[silatindonesia] ANTARA RAMA WIJAYA dan RAMA EDY NALAPRAYA

2007-06-07 Terurut Topik Mas ezra agung setya purnama P.H.D.A
ANTARA RAMAWIJAYA DAN RAMA EDY NALAPRAYA

RAMA adalah putra PRABU DASARATA dengan DEWI RAGU KUSALYA. Dia adalah 
kesatria penjelmaan DEWA WISHNU yang turun ke dunia untuk memelihara 
ketentraman dan kesejahteraan dunia serta membasmi angkara murka 
RAHWANA, Raja Alengka. Ia juga  RAMAYANA yang mempunyai arti kereta 
perata jalan. Tidak satupun rintangan, bisa dia atasi. Dan ia juga 
memiliki nama RAMA DEWA karena seorang pemelihara Dharma (DEWA 
WISHNU). Dan iya juga bernama RAMARAGAWA karena dialah pelaku yang 
menyambung darah KESATRIA. Itulah sekelumit otobiografi ramawijaya 
dalam cerita KITAB RAMAYANA, bahasa Jawa.
Di Indonesia kita punya Baapak Edy Nalapraya, dia dalah seorang pria 
tulen kelahiran Batavia 76 tahun silam, dengan secara kesatria dia 
bertekat untuk mengembangkan Budaya bangsanya dalam hal ini Pencak 
Silat sebagai peninggalan leluhur, sekaligus sebagai kegemaran beliau 
sejak muda. Masa mudanya beliau habiskan untuk terus menghidupkan 
aktivitas olah raga yang penuh falsafah hidup ini seiring dengan 
pekerjaan pokoknya sebagai penjaga keamanan Negara di Militer pada 
waktu itu.
Dulu dijaman Saya kita melakukan latihan Pencak Silat itu secara 
umpet-umpetan, karena kalo kehuan Kompeni bakal di tangkep dan di 
tuduh pemberontak. Jadi kalo ada opas pada lewat, kita pura-pura 
menari sambil tertawa bercanda begitu terus biar aman, jaman kita 
dulu… kata beliau dengan nada khas Betawian, saat bercerita di 
Pendopo terbuka Padepokan Nasional IPSI di tengah latihan forum 
FP2STI waktu lalu.
Ironis memang, kenyataan pada masa lampau demikian. Dirumah kita 
sendiri bangsa kita bisa di batasi ruang geraknya karena pada masa 
penjajahan semua aktivitas kita harus selalu melalui procedure VOC, 
jadi kalau ada yang menurut mereka aneh pastilah akan di tangkap 
selain di tuduh pemberontak sudah pasti akan ditahan sebagai penjahat 
perang.

