Tolong kuduang dih (Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...)

2004-05-11 Terurut Topik bandaro


Bilo mareply  tolong dikuduang  posting sabalunnyo.

Toh
toh
tOh
toH ...
orang lain alah punyo juo

Kok paralu tinggakan sajo nan paralu nan akann dikomentari.

Tarimo kasi
mawakili nan ba plat hitam

mak Ban  ( 53 thn)
Mancangkuang di Rantaunet sajak 1997
~~


M. Ismet Ismail wrote:
 
 Assalamulaikum wr, wb
 
 Kenapa sih sanak Adrisman ngotot sekali untuk melaksanakan pemerintahan gaya
 pemerintahan madinah, padahal sejarah sudah membuktikan bahwa pemerintahan
 seperti itu hanya berlangsung dalam waktu 22 tahun. Waktu yang 22 tahun itu



(..  dikuduang  maimaik pulsa dan maimaik bandwith .)

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-11 Terurut Topik S.Sehan
Bicara ttg demokrasi tentu saja tak perlu dan tak bisa
ada kesimpulan. tapi alangkah lebih baiknya jika kita
bicara tentang cara pandang dan cara pikir dalam
mengelola persoalan sendiri, yaitu persoalan kita
dalam bernegara. Bicara ttg demokrasi, theokrasi atau
monarki atau apapun tentulah hanyalah sebuah kumpulan
ide2 dan usul yg teramat banyak. tapi sungguh cukup
sedikit dan sempit utk mampu mengelola persoalan kita.


Tidak peduli apakah itu demokrasi islam, demokrasi
terpimpin, demokrasi liberal ataupun demokrasi
pancasila. mengadopsi atribut sama saja mengebiri diri
sendiri. tentu tidak akan begitu sesuai dg persoalan
yg dihadapi. jangankan pilihan2 yg saya sebutkan
diatas, bahkan dengan mengeneralisir pilihan menjadi
demokrasi sajapun tak akan cukup membantu kita
menghadapi persoalan yg ada. entah kenapa kita harus
memilih2 system yg sesuai dari yg telah ada tersebut.
kenapa tidak kita sebut saja bahwa system bernegara
kita adalah abcd. tidak perduli apakah abcd itu
berbentuk demokrasi atau apapun. atau bahkan tak
berbentuk sekalipun (setidaknya tidak sama dg bentuk2
yg ada) akan tetapi merupakan suatu yg lahir dari
kesadaran objektifitas dari berkomunitas/bernegara itu
sendiri yg dilandasi niat baik dan tujuan2 yg tentu
merupakan tujuan yg sesungguhnya dan tidak hanya jadi
hiasan seminar2 atau buku2 panduan sekolah serta
aturan2 yg tak pernah diterapkan. tapi sebuah tujuan
kolektif yg meresap dalam komunitas itu sendiri.

Spt halnya demokrasi itu sendiri yg merupakan ide
mutakhir dijaman kuno dulu. dia pun lahir dari
kebutuhan dan tuntutan ideal masyarakat yg ada. dan
jgn pernah disamakan masyarakat yg sekarang dg
masyarakat saat itu. dan jgn pula membahas contoh2
bodoh yg sangat tidak berguna dibahas seperti
demokrasi2 yg ada di negara2 lain. bukankah kalau
kita lihat negara2 yg ada didunia ini jauh lebih
banyak yg terkebelakang daripada yg maju. dan yg maju
selalu merupakan produk dari system kepercayaan diri
yg mengekspresikan kebutuhan mereka sendiri yg tentu
tidak akan persis sama dg negara atau komunitas lain.
bahkan keterperangkapan kita akan kata negarapun harus
dikoreksi dulu sebelum memikirkan system yg sesuai
itu. mungkin seluruh persepsi hrs ditata ulang agar
kita bener tau apa itu yg kita butuhkan.

Sedikit lagi komentar tentang demokrasi. perlu kita
sadari juga bahwa kenaifan kolektif lain yg kita
lakukan adalah menyempitnya ruang fikir system
bernegara itu menjadi lebih banyak terpaku pada
pemilihan kepemimpinan belaka. bahkan jika kita
berani, tak ada pemimpin pun tak apa2 asal ada
fundament yg tepat dan benar yg menyusun syestem yg
sesuai. dan mohon jgn didebat bahwa pendapat saya
dalam paragraf ini keliru dg mengatakan bahwa memang
ada kenaifan kolektif ttg perspektif demokrasi yg
banyak terfokus hanya pada pemilihan kepemimpinan.
bagi anda2 mungkin tidak demikian tapi tolong periksa
pemahaman dominan yg ada di kepala masyarakat umum.

hal lain yg mungkin juga perlu dilihat ulang adalah
cara bernegara itu sendiri. jika berpijak pada teori2
primitif bahwa negara adalah masyarakat, wilayah dan
pengelola organisasi negara itu sendiri maka ya..
maaf2 saja bahwa kita akan tetap berada dalam
keterperangkapan tradisional yg ada. karena
sesungguhnya saat ini kita tidak sedang diskusi ttg
ketatatnegaraan tapai lebih jauh adalah ttg komunitas.
jadi mahon maaf pada para akademisi yg berlatar
tatanegara bahwa tolong simpan ilmu anda dan mari kita
bicara komunitas. 

