Re: [Kuli Tinta] BAP Soeharto di KEJAGUNG
From: Faiz Zakrie [EMAIL PROTECTED] Bulan kemarin sih masih ada di http://www.mandiri.com, tapi sekarang sudah nggak ada. Atau Mas Gunadi Henoch mau berbaik hati mengirimkannya. Secara resmi sudah dicabut dari website krn usianya sudah tiga pekan, tapi buat yang penasaran, klik: http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/eksklusif/eks060599_1.html Saya ingatkan, ada bagian-bagian yang sangat membosankan, khususnya ketika ia bicara tentang yayasan-yayasannya atau kenapa Timor itu diperlukan. Anyway, be my guest. To keep the latest headlines, please reload http://www.mandiri.com every hour. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya
Saya setuju dengan anda Bung Satir, Alamat-alamat diatas fiktif semua ! Sudah dicek. Beberapa alamat yang ditulis disitu ternyata alamat Panti Asuhan Yatim Piatu (Ya Allah, betapa bejatnya pembuat tulisan itu). Yang lainnya semua meragukan. Nama-nama yang ada disitu juga sama sekali tidak benar. Semuanya fiktif. Semuanya bohong. Semuanya untuk mengadu-domba umat Islam, Kristen dan kaum nasionalis. Pembuat email tersebut adalah pengkhianat ! Gila kali dia. Iwan Satir Hasibuan - Tripatra wrote: Sudah mulai kelihatan belangnya : Sumbernya ustadz NU. dan beritanya disampaikan melalui kawan kita yang Tionghoa, dugaan saya, ini representasi dari partainya Gusdur (PKB). Ditengah, pelaksana di atas kertas, orang KISDI -- PBB, dan di akhir surat, semuanya ada keterkaitan dengan PPP. Adu domba nih ye... Dari tanggalnya... strategi untuk menggagalkan pemilu.. Tulisannya kurang profesional, banyak salah-salahnya, terutama istilah fisabilillah, dll... Hati-hatilah dan waspadalah saudaraku semuanya, sebangsa dan setanah air. Wassalam, Satir Orang Partai Keadilan (PK) nb : Saya tujukan juga mail ini ke Presdien PK, semoga jadi bahan/topik diskusi/kampanye, untuk menenangkan suasana. Insha Allah, umat Islam bertanggung jawab atas ketentraman dan keamanan golongan minoritas di negeri ini tanpa mengenal suku, agama, ras, dan golongan. -- From: Wenita[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 25, 1999 9:09 AM To: 'TI Binus'91'; '[EMAIL PROTECTED]' Subject: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya -- From: Alina Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:34 AM To: Purnawarman M.T.E.S; Wenita; TS Tadjoedin Subject: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya -- From: Sugito Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:31 AM To: Alina Subject: FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya -- From: Andi Lie Sent: Monday, May 24, 1999 4:10 PM To: Sugito; '[EMAIL PROTECTED]'; '[EMAIL PROTECTED]' Subject: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya LAPORAN HASIL TEMU WICARA dengan Sdr. Ustad Lukman Mas Said (NU) Berdasarkan hasil investigasi sdr Lukman menginformasikan tentang situasi saat ini, pra- Pemilu sampai panca Pemilu adalah teramat mengkhawatirkan terutama terhadap golongan golongan keturunan Cina, bahwa ada sekelompok orang yaitu golongan Islam Fudamental yang teramat menginginkan hilangnya golongan keturunan Cina dari Bumi Indonesia. Laporan itu antara lain : * Didaerah Kampung Bandan, Jakarta Utara dan Rawa Buaya, Jakarta Barat telah lama diadakannya pelatihan cara2 membongkar pintu serta cara2 membunuh orang (Musollah AlFalak) * Mereka membentuk regu2 terdiri dari : Regu penghancuran/penyerangan rumah-rumah 1-5 orang/regu Regu penyerangan/penjarahan toko-toko 10-15 orang/regu * Target tiap2 regu dapat membunuh 2 laki2 Cina * Didaerah Bongkaran Tanah Abang, selalu diadakan briefing menanamkan kebencian terhadap etnis Cina Para peserta diberi imbalan Rp. 5.000,-/hari dan Rp. 200.000,- untuk para pembunuh (saluran utama adalah pembunuh (sasaran utama adalah pemilik toko/Boss) * Di Jl.Mangga Besar IX (Gg. Losufan), ada musolah kecil yang mengadakan indoktrinasi kebencian terhadap golongan terhadap golongan Cina (tiap hari) * Cililitan, ada pembinaan terhadap anak2 sekolah dan mahasiswa2 untuk membenci dan menghancurkan golongan Cina (IKIP IAIN) * Bekasi, di Perum Pekayon dimana diadakan pendidikan Ustad2 muda untuk meyebarkan doktrin2 anti Cina. * Kebayoran Lama dan Petogogar, hal serupa juga dilakukan oleh seorang Padang ex Masyumi * Mesjid di Jl.Kebahagiaan (Kerukut) * Terdapat 8000-9000 pengajian2 yang isinya adalah pengindoktrinasian Anti Cina * Adanya/dibentuknya Pasukan Wisabihillah/Pasukan Jihad Pusat di Jl. Warakas Tanjung Priok, dalam hal ini KISDI (Faisal Biki) sebagai pelaksana sana diatas kertas. * Dead Line / hari H -/+ 3 hari dari Pemilu perkiraan antara tgl 4-10 Juni 1999. * Prioritas hari pertama : Mangga Dua, Pademangan dan Gunung Sahari, arah pegeraka n dari Tanjung Priok, sasaran lainnya, Pertokoan2, Rumah Mewah/Besar * Adanya kesopakan tidak tertulis dengan ABRI pada waktu terjadinya/hari H, ABRI akan diam dan bersikap tidak bertindak. * Semua ini dalam rangka program gerakan Makar dan pembasmian etnis Cina sekaligus menunjukkan adanya Gerakan Islam Fundamental (Gerakan Sekrining). Lain-Lain : Seorang penghubung sdr Lukman, dalam ini adalah dari Etnis Tionghoa yang juga menguatkan kesaksian, bahwa pada peristiwa Mei tahun lalu, sdr Lukman pun sudah menginformasikan hal2 seperti ini, jauh2 hari sebelum terjadi. Sdr. Lukman menginformasikan pula bahwa dikalangan ABRI pun banyak tokoh dan perwira yang
[Kuli Tinta] [Fwd: [padhang-mbulan] Re: Fw: [balita-anda] [Fwd: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya]]
Saya forwardkan buat teman-teman di KULI-TINTA bahwa berita yang dikirimkan saudara Wenita tidak benar. Dan ini berasal dari seorang netters yang tinggal di Pekayon Thanks Bismillah, Dari isinya, tak layak dipercaya aliat FITNAH... pendiskritan umat Islam. Istiqlal di bom saja kita sudah bisa lebih dewasa menanggapinya. Saya tinggal di Pekayon, sering ke masjid-masjid di Pekayon . saya tak temui, secuilpun adanya pelatihan-pelatihan tersebut. Saya malah melihat begitu maraknya kampanye PDI-P minggu kemaren dari Pekayon ... Semoga penulis email seperti ini dan yang "menyebarkannya" mendapat laknat Allah S.W.T Wassalam -- From: Evy R[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 26, 1999 8:54 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [padhang-mbulan] Fw: [balita-anda] [Fwd: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya] Message: Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward...File: ATT19689.txt Rekan2 milis padhang-mbulan terutama yg berdomisili di jakarta, tolong tanggapannya apakah info ini layak dipercaya tks/evy Explore the Web for sites in Sports Recreation from Looksmart! http://clickhere.egroups.com/click/303 eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/padhang-mbulan http://www.egroups.com - Simplifying group communications __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati
Riev: Masalahnya putra-putri yang lain tidak berkesempatan jadi ketua PDI (partai lama) dan tidak mengalami digusur paksa oleh pemerintah orba via Suryadi. Justru dengan inilah Mega diuntungkan hal ini tidak dialami oleh Guntur, Sukma, dan yang lainnya. Jangan lupa, istilah promeg tidak muncul setelah jaman reformasi melainkan sebagai dukungan thd Mega dlm kasus Mega vs orba pada waktu itu. Martin: Ya..., trus maksudnya apaan? Yang jelas, resistensi massa pendukung Mega adalah salah satu faktor yang memperlemah kekuatan Soeharto __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati
"Kriteria" Bung Iwan ini tepat..., so far.., Megawati adalah orang yang telah berangkat dari "ibu rumah tangga" (saya tidak pakai "saja", karena seolah-solah meremehkan posisi Ibu rumah tangga) menjadi pemimpin yang paling berpengaruh di Indonesia setelah melalui serangkaian protes, upaya kasar penjatuhan, krisis, di hajar di segala forum, dan dimata-matai oleh rejim militer. Dia telah lulus, dan lahir menjadi pemimpin. Admit it...! She is the strongest candidate for the next president.. I'll support her, and Amien Rais, and Gus Dur. Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN! Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB) Kunjungi http://come.to/forma-kub E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: iwans [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 26 Mei 1999 18:37 Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati Resiko seorang pemimpin (atau calon pemimpin) adalah selalu siap disorot masyarakat. Selalu siap untuk dibuka borok-boroknya. Selalu siap untuk dihajar di forum manapun. Dan dia juga harus selalu siap menghadapinya. Kalau dia lulus. Itu berarti dia benar-benar pantas memimpin, apalagi memimpin negeri dengan 200 juta penduduk ! Kalau nggak tahan dikritik, jangan mencoba jadi pemimpin. Jadilah Ibu rumah tangga saja. __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] Alamat website
At 02:33 AM 5/26/99 JAVT, you wrote: From: [EMAIL PROTECTED] Di mana bisa melihat situs/website "kuli tinta"? Kalau yg anda maksud arsipnya, bisa klik di http://www.mail-archive.com/kuli-tinta@indoglobal.com Salam, MGH saya kira maksudnya homepage kuli-tinta. kalau itu, memang belum punya. rasanya memang perlu untuk sekadar situs referensi. yang pasti saudara kandungnya, milis balita-anda, sudah punya di http://www.balita-anda.indoglobal.com mudah2an bisa dipikirkan. kj:-) http://hey.to/kj __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] Fw: Mail failure