Kiprah Kesatriya 76 Tahun
Seperti kisah RAMAWIJAYA, ada kemiripan dengan perjuangan 
Bapak EDY NALAPRAYA atau lebih mirip jika kita panggil beliau dengan 
RAMA EDY NALAPRAYA, Rama/Romo/ Ayah  (dalam bahasa Jawa). Bukan 
rahasia lagi bahwa pangeran RAMAWIJAYA sesungguhnya pendekar para 
DEWA. Dia dilahirkan untuk melaksakan DHARMA atau tugas mulia. Dan 
siapapun yang akan mebatalkan hal ini akan di salahkan, sebab orang 
itu akan berhadapan dengan Sang Maha Pencipta.
Lalu siapa yang sanggup menentang kuasanya? Jangankan titah 
Marcapada, Dewa Syiwa sendiri tidak akan bisa melawan kuasaNya. 
Itulah sebabnya tugas yang akan dilaksanakan oleh Sang RAMAWIJAYA 
merupakan suatu persembahan tersendiri merupakan persembahan kepada 
Sang Maha Pencipta. Kata BRAHMANA WASKITA kepada PRABU DASARATA, 
ketika dirinya dalam kebimbangan untuk mengijinkan RAMAWIJAYA pergi 
ke hutan Dandaka memerangi para raksasa Alengka.
Begitu Juga dengan RAMA EDY NALAPRAYA, yang dengan gigih 
memperjuangkan Pencak Silat hingga masa kini kita bisa melihat Pencak 
Silat dapat mengharumkan nama bangsa dan di kenal di seluruh dunia, 
tidak lain berkat tangan-tangan jeli seperti RAMA EDY NALAPRAYA yang 
sekaligus sebagai salah satu tokoh penggagas adanya PERSILAT demi 
terus mengontrol laju perkembangan cabang ini.
Tujuh puluh enam tahun, sudah selama itu Pencak Silat 
berhasil di pertahankan eksistensinya hingga kemanca Negara sampai 
saat ini. Bagi anak muda seperti Saya yang kebetulan menulsi artikel 
ini, memang kurang bisa merasakan betapa sulitnya perjuangan 
mengembangkan Pencak Silat setengah abad lalu, tapi setidaknya 
melalui cerita dari beliau sebagai generasi muda paling tidak Saya 
punya tekad yang sama untuk terus mempertahankan serta terus 
mengembangkan warisan budaya kita, jika tidak sebagai jalan hidup 
tapai mungkin saja bisa jadi hobby yang sulit di terpisahkan dalam 
setiap aktivitas.
Jujur Saya pernah kehilangan sosok Pengayom dan pembimbing 
seperti beliau saat Saya harus kehilangan orang yang Saya cinta 
secara berurutan pertama Eyang Buyut Saya sebut saja Ir. Sarbini, 
yang telah mendukung Saya moril dan materi agar Saya dapat meneruskan 
sekolah ke Jenjang yang lebih tinggi sekaligus menempa Saya bagaimana 
hidup di luar kandang demi menatap masa depan, lalu Ibu Saya (Alm) 
yang selalu mendoakan saya tanpa pamrih Saya yakin itu, walau saat 
beliau meninggal Saya merasa belum pernah membahagiakan orang Tua.
Sempat kehilangan semangat, karena sebagai anak muda pastilah 
selalu butuh wejangan dari orang Tua. Lalu, ketika Saya bergabung 
dengan teman-teman Penggila Silat di FP2STI setahun lalu, yang 
kebetulan Ultahnya hamper bersamaan dengan RAMA EDY NALAPRAYA, 10 
Juni 2007 FP2STI genap berumur 1 tahun sedangkan beliau genap berusia 
76 tahun pada 6 Juni 2007 .(Off the record; tanggal lahir yang sakral 
karena mirip dengan presiden Soekarno, dan Jika harinya sama Kamis 
Pon, sudah pantas jika RAMA EDY NALAPRAYA di masa muda menjadi 
rebutan para wanita he….)
Saya menemukan sosok Eyang pada diri beliau, eyang yang bisa berperan 

Re: [silatindonesia] ANTARA RAMA WIJAYA dan RAMA EDY NALAPRAYA

2007-06-07 Terurut Topik O'ong Maryono
Sahabat silat

Wah hebat tulisannya , sejak kapan mau menulis lagi,
ya gitu dong baca dan tulis jangan lupa,,,kapan mulai
penelitiannya lagi.
Kalau anda cocok di panggil Dewa Asmara, bagaiamana
kawan kaan setuju kann

Ciao

O'ong 
 
--- Mas ezra agung setya purnama P.H.D.A
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ANTARA RAMAWIJAYA DAN RAMA EDY NALAPRAYA
 
