Re: [R@ntau-Net] Fw: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industri agro?

2004-03-24 Terurut Topik RM Risan



Sanak Heri dan dunsanak lainnya Yth.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Terimakasih atas sanjungan dan komentarnya. Kalau 
kita bisa menghayal, saya ingin menghayalkan agarpetani kita bisa menjadi 
orang-orang kaya. Mereka akan benar-benar rangkayo tidak hanya bergelar. Apa 
sebab?

China akan membuat harga pangan menjadi naik karena 
mereka akan menjadi negara super kaya, Amerika saja takut dengan hayalan ini. 
Kalau padi menjadi shortage, maka akan ada response pasar yaitu harga padi 
menjadi naik, dan kemudian pengganti padi akan mencoba mengisi kekurangannya. 
Yang paling potensialadalah gandum, karena gandum sudah paling siap dengan 
proses menanamnya dengan cara mekanisasi. Gandum akan diproduksi besar-besaran 
di Amerika, di Australia, di daerah sub-tropis yang luas, dan malah di Rusia dan 
Canadayang dingin pun bisa tumbuh dengan baik.

Padi hanya bisa tumbuh didaerah tropis dan basah, 
hanya akan tumbuh di sebagian Indonesia,Thailand, Vietnam dll. Sehingga 
produksi padi menjadi tebatas, sedangkan gandum berlimpah. Apa yang akan terjadi 
berikutnya? tentunya adalah harga beras akan merangkak naik dan terus naik, 
sedangkan gandum akan anjlok. Padahal selera makan biasanya sulit dirubah, lihat saja orang kita sudah makan roti dan 
mie masih minta nasi, karena masih merasa belum makan kalau belum ketemu 
nasi.

Kalau hayalan ini benar, tentunya akan terjadi 
dalam 10 tahun kedepan, waktu 10 tahun sangat lama bagi saya yang sudah berumur, 
begitu juga bagi sanak lainnya disini. Tetapi bagi orang yang akan mencoba 
menggenjot lahan sawah untuk menghasilkan padi agar kita bisa menikmati ini 
kondisi ini, 10 tahun adalah hampir terlambat. Ada yang melintas dipikiran, 
sebelumnya seorangdiantara kita melemparkan kesempatan untuk mendapatkan 
dana untuk penelitian masalah tepung dari Bogasari, barangkali ini bisa menolong 
kita untuk menolong petani kita.

Wassalam,
Ridwan




  - Original Message - 
  From: 
  Tanjuang 
  Heri 
  To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) 
  Pertama di Internet (sejak 1993) 
  Sent: Monday, March 22, 2004 8:16 
PM
  Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Fw: [RantauNet 
  Ekonomi] Kenapa tidak ke industriagro?
  
  Sanak Ridwan, hebat juo uraian sanak. Apo ado tagarak hati tu untuak 
  manggugah hati petani jo pengusaha urang awak nan alah maju di INA untuk 
  mengembangkan masalah di kampuang, dari pado banyak nan nganggur ? Kan labiah 
  rancak. Minag Inc, kemana kah dikau?
  
  HeriRM Risan [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  

Sanak Heri, Jundan sanak lainnya 
Yth.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Terimakasih atas komentarnya yang positip. 
Industri ini memang menjanjikan tetapi juga mengandung tantangan yang sangat 
menarik dan perlu diperhitungkan dengan cermat.

Memajukan industri agro, ternak dan industri 
hilirnya (pangan) merupakan industri yang tidak saja padat SDM tetapi juga 
padat knowledge. Keterampilan mengelola SDM dan sekaligus mengelola 
pengetahuan yang terkait akan menjadi penentu keberhasilan industri ini. 
Kemudian industri ini mempunyai rantai supply yang panjang dan pelik, banyak 
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Mulai dari banyaknya petani 
dan peternak yang terlibat, tersebarnya mereka didaerah, kemampuan 
berkomunikasi dan modal yang terbatas. Kemudian dari segi produk, ketahanan 
produk terhadap, panas, cuaca, tahan lama - cepat busuk, mempengaruhi 
kemasan dan handling. Lihat saja bagaimana sayur dari Brastagi di reject di 
Singapore karena tidak memenuhi standard product dan kemasan yang 
ditentukan.