tak ada yg perlu tersimpulkan dari obrolan ini karena
ini hanyalah sebuah anjuran sederhana agar kita keluar
dari segala perangkap disiplin yg ada. pengetahuan
kadang2 membuat org yg tidak pintar menjadi makin
bodoh. dan pengetahuan lebih banyak hanya membebani
otak dan pikiran belaka. 

dan jangan pula ada yg tersinggung akibat gaya bahasa
dan cara mengemukakan pikiran. setiap pilihan kata dan
susuanan kalimat tentu ada maksudnya. dan seluruh
maksud insya allah saya landasi niat baik.


salam,


----- (*o*) -- [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 - Original Message - 
 From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED]
 
 Demokrasi di Indonesia juga bukan merupakan konsep
 tunggal.Sebelum demokrasi Pancasila kita mengenal
 demokrasi  Parlementer dan Terpimpin.Telah saya
 katakan bahwa bicara ttg demokrasi artinya bicara
 ttg banyak aliran pemikiran. Dan setiap demokrasi yg
 pernah berlangsung mempunyai ciri-ciri sendiri yg
 merupakan variasi dari sejarah perkembangan
 sebelumnya. Dalam perode demokrasi parlementer,
 cirinya adalah besarnya pernan partai2 politik
 melalui parlemen.  Dalam periode ini kebinet jatuh
 bangun dalam rentang usia yg tidak panjang.
 Bayangkan, pambangunan apa yg bisa dilakukan bila
 sebuah kabinet hanya berumur 5 bulan untuk kemudian
 diganti oleh kabinet lainya. Terus karena gak puas
 sebagai sebagai rubberstramp president belaka karena
 pemerintahan dijalan oleh perdana mentri, Sukarno
 muncul dg ide demokrasi terpimpinnya.Nah, disini
 kedaan terbalik, Presiden punya kekuasaan begitu
 besar hingga bisa 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-10 Terurut Topik Irdam Syah
Hanya perlu dipertanyakan apakah ada pengaruh agama mereka terhadap kemajuan
yang dicapai. Misalnya apakah agama mereka mengandung ajaran
ketata-negaraan. Seperti Eropa dan Amerika yang mayoritas Kristen, saya
tidak tahu apakah ayat2 dalam Injil ada berisi mengenai ketatanegaraan.
Hanya sepengetahuan saya, sepanjang kehidupan Nabi Isa a.s. yang cukup
pendek (-+ 30 tahunan) beliau tidak pernah menjadi kepala
negara/pemerintahan sehingga kemungkinan tidak ada ayat2 yang diturunkan
mengenai kepemerintahan ini. Disamping itu cukup banyak negara2 di Amerika
Latin yang mayoritas beragama Katolik tapi kategorinya juga termasuk negara
berkembang. Apalagi negara-negara di bawah Uni Soviet yang komunis dan
atheis sangat tidak relevan sekali mengatakan bahwa agama mayoritas penduduk
berpengaruh sekali terhadap keberhasilan dalam kemajuan negaranya.

salam - tg

# -Original Message-
# From: M. Ismet Ismail
# 
# Assalamulaikum wr, wb
# 
# Kenapa sih .cut
# 
# Dan sejarah juga sudah membuktikan bahwa negara-negara yang 
# saat ini maju, semuanya adalah negara yanag penduduknya 
# mayoritas non-Islam, dan pertanggungan jawaban atau keberhasilan
# ini adalah berada pada pundak penduduk yang non-Islam tersebut,
# karena mereka mayoritas.
# 
# 
# Wassalam
# 
# MII
# 
# - Original Message -
# From: Adrisman Yunus
# 

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-10 Terurut Topik harman
Tadinya males mau ikut diskusi ini abis kayaknya hanya pengulangan
yang pernah ada, hanya saja judulnya saja yg berbeda kalau 
sebelumnya tentang Demokrasi yang langsung diadu dengan Kekhali
fahan dan saya dengan da Ad terlibat diskusi yg cukup panjang
dan saat ini Demokrasi yg digugat.

Kalau memberi contoh, sebaiknya disampaikan contoh negara yg
lain selain negara barat, Malaysia misalnya, rakyat disana cukup
makmur dan maju perkembangan Islam dan hukumnya juga bisa berjalan
dengan baik - kayaknya udah pernah dibicarakan juga.
Demokrasi itu kan bukan bentuk yg kaku, tinggal disesuikan saja
dengan kondisi masyarakat yang ada, bukan demokrasi versi USA, 
Perancis dll tapi demokrasi versi Indonesia, kayak gimana? kayak
sekarang ini yg masih terus berproses dan berkembang

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-10 Terurut Topik Irdam Syah
Saya pikir sdr. Sehan akan mengetengahkan argumentasinya kenapa
demokrasi disebutnya primitif dan suatu kebodohan jika masih
menerapkan sistem demokrasi. Pernyataan tersebut cukup
menggelitik juga untuk didiskusikan...
Eh nggak taunya yang keluar hanya pernyataan berikut:

 .
 lebih jauhnya, silakan buka pertanyaan lebih
 menjurus yg berhubungan dengan hal ini. saya juga   ---
 hanyalah org awam yg kadang2 juga suka mengada-ada. ---
 .