 RAMA adalah putra PRABU DASARATA dengan DEWI RAGU
 KUSALYA. Dia adalah 
 kesatria penjelmaan DEWA WISHNU yang turun ke dunia
 untuk memelihara 
 ketentraman dan kesejahteraan dunia serta membasmi
 angkara murka 
 RAHWANA, Raja Alengka. Ia juga  RAMAYANA yang
 mempunyai arti kereta 
 perata jalan. Tidak satupun rintangan, bisa dia
 atasi. Dan ia juga 
 memiliki nama RAMA DEWA karena seorang pemelihara
 Dharma (DEWA 
 WISHNU). Dan iya juga bernama RAMARAGAWA karena
 dialah pelaku yang 
 menyambung darah KESATRIA. Itulah sekelumit
 otobiografi ramawijaya 
 dalam cerita KITAB RAMAYANA, bahasa Jawa.
 Di Indonesia kita punya Baapak Edy Nalapraya, dia
 dalah seorang pria 
 tulen kelahiran Batavia 76 tahun silam, dengan
 secara kesatria dia 
 bertekat untuk mengembangkan Budaya bangsanya dalam
 hal ini Pencak 
 Silat sebagai peninggalan leluhur, sekaligus sebagai
 kegemaran beliau 
 sejak muda. Masa mudanya beliau habiskan untuk terus
 menghidupkan 
 aktivitas olah raga yang penuh falsafah hidup ini
 seiring dengan 
 pekerjaan pokoknya sebagai penjaga keamanan Negara
 di Militer pada 
 waktu itu.
 Dulu dijaman Saya kita melakukan latihan Pencak
 Silat itu secara 
 umpet-umpetan, karena kalo kehuan Kompeni bakal di
 tangkep dan di 
 tuduh pemberontak. Jadi kalo ada opas pada lewat,
 kita pura-pura 
 menari sambil tertawa bercanda begitu terus biar
 aman, jaman kita 
 dulu… kata beliau dengan nada khas Betawian, saat
 bercerita di 
 Pendopo terbuka Padepokan Nasional IPSI di tengah
 latihan forum 
 FP2STI waktu lalu.
 Ironis memang, kenyataan pada masa lampau demikian.
 Dirumah kita 
 sendiri bangsa kita bisa di batasi ruang geraknya
 karena pada masa 
 penjajahan semua aktivitas kita harus selalu melalui
 procedure VOC, 
 jadi kalau ada yang menurut mereka aneh pastilah
 akan di tangkap 
 selain di tuduh pemberontak sudah pasti akan ditahan
 sebagai penjahat 
 perang.
 
 Kiprah Kesatriya 76 Tahun
   Seperti kisah RAMAWIJAYA, ada kemiripan dengan
 perjuangan 
 Bapak EDY NALAPRAYA atau lebih mirip jika kita
 panggil beliau dengan 
 RAMA EDY NALAPRAYA, Rama/Romo/ Ayah  (dalam bahasa
 Jawa). Bukan 
 rahasia lagi bahwa pangeran RAMAWIJAYA sesungguhnya
 pendekar para 
 DEWA. Dia dilahirkan untuk melaksakan DHARMA atau
 tugas mulia. Dan 
 siapapun yang akan mebatalkan hal ini akan di
 salahkan, sebab orang 
 itu akan berhadapan dengan Sang Maha Pencipta.
   Lalu siapa yang sanggup menentang kuasanya?
 Jangankan titah 
 Marcapada, Dewa Syiwa sendiri tidak akan bisa
 melawan kuasaNya. 
 Itulah sebabnya tugas yang akan dilaksanakan oleh
 Sang RAMAWIJAYA 
 merupakan suatu persembahan tersendiri merupakan
 persembahan kepada 
 Sang Maha Pencipta. Kata BRAHMANA WASKITA kepada
 PRABU DASARATA, 
 ketika dirinya dalam kebimbangan untuk mengijinkan
 RAMAWIJAYA pergi 
 ke hutan Dandaka memerangi para raksasa Alengka.
   Begitu Juga dengan RAMA EDY NALAPRAYA, yang dengan
 gigih 
 memperjuangkan Pencak Silat hingga masa kini kita
 bisa melihat Pencak 
 Silat dapat mengharumkan nama bangsa dan di kenal di
 seluruh dunia, 
 tidak lain berkat tangan-tangan jeli seperti RAMA
 EDY NALAPRAYA yang 
 sekaligus sebagai salah satu tokoh penggagas adanya
 PERSILAT demi 
 terus mengontrol laju perkembangan cabang ini.
   Tujuh puluh enam tahun, sudah selama itu Pencak
 Silat 
 berhasil di pertahankan eksistensinya hingga kemanca
 Negara sampai 
 saat ini. Bagi anak muda seperti Saya yang kebetulan
 menulsi artikel 
 ini, memang kurang bisa merasakan betapa sulitnya
 perjuangan 
 mengembangkan Pencak Silat setengah abad lalu, tapi
 setidaknya 
 melalui cerita dari beliau sebagai generasi muda
 paling tidak Saya 
 punya tekad yang sama untuk terus mempertahankan
 serta terus 
 mengembangkan warisan budaya kita, jika tidak
 sebagai jalan hidup 
 tapai mungkin saja bisa jadi hobby yang sulit di
 terpisahkan dalam 
 setiap aktivitas.
   Jujur Saya pernah kehilangan sosok Pengayom dan
 pembimbing 
 seperti beliau saat Saya harus kehilangan orang yang
 Saya cinta 
 secara berurutan pertama Eyang Buyut Saya sebut saja
 Ir. Sarbini, 
 yang telah mendukung Saya moril dan materi agar Saya
 dapat meneruskan 
 sekolah ke Jenjang yang lebih tinggi sekaligus
 menempa Saya bagaimana 
 hidup di luar kandang demi menatap masa depan, lalu
 Ibu Saya (Alm) 
 yang selalu mendoakan saya tanpa pamrih Saya yakin
 itu, walau saat 
 beliau meninggal Saya merasa belum pernah
 membahagiakan orang Tua.
   Sempat kehilangan semangat, karena sebagai anak
 muda pastilah 
 selalu butuh wejangan dari orang Tua. Lalu, ketika
 Saya bergabung 
 dengan teman-teman Penggila Silat di FP2STI setahun
 lalu, yang 
 