Kalau kita ingin memasuki ke industri pangan, 
sangat banyak faktor-faktor yang perlu diperhitungkan karena akan mulai 
memasuki konteks rasadan aroma. Bagaimana kita melihat cerdiknya orang 
Amerika yang bisa menduniakan pizza dengan Hut yang sampai ke Indonesia. 
Padahal pizza aslinya di Itali tidak seperti yang kita kenal disini, pizza 
aslinya cukup seperti martabak atau serabi tipis yang cuman diberi isi 
sederhana sepertidaging asap atau ikan teri kecil dan bumbu penyedap. 
Belum lagi usaha marketing yang gencar dan menarik perhatian. Di New Zealand 
ada pizza dengan merek Hell, lengkap dengan nama menu dan bumbunya yang 
bernuansa dan berbau hell. Jadi kalau ada anak-anak muda yang kena hardik 
ibunya, "go to the hell" langsung mereka akan lari berkumpul di Hell 
pizza.

Pernah kita dengar Bob Sadino pemilik industri 
agro, ternak, proses pangandan retail terkenal Kem Chick, mengatakan 
industri agro adalah industri yang harus dikelola secara terpadu atau 
integrated. Pernyataan ini benar, tetapi tidak semuanya pelaku bisnis di 
industri ini melakukan sepenuhnya seluruhnya. Misalnya Bob tidak menanam 
atau berternak sendiri untuk barang yang dijual di tokonya, tetapi mempunyai 
sebagian atau beberapa produknya yang dikuasai sepenuhnya. Misalnya untuk 
ayam potong atau cabe. 

Re: [R@ntau-Net] Fw: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industri agro?

2004-03-21 Terurut Topik Tanjuang Heri
Sanak sadonyo,

Satuju kalau di Minang dikelola sacaro profesional hasil pertanian. Untuk buah jo sayuran, banyak nan tabuang dikampuang. Ndak ado panyaluran. Ciek lai wakatu ambo pulang ka kampuang, ambo sempat batanyo ka asosiasi eksportir komoditi di padang, tapi nampaknyo mereka tu acuah tak acuah se. Mungkin ambo dek malayu kali, bukan si encik atau si Indihe nan datang. Masih tinggi raso sombongnyo.

Di pasar Prancis, mangga banyak datang dari India, Amerika Latin atau Afrika selatan bahkan Israel. Jahe dari thailand, papaya dari Amerika Latin dan Thailand. DI kampuang banyak , tapi ndak ado nan maurus.

Baa tu sanak?

Rangtabiangjun aidi [EMAIL PROTECTED] wrote:

Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya setuju dengan pendapat yang disampaikan oleh mak Ridwan, keunggulan kompetitif dan core compentency yang harus kita tunjukkan adalahpertanian dan pengolahan pangan. Kita tidak akan sanggup untuk bersaing di bidang high technology manufacturing dan IT industry karena ini sangat membutuhkan dana sangat besar dan keahlian serta knowledge yang tinggi.
Kalau kita lihat tetangga kita Thailand yang sangat kuat dalam technology pertanian menjadi basis mereka untu maju sekarangdi bidang manufacturing, Thailand sekarang sudah maju di bidang otomotif dan technology manufacturing lainnya.
Sekaranglah saatnya kita bersatu padu menggalang potensi yang kita miliki baik pemerintah, swasta dan setiap masyarakat yang peduli bahu membahu bergandengan tangan mengolah potensi ini

wassalam

JunaidiRmRisan [EMAIL PROTECTED] wrote:




Dunsanak Yth. 


Assalamualaikum Wr. Wb.

Urang awakdi Sumbar punya potensi pertanian dan peternakan yang baik. Kemudian kita bisa mendukung dengan industri hilirnya, misalnya packaging untuk product pilihan, selected meat dan daging halal, rendang, ikan asap balado, dll. 

Dengan naiknya purchase power China, mereka mulai royal dan bisa beli product pilihan. Sehingga harga pangan secara global mulai naik, dimuali dari negara sekitarnya yang terus merambat. Daerah yang tidak siap dengan industri pangannya akan kesulitan, karena harus membeli dengan harga yang relatif lebih tinggi.