At 09:22 AM 5/24/99 +0700, you wrote: Me too... saya heran juga.. ngirim ke kuli-tinta kok mail failurenya ke FXAPAGnya XEROX??? terus terang ini 'penyakit' lama. perlu diketahui milis ini pakai robot ENZLM yang secara otomatis mengirim posting dan menjawab subscribe/unsubscribe. kalau lagi 'kambuh' emang suka begitu. dicuekin aja. karena memang tidak berpengaruh apa2, kecuali menyebalkan/ menjengkelkan. kita lagi nunggu yang kompeten di indoglobal --selaku milis provider kulitinta-- untuk menjelaskannya. oya saya bukan moderator dan admin milis ini, lo ya? salam, kj:-) http://hey.to/kj __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
[Kuli Tinta] [info-pemilu] Re: Pimpinan Partai Kita
Ada yang iseng nih. Mudah2an belum baca. Delivered-To: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 26 May 1999 14:14:56 +0700 From: [EMAIL PROTECTED] (Mirma Mamahit) Subject: [info-pemilu] Re: Pimpinan Partai Kita SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI 1.Pendidikan Formal AMIEN RAIS : * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi tentang "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir" * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa) MEGAWATI : * SMA 2. Karya Tulis AMIEN RAIS : * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, Tugas Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996) MEGAWATI : * Tidak ada 3. Pekerjaan AMIEN RAIS : * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM) MEGAWATI : *Ibu rumah tangga 4. Organisasi yang membesarkan AMIEN RAIS : *Muhammadiyah *ICMI MEGAWATI * PDI 5. Penghargaan yang pernah didapat AMIEN RAIS : * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak ) MEGAWATI : * Tidak ada 6. Golongan yang mendukung AMIEN RAIS : * Semua lapisan masyarakat * Kaum intelektual * Semua agama * Alim ulama * Mahasiswa MEGAWATI : * Kaum sosialis dan kiri baru (termasuk sisa-sisa PKI) * Masyarakat non intelektual * Kaum Nasionalis * Kaum sekuler (yang tidak menginginkan Islam/agama diikutsertakan dalam pelaksanaan pemerintahan) * Luar negeri (Amerika Serikat /USA) 7. Tokoh yang mendampingi AMIEN RAIS : * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif * DR. Faisal Basri * A. M. Fatwa * Junus Yahya * DR. Dawam Rahardjo * Christianto Wibisono MEGAWATI : * Alex Litay * Yakob Nuwawea * Kwik Gian Gie * Laksamana Sukardi * Aberson Malaiholo 8. Kwalitas Keagamaan AMIEN RAIS : * Tamatan pesantren * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di masjid-masjid. * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis * Senantiasa sholat malam (tahajud) * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam tasnya) MEGAWATI : * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan pemahamannya kepada agamanya (Islam) 9. Faktor yang membesarkan AMIEN RAIS : * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya * Kegigihan dan keistiqomahannya beramar-ma'ruf nahi munkar seperti dalam kasus Busang dan Freeport * Keberaniannya mengusulkan dengan lantang agar Soeharto diganti pada saat tokoh-tokoh yang lain diam * Ide-idenya yang selalu berpengaruh terhadap perpolitikan nasional MEGAWATI : * Nama besar ayahnya Soekarno * Dukungan media massa pro Megawati, seperti : Megapos, Inti Jaya, Sentana, Merdeka, Detak, Suara Pembaruan, Aksi, Reformasi, dll. * Kesewenang-wenangan Rezim Soeharto sehingga mendapatkan empati dari masyarakat * Dukungan dana dari luar negeri, terutama Amerika Serikat 10. Peran dalam menumbangkan Soeharto AMIEN RAIS : * Sejak 1993 sudah menyuarakan isu pergantian pimpinan nasional. * Menyatakan bahwa MPR berlaku zalim jika pada sidang umum MPR 1998 tetap memilih Soeharto. * Pidato-pidato politiknya yang "Anti Soeharto" dinilai banyak kalangan sangat berperan dalam mendorong gerakan mahasiswauntukmenggulingan pemerintahan soeharto. Karenanya, mahasiswa menobatkan dirinya sebagai "TOKOH REFORMASI" MEGAWATI : * Sepanjang bergulirnya reformasi banyak pihak yang menilai Mega diam seribu bahasa, hingga seorang tokoh prodemokrasi, Goenawan Mohamad, menilainya mungkin Megawati sudah ketinggalan kereta. Beberapa pengamat juga mengatakan Mega tidak ikut andil dalam menjatuhkan rezimSoeharto. * Alasan yang dipakai oleh Megawati adalah "Diam bukan berarti takut, tapi diam adalah emas" (tepatkah pepatah tsb.?.) 11. Kepribadian AMIEN RAIS : * Tegas dan berani dalam mempertahankan sikapnya (konsisten), (ia menolak ditawarkan menjadi anggota DPR pada masa ORBA * Sederhana dan tawadhu * Cerdas (Ia adalah pakar politik) * Cepat tanggap dan perhatian terhadap masalah bangsa dan rakyat. MEGAWATI : * Banyak kalangan yang menilai Megawati adalah sosok pemimpin yang egois karena pernyataan-pernyataannya hanya untukkepentingan kelompoknya saja. * Kurang tanggap * Tingkat kecerdasan biasa-biasa saja. 12. Sikap terhadap bekas Presiden Soeharto AMIEN RAIS : * Jika Soeharto dan keluarganya mau diusut tuntas , dan bersedia mengembalikan kekayaannya yang mungkin diperoleh secara tidak benar kepada negara dan rakyat Indonesia, Amin mengajak kepada semua pihak mau memaafkan Soeharto. * Ia juga meminta kepada
[Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti kedodoran. Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega. 1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta. 2. Tahu diri. Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai pemimpin -- akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan. Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat itu. Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara. salam, ramadhan In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI 1.Pendidikan Formal AMIEN RAIS : * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi tentang "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir" * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa) MEGAWATI : * SMA 2. Karya Tulis AMIEN RAIS : * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, Tugas Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996) MEGAWATI : * Tidak ada 3. Pekerjaan AMIEN RAIS : * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM) MEGAWATI : *Ibu rumah tangga 4. Organisasi yang membesarkan AMIEN RAIS : *Muhammadiyah *ICMI MEGAWATI * PDI 5. Penghargaan yang pernah didapat AMIEN RAIS : * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak ) MEGAWATI : * Tidak ada 6. Golongan yang mendukung AMIEN RAIS : * Semua lapisan masyarakat * Kaum intelektual * Semua agama * Alim ulama * Mahasiswa MEGAWATI : * Kaum sosialis dan kiri baru (termasuk sisa-sisa PKI) * Masyarakat non intelektual * Kaum Nasionalis * Kaum sekuler (yang tidak menginginkan Islam/agama diikutsertakan dalam pelaksanaan pemerintahan) * Luar negeri (Amerika Serikat /USA) 7. Tokoh yang mendampingi AMIEN RAIS : * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif * DR. Faisal Basri * A. M. Fatwa * Junus Yahya * DR. Dawam Rahardjo * Christianto Wibisono MEGAWATI : * Alex Litay * Yakob Nuwawea * Kwik Gian Gie * Laksamana Sukardi * Aberson Malaiholo 8. Kwalitas Keagamaan AMIEN RAIS : * Tamatan pesantren * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di masjid-masjid. * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis * Senantiasa sholat malam (tahajud) * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam tasnya) MEGAWATI : * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan pemahamannya kepada agamanya (Islam) 9. Faktor yang membesarkan AMIEN RAIS : * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya * Kegigihan dan keistiqomahannya beramar-ma'ruf nahi munkar seperti dalam kasus Busang dan Freeport * Keberaniannya mengusulkan dengan lantang agar Soeharto diganti pada saat tokoh-tokoh yang lain diam * Ide-idenya yang selalu berpengaruh terhadap perpolitikan nasional MEGAWATI : * Nama besar ayahnya Soekarno * Dukungan media massa pro Megawati, seperti : Megapos, Inti Jaya, Sentana, Merdeka, Detak, Suara Pembaruan, Aksi, Reformasi, dll. * Kesewenang-wenangan Rezim Soeharto sehingga mendapatkan empati dari masyarakat * Dukungan dana dari luar negeri, terutama Amerika Serikat 10. Peran dalam menumbangkan Soeharto AMIEN RAIS : * Sejak 1993 sudah menyuarakan isu pergantian pimpinan nasional. * Menyatakan bahwa MPR berlaku zalim jika pada sidang umum MPR 1998 tetap memilih Soeharto. * Pidato-pidato politiknya yang "Anti Soeharto" dinilai banyak kalangan sangat berperan dalam mendorong gerakan mahasiswauntukmenggulingan pemerintahan soeharto. Karenanya, mahasiswa menobatkan dirinya
Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati
Wah, terus terang saya kaget mendapat respon seperti ini. Bagi saya respon ini berlebihan. Sama sekali tidak ada maksud saya mengkultuskan satu individu tertentu ketika membuat anekdot tersebut. Dalam hal ini Megawati. Anekdot ini juga merupakan adaptasi dari anekdot yang pernah saya baca di sebuah buku. Di buku tersebut di posisi "Megawati" adalah Paus, dan yang di posisi "Akbar" adalah tokoh politik Polandia. Anekdot ini terinspirasi kembali ketika saya terjebak dalam kampanye PDI Perjuangan. Saya melihat massa begitu antusias terhadap PDI-P Mengawati. Kemudian membaca berita-berita bagaimana hal sebaliknya terjadi pada diri Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung. Di mana di banyak tempat dia dihujat malah sempat terpaksa mengamankan dirinya. Sebatas itu saja yang membuat saya mengadaptsi anekdot tersebut. Sekali lagi, tidak ada maksud sedikitpun untuk mengkultuskan Megawati. Mengkultuskan individu tertentu, jauh dari pribadi saya. Saya juga sedikit banyak bisa belajar dari sejarah, bagaimana jadinya ketika seseorang dikultuskan. Sebagaimana yang terjadi pada Soekarno dan Soeharto. Saya pun, seperti yang pernah saya katakan, belum tentu memilih PDI-P. Lepas dari masalah pengkultuskan individu, saya akan memberi tanggapan tentang komentar Anda. Menurut saya apa yang Anda voniskan bahwa ketika meneriaki "Hidup Mega" yang terpikirkan oleh mereka adalah sosok Bung Karno, terlalu tendensius. Dan ini mirip sekali dengan apa yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto tempo hari. Ketika itu seolah-olah semua yang berbau Soekarno hendak dihapus dari muka bumi Indonesia. Gambar-gambar Soekarno pun sempat dilarang untuk diarak dalam kampanye. Nyatanya tanpa gambar Soekarno pun massa tetap mendukung PDI. Memang keterikatan Megawati dengan sosok Bung Karno tidak bisa disangkal. Itu merupakan fakta sejarah dan fakta biologis yang tidak bisa dipungkiri oleh siapapun. Tetapi apakah lantas karena itu, Megawati tidak boleh dicintai oleh pendukungnya? Apakah setiap kali rakyat pendukungnya meneriaki yel-yel "Hidup Megawati" SUDAH PASTI karena dia anak Bung Karno? Sama sekali TIDAK MUNGKIN karena sosok Megawati itu sendiri? Massa generasi muda sekarang ini tentu tidak pernah mengenal secara langsung sosok Soekarno (termasuk saya). Bahkan di masa Soeharto cukup banyak bermunculan buku-buku versi penguasa yang sedemikian rupa dibuat sehingga cukup menyudutkan Soekarno. Terutama pada sejarah G30S/PKI. Sehingga timbul kesan bahwa Soekarno adalah pendukung PKI. Kita tidak akan bicara, apakah hal itu benar ataukah tidak. Tetapi yang dipertanyakan adalah apakah benar cerita-cerita kosong yang Anda maksudkan itu mampu mengindroktinasi massa pendukung PDI-P sedemikian hebat sampai-sampai terbius pada kultus Soekarno, dan terbawa-bawa pada diri Megawati sekarang? Faktor seperti yang Anda tuduhkan sedikit-banyak mungkin ada benarnya. Tetapi menurut saya lebih besar kemungkinan adalah sosok Megawati dengan PDI-P nya secara psikis dianggap sebagai representasi dari masyarakat yang tertindas. Itu bisa kita lihat bagaimana perlakuan terhadap Megawati selama Soeharto berkuasa, yang mencapai puncaknya pada Peristiwa 27 Juni 1996 yang terkenal itu. Secara psikis secara sadar maupun tidak mereka menganggap sosok Megawati dan PDI-P-nya mewakili perasaan tertekan mereka selama di masa kekuasaan Soeharto. Begitu tekanan itu jebol, meluaplah kebebasan dan kegembiraan mereka yang mereka manifestasikan dalam bentuk dukungan yang meriah terhadap PDI-P maupun Megawati sebagai Ketua Umumnya. Sekarang tugas bagi kita semua untuk menghindari agar luapan emosi seperti ini jangan sampai bermuara pada pengkultusan individu seperti yang telah terjadi pada dua presiden kita terdahulu. At 14:24 25/05/99 EDT, you wrote: In a message dated 5/25/99 12:58:13 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: Andaikan Bung Karno bukan Proklamator RI-- melainkan seorang penjual martabak di pertigaan Depok-- apakah Megawati dielu-elukan rakyat? Ketika meneriakkan hidup Mega, sesungguhnya di kepala rakyat yang tergambar adalah "potret dan sosok Bung Karno". Baik karena pernah mendengar pidatonya, mendengar cerita tentang dia, maupun terbuai mitos-mitos kosong dan berlebihan yang sengaja dibangun oleh orang-orang kosong juga. Andaikan politik dinasti, feodalisme dan KKN tidak dikembangkan rezim Soeharto selama 32 tahun itu, apakah seorang Megawati bisa tampil seperti sekarang? Kapan bangsa kita bebas dari feodalisme dan KKN begini? Sejarah membuktikan bahwa Soeharto menjadi takj terkontrol gara-gara feodalisme. Begitu juga Soekarno. Kini kaum intelektual (ha-ha-ha) tengah membangun mitos dan kultus itu pada Megawati. Semangat untuk kritis dan kesiapan mengkritisi sebuah tindakan atau sosok tertentu, tiba-tiba menghilang dari sebagian rakyat dan sebagian intelektual semu. Hidup-mati, Mega tak pernah salah dan harus disembah, dipuja-puja. Nggak kapok-kapoknya bangsaku yang kerdil ini. salam, ramadhan pohan (penyimak pinggiran) Daniel H.T.
Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati
From: iwans [EMAIL PROTECTED] DEL. Kalau nggak tahan dikritik, jangan mencoba jadi pemimpin. Jadilah Ibu rumah tangga saja. Komentar: - Mudah2-an ini bukan berarti melecehkan "profesi" ibu rumah tangga; - Jenderal Vabien Ver, Imelda Marcos dan antek2 Marcos tempo hari melecehkan Ny. Corazon Aquino ketika dicalonkan sebagai presiden Philipina dengan kata-kata yang sama: "ibu rumah tangga." Kenyataannya: sejarah membuktikan seorang ibu rumah tangga yang mereka lecehkan itu mampu menumbang seorang diktator kuat seperti Marcos, yang terpaksa lari dan mati di negara orang lain. Sekali lagi, ini bukan soal kultus-kultusan. Pendapat ini ada pendapat yang sedapat mungkin obyektif. Daniel H.T. __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
Ah.. itu omongan Bullshit.. capek lah dengerinnya... sederhana saja; masak megawati tidak pernah dapat penghargaan apa-apa? Apa tidak ingat, baru-baru ini Megawati dapat penghargaan dari India dan menjadi nominator Hadiah Nobel.. Tapi, okelah.., saya tidak mau dijebak untuk mempertentangkan Amien dan Mega.., ini taktik status quo yang ingin memecah kelompok anti status quo.. Mereka ketakutan pada komunike bersama Mega-Amien-Gus Dur... Amien sendiri di UI sama-sekali tidak mau dijebak ketika seorang penanya mencoba membawa dia mempertentangkannya dengan Mega dan Gus Dur.., dan atas posisi Amien itu, saya sangat kagum dan mengacungkan jempol.. Hidup Amien Rais, Hidup Megawati dan Hidup Gus Dur!! Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN! Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB) Kunjungi http://come.to/forma-kub E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 26 Mei 1999 23:34 Subject: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti kedodoran. Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega. 1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta. 2. Tahu diri. Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai pemimpin -- akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan. Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat itu. Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara. salam, ramadhan In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI 1.Pendidikan Formal AMIEN RAIS : * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi tentang "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir" * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa) MEGAWATI : * SMA 2. Karya Tulis AMIEN RAIS : * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, Tugas Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996) MEGAWATI : * Tidak ada 3. Pekerjaan AMIEN RAIS : * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM) MEGAWATI : *Ibu rumah tangga 4. Organisasi yang membesarkan AMIEN RAIS : *Muhammadiyah *ICMI MEGAWATI * PDI 5. Penghargaan yang pernah didapat AMIEN RAIS : * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa * "Tokoh Tahun Ini" dari majalah Ummat * "Bapak Reformasi Indonesia" dari seniman Yogyakarta * "UII Award" dari Universitas Islam Indonesia * Bintang Mahaputra RI ( namun ditolak ) MEGAWATI : * Tidak ada 6. Golongan yang mendukung AMIEN RAIS : * Semua lapisan masyarakat * Kaum intelektual * Semua agama * Alim ulama * Mahasiswa MEGAWATI : * Kaum sosialis dan kiri baru (termasuk sisa-sisa PKI) * Masyarakat non intelektual * Kaum Nasionalis * Kaum sekuler (yang tidak menginginkan Islam/agama diikutsertakan dalam pelaksanaan pemerintahan) * Luar negeri (Amerika Serikat /USA) 7. Tokoh yang mendampingi AMIEN RAIS : * Prof Dr. Syafi'i Ma'arif * DR. Faisal Basri * A. M. Fatwa * Junus Yahya * DR. Dawam Rahardjo * Christianto Wibisono MEGAWATI : * Alex Litay * Yakob Nuwawea * Kwik Gian Gie * Laksamana Sukardi * Aberson Malaiholo 8. Kwalitas Keagamaan AMIEN RAIS : * Tamatan pesantren * Menguasai bahasa Arab dan biasa menjadi khotib dan penceramah di masjid-masjid. * Selama 8 tahun selalu puasa Senin-Kamis * Senantiasa sholat malam (tahajud) * Membaca Al-Qur'an setiap hari (Ia selalu membawa Qur'an kecil didalam tasnya) MEGAWATI : * Masyarakat selama ini tidak mengetahui dan melihat kedekatan dan pemahamannya kepada agamanya (Islam) 9. Faktor yang membesarkan AMIEN RAIS : * Kebesaran Muhammadiyah yang dipimpinnya * Kegigihan dan
Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati
Nothing's wrong with your joke, Mr. Daniel... it's just somebody take it more serously than just a joke Anyway, I like your jokes.., keep making ones.. Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN! Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB) Kunjungi http://come.to/forma-kub E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 26 Mei 1999 23:57 Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati Wah, terus terang saya kaget mendapat respon seperti ini. Bagi saya respon ini berlebihan. Sama sekali tidak ada maksud saya mengkultuskan satu individu tertentu ketika membuat anekdot tersebut. Dalam hal ini Megawati. Anekdot ini juga merupakan adaptasi dari anekdot yang pernah saya baca di sebuah buku. Di buku tersebut di posisi "Megawati" adalah Paus, dan yang di posisi "Akbar" adalah tokoh politik Polandia. Anekdot ini terinspirasi kembali ketika saya terjebak dalam kampanye PDI Perjuangan. Saya melihat massa begitu antusias terhadap PDI-P Mengawati. Kemudian membaca berita-berita bagaimana hal sebaliknya terjadi pada diri Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung. Di mana di banyak tempat dia dihujat malah sempat terpaksa mengamankan dirinya. Sebatas itu saja yang membuat saya mengadaptsi anekdot tersebut. Sekali lagi, tidak ada maksud sedikitpun untuk mengkultuskan Megawati. Mengkultuskan individu tertentu, jauh dari pribadi saya. Saya juga sedikit banyak bisa belajar dari sejarah, bagaimana jadinya ketika seseorang dikultuskan. Sebagaimana yang terjadi pada Soekarno dan Soeharto. Saya pun, seperti yang pernah saya katakan, belum tentu memilih PDI-P. Lepas dari masalah pengkultuskan individu, saya akan memberi tanggapan tentang komentar Anda. Menurut saya apa yang Anda voniskan bahwa ketika meneriaki "Hidup Mega" yang terpikirkan oleh mereka adalah sosok Bung Karno, terlalu tendensius. Dan ini mirip sekali dengan apa yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto tempo hari. Ketika itu seolah-olah semua yang berbau Soekarno hendak dihapus dari muka bumi Indonesia. Gambar-gambar Soekarno pun sempat dilarang untuk diarak dalam kampanye. Nyatanya tanpa gambar Soekarno pun massa tetap mendukung PDI. Memang keterikatan Megawati dengan sosok Bung Karno tidak bisa disangkal. Itu merupakan fakta sejarah dan fakta biologis yang tidak bisa dipungkiri oleh siapapun. Tetapi apakah lantas karena itu, Megawati tidak boleh dicintai oleh pendukungnya? Apakah setiap kali rakyat pendukungnya meneriaki yel-yel "Hidup Megawati" SUDAH PASTI karena dia anak Bung Karno? Sama sekali TIDAK MUNGKIN karena sosok Megawati itu sendiri? Massa generasi muda sekarang ini tentu tidak pernah mengenal secara langsung sosok Soekarno (termasuk saya). Bahkan di masa Soeharto cukup banyak bermunculan buku-buku versi penguasa yang sedemikian rupa dibuat sehingga cukup menyudutkan Soekarno. Terutama pada sejarah G30S/PKI. Sehingga timbul kesan bahwa Soekarno adalah pendukung PKI. Kita tidak akan bicara, apakah hal itu benar ataukah tidak. Tetapi yang dipertanyakan adalah apakah benar cerita-cerita kosong yang Anda maksudkan itu mampu mengindroktinasi massa pendukung PDI-P sedemikian hebat sampai-sampai terbius pada kultus Soekarno, dan terbawa-bawa pada diri Megawati sekarang? Faktor seperti yang Anda tuduhkan sedikit-banyak mungkin ada benarnya. Tetapi menurut saya lebih besar kemungkinan adalah sosok Megawati dengan PDI-P nya secara psikis dianggap sebagai representasi dari masyarakat yang tertindas. Itu bisa kita lihat bagaimana perlakuan terhadap Megawati selama Soeharto berkuasa, yang mencapai puncaknya pada Peristiwa 27 Juni 1996 yang terkenal itu. Secara psikis secara sadar maupun tidak mereka menganggap sosok Megawati dan PDI-P-nya mewakili perasaan tertekan mereka selama di masa kekuasaan Soeharto. Begitu tekanan itu jebol, meluaplah kebebasan dan kegembiraan mereka yang mereka manifestasikan dalam bentuk dukungan yang meriah terhadap PDI-P maupun Megawati sebagai Ketua Umumnya. Sekarang tugas bagi kita semua untuk menghindari agar luapan emosi seperti ini jangan sampai bermuara pada pengkultusan individu seperti yang telah terjadi pada dua presiden kita terdahulu. At 14:24 25/05/99 EDT, you wrote: In a message dated 5/25/99 12:58:13 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: Andaikan Bung Karno bukan Proklamator RI-- melainkan seorang penjual martabak di pertigaan Depok-- apakah Megawati dielu-elukan rakyat? Ketika meneriakkan hidup Mega, sesungguhnya di kepala rakyat yang tergambar adalah "potret dan sosok Bung Karno". Baik karena pernah mendengar pidatonya, mendengar cerita tentang dia, maupun terbuai mitos-mitos kosong dan berlebihan yang sengaja dibangun oleh orang-orang kosong juga. Andaikan politik dinasti, feodalisme dan KKN tidak dikembangkan rezim Soeharto selama 32 tahun itu, apakah seorang Megawati bisa tampil seperti
[Kuli Tinta] Fw: [feui-today] URGENT: Debat di TNC - PROFESIONAL DAN PARTAI POLITIK
-Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] MENARIK SEKALI . Mohon disebarluaskan! -Original Message- From: Benny, Asrul [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, May 25, 1999 4:25 PM Subject: [kotak] TNC - PROFESIONAL DAN PARTAI POLITIK "PROFESIONAL DAN PARTAI POLITIK" Benarkah kalangan profesional sebagai bagian kelompok menengah cenderung apatis, acuh, bahkan phobia terhadap politik? Tapi mengapa ada profesional yang memilih bergabung dengan partai2 politik? Apa dan bagaimana mereka? Peran strategis apa yang dapat mereka sumbangkan untuk kemajuan bangsa? Ikutilah dialog dengan tema "Profesional dan Partai Politik" dalam acara diskusi Thursday Night Chat (TNC) pada: Hari/tanggal : Kamis/27 Mei 1999 Tempat : Kafe Kencana Menara Rajawali lantai 7 Jl. Mega Kuningan lot 5.1 Jakarta Selatan Waktu: 19.00 - 21.00 Pembicara: 1. BERNARDUS DJONOPUTRO Pengurus DPP Partai Amanat Nasional (PAN) - Dept Hubungan Internasional. Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Planologi ITB dan Ketua Delegasi Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia, kini aktif di Solidaritas Profesional Untuk Reformasi (SPUR). Pernah bekerja pada J Butler Consulting di Australia, Matari Advertising, American Express Int'l dan saat ini di Franklin Covey Organization Services. 2. PATRICK ADHIATMAJA Aktif di Komite Peduli yang memberi dukungan secara non-struktural kepada PDI-Perjuangan. Karir profesionalnya antara lain dilalui sebagai Marketing Director, GE Information System dan Regional BD Manager, GE South East Asia. Pada 1996, dia memulai dunia usaha sebagai konsultan jasa dan sekarang bergerak di bidang usaha pakaian/perlengkapan anak. 3. MARTIN PANGGABEAN Asisten Ahli bidang Ekonomi untuk DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Memperoleh PhD bidang Ekonomi dari Univ. of Illinois, Urbana- Campaign USA dan bekerja beberapa tahun di Dep. Koperasi. Selanjutnya terjun ke dalam bidang keuangan/sekuritas dan saat ini menjadi Chief Economist Lippo Securities. Mohon hadir tepat waktu. Kontribusi: Rp 10,000/orang untuk biaya tempat dan snack Terima kasih, Koordinator TNC Konfirmasi: Sita 0811-177219 Benny 0811-966962 Nanda 0816-1800101 eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/kotak http://www.egroups.com - Simplifying group communications Click Here! eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/feui-today www.egroups.com - Simplifying group communications __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati
-Original Message- From: Martin Manurung [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, May 26, 1999 20:30 Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati Riev: Masalahnya putra-putri yang lain tidak berkesempatan jadi ketua PDI (partai lama) dan tidak mengalami digusur paksa oleh pemerintah orba via Suryadi. Justru dengan inilah Mega diuntungkan hal ini tidak dialami oleh Guntur, Sukma, dan yang lainnya. Jangan lupa, istilah promeg tidak muncul setelah jaman reformasi melainkan sebagai dukungan thd Mega dlm kasus Mega vs orba pada waktu itu. Martin: Ya..., trus maksudnya apaan? Yang jelas, resistensi massa pendukung Mega adalah salah satu faktor yang memperlemah kekuatan Soeharto Wah.. bung Martin sepertinya sudah merasa paling pandai ya? Mungkin anda perlu revisi penggunaan bahasa dalam menulis/posting e-mail. Karena kalimat yang anda tuliskan seperti di atas dan di beberapa e-mail yang lalu berkesan 'arogan'. No offense, OK?! :-) Soalnya waktu dulu-dulu bahasa anda masih rapih dan enak dibaca, tapi sekarang kok berubah? Saya kira maksud bung Arief cukup jelas kok.. Anyway, menurut saya, mbak Mega memang perlu memperlihatkan pada seluruh rakyat Indonesia bahwa beliau mampu memimpin bangsa Indonesia, bukan hanya kepada massa PDI Perjuangan saja. Bila mbak Mega tidak dapat memperlihatkan atau dengan kata lain membuktikan kepada seluruh rakyat Indonesia, berarti beliau memang hanya mampu memimpin sebatas partai PDI Perjuangan saja, yang kebetulan massa-nya sangat besar. Lalu saya perhatikan di kalangan masyarakat masih banyak yang bingung. Mau pilih partai yang besar bagaimana? besar massa-nya saja? besar figurnya saja? besar programnya saja? atau mungkin hanya besar cita-citanya saja? Tolong jangan artikan beberapa kategori yang saya sebut di atas ini secara harafiah.. karena saya hanya mampu menggambarkan seperti itu, bentuk-bentuk yang ada di depan mata kebanyakan masyarakat kita sekarang ini. Mudah-mudahan segalanya menjadi lebih jelas di hari-hari menjelang PEMILU nanti. peace, DEZIG! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
[Kuli Tinta] Masih banyak yang enggak adil..