Re: [silatindonesia] ANTARA RAMA WIJAYA dan RAMA EDY NALAPRAYA

2007-06-07 Terurut Topik Ian Samsudin
Betul kang O'ong,
   
  tulisan yang filosofis dengan latar belakang budaya perwayangan ..
  sungguh menarik
   
  maju teruss mang ezra...
   
  tabik,
  I.S
  

O'ong Maryono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sahabat silat

Wah hebat tulisannya , sejak kapan mau menulis lagi,
ya gitu dong baca dan tulis jangan lupa,,,kapan mulai
penelitiannya lagi.
Kalau anda cocok di panggil Dewa Asmara, bagaiamana
kawan kaan setuju kann

Ciao

O'ong 

--- Mas ezra agung setya purnama P.H.D.A
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ANTARA RAMAWIJAYA DAN RAMA EDY NALAPRAYA
 
 RAMA adalah putra PRABU DASARATA dengan DEWI RAGU
 KUSALYA. Dia adalah 
 kesatria penjelmaan DEWA WISHNU yang turun ke dunia
 untuk memelihara 
 ketentraman dan kesejahteraan dunia serta membasmi
 angkara murka 
 RAHWANA, Raja Alengka. Ia juga RAMAYANA yang
 mempunyai arti kereta 
 perata jalan. Tidak satupun rintangan, bisa dia
 atasi. Dan ia juga 
 memiliki nama RAMA DEWA karena seorang pemelihara
 Dharma (DEWA 
 WISHNU). Dan iya juga bernama RAMARAGAWA karena
 dialah pelaku yang 
 menyambung darah KESATRIA. Itulah sekelumit
 otobiografi ramawijaya 
 dalam cerita KITAB RAMAYANA, bahasa Jawa.
 Di Indonesia kita punya Baapak Edy Nalapraya, dia
 dalah seorang pria 
 tulen kelahiran Batavia 76 tahun silam, dengan
 secara kesatria dia 
 bertekat untuk mengembangkan Budaya bangsanya dalam
 hal ini Pencak 
 Silat sebagai peninggalan leluhur, sekaligus sebagai
 kegemaran beliau 
 sejak muda. Masa mudanya beliau habiskan untuk terus
 menghidupkan 
 aktivitas olah raga yang penuh falsafah hidup ini
 seiring dengan 
 pekerjaan pokoknya sebagai penjaga keamanan Negara
 di Militer pada 
 waktu itu.
 Dulu dijaman Saya kita melakukan latihan Pencak
 Silat itu secara 
 umpet-umpetan, karena kalo kehuan Kompeni bakal di
 tangkep dan di 
 tuduh pemberontak. Jadi kalo ada opas pada lewat,
 kita pura-pura 
 menari sambil tertawa bercanda begitu terus biar
 aman, jaman kita 
 dulu… kata beliau dengan nada khas Betawian, saat
 bercerita di 
 Pendopo terbuka Padepokan Nasional IPSI di tengah
 latihan forum 
 FP2STI waktu lalu.
 Ironis memang, kenyataan pada masa lampau demikian.
 Dirumah kita 
 sendiri bangsa kita bisa di batasi ruang geraknya
 karena pada masa 
 penjajahan semua aktivitas kita harus selalu melalui
 procedure VOC, 
 jadi kalau ada yang menurut mereka aneh pastilah
 akan di tangkap 
 selain di tuduh pemberontak sudah pasti akan ditahan
 sebagai penjahat 
 perang.
 