salam - tg

# -Original Message-
# From: harman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
# 
# Tadinya males mau ikut diskusi ini abis kayaknya hanya pengulangan
# yang pernah ada, hanya saja judulnya saja yg berbeda kalau 
# sebelumnya tentang Demokrasi yang langsung diadu dengan Kekhali
# fahan dan saya dengan da Ad terlibat diskusi yg cukup panjang
# dan saat ini Demokrasi yg digugat.
# 
# Kalau memberi contoh, sebaiknya disampaikan contoh negara yg
# lain selain negara barat, Malaysia misalnya, rakyat disana cukup
# makmur dan maju perkembangan Islam dan hukumnya juga bisa berjalan
# dengan baik - kayaknya udah pernah dibicarakan juga.
# Demokrasi itu kan bukan bentuk yg kaku, tinggal disesuikan saja
# dengan kondisi masyarakat yang ada, bukan demokrasi versi USA, 
# Perancis dll tapi demokrasi versi Indonesia, kayak gimana? kayak
# sekarang ini yg masih terus berproses dan berkembang
# 
 

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-09 Terurut Topik Irdam Syah




Mungkin sanak bisa manarangkan argumentasinyo sahinggo 
rang palanta bisa pulo mangarati  iyo yo alah kuno demokrasi 
tu.
Labiah 
elok lai sakalian manarangkan hasil evolusi individu tu konsep aponan 
ditawarkannyo...
Rasonyo indak setiap komunitas manjalankan konsep 
demokrasi tu karano masih ado negara nan mamakai konsep teokrasi, aristokrasi, 
bahkan diktator-krasi...:-)

salam 
- tg

  -Original Message-From: S.Sehan 
  Demokrasi?
  Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
  komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
  
  dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan 
  moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok 
  komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik 
  (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional 
  (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif 
  nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam 
  ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 
  dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun.
  
  Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya 
  dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja 
  merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan 
  komunitas.
  
  Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya 
  berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan.
  
  salam,

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-09 Terurut Topik M. Ismet Ismail
Assalamulaikum wr, wb

Kenapa sih sanak Adrisman ngotot sekali untuk melaksanakan pemerintahan gaya
pemerintahan madinah, padahal sejarah sudah membuktikan bahwa pemerintahan
seperti itu hanya berlangsung dalam waktu 22 tahun. Waktu yang 22 tahun itu
sangat sangatlah pendek jika kita bandingkan dengan sejarah Islam yang
sampai saat ini telah berlangsung 14 abad dan sebagian besar masanya memakai
sistem pemerintahan gaya monarchi.

Belum lagi jumlah penduduk yang diatur pada masa yang 22 tahun tersebut
sangat-sangatlah sedikit jika kita bandingkan dengan jumlah penduduk yang
diatur untuk masa sekarang. Atau apakah kita akan memakai sistem monarchi
gaya kesultanan-kesulatanan yang sudah jelas banyak sekali menurut sejarah
banyak melakukan kekejaman dan pengekangan hak-hak individu serta pemberian
keitimewaan pada lingkungan kesultanan (istana) ?

Dan sekarang .. kita bisa melihat mana ada satupun negara-negara di
dunia ini ,yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dapat disebut sebagai
negara maju. Kalau kita setuju bahwa maju tidaknya suatu bangsa sangat
ditentukan oleh manusia di negara di mana mereka berada, maka pertanggungan
jawab ini dapat kita timpakan kepada manusia-manusia Islam yang mengangkangi
negara-negara tersebut karena kemayoritasannya tidak dapat menggerek negara
di mana mereka berada untuk mencapai cita-cita suatu bangsa yaitu memajukan
dan mensejahterakan rakyatnya.

Dan sejarah juga sudah membuktikan bahwa negara-negara yang saat ini maju ,
semuanya adalah negara yanag penduduknya mayoritas non-Islam, dan
pertanggungan jawaban atau keberhasilan ini adalah berada pada pundak
penduduk yang non-Islam tersebut, karena mereka mayoritas.


Wassalam

MII

- Original Message -
From: Adrisman Yunus [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, May 08, 2004 3:28 AM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi...


 Wa'alaikum salam wr.wb.

 Eh siapa sih yang mengatakan kita cuma punya 3
 pilihan.? demokrasi, teokrasi atau gabungan...:(

 Saat ini kita semua memang digiring untuk cuma memilih
 demokrasi sebagai satu2nya pilihan, sampai2 negara
 islam seperti iran saja memakai kata republik atau
 juga RRC yang komunis. Karena saat ini cuma
 demokrasilah satu2nya yang dianggap layak dalam
 membentuk civil society.

 Apakah memang tak ada lagi pilihan selain
 demokrasi...?

 Dan apakah demokrasi memang sudah berhasil membentuk
 masyarakat madani seperti yang diharapkan...?

 Kenapa negara ini yang setidak tidaknya memiliki 85%
 umat muslim tidak pernah untuk mencoba membentuk
 pemerintahan ala pemerintahan madinah nya
 rasulullah..? Belum pernah dicobasama sekali atau
 setidak tidaknya dikaji.