Hi Miliser... Ternyata masih banyak yang enggak bener yang terjadi di daerah-daerah dalam Jelang Pemilu, terutama yang tidak terpantau oleh Pusat (Independent). Sebagai contoh kasus, didaerah tempat saya dilahirkan sendiri : Yang jadi Kepala Desa (Paman Sepupu saya), ada 6 Dusun (Kampung). 2 Kepala Dusunnya juga masih ada hubungan kerabat dengan saya. (Makhlum satu kampung kadang satu kekerabatan =). Pada suatu hari, terjadi rapat aparat Desa beserta kepala dusunnya, Hasil rapatnya : "Bahwa di desa ini hanya tiga Partai yang diperbolehkan di colok, yaitu P.Golkar (:(, PDI Perjuangan dan PPP." Alkisah saya ada paman saya yang lain yang menjadi pengurus salah satu partai politik di Kabupaten selain yang 3 diatas. Tentu sangat heran, sebab Pusat aja bilang 48 partai, eh di desa yang begitu bilang hanya 3 yang diakui. Yah marah tuh paman saya yang lain itu, Dilaporkannya hal itu ke Pengurus Pusat Kabupaten partainya, langsung dilaporkan ke PPD(?),Panwasda(?). Akhirnya Kades nya itu dipenringati, Akhirnya terjadi permusuhan (sampai sekarang) antara paman-paman saya itu :(. Aneh sesama saudara sendiri musuh-musuhan gara-gara Partai politik. Kemudian ceritanya Kades di desa saya itu dapet dana bantuan JPS, Eh dananya itu khan sebenernya ditujukan untuk membantu rakyat miskin buat dana usaha (gitu yah ?), eh ternyata dananya itu katanya mau dipake buat dana jalan desa... Terus biar dibilang bahwa desa ini dibangun oleh partai X. Yah kaya dulu lagi kali yeh, Tapi ternyata kerabat-kerabatnya yang sepaham dikasih pinjem juga tuh JPS :|. Masih banyak slogan-slogan buat pembodohan rakyat di desa saya itu, kayak : "KITA HARUS BERTERIMA KASIH PADA PARTAI X, SEBAB PARTAI X ITU TELAH MEMBANGUN DESA KITA, BIKIN DESA TERANG SAMA LISTRIK DLL", Padahal khan Partai X itu cuma pelaksana, Duitnya , tetap duit rakyat juga.. sam duit negara.. Weleh-weleh... Biarpun Partai Y yang nanti mimpin, yah sama , cuman pelaksana aja. HikUdah dulu ah... terima aksih Best Regards, 8^Þ Wawan P. Siswoyo - Newbie __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
[Kuli Tinta] Pokoknya yang bener saja !
Hi Miliser... Banyak sekali hal-hal yang aneh-aneh di Kancah politik kita, Menurut saya loh. Ada orang-orang (partai!) yang bilang, "KAMI AKAN MEMPERJUANGKAN KAUM PETANI" atau ada lagi "KAMI AKAN MEMPERJUANGKAN KAMU WANITA" dan macam-macam. Kalo menurut saya sih yang harus diperjuangkan simple aja, 1. Semua golongan harus diperhatikan. 2. Kaum Wanita atau Pria yah siapa aja yang mampu, Kalo misalnya seseorang (pria) lebih mampu dari seseorang (wanita), yah kasih kesempatan sama pria, begitu juga sebaliknya. Jangan ada pemikiran sempit, segala sesuatu harus begini, atau begitu. Pokoknya bebas saja, siapa yang mampu, yah silahkan. Siapa yang benar, yah itu yang dibela. 3. Kasih kesempatan kepada semua etnis (yang mampu!) untuk berpartisipasi di kancah politik,sosial,budaya,ekonomi dll, baik itu sunda, jawa, irian, atau tionghoa sekalipun. Pokoknya adil lah, Lihat di Malaysia. Seorang tahanan dikawal seorang keturunan India (Polisi), pengacaranya etnis Tionghoa, Hakimnya Melayu, jaksanya Keturunan Arab. Yang penting, siapa yang mampu...yah silahkan. DAN LAIN-LAIN... Jangan ada kalimat, "SAYA AKAN MEMPERJUANGKAN KAUM LAKI-LAKI", Kalo begitu kasian dong yang wanita :) Pokoknya, yang harus diperjuangkan yah segala sesuatu yang benar, berguna *yang baik-baik* dan tidak melihat golongan tertentu, semua golongan kalo dia bener yah mesti dibela. Bukan begeto ? Udah dulu ah... Terima kasih... Best Regards, 8^Þ Wawan P. Siswoyo, Warga Negara Indonesia Tinggal di Bandung... __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati
Setuju bung Martin.. Pokoknya : " ASAL JANGAN ORANG LAMA " Salam, bRidWaN Golongan Anti Orang lama At 07:03 PM 5/26/99 +0700, Martin Manurung wrote: "Kriteria" Bung Iwan ini tepat..., so far.., Megawati adalah orang yang telah berangkat dari "ibu rumah tangga" (saya tidak pakai "saja", karena seolah-solah meremehkan posisi Ibu rumah tangga) menjadi pemimpin yang paling berpengaruh di Indonesia setelah melalui serangkaian protes, upaya kasar penjatuhan, krisis, di hajar di segala forum, dan dimata-matai oleh rejim militer. Dia telah lulus, dan lahir menjadi pemimpin. Admit it...! She is the strongest candidate for the next president.. I'll support her, and Amien Rais, and Gus Dur. Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN! Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB) Kunjungi http://come.to/forma-kub E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: iwans [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 26 Mei 1999 18:37 Subject: Re: [Kuli Tinta] Feodalisme, KKN, Kultus Megawati Resiko seorang pemimpin (atau calon pemimpin) adalah selalu siap disorot masyarakat. Selalu siap untuk dibuka borok-boroknya. Selalu siap untuk dihajar di forum manapun. Dan dia juga harus selalu siap menghadapinya. Kalau dia lulus. Itu berarti dia benar-benar pantas memimpin, apalagi memimpin negeri dengan 200 juta penduduk ! Kalau nggak tahan dikritik, jangan mencoba jadi pemimpin. Jadilah Ibu rumah tangga saja. __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
[Kuli Tinta] Golkar dan Reformasi
Ini hasil ngobrol saya di warung kopi sebelah kantor : Kalau kita bersedia bertindak adil, Reformasi tidak berarti harus Golkar yang kalah (saya sama sekali bukan pendukung golkar lho, dengan menyatakan hal itu), namun kita tetap harus berpikir positif dan realistik saja. Menurut saya, Golkar yang sekarang agak lebih baik dari Golkar yang lama, karena kroco-kroco Golkar sudah banyak yang keluar, seperti Hayono Isman, Try Soetrisno, Rudini, Edi Sudrajat, Cahyo Kumolo, dll. Mereka inilah yang dulu membesarkan Golkar, menyanjung-nyanjung Golkar dan Pak Harto, serta ikut andil menciptakan status quo, sekarang berlaku seolah-olah orang yang bersih, pro reformasi, anti status quo, dll. Ibarat orang lempar batu sembunyi tangan. Dari segi organisasi atau komunitas, mereka dapat dikategorikan sebagai "pengkhianat". Apalagi yang kemudian justru menyelundup dan mengungsi ke dalam tubuh organisasi yang pernah dikuyo-kuyo oleh tangan mereka seperti PDI Perjuangan. Mari berdiskusi __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS beware to be a President
Para Internaut yang budiman, Betul, sungguh tak adil. Dan biarkan saja seperti itu. Nggak usah diperbandingkan. Kita maklum-maklum saja. Kalau memang prosesnya jujur, adil dan demokratis maka silahkan Megawati ke Istana Negara. Tercapai juga ambisinya untuk kembali ke Istana Negara, tempat yang pernah menjadi taman bermainnya waktu kecil. Mungkin dia ingin bernostalgia dan balik ke istana. Maklumlah, istana tentu punya banyak kenangan untuknya. Wow, keren ! Yang jelas kita harus segera ucapkan selamat untuk Megawati yang berhasil menyodok Amien Rais dan semua calon Presiden lainnya sehingga di MPR berhasil gol menjadi Presiden. Yang jelas kalau Megawati jadi Presiden maka Amien akan jadi pemimpin oposisi. Sesuai dengan janjinya toh? Asyik, akhirnya kita punya pemimpin oposisi yang jauh lebih berkelas dibandingkan presidennya. Tentu akan gayeng sekali melihat Presiden Megawati dikritik habis-habisan lewat koran, majalah, TV dan sebagainya itu termasuk media yang meneropong kehidupan pribadinya. Juga melihat Presiden Megawati yang menolak diwawancarai langsung oleh media massa atau diajak berdebat di depan umum oleh para pemimpin oposisi. Coba, saya mau lihat apakah Presiden Megawati akan tahan dihujat terus-menerus dan tidak membreidel media massa yang menghujat dia ? Saya mau lihat apakah Menteri-menteri yang diangkat olehnya mampu dalam enam bulan menyelesaikan krisis ekonomi sebagaimana yang dijanjikan semua juru kampanye PDI Perjuangan dalam setiap kampanyenya ? Saya mau lihat apakah MPR yang kini bersidang sedikitnya satu tahun sekali itu bisa bertahan untuk tidak melakukan impeachment terhadap Kepala Negara ? Kalau Amien Rais kalah dan benar-benar batal jadi Presiden RI serta menjadi pemimpin oposisi maka pada saat itulah kita bisa punya pengalaman bagaimana menjadi oposisi yang baik. Dan karena Megawati yang menjadi Presiden maka sederet besar partai Islam yang sejak pagi-pagi tidak mendukung Presiden dari kalangan wanita pasti juga akan ikut menjadi oposisi. Kabinet Megawati saya ramalkan akan didukung oleh PKB, PDI Perjuangan sendiri, ABRI, PKP dan kelompok nasionalis lainnya. Perilaku mereka harus kita awasi terus agar tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Kalau Megawati kemudian menempuh cara-cara otoriter seperti bapaknya karena gerah menghadapi kritik dari rakyatnya maka ayo kita kerahkan sejuta massa lagi untuk menumbangkan dirinya. Nggak perlu lagi menunggu Pemilu 2004. Gimana, dengan bayangan seperti itu ? Siap nggak kita. Kalau siap, ya ayo. Monggoh saja Presiden Megawati melenggang ke Istana negara. Hanya saja hitung-hitungannya sekarang berapa lama dia tahan mendengar kritikan, hujatan dan cercaan lewat media massa atas tindak tanduknya sebagai Presiden dan kepala negara. Apalagi kalau ternyata orang-orang PDI Perjuangan lantas melakukan balas dendam politik, wah lebih ngeri lagi. Mudah-mudahan nggak terjadi, karena itu sulit saya bayangkan. (Mendadak daku terbangun . oh cuma mimpi toh. Alhamdulillah !) [EMAIL PROTECTED] wrote: Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti kedodoran. Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega. 1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta. 2. Tahu diri. Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai pemimpin -- akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan. Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat itu. Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara. salam, ramadhan In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI 1.Pendidikan Formal AMIEN RAIS : * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi tentang "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir" * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa) MEGAWATI : * SMA 2. Karya Tulis AMIEN RAIS : * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah,
Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya
Saudara Iwan, terima kasih atas informasinya. Saya kira inilah yang perlu dilakukan. Tujuan mengadu domba itu perlu segere dicegah. Saya capai mendengar informasi dari tanah air tentang orang-orang yang dibunuh, berkelahi, dijarah, dan diperkosa. Jangan lagi ada yang memfitnah dan mengadu domba. Hercule Poirot: From: iwans [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya Date: Wed, 26 May 1999 16:12:56 +0700 Saya setuju dengan anda Bung Satir, Alamat-alamat diatas fiktif semua ! Sudah dicek. Beberapa alamat yang ditulis disitu ternyata alamat Panti Asuhan Yatim Piatu (Ya Allah, betapa bejatnya pembuat tulisan itu). Yang lainnya semua meragukan. Nama-nama yang ada disitu juga sama sekali tidak benar. Semuanya fiktif. Semuanya bohong. Semuanya untuk mengadu-domba umat Islam, Kristen dan kaum nasionalis. Pembuat email tersebut adalah pengkhianat ! Gila kali dia. Iwan Satir Hasibuan - Tripatra wrote: Sudah mulai kelihatan belangnya : Sumbernya ustadz NU. dan beritanya disampaikan melalui kawan kita yang Tionghoa, dugaan saya, ini representasi dari partainya Gusdur (PKB). Ditengah, pelaksana di atas kertas, orang KISDI -- PBB, dan di akhir surat, semuanya ada keterkaitan dengan PPP. Adu domba nih ye... Dari tanggalnya... strategi untuk menggagalkan pemilu.. Tulisannya kurang profesional, banyak salah-salahnya, terutama istilah fisabilillah, dll... Hati-hatilah dan waspadalah saudaraku semuanya, sebangsa dan setanah air. Wassalam, Satir Orang Partai Keadilan (PK) nb : Saya tujukan juga mail ini ke Presdien PK, semoga jadi bahan/topik diskusi/kampanye, untuk menenangkan suasana. Insha Allah, umat Islam bertanggung jawab atas ketentraman dan keamanan golongan minoritas di negeri ini tanpa mengenal suku, agama, ras, dan golongan. -- From: Wenita[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 25, 1999 9:09 AM To: 'TI Binus'91'; '[EMAIL PROTECTED]' Subject: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya -- From: Alina Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:34 AM To: Purnawarman M.T.E.S; Wenita; TS Tadjoedin Subject: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya -- From: Sugito Sent: Tuesday, May 25, 1999 8:31 AM To: Alina Subject: FW: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya -- From: Andi Lie Sent: Monday, May 24, 1999 4:10 PM To: Sugito; '[EMAIL PROTECTED]'; '[EMAIL PROTECTED]' Subject: Tolong forward mail ini ! sebanyak2nya LAPORAN HASIL TEMU WICARA dengan Sdr. Ustad Lukman Mas Said (NU) Berdasarkan hasil investigasi sdr Lukman menginformasikan tentang situasi saat ini, pra- Pemilu sampai panca Pemilu adalah teramat mengkhawatirkan terutama terhadap golongan golongan keturunan Cina, bahwa ada sekelompok orang yaitu golongan Islam Fudamental yang teramat menginginkan hilangnya golongan keturunan Cina dari Bumi Indonesia. Laporan itu antara lain : * Didaerah Kampung Bandan, Jakarta Utara dan Rawa Buaya, Jakarta Barat telah lama diadakannya pelatihan cara2 membongkar pintu serta cara2 membunuh orang (Musollah AlFalak) * Mereka membentuk regu2 terdiri dari : Regu penghancuran/penyerangan rumah-rumah 1-5 orang/regu Regu penyerangan/penjarahan toko-toko 10-15 orang/regu * Target tiap2 regu dapat membunuh 2 laki2 Cina * Didaerah Bongkaran Tanah Abang, selalu diadakan briefing menanamkan kebencian terhadap etnis Cina Para peserta diberi imbalan Rp. 5.000,-/hari dan Rp. 200.000,- untuk para pembunuh (saluran utama adalah pembunuh (sasaran utama adalah pemilik toko/Boss) * Di Jl.Mangga Besar IX (Gg. Losufan), ada musolah kecil yang mengadakan indoktrinasi kebencian terhadap golongan terhadap golongan Cina (tiap hari) * Cililitan, ada pembinaan terhadap anak2 sekolah dan mahasiswa2 untuk membenci dan menghancurkan golongan Cina (IKIP IAIN) * Bekasi, di Perum Pekayon dimana diadakan pendidikan Ustad2 muda untuk meyebarkan doktrin2 anti Cina. * Kebayoran Lama dan Petogogar, hal serupa juga dilakukan oleh seorang Padang ex Masyumi * Mesjid di Jl.Kebahagiaan (Kerukut) * Terdapat 8000-9000 pengajian2 yang isinya adalah pengindoktrinasian Anti Cina * Adanya/dibentuknya Pasukan Wisabihillah/Pasukan Jihad Pusat di Jl. Warakas Tanjung Priok, dalam hal ini KISDI (Faisal Biki) sebagai pelaksana sana diatas kertas. * Dead Line / hari H -/+ 3 hari dari Pemilu perkiraan antara tgl 4-10 Juni 1999. * Prioritas hari pertama : Mangga Dua, Pademangan dan Gunung Sahari, arah pegeraka n dari Tanjung Priok, sasaran lainnya, Pertokoan2,
Re: [Kuli Tinta] Golkar dan Reformasi
Saudara Iwan, ada beberapa hal yang membuat saya sepakat dengan apa yang saudara sampaikan. Golkar secara institusi memang pernah bikin orang lain babak-belur. Tapi mari kita lihat dengan hati tanpa memihak. Dalam artian, meski kita mendukung Megawati, Amien Rais, atau Hamzah Haz, dalam melihat Golkar kali ini mari kita berpikir "ala cende- kiawan". Berani mengatakan benar kalau memang benar. Tindakan Golkar pasca reformasi, sempat membuat saya gembira. Apalagi setelah orang-orang yang dulu 'menciumi' tangan Soeharto terdepak sejak munaslub Golkar yang lalu. Kelompok yang dimotori Edi Seodrajat, setelah kalah dalam bersaing dengan kelompok Akbar, mendirikan partai sendiri. Bila memang yang mereka cari adalah memperbaiki Golkar setelah dihujat sana-sini, tentunya mereka bertahan di Golkar dengan melakukan perbaikan dari dalam shg rakyat terbuka hatinya bahwa Golkar telah melakukan metamorphosa. Individu spt Try Seotrisno, mencium-cium tangan Soeharto meski jadi sudah jadi Pangab [bikin malu aja], sekarang berteriak-teriak lantang soal reformasi adalah pemain "lenong" yang kahabisan penonton. Marilah kita lihat Golkar secara adil. Dosa masa lalu Golkar memang masih melekat di pundak mereka yang sekarang meneruskan kepemimpinan. Tapi saya menaruh penghargaan yang tinggi thd mereka yang meski dihujat sana-sini tetap bertahan untuk melakukan perbaikan dari dalam. Lihatlah orang Golkar spt Marzuki Darusman, lihat juga yang lain spt Adi Sasono [yg dianugerahi gelar the most dangerous man]. Dan juga yang lain. Tekad mereka untuk menegakkan keadilan nampak dari kegiatannya sehari-hari. Golkar sebagai orospol di bawah Soeharto memang amat sangat amburadul. Tapi mari kita lihat Golkar yang sekarang. Pintu demokrasi dibuka. Usaha perbaikan ekonomi terlihat membaik [nilai rupiah menguat, laju inflasi ditekan, bahkan sempat minus], kebebasan pers dibuka, hampir semua tapol napol politik dilepas. Pegawai negeri diancam akan dipecat kalau memihak partai Golkar [ancaman Mendagri]. Usulan RUU agar pemilu berdasarkan sistem distrik berasal dari pemerintah [ini menjamin wakil terpilih benar-benar dikenal pemilih dan berjuang untuk daerah yang dipilihnya; tapi ditolak parpol lain kawatir tak kebagian kursi]. Bahkan akhir-akhir ini Habibie meluncurkan ide sangat cemerlang. Golonga WNI diakui sebagaimana suku bangsa yang lain plus segala atribut dan budaya yang dimilikinya. Habibie juga mencetuskan pemilihan president secara langsung dan amandment UUD'45. Habibie memberikan opsi menarik untuk teman-teman di TimTim. Pemikiran dan tindakan Habibie bersama Golkar diatas menunjukkan adanya langkah-langkah reformasi yang positif. Mengapa orang tidak mau mengakui bahwa hal-hal di atas adalah langkah reformatif. Orang masih saja berpikir dengan pola lama, bahwa Golkar adalah status quo yang buruk dan harus dihajar, disingkirkan. Padahal, apa yang dilakukan Golkar dengan Habibie pada tahun pertama itu sungguh prestasi luar biasa. Mengapa kita menutup mata thd kenyataan ini??? Saya memisahkan Golkar saat di bawah Soeharto dan kroconya, dan Golkar di bawah Akbar Tanjung. Secara organisasi...mereka juga sudah berbeda. Yang pertama Golkar [Soeharto], yang satu adalah Partai Golkar [Akbar Tanjung]. Kalau di kalangan masyarakat ada yang berpendapat bahwa mereka harus memilih Golkar karena listrik, jalan, dsb ini dibangun oleh Golkar, masyarakat tsb yang perlu disadarkan lewat pendidikan politik yang benar. Tapi kita tak bisa menyalahkan Partai Golkar yang sekarang. Demikian tanggapan saya saudara Iwans, mohon dikoreksi kalau ada yang keliru. Saya sendiri hanya melihat partai-partai lewat pemberitaan. Saudara yang di tanah air bisa melihat dengan mata kepala sendiri mungkin punya cara pandang yang beda. Terima kasih. Note: Tanggapan ini mohon tidak disikapi sebagai upaya kampanye Golkar. Frankly, saya don't care partai apa yang akan menang. Saya hanya melihatnya dengan kaca mata akademis [tak memihak]. Hercule Poirot: "...If we know what we are searching for, it is no longer mysteri..." From: iwans [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Kuli Tinta] Golkar dan Reformasi Date: Thu, 27 May 1999 01:29:04 +0700 Ini hasil ngobrol saya di warung kopi sebelah kantor : Kalau kita bersedia bertindak adil, Reformasi tidak berarti harus Golkar yang kalah (saya sama sekali bukan pendukung golkar lho, dengan menyatakan hal itu), namun kita tetap harus berpikir positif dan realistik saja. Menurut saya, Golkar yang sekarang agak lebih baik dari Golkar yang lama, karena kroco-kroco Golkar sudah banyak yang keluar, seperti Hayono Isman, Try Soetrisno, Rudini, Edi Sudrajat, Cahyo Kumolo, dll. Mereka inilah yang dulu membesarkan Golkar, menyanjung-nyanjung Golkar dan Pak Harto, serta ikut andil menciptakan status quo, sekarang berlaku seolah-olah orang yang bersih, pro reformasi, anti status quo, dll. Ibarat orang lempar batu sembunyi tangan. Dari segi organisasi atau komunitas, mereka
