengan dalang 13 Mei tahun lalu yang sampai sekarang
ini masih belon ketauan

Regards...

dave

-

Saya setuju dengan anda Bung Satir,

Alamat-alamat diatas fiktif semua ! Sudah dicek. Beberapa alamat yang
ditulis disitu ternyata alamat Panti Asuhan Yatim Piatu (Ya Allah, betapa
bejatnya pembuat tulisan itu). Yang lainnya semua meragukan. Nama-nama yang
ada disitu juga sama sekali tidak benar. Semuanya fiktif. Semuanya bohong.
Semuanya untuk mengadu-domba umat Islam, Kristen dan kaum nasionalis.
Pembuat email tersebut adalah pengkhianat ! Gila kali dia.



__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!






Re: [Kuli Tinta] Ekonomi Kerakyatan/ Ekonomi Rakyat

1999-05-26 Terurut Topik iwans

Bung Nelwan,

Kalau saya boleh menyarankan dan seandainya anda bisa membuka website maka
silahkan klik alamat berikut ini : http://www.daulatrakyat.or.id ; Atau
kalau ndak ya coba saja buka http://www.depkop.go.id.

Mungkin ada sesuatu yang berguna untuk anda baca-baca disana. Selamat
surfing dan tetap berfikir merdeka !

Joost A. Nelwan wrote:

 Rekan-rekan Mail List

 Belakangan ini partai-partai (dan pihak-pihak kelihatannya ahli ekonomi)
 lagi ngetrend menjual Ekonomi Kerakyatan /  Ekonomi Rakyat. Terus terang
 saya tidak mengerti. Siapa yang bisa menerangkan isi dari karung yang
 merknya Ekonomi Kerakyatan itu. Tolong jangan biarkan saya bodoh terus.

 Salam,
 Joost A. Nelwan

 __
 To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

 Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!





__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!