 Tiap kali kita dengar kata kata anjuran untuk
 mengikuti sunnah rasul..., bahkan kalau berpakaianpun
 dibuat mirip dengan masa rasulullah.
 Tapi semua itu cuma bungkus yang kita pamerkan,
 sementara yang lebih essential yang dicontohkan
 rasulullah yaitu contoh bagaimana meramut, melindungi
 umat islam dalam bentuk negara kekhalifahan, tak ada
 satupun yang meliriknya...:(

 Allah menciptakan dunia ini dan menjadikan masing2
 kita jadi khalifah, bukanlah tanpa maksud. Dan itu
 telah dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabat
 yang 4 (khulafaur rashidin).

 Nah kalau selama ini kita selalu teriak sami'na
 waatho'na, adakah kita sudah waatho'na dengan contoh
 rasulullah yang satu ini?

 Ayo ah om yanto, jangan cuma melihat demokrasi
 saja sebagai satu2nya pilihan

 Yang saya lihat selama ini demokrasi memang berhasil
 dinegara negara sekuler atau setidak tidaknya untuk
 masyarakatnya yang berfikir secara sekuler, tapi kalau
 diterapkan pada masyarakat agamis, lihatlah perpecahan
 yang ada dan politik dagang sapi demi kekuasaan yang
 timbul, tak ada satupun yang mikirin rakyat.

 wassalam
 Adr


 --- yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalamualaikum Wr Wb
 
 
  Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya
  yang kita terapkan
  di negara ini,
  karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi,
  teokrasi dan
  penggabungan dari kedua-nya
 
  Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga
  sekarang cuman ada 1
  yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya
  kita menerapkan
  konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan
  menjadi raja.
 
  Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi
  seperti apakah
  sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau
  dengan kata lain
  demokrasi yang ber basis   apa (baca IDIOLOGI APA).
 
  kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif
  jawaban yang bisa
  kita pilih :
 
  Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis
  Model China yang berbasis Komunis  Mao
  Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis
  Sosialis Marx
 
  Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan
  Religi (baca
  Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi
  bermacam model juga
  Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya
  loh)
 
  Or 

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-08 Terurut Topik Adrisman Yunus
Wa'alaikum salam wr.wb.

Eh siapa sih yang mengatakan kita cuma punya 3
pilihan.? demokrasi, teokrasi atau gabungan...:(

Saat ini kita semua memang digiring untuk cuma memilih
demokrasi sebagai satu2nya pilihan, sampai2 negara
islam seperti iran saja memakai kata republik atau
juga RRC yang komunis. Karena saat ini cuma
demokrasilah satu2nya yang dianggap layak dalam
membentuk civil society.

Apakah memang tak ada lagi pilihan selain
demokrasi...?

Dan apakah demokrasi memang sudah berhasil membentuk
masyarakat madani seperti yang diharapkan...?

Kenapa negara ini yang setidak tidaknya memiliki 85%
umat muslim tidak pernah untuk mencoba membentuk
pemerintahan ala pemerintahan madinah nya
rasulullah..? Belum pernah dicobasama sekali atau
setidak tidaknya dikaji.

Tiap kali kita dengar kata kata anjuran untuk
mengikuti sunnah rasul..., bahkan kalau berpakaianpun
dibuat mirip dengan masa rasulullah.
Tapi semua itu cuma bungkus yang kita pamerkan,
sementara yang lebih essential yang dicontohkan
rasulullah yaitu contoh bagaimana meramut, melindungi
umat islam dalam bentuk negara kekhalifahan, tak ada
satupun yang meliriknya...:(

Allah menciptakan dunia ini dan menjadikan masing2
kita jadi khalifah, bukanlah tanpa maksud. Dan itu
telah dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabat
yang 4 (khulafaur rashidin).

Nah kalau selama ini kita selalu teriak sami'na
waatho'na, adakah kita sudah waatho'na dengan contoh
rasulullah yang satu ini? 

Ayo ah om yanto, jangan cuma melihat demokrasi
saja sebagai satu2nya pilihan

Yang saya lihat selama ini demokrasi memang berhasil
dinegara negara sekuler atau setidak tidaknya untuk
masyarakatnya yang berfikir secara sekuler, tapi kalau
diterapkan pada masyarakat agamis, lihatlah perpecahan
yang ada dan politik dagang sapi demi kekuasaan yang
timbul, tak ada satupun yang mikirin rakyat.

wassalam
Adr
 

--- yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalamualaikum Wr Wb
 
 
 Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya
 yang kita terapkan 
 di negara ini,
 karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi,
 teokrasi dan 
 penggabungan dari kedua-nya 
 
 Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga
 sekarang cuman ada 1 
 yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya
 kita menerapkan 
 konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan
 menjadi raja.
 
 Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi
 seperti apakah 
 sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau
 dengan kata lain 
 demokrasi yang ber basis   apa (baca IDIOLOGI APA).
 
 kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif 
 jawaban yang bisa 
 kita pilih :
 
 Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis
 Model China yang berbasis Komunis  Mao
 Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis
 Sosialis Marx
 
 Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan
 Religi (baca 
 Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi
 bermacam model juga 
 Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya
 loh)
 
 Or another model 
 
 Ayo siapa yang mau mulai 
 
 wassalam 
 
 YP
 
 
 
 
 
 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda,
 silahkan ke: 
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-08 Terurut Topik Asmardi Arbi
Para dunsanak nan tertarik berdiskusi : demokrasi lagi.

Assalamualaikum wr.wb.

Ambo tertarik jo diskusi nan ber-subject demokrasi lagi ko dan  ngin mancubo
manjawek pertanyaan bung Yanto Pabiola : demokrasi berbasis ideologi apa?