Kenapa China dipandang mengkhawatirkan? karena mereka itu banyak sekali penduduknya. Kalau kita menilai Indonesia sudah besar dengan penduduk 220 juta orang, mereka itu enam kali kita jumlahnya. Kalau 10% dari mereka itu suka makan dan beli apa saja dengan harga yang tinggi, maka ini sama dengan60% jumlah orang kita.

Kalau kita bisa menjadi pelopor dalam mengambil posisi untuk mengantisipasi kondisi ini, kita akan banyak menolong orang banyak untuk keluar dari keterbelakangan di bidang okonomi. Industri pangan adalah industri yang menjanjikan dan sekaligus pelik karena menyangkut kebutuhan orang banyak dan penuh dengan tantangan. Urusan perut adalah urusan yang tidak bisa ditawar-tawar.

Wassalam,
Ridwan


- Original Message - 
From: RmRisan 
To: RN Ekonomi 
Sent: Tuesday, March 16, 2004 4:03 PM
Subject: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industri agro?


Dunsanak Yth.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Di harian Kompas kemarin ada tulisan yang kira-kira (saya lupa persisnya)berjudul China mengancam persediaan pangan dunia. Disana ditulis sejak tahun 1994, akhli masyalahpangan dan beras memprediksikan China akan kekurangan persediaan beras dalam sepuluh tahun kedepan. Sejak beberapa tahun lalu China sudah mulai mengimport beras, dan produksi dalam negerinya tidak mencukupi kebutuhan. Harga beras dan inflasi sudah mulai menunjukan kenaikan. Keadaan ini semuanya disebabkan jumlah penduduk yang tinggi, dan kemampuan daya beli (purchase power) rakyat China yang meningkat.

Indonesia sendiri sudah lama menjadi pengimport beras, dan ini akan terus berlanjut. Mencetak industri beras dan pertanianatau pangan secarakeseluruhan tidaklah mudah. Lihat saja pemerintahan lama yang katanya berhasil dipembangunan juga gagal mencetak sawah sejuta hektar di Kalimantan. Program transmigrasi yang di gembor-gemborkan selama puluhan tahun juga tidak memberikan hasil yang memuaskan. Semuanya perlu penanganan atau solusi yang menyeluruh atau holistik.

Saya dapat masukan dari sanak di kampung yang menceritakan hal berikut,

Kondisi pertanian kampung Sei-Beringin dan sekitarnya saat ini kurang produktif karena sawah tidak menjadi. Karena tak ada air, tanam Ubi harganya murah. Tanam cabe modalnya besar sehingga ekonomi masyarakat sulit.
Sumbar sebenarnya potensial untuk bisa mengembangkan industri pertaniannya. Dengan tidak memeliki sumber daya alam seperti minyak dan gas seperti daerah sekitarnya, masyarakat disana bisa mengelola alamnya dengan lebih baik. Apalagi sistem pemerintahan kenagarian yang ada sekarang bisa mendukung untuk dapat lebih baik mendengarkan aspirasi dari bawah. Selain industri agro, Sumbar bisa juga terus berkembang keindustri perternakan dan industri hilir lainnya seperti industri pengolahan pangan. Bisa bikin quality halal meat, bisa bikin bandeng asap, bisa bikin pepesikan tuna, dll

Wassalam,

Ridwan



Re: [R@ntau-Net] Fw: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industri agro?

2004-03-18 Terurut Topik jun aidi
Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya setuju dengan pendapat yang disampaikan oleh mak Ridwan, keunggulan kompetitif dan core compentency yang harus kita tunjukkan adalahpertanian dan pengolahan pangan. Kita tidak akan sanggup untuk bersaing di bidang high technology manufacturing dan IT industry karena ini sangat membutuhkan dana sangat besar dan keahlian serta knowledge yang tinggi.
Kalau kita lihat tetangga kita Thailand yang sangat kuat dalam technology pertanian menjadi basis mereka untu maju sekarangdi bidang manufacturing, Thailand sekarang sudah maju di bidang otomotif dan technology manufacturing lainnya.
Sekaranglah saatnya kita bersatu padu menggalang potensi yang kita miliki baik pemerintah, swasta dan setiap masyarakat yang peduli bahu membahu bergandengan tangan mengolah potensi ini

wassalam

JunaidiRmRisan [EMAIL PROTECTED] wrote:




Dunsanak Yth. 