[Kuli Tinta] Fenomena Marzuki [Re: Golkar dan Reformasi]
From: "Hercule Poirot" [EMAIL PROTECTED] Lihatlah orang Golkar spt Marzuki Darusman, lihat juga yang lain spt Adi Sasono [yg dianugerahi gelar the most dangerous man]. Dan juga yang lain. Tekad mereka untuk menegakkan keadilan nampak dari kegiatannya sehari-hari. Saya memisahkan Golkar saat di bawah Soeharto dan kroconya, dan Golkar di bawah Akbar Tanjung. Secara organisasi...mereka juga sudahberbeda. Yang pertama Golkar [Soeharto], yang satu adalah Partai Golkar [Akbar Tanjung]. Mari kita bahas fenomena Marzuki Darusman di dalam tubuh Golkar, kaitannya dengan Akbar dan isu Habibie. 1. Bagaimana mungkin seorang Marzuki bisa berjas hitam sendirian di tengah pengurus lainnya yang berjas kuning? Simbol apa yang hendak disampaikannya? 2. Apakah Marzuki bersandiwara politik ketika ia dengan getol mendesakkan perlunya calon presiden lebih dari satu instead of Habibie seorang? 3. Bagaimana mungkin seorang ketua fraksi Karya Pembangunan di MPR berkampanye tentang hal itu dan Habibie himself tidak keberatan? 4. Sejauh mana hubungan baik Akbar-Marzuki (mereka kawan sejak mahasiswa) menjadi faktor tersembunyi yang menentukan dalam politik Golkar yang mereka mainkan? 5. Tidakkah pencalonan Habibie sebagai presiden oleh Golkar justru memberi peluang sasaran tembak oleh parpol lainnya, dan memberi peluang naiknya popularitas partai lainnya, serta memberi momentum aliansi strategis PAN-PKB-PDI-P dan aliansi kedua PPP-PAN-PK?? Apakah Golkar sebodoh itu dengan mencalonkan Habibie karena AKbar setahu saya bukanlah politisi kemarin sore. 6. Jika Akbar bukan orang bodoh, agenda tersembunyi apa yang tengah dimainkannya melalui pengajuan nama Habibie? Membusukkan nama Habibie? Sehingga dalam rapim sebelum SU MPR akhirnya desakan untuk menyingkirkan nama Habibie muncul sendiri dari bawah setelah para pengurus melihat betapa tidak menjualnya nama itu. 7. Lalu apa setelah itu? AKbar mengharapkan namanya sendiri dimajukan? Memangnya seberapa besar dukungan grass roots Golkar terhadapnya? DPD, DPC? 8. Atau, PERTANYAAN TERPENTING; Apakah ia cuma mau jadi broker politik? Sadar bahwa ia tidak mungkin naik jadi presiden (karena citra masa lalu Golkar di mata rakyat) dan tidak mungkin pula Golkar memimpin kabinet, ia akan bernegosiasi dengan pemenang mayoritas pemilu (yang tidaklah sama dengan penguasaan MPR) untuk mendapatkan kurs-kursi menteri. Marzuki sendiri sudah aman di kursinya yang lain, Ketua KOmnas yang akan memiliki wewenang luar biasa setelah UU itu disahkan. Apa pendapat netters? __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
RE: [Kuli Tinta] Penggabungan Milis?
Kalau saya tidak melihat ada manfaat bagi peserta milis [EMAIL PROTECTED] Kenapa ? toh penggabungan ini hanya akan menguntungkan peserta korps pemilih saja secara sepihak. Lihat saja bila kita postingkan e-mail ke kuli-tinta maka secara otomatis korps pemilih dapat juga membacanya, tetapi bila seseorang memposting e-mail ke korps pemilih hanya mereka saja yang dapat membacanya (sesuai penjelasan bung owner), kalau mau gabung ya gabunglah apa yang didapat secara bersama, bisa kita bahas bersama-sama, jangan mereka bisa membaca di kuli tinta tapi punya mereka tidak bisa kita baca ..? Salam reformasi -- From: Franca A.S. Wenas[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 26 May 1999 16:32 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [Kuli Tinta] Penggabungan Milis? Sorry ... I'm a new comer. Tolong jelaskan ...siapakah Korps Pemilih itu, sehingga dapat diketahui manfaat 'subscribe' ini. Terima kasih. -Original Message- From: Hotman Silalahi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, May 26, 1999 9:59 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [Kuli Tinta] Penggabungan Milis? Pada dasarnya saya, pribadi, setuju kalau milis Korps Pemilih disubscribe ke milis Kuli Tinta ini dan ini juga berguna untuk memperluas wawasan peserta milis Kuli Tinta ini. Terimakasih On Fri, 21 May 1999 [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth. Peserta Milis. Ada usulan dari saudara Iwan untuk memasukkan alamat milis Korps Pemilih sebagai anggota Milis Kuli Tinta. Namun, ada anggota milis Kuli Tinta yang tampaknya kurang setuju. Karena itu, moderator memberikan kesempatan kepada semua peserta milis untuk memberikan pendapat. Hal yang perlu diperhatikan adalah; bila alamat e-mail milis Korps Pemilih disubscribe ke Kuli Tinta.., maka bila ada posting yang HANYA ditujukan ke Korps Pemilih, tidak akan masuk ke milis Kuli Tinta. Tetapi bila posting ditujukan ke milis Kuli Tinta.., maka otomatis akan masuk ke milis Korps Pemilih. Kira-kira begitulah "perjalanan" e-mail yang akan terjadi bila milis Korps Pemilih dijadikan anggota milis Kuli Tinta. Itu secara teknis. Secara substansial, tentu ada perbedaan tujuan dan spesifikasi kuli-tinta dengan korps pemilih. Alasan ini pun patut dijadikan pertimbangan apakah usulan saudara Iwan itu dapat dilakukan. Demikian, ditunggu komentar lainnya dari peserta milis. Moderator __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
RE: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
Alangkah indah perbandingannya (nampaknya lengkap dan ilmiah). Kita masih harus mempelajari apakah isnya akurat atau tidak. Namun jangan kita lupakan bahwa politik itu tidak sama dengan matematika. 10 + 10 belum tentu lebih besar dari 1 + 1. Masyarakat dalam memilih pimpinannya kadang-kadang ibarat seseorang memilih pasangannya. Kalau kita memakai rumus matematika, kemungkinannya hanya para bintang film saja yang sanggup membentuk kehidupan berkeluarga. Tetapi kenyataannya kehidupan berkeluarga para selebritis (yang relatif penuh dengan kelebihannya) belum tentu sebahagia kehidupan berkeluarga rakyat banyak. Masing-masing orang mempunyai pendapat tentang bahagia itu. Begitu juga tiap orang mempunyai titik tolak masing-masing dalam menentukan pimpinannya. Bagaimanapun, pembanding itu bagus untuk ditampilkan. Tiap orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Tidak ada yg tidak rasional dalam menentukan pilihan dalam Pemilu nanti. Kita sudah hidup dalam alam Demokrasi, bukan? Hidup Reformasi! Salam, Joost A. Nelwan -- From: Martin Manurung[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 27, 1999 12:12 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS Ah.. itu omongan Bullshit.. capek lah dengerinnya... sederhana saja; masak megawati tidak pernah dapat penghargaan apa-apa? Apa tidak ingat, baru-baru ini Megawati dapat penghargaan dari India dan menjadi nominator Hadiah Nobel.. Tapi, okelah.., saya tidak mau dijebak untuk mempertentangkan Amien dan Mega.., ini taktik status quo yang ingin memecah kelompok anti status quo.. Mereka ketakutan pada komunike bersama Mega-Amien-Gus Dur... Amien sendiri di UI sama-sekali tidak mau dijebak ketika seorang penanya mencoba membawa dia mempertentangkannya dengan Mega dan Gus Dur.., dan atas posisi Amien itu, saya sangat kagum dan mengacungkan jempol.. Hidup Amien Rais, Hidup Megawati dan Hidup Gus Dur!! Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN! Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB) Kunjungi http://come.to/forma-kub E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 26 Mei 1999 23:34 Subject: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti kedodoran. Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega. 1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta. 2. Tahu diri. Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai pemimpin -- akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan. Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat itu. Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara. salam, ramadhan In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI 1.Pendidikan Formal AMIEN RAIS : * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of Chicago dengan desertasi tentang "Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir" * Pernah setahun kuliah di Al-Azhar , Kairo (di Departemen Bahasa) MEGAWATI : * SMA 2. Karya Tulis AMIEN RAIS : * Cakrawala Islam (1987), Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, Tugas Cendekiawan Muslim, Keajaiban Kekuasaan(1994), Moralitas Politik Muhammadiyah (1995), Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani (1996) MEGAWATI : * Tidak ada 3. Pekerjaan AMIEN RAIS : * Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Politik (sekaligus sebagai ketua jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM) MEGAWATI : *Ibu rumah tangga 4. Organisasi yang membesarkan AMIEN RAIS : *Muhammadiyah *ICMI MEGAWATI * PDI 5. Penghargaan yang pernah didapat AMIEN RAIS : * "Tokoh Reformasi" dari mahasiswa * "Tokoh Tahun
Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya
Temen-temen anggota Millis, kayaknya isu kita kemarin udah bocor nih.. bahkan udah ada di milling listnya Indonews... saya kutipkan beritanya dibawah ini.. wah bagaimana ini ? bahkan nama millis kita juga ada didalamnya dan sumbernya malah dari sini... jangan-jangan nanti malah kita yang dituduh provokator sekian dulu... Regards.. Dave --- BEREDAR ISU RUSUH 4-10 JUNI JAKARTA (SiaR, 26/5/99), Isu bakal terjadi kerusuhan dengan sasaran etnis Cina di kawasan Jakarta Utara merebak belakangan ini. Isu itu menyebutkan kalangan radikal belakangan ini melatih para anggotanya di berbagai tempat, termasuk di Warakas, Jakarta Utara. Warakas adalah wilayah di mana terdapat konsentrasi massa PPP dan PDI Perjuangan. Sasaran kerusuhan ini tak beda dengan sasaran kerusuhan Mei tahun lalu, yakni pertokoan di Glodok, Kota, Mangga Dua dan sekitarnya. Berdasar sebuah informasi yang kemudian dilansir dalam sebuah mailing-list di internet malah menyebutkan dengan jelas, tempat-tempat di mana orang-orang dari kelompok-kelompok radikal ini dilatih. Menurut informasi itu diperolehnya dari seorang kiai Nahdlatul Ulama. "Kuli Tinta" bahkan menyebut sejumlah kelompok Islam, seperti KISDI dan Kelompok Amir Biki terlibat dalam pelatihan-pelatihan itu. Kerusuhan itu, juga dikabarkan akan melibatkan massa PPP. Menurut skenario, antara 4 hingga 10 Juni, kelompok terlatih akan memulai aksi penjarahan, pembakaran dan pembunuhan. Kelompok lainnya akan menggerakkan massa. Targetnya kerusuhan besar yang menjalar ke seluruh Jakarta seperti Mei 1998 lalu. Sumber kepolisian di Jakarta yang dihubungi SiaR menyebutkan, pihak keamanan sudah mengendus gelagat itu dan telah menyiagakan pasukannya antara tanggal 4 hingga 10 Juni 1999. Kelompok terlatih yang dalam kerusuhan itu akan bertindak sebagai provokator, ungkap kiai tersebut, adalah juga yang berperan dalam kerusuhan Mei tahun 1998 lalu, serta kerusuhan-kerusuhan lainnya di berbagai daerah di Indonesia. Kelompok ini, merupakan pasukan siluman yang kepiawaiannya melebihi satuan paling elit di Korps Baret Merah, Detasemen 81. Kelompok terlatih ini dibentuk Prabowo ketika dirinya masih menjabat sebagai Danjen Kopassus. Satuan ini juga yang diduga menjadi penggerak pembantaian para kiai dan dukun santet di Banyuwangi dan Ciamis. Sumber itu menganjurkan agar masyarakat waspada. Sumber kepolisian itu juga mengatakan agar satuan-satuan tugas partai ikut berperan mencegah terjadinya kerusuhan, jika apa yang dikabarkan ada pihak-pihak yang akan mengacau Jakarta itu benar-benar melakukan aksinya. Menurut kiai tersebut, tujuan kerusuhan itu jelas untuk menggagalkan seluruh proses penyelenggaraan Pemilu 1999, sehingga kekuatan status quo dapat terus memegang kendali pemerintahan di Indonesia.*** __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS
Maklumlah Bung Joost, kalau orang sudah jatuh hati pada seseuatu memang nggak bisa berfikir secara rasional lagi. Yang penting, ya pokoknya ... ! Apalagi pendukung berat Megawati macam Martin Manurung ini, hahahaha. Apapun yang kita katakan tentang Megawati, pada prinsipnya dalam citra fikirannya sudah terbentuk pikiran "pokoknya Presiden saya mendatang adalah Megawati peduli amat apa kata orang lain ." Jadi jangan heran kalau ada posting yang menyerang Megawati langsung saja ditanggapi dengan kereng. Tapi tak apalah, saya jadi makin seneng nggodain anak muda satu itu (lha usianya sama dengan adik saya paling bungsu, jeee . setelah saya buka homepagenya) . Tetap berfikir arif dan waras ! Joost A. Nelwan wrote: Alangkah indah perbandingannya (nampaknya lengkap dan ilmiah). Kita masih harus mempelajari apakah isnya akurat atau tidak. Namun jangan kita lupakan bahwa politik itu tidak sama dengan matematika. 10 + 10 belum tentu lebih besar dari 1 + 1. Masyarakat dalam memilih pimpinannya kadang-kadang ibarat seseorang memilih pasangannya. Kalau kita memakai rumus matematika, kemungkinannya hanya para bintang film saja yang sanggup membentuk kehidupan berkeluarga. Tetapi kenyataannya kehidupan berkeluarga para selebritis (yang relatif penuh dengan kelebihannya) belum tentu sebahagia kehidupan berkeluarga rakyat banyak. Masing-masing orang mempunyai pendapat tentang bahagia itu. Begitu juga tiap orang mempunyai titik tolak masing-masing dalam menentukan pimpinannya. Bagaimanapun, pembanding itu bagus untuk ditampilkan. Tiap orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Tidak ada yg tidak rasional dalam menentukan pilihan dalam Pemilu nanti. Kita sudah hidup dalam alam Demokrasi, bukan? Hidup Reformasi! Salam, Joost A. Nelwan -- From: Martin Manurung[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 27, 1999 12:12 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS Ah.. itu omongan Bullshit.. capek lah dengerinnya... sederhana saja; masak megawati tidak pernah dapat penghargaan apa-apa? Apa tidak ingat, baru-baru ini Megawati dapat penghargaan dari India dan menjadi nominator Hadiah Nobel.. Tapi, okelah.., saya tidak mau dijebak untuk mempertentangkan Amien dan Mega.., ini taktik status quo yang ingin memecah kelompok anti status quo.. Mereka ketakutan pada komunike bersama Mega-Amien-Gus Dur... Amien sendiri di UI sama-sekali tidak mau dijebak ketika seorang penanya mencoba membawa dia mempertentangkannya dengan Mega dan Gus Dur.., dan atas posisi Amien itu, saya sangat kagum dan mengacungkan jempol.. Hidup Amien Rais, Hidup Megawati dan Hidup Gus Dur!! Martin Manurung http://www.cabi.net.id/users/martin Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN! Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB) Kunjungi http://come.to/forma-kub E-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 26 Mei 1999 23:34 Subject: [Kuli Tinta] ANTARA MEGAWATI DAN AMIEN RAIS Membandingkan Amien Rais dan Megawati, sungguh tak adil. Dibandingkan dengan Ratna Sarumpaet, Nusrsyahbani Katjasungkana, Budiman Sudjatmiko atau Rama Pratama, Karlina Leksono, Mari E. Pangestu saja, Megawati sudah pasti kedodoran. Tetapi ada yang mereka semua tak miliki, tetapi ada pada Mega. 1. Bapaknya seorang Proklamator Tercinta. 2. Tahu diri. Saya sendiri-- terlepas dari kedunguan dan ketololan Mega sebagai pemimpin -- akan menghormati PDI-P yang akan memenangkan Pemilu 1999. Kita harus menghormati pilihan rakyat, suka atau tidak atas hasil pemilu ini. Mega jadi Presiden Ke-4 RI, karenanya, juga tak bakal tertahankan. Mayoritas rakyat Indonesia adalah berpendidikan non universitas, setingkat SMP lah. Rakyat Indonesia pasti akan memilih partai atau pemimpin partainya yang level pendidikan dan intelektualitasnya sama dengan mayoritas rakyat itu. Tetapi bung!, sekali lagi, kita harus hormati apa pun hasil pemilu. Biarkan PDI-P menang dan mengurus negara bersama Presiden (Feodalisme) Megawati Soekarno. Betapa pun demokrasi melahirkan kelucuan, ketololan, kedunguan dan kenaifan-- barangkali itu cuma proses sementara saja. Lebih baik negara ini diurus sama orang bodoh atau preman dibandingkan sama tentara. salam, ramadhan In a message dated 5/26/99 2:11:32 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: SIAPA PRESIDEN RI KE-4 YANG ANDA PILIH ( PERBANDINGAN ) AMIEN RAIS - MEGAWATI 1.Pendidikan Formal AMIEN RAIS : * S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM * Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta * S-2 Ilmu Politik University of Notre Dame USA * S-3 (Doktor) Ilmu Politik University of
Re: [Kuli Tinta] FW: Tolong forward mail ini !!!!! sebanyak2nya
Wah, keliatannya udah mulai keliatan nih belangnya tentang e-mail tersebut.. sekarang kita jangan melihat si pengirimannya dong yang salah (saudara/i Wenita), justru kita harus tau dulu nih sumber berita tersebut dari mana, sebab pasti yang menyebar berita tersebut dapet dari sumber tadi, kalo kita-kita bisa tau dari mana sumbernya, mungkin kita juga bisa tau siapa sebenarnya dalang dibalik kerusuhan-kerusuhan selama ini, mungkin juga nantinya ada kaitannya dengan dalang 13 Mei tahun lalu yang sampai sekarang ini masih belon ketauan Regards... dave - Saya setuju dengan anda Bung Satir, Alamat-alamat diatas fiktif semua ! Sudah dicek. Beberapa alamat yang ditulis disitu ternyata alamat Panti Asuhan Yatim Piatu (Ya Allah, betapa bejatnya pembuat tulisan itu). Yang lainnya semua meragukan. Nama-nama yang ada disitu juga sama sekali tidak benar. Semuanya fiktif. Semuanya bohong. Semuanya untuk mengadu-domba umat Islam, Kristen dan kaum nasionalis. Pembuat email tersebut adalah pengkhianat ! Gila kali dia. __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!
Re: [Kuli Tinta] Ekonomi Kerakyatan/ Ekonomi Rakyat
Bung Nelwan, Kalau saya boleh menyarankan dan seandainya anda bisa membuka website maka silahkan klik alamat berikut ini : http://www.daulatrakyat.or.id ; Atau kalau ndak ya coba saja buka http://www.depkop.go.id. Mungkin ada sesuatu yang berguna untuk anda baca-baca disana. Selamat surfing dan tetap berfikir merdeka ! Joost A. Nelwan wrote: Rekan-rekan Mail List Belakangan ini partai-partai (dan pihak-pihak kelihatannya ahli ekonomi) lagi ngetrend menjual Ekonomi Kerakyatan / Ekonomi Rakyat. Terus terang saya tidak mengerti. Siapa yang bisa menerangkan isi dari karung yang merknya Ekonomi Kerakyatan itu. Tolong jangan biarkan saya bodoh terus. Salam, Joost A. Nelwan __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!