Untuk Republik Indonesia sabananyo alah tajawek yaitu demokrasi berdasarkan
ideologi Pancasila. nan berarti demokrasi :
-yang ber Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
-yang ber Perikemanusiaan yang adil dan beradab.
-yang ber Persatuan Indonesia.
-yang ber Kedaulatan Rakyat yang  Dipimpin  oleh
  Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
  Perwakilan.
-yang  ber Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bukankah sudah jelas bahwa demokrasi berbasis ideologi Pancasila adalah
demokrasi theokrasi, yang diawali dengan Ketuhana YME dan bermuara pada
kesejahteraan rakyat diseluruh Indonesia. Bangsa Indonesia sudah
menyepakatinya dengan sebuah deklarasi Kemerdekaan  pada tanggal 18 Agustus
1945
sehari sesudah proklamasi Kemerdekaan 17 -8- 1945.
Pada waktu itu semua pihak berjiwa ikhlas menerima, setelah beberapa tokoh
Islam bersedia mengorbankan kepentingan umatnya yang walaupun mayoritas,
untuk menghilangkan 7 kata: dengan mewajibkan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya,  demi NKRI.
Jadi jelas bahwa demokrasi Pancasila bukanlah demokrasi liberal, bukan pula
demokrasi ala komunis, ala Jepang,ala Malaysia,ala Inggeris dst. Ia adalah
demokrasi khas bangsa Indonesia dan hanya berlaku untuk bangsa Indonesia.
Tiap bangsa bebas menetapkan demokrasi yang sesuai dengan bangsanya, yang
diyakini akan dapat membahagiakan dan menyejahterakan rakyat..Suatu bangsa
tidak boleh memaksakan demokrasi bangsanya kepada bangsa lain, karena itu
melanggar arti demokrasi itu sendiri.

Rasanya kita sebagai bangsa Indonesia sepakat bertanya,  kita sudah 50 tahun
lebih merdeka kok belum juga sejahtera  rakyatnya. Jawabnya adalah seperti
yang diutarakan dunsanak YP bahwa demokrasi itu termanifestasi pada tahap
implementasi-nya. Baru saja beberapa bulan proklamasi dan deklarasi
kemerdekaan, terjadilah penyimpangan dan bahkan pengkhianatan pada janji
atau kesepakatan semula.yang pada hakekatnya bersifat amanah. Hal itu
terjadi berulang kali bahkan sampai saat ini.
Sebenarnya dalam ajaran Islam sudah ada peringatannya: barang siapa yang
melanggar amanah, tunggulah saat kehancurannya.  Peringatan nabi Muhammad
SAW yang disampaikan kira-kira 1400 tahun lalu telah berkali-kali terbukti.
Bangsa kita sering tidak konsisten dalam tahap implementasi, tidak satu kata
dengan perbuatan, sehingga sering terancam kehancuran disebabkan oleh
konflik-konflik dan berbagai krisis. Alam takambang jadi guru
baik berupa fenomena alam maupun fenomena sosial tidak mampu kita pahami
sebagai pelajaran dan peringatan, sehingga berulang kali melakukan
kesalahan.
yang sama.
Kiranya sampai disko daulu para dunsanak, ambo sendiri indak tahu apo
tanggapan amboko lai dapek manjawek pertanyaan dunsanak YP.

Wassalam ,

Asmardi Arbi

- Original Message -
From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 07, 2004 11:39 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi...


 Assalamualaikum Wr Wb

 Salut... ternyata Dek Gamut (eh: nick name-nya evie ya ???), ulasan-
 nya benar2 mantap,
 Benar sekali demokrasi yang sekarang ini bukan lagi sebuah konsep
 yang tunggal, terutama pada area implementasi (penerapan) dalam
 kehidupan bernegara dan berbangsa.

 Pada tahap implementasi inilah sebenar-nya demokrasi itu menjelma
 menjadi bermacam :
 seperti yang sudah dek Gamut uraikan, bahkan pada kasus beberapa
 negara, seperti Jepang, Malaysia dan Inggris, mereka berhasil
 menyatukan konsep antara demokrasi dan teokrasi.

 Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya yang kita terapkan
 di negara ini,
 karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi, teokrasi dan
 penggabungan dari kedua-nya

 Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga sekarang cuman ada 1
 yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya kita menerapkan
 konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan menjadi raja.

 Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi seperti apakah
 sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau dengan kata lain
 demokrasi yang ber basis   apa (baca IDIOLOGI APA).

 kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif  jawaban yang bisa
 kita pilih :

 Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis
 Model China yang berbasis Komunis  Mao
 Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis Sosialis Marx

 Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan Religi (baca
 Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi bermacam model juga
 Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya loh)

 Or another model

 Ayo siapa yang mau mulai

 wassalam

 YP





 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-07 Terurut Topik S.Sehan
nah kalo udah begini saya mau bilang apa lagi? bahkan sdri evie pun telah menjelaskan segala sesuatu jauh melebihi yg saya tahu,harapkan dan saya ingin dengar. bahkan melebihi dari yg saya ingin tahusekalipun.