Assalamualaikum Wr. Wb.

Urang awakdi Sumbar punya potensi pertanian dan peternakan yang baik. Kemudian kita bisa mendukung dengan industri hilirnya, misalnya packaging untuk product pilihan, selected meat dan daging halal, rendang, ikan asap balado, dll. 

Dengan naiknya purchase power China, mereka mulai royal dan bisa beli product pilihan. Sehingga harga pangan secara global mulai naik, dimuali dari negara sekitarnya yang terus merambat. Daerah yang tidak siap dengan industri pangannya akan kesulitan, karena harus membeli dengan harga yang relatif lebih tinggi.

Kenapa China dipandang mengkhawatirkan? karena mereka itu banyak sekali penduduknya. Kalau kita menilai Indonesia sudah besar dengan penduduk 220 juta orang, mereka itu enam kali kita jumlahnya. Kalau 10% dari mereka itu suka makan dan beli apa saja dengan harga yang tinggi, maka ini sama dengan60% jumlah orang kita.

Kalau kita bisa menjadi pelopor dalam mengambil posisi untuk mengantisipasi kondisi ini, kita akan banyak menolong orang banyak untuk keluar dari keterbelakangan di bidang okonomi. Industri pangan adalah industri yang menjanjikan dan sekaligus pelik karena menyangkut kebutuhan orang banyak dan penuh dengan tantangan. Urusan perut adalah urusan yang tidak bisa ditawar-tawar.

Wassalam,
Ridwan


- Original Message - 
From: RmRisan 
To: RN Ekonomi 
Sent: Tuesday, March 16, 2004 4:03 PM
Subject: [RantauNet Ekonomi] Kenapa tidak ke industri agro?


Dunsanak Yth.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Di harian Kompas kemarin ada tulisan yang kira-kira (saya lupa persisnya)berjudul China mengancam persediaan pangan dunia. Disana ditulis sejak tahun 1994, akhli masyalahpangan dan beras memprediksikan China akan kekurangan persediaan beras dalam sepuluh tahun kedepan. Sejak beberapa tahun lalu China sudah mulai mengimport beras, dan produksi dalam negerinya tidak mencukupi kebutuhan. Harga beras dan inflasi sudah mulai menunjukan kenaikan. Keadaan ini semuanya disebabkan jumlah penduduk yang tinggi, dan kemampuan daya beli (purchase power) rakyat China yang meningkat.

Indonesia sendiri sudah lama menjadi pengimport beras, dan ini akan terus berlanjut. Mencetak industri beras dan pertanianatau pangan secarakeseluruhan tidaklah mudah. Lihat saja pemerintahan lama yang katanya berhasil dipembangunan juga gagal mencetak sawah sejuta hektar di Kalimantan. Program transmigrasi yang di gembor-gemborkan selama puluhan tahun juga tidak memberikan hasil yang memuaskan. Semuanya perlu penanganan atau solusi yang menyeluruh atau holistik.

Saya dapat masukan dari sanak di kampung yang menceritakan hal berikut,

Kondisi pertanian kampung Sei-Beringin dan sekitarnya saat ini kurang produktif karena sawah tidak menjadi. Karena tak ada air, tanam Ubi harganya murah. Tanam cabe modalnya besar sehingga ekonomi masyarakat sulit.
Sumbar sebenarnya potensial untuk bisa mengembangkan industri pertaniannya. Dengan tidak memeliki sumber daya alam seperti minyak dan gas seperti daerah sekitarnya, masyarakat disana bisa mengelola alamnya dengan lebih baik. Apalagi sistem pemerintahan kenagarian yang ada sekarang bisa mendukung untuk dapat lebih baik mendengarkan aspirasi dari bawah. Selain industri agro, Sumbar bisa juga terus berkembang keindustri perternakan dan industri hilir lainnya seperti industri pengolahan pangan. Bisa bikin quality halal meat, bisa bikin bandeng asap, bisa bikin pepesikan tuna, dll

Wassalam,

Ridwan


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-netDo you Yahoo!?
Yahoo! Mail - More reliable, more storage, less spam
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net