inti masalah hanyalah, bahwa, tak perlu ada keterbatasan dalam bereferensi,ber idiologi dan menyusun konsep sekalipun. sehingga pilihan utk menjadi negara demokrasi boleh kita hilangkan. dan tak perlu bingung juga mencari yg lain, dimana, jika bukan demokrasi lantas apa? ... ya. apa saja. suka2 kita. yg penting bahwa kita harus yakin prinsip yg ada dan tau harus berkonsep bagaimana.

lebih jauhnya, silakan buka pertanyaan lebih menjurus yg berhubungan dengan hal ini. saya juga hanyalah org awam yg kadang2 juga suka mengada-ada.

salam,
" -- (*o*) --" [EMAIL PROTECTED] wrote:
- Original Message - From: "yanto_piboda" <[EMAIL PROTECTED]>Assalamualaikum Wr.wbSetuju Sanak Sehan, Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan demokrasi, ANCUR ber-keping2 Om, demokrasi sebagai sebuah konsep yg mendasari sistem politik dibanyak negara, bukan lah konsep tunggal alias berhenti pada kata demokrasi belaka. Jika bicara ttg demokrasi seperti di Sovyet, china, Amerika, Inggris bahkan di Indonesia, sebenarnya kita bicara ttg banyak aliran pemikiran. Gagasan demokrasi yg dipraktekan di negara kota Yunani Kuno abad ke-6, beda dg demokrasi yg dipraktekan pada abad 19. Misalnya, pada abad ke 19, wujud kongrit dari demokrasi adalah kekebasan "mutlak" individu sementara negara ibaratnya cuma sebagai 'penjaga malam' yg cuma ngurusin masalah bersama dan bencana alam. Seperti kita 
 tahu
 dari sejarah kemudian, menempatkan kebebasan individu ke posisi paling atas ini ternyata membuka peluang bagi penindasan atas hak dan kebebasan individu lain. Disini tampak bahwa sebenarnya demokrasi itu cuma "perkosaan" yg berdarah-darah, kan :). Karena itu lah di awal abad ke-20 demokrasi memperoleh wujud yg lain yg ditandai yg diberikan peranan yg lebih besar kepada negara untuk mencapai negara kesejahteraan.Well, singkatnya setuju dg ide dibelakang opini Om bahwa demokrasi itu adalah konsep yg kenyal dan mengambil bentuk dalam banyak nama seperti, demokrasi rakyat, demokrasi nasional, demokrasi revolusioner dan even you had known better than me, demokrasi Pancasila, bok :). Sovyet dan RRC tidak bisa digolongkan kedalam negara demokratis karena mereka tidak menyandarkan diri pada demokrasi menurut tradisi liberal. Biar saja mereka suka menyebut diri negara demokratis, tapi kita kan lebih suka menyebut mereka negara berpaham Marxisme Leninisme or Komunisme,
 bukan?So, kembali ke pangkal cerita, menurut saya, Sovyet hancur bukan karena mereka mempraktekan atau tidak mempraktekan demokrasi karena demokrasi yg aneh dan mirip2 seperti itu masih berjalan dg indahnya di China sana. Sovyet hancur karena sudah tidak dapat dukungan dari negara-negara lain. Ato yg lebih tepat lagi terjadi adalah, disamping terjadi pergeseran2 konsepsi ttg demokrasi dalam tubuh komunis sendiri, terjadi persaingan ideologis yg sangat tajam antara Amerika Serikat dan US. Dalam persaingan ini jelas US tidak bisa menarik kawan dalam lingkup pengaruhnya yaitu pendukung pemerintahan yg pro-komunis.Bahkan walau kemudian konsepnya mereka perlunak menjadi anti-Barat atau anti imperialis, China yg pada mulanya jelas-jelas satu ideologi itu pun membelakangi bila ditengok dari dari Demokrasi Baru yg dicetuskan oleh Mao Zedong. Apalagi kemudian terjadi kesadaran baru dalam politbiro komunis China untuk membersihkan diri dari sisa-sisa revolusi kebudyaan dengan 
 masuknya
 mereka ke dalam PBB. Lengkap sudah kesendirian Sovyet.

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik RM Risan
Assalamulaikum Wr. Wb.

Saya ikut memberikan komentar sedikit mengenai Demokrasi, komentar sebagai
orang awam karena bukan bidang saya.

Setahu saya tidak banyak negara yang berhasil dan bisa maju dengan
menjalankan demokrasi seperti Amerika. Singapur (Republic of Singapore)
meskipun bukan kerajaan dan kesultanan tidak menjalankan demokrasi dan ini
jelas-jelas dinyatakan oleh pemimpinnya.

Sekarang kita di Indonesia sebagai sebuah negara besar ingin menjalankan
demokrasi. Tentunya yang perlu kita pelajari adalah mekanisme apa yang
membuat sistem demokrasi ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan
kesejahteraan bagi rakyatnya?

Saya mengharapkan kita memandang ini dengan penekanan pertama pada negara
besar dan kedua tujuannya adalah kesejahteraan. Indonesia adalah negara
besar, kalau kita overlay-kan peta Indonesia akan menutupi California sampai
ke New York. Dengan predikat negara besar akan besar pula usaha yang
diperlukan untuk menjalankan mekanisme demokrasi. Mulai dari sisi perangkat
lunak - UU, policy dan prosedures di pemerintahan dan lembaga kontrol,
system software, kemudian perangkat keras - infrastruktur komunikasi dan
komputer (information and communication technology). Setelah itu kesiapan
sumber daya manusia di semua tempat yang tersebar yang ada rakyatnya.

Luasnya Indonesia juga akan dipersulit atau diperkompleks masalahnya dengan
kenyataan pulau dan laut. Sehingga komunikasi dan mekanisme pencerahan
demokrasi perlu usaha yang lebih berat dibanding apabila semuanya daratan?
Ini perlu kajian lebih dalam? Kedua kita coba pahami tujuan kita adalah
kesejahteraan bagi rakyat. Bagaimana kita mengkomunikasikan kesejahteraan
yang cukup sulit untuk di definisikan dan diukur kepada semua rakyat dengan
tingkat pendidikan yang ada.

Kalau pilihannya tidak Demokrasi, lalu system apa?

Wassalam,

Ridwan



- Original Message -
From: Darul M. St. Parapatiah [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 07, 2004 8:10 AM
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi...


 Assalamualaikum WW

 Para pemuja demokrasi Amerika, saya numpang tanya:
 Apa itu yang demokrasi, pilihan hanya dua:
 Ikut saya atau musuh saya
 Demokrat atau Republik?

 Tolong pencerahan.

 Wass. WW
 St.P

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of yanto_piboda


 Assalamualaikum Wr.wb

 Setuju Sanak Sehan,

 -karek-

 Bagaimana dengan Amerika ???
 Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti
 sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti
 sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi
 langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama,
 zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan,
 Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu
 niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau
 bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini,

 Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

 wasssalam

 YP



 --- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Demokrasi?
  Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas
 komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
  

 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 






Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik -- (*o*) --

- Original Message - 
From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED]



Assalamualaikum Wr.wb

Setuju Sanak Sehan, 

Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan 
demokrasi, ANCUR ber-keping2  

Om, demokrasi sebagai sebuah konsep yg mendasari sistem politik dibanyak negara, bukan 
lah konsep tunggal alias berhenti pada kata demokrasi belaka. Jika bicara ttg 
demokrasi seperti di Sovyet, china, Amerika, Inggris bahkan di Indonesia, sebenarnya 
kita bicara ttg banyak aliran pemikiran. Gagasan demokrasi yg dipraktekan di negara 
kota Yunani Kuno abad ke-6, beda dg demokrasi yg dipraktekan pada abad 19. Misalnya, 
pada abad ke 19, wujud kongrit dari demokrasi adalah kekebasan mutlak individu 
sementara negara ibaratnya cuma sebagai 'penjaga malam' yg cuma ngurusin masalah 
bersama dan bencana alam. Seperti kita tahu dari sejarah kemudian, menempatkan 
kebebasan individu ke posisi paling atas ini ternyata membuka peluang bagi penindasan 
atas hak dan kebebasan individu lain. Disini tampak bahwa sebenarnya demokrasi itu 
cuma perkosaan yg berdarah-darah, kan :). Karena itu lah di awal abad ke-20 
demokrasi memperoleh wujud yg lain yg ditandai yg diberikan peranan yg lebih besar 
kepada negara untuk mencapai negara kesejahteraan.

Well, singkatnya setuju dg ide dibelakang opini Om bahwa demokrasi itu adalah konsep 
yg kenyal dan mengambil bentuk dalam banyak nama seperti, demokrasi rakyat, demokrasi 
nasional, demokrasi revolusioner dan even you had known better than me, demokrasi 
Pancasila, bok :). Sovyet dan RRC tidak bisa digolongkan kedalam negara demokratis 
karena mereka tidak menyandarkan diri pada demokrasi menurut tradisi liberal. Biar 
saja mereka suka menyebut diri negara demokratis, tapi kita kan lebih suka menyebut 
mereka negara berpaham Marxisme Leninisme or Komunisme, bukan?

So, kembali ke pangkal cerita, menurut saya, Sovyet hancur bukan karena mereka 
mempraktekan  atau tidak mempraktekan demokrasi karena demokrasi yg aneh dan mirip2 
seperti itu masih berjalan dg indahnya di China sana. Sovyet hancur karena sudah tidak 
dapat dukungan dari negara-negara lain. Ato yg lebih tepat lagi terjadi adalah, 
disamping terjadi pergeseran2 konsepsi ttg demokrasi dalam tubuh komunis sendiri, 
terjadi persaingan ideologis yg sangat tajam antara Amerika Serikat dan US. Dalam 
persaingan ini jelas US tidak bisa menarik kawan dalam lingkup pengaruhnya yaitu 
pendukung pemerintahan yg pro-komunis.Bahkan walau kemudian konsepnya mereka perlunak 
menjadi anti-Barat atau anti imperialis, China yg pada mulanya jelas-jelas satu 
ideologi itu pun membelakangi bila ditengok dari dari Demokrasi Baru yg dicetuskan 
oleh Mao Zedong. Apalagi kemudian terjadi kesadaran baru dalam politbiro komunis China 
untuk membersihkan diri dari sisa-sisa revolusi kebudyaan dengan masuknya mereka ke 
dalam PBB. Lengkap sudah kesendirian Sovyet.



Malaysia, mereka tidak menerapkan demokrasi 
seperti model amerika, Inggris masih mempunyai Ratu, Jepang masih 
mempunyai Kaisar, Malaysia masih mempunyai Sultan2, yang kita tau 
bahwa Ratu, Kasir dan Sultan mereka adalah musuh2 dari demokrasi 
murni, tapi secara politik dan ekonomi mereka adalah negara2 yang 
mapan

Demokrasi sebagai cita-cita negara kesejahteraan dan tempat hidup yg nyaman bagi 
setiap warga negaranya adalah cita-cita demokrasi sejati. Negara moderen tidak bisa 
berpaling dari cita-cita ini.Dari analisa bodoh2an saja, negara2 tersebut diatas bisa 
mapan bukan karena faktor demokrasi atau tidaknya, mereka bisa begitu karena hukum 
sebagai kekuasaan tertinggi tegak sebagai kebenaran terakhir.


Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

wasssalam

YP

Demokrasi di Indonesia juga bukan merupakan konsep tunggal.Sebelum demokrasi Pancasila 
kita mengenal demokrasi  Parlementer dan Terpimpin.Telah saya katakan bahwa bicara ttg 
demokrasi artinya bicara ttg banyak aliran pemikiran. Dan setiap demokrasi yg pernah 
berlangsung mempunyai ciri-ciri sendiri yg merupakan variasi dari sejarah perkembangan 
sebelumnya. Dalam perode demokrasi parlementer, cirinya adalah besarnya pernan partai2 
politik melalui parlemen.  Dalam periode ini kebinet jatuh bangun dalam rentang usia 
yg tidak panjang. Bayangkan, pambangunan apa yg bisa dilakukan bila sebuah kabinet 
hanya berumur 5 bulan untuk kemudian diganti oleh kabinet lainya. Terus karena gak 
puas sebagai sebagai rubberstramp president belaka karena pemerintahan dijalan oleh 
perdana mentri, Sukarno muncul dg ide demokrasi terpimpinnya.Nah, disini kedaan 
terbalik, Presiden punya kekuasaan begitu besar hingga bisa membubarkan DPR hasil 
pemilu. Daaann...Sekarang, demokrasi Pancasila...Sebagai sebuah demokrasri 
kontitusi Pancasila ini sudah bagus, walau agak nyebalin dg melarang adanya oposisi, 
tapi konsep musyawarah untuk mencapai mufakatnya lebih dari lumayan. Mungkin karena 
landasan semangat kekeluargaan ini barangkalai, mengapa setiap pengusa di Indonesia 
lebih suka mengabdi 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik rahyussalim








Ide alternative? Saya menangkap Sehhan
sedang menyembunyikan ide alternative yang up to date untuk mengelola
kompleksitas blablazaman ini.

Dengan rendah hati saya sangat menunggu
ide itu untuk dirembug kan
setidaknya dengan saya..



Rahyussalim













From:
[EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of S.Sehan





Demokrasi?





Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas
komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.

















Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik yanto_piboda
Assalamualaikum Wr.wb

Setuju Sanak Sehan, 

Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan 
demokrasi, ANCUR ber-keping2  

Lihat Ingris, Jepang, Malaysia, mereka tidak menerapkan demokrasi 
seperti model amerika, Inggris masih mempunyai Ratu, Jepang masih 
mempunyai Kaisar, Malaysia masih mempunyai Sultan2, yang kita tau 
bahwa Ratu, Kasir dan Sultan mereka adalah musuh2 dari demokrasi 
murni, tapi secara politik dan ekonomi mereka adalah negara2 yang 
mapan

Lihat lagi RRC apa yang akan terjadi kalau demokrasi di terapkan hari 
ini di Cina, bisa2 besok pagi jumlah negara di dunia ini akan 
bertambah 50 negara

Bagaimana dengan Amerika ???
Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti 
sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti 
sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi 
langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama, 
zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan, 
Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu 
niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau 
bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini,

Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

wasssalam

YP
 
 

--- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Demokrasi?
 Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik Darul M. St. Parapatiah
Assalamualaikum WW

Para pemuja demokrasi Amerika, saya numpang tanya:
Apa itu yang demokrasi, pilihan hanya dua:
Ikut saya atau musuh saya
Demokrat atau Republik?

Tolong pencerahan.

Wass. WW
St.P

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of yanto_piboda


Assalamualaikum Wr.wb

Setuju Sanak Sehan, 

-karek-

Bagaimana dengan Amerika ???
Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti 
sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti 
sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi 
langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama, 
zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan, 
Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu 
niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau 
bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini,

Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

wasssalam

YP
 
 

--- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Demokrasi?
 Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik Irdam Syah



Mungkin sanak bisa manarangkan argumentasinyo sahinggo 
rang palanta bisa pulo mangarati  iyo yo alah kuno demokrasi 
tu.
Labiah 
elok lai sakalian manarangkan hasil evolusi individu tu konsep aponan 
ditawarkannyo...
Rasonyo indak setiap komunitas manjalankan konsep 
demokrasi tu karano masih ado negara nan mamakai konsep teokrasi, aristokrasi, 
bahkan diktator-krasi...:-)

salam 
- tg

  -Original Message-From: S.Sehan 
  Demokrasi?
  Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
  komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
  
  dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan 
  moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok 
  komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik 
  (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional 
  (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif 
  nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam 
  ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 
  dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun.
  
  Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya 
  dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja 
  merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan 
  komunitas.
  
  Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya 
  berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan.
  
  salam,

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net