 Kiprah Kesatriya 76 Tahun
 Seperti kisah RAMAWIJAYA, ada kemiripan dengan
 perjuangan 
 Bapak EDY NALAPRAYA atau lebih mirip jika kita
 panggil beliau dengan 
 RAMA EDY NALAPRAYA, Rama/Romo/ Ayah (dalam bahasa
 Jawa). Bukan 
 rahasia lagi bahwa pangeran RAMAWIJAYA sesungguhnya
 pendekar para 
 DEWA. Dia dilahirkan untuk melaksakan DHARMA atau
 tugas mulia. Dan 
 siapapun yang akan mebatalkan hal ini akan di
 salahkan, sebab orang 
 itu akan berhadapan dengan Sang Maha Pencipta.
 Lalu siapa yang sanggup menentang kuasanya?
 Jangankan titah 
 Marcapada, Dewa Syiwa sendiri tidak akan bisa
 melawan kuasaNya. 
 Itulah sebabnya tugas yang akan dilaksanakan oleh
 Sang RAMAWIJAYA 
 merupakan suatu persembahan tersendiri merupakan
 persembahan kepada 
 Sang Maha Pencipta. Kata BRAHMANA WASKITA kepada
 PRABU DASARATA, 
 ketika dirinya dalam kebimbangan untuk mengijinkan
 RAMAWIJAYA pergi 
 ke hutan Dandaka memerangi para raksasa Alengka.
 Begitu Juga dengan RAMA EDY NALAPRAYA, yang dengan
 gigih 
 memperjuangkan Pencak Silat hingga masa kini kita
 bisa melihat Pencak 
 Silat dapat mengharumkan nama bangsa dan di kenal di
 seluruh dunia, 
 tidak lain berkat tangan-tangan jeli seperti RAMA
 EDY NALAPRAYA yang 
 sekaligus sebagai salah satu tokoh penggagas adanya
 PERSILAT demi 
 terus mengontrol laju perkembangan cabang ini.
 Tujuh puluh enam tahun, sudah selama itu Pencak
 Silat 
 berhasil di pertahankan eksistensinya hingga kemanca
 Negara sampai 
 saat ini. Bagi anak muda seperti Saya yang kebetulan
 menulsi artikel 
 ini, memang kurang bisa merasakan betapa sulitnya
 perjuangan 
 mengembangkan Pencak Silat setengah abad lalu, tapi
 setidaknya 
 melalui cerita dari beliau sebagai generasi muda
 paling tidak Saya 
 punya tekad yang sama untuk terus mempertahankan
 serta terus 
 mengembangkan warisan budaya kita, jika tidak
 sebagai jalan hidup 
 tapai mungkin saja bisa jadi hobby yang sulit di
 terpisahkan dalam 
 setiap aktivitas.
 Jujur Saya pernah kehilangan sosok Pengayom dan
 pembimbing 
 seperti beliau saat Saya harus kehilangan orang yang
 Saya cinta 
 secara berurutan pertama Eyang Buyut Saya sebut saja
 Ir. Sarbini, 
 yang telah mendukung Saya moril dan materi agar Saya
 dapat meneruskan 
 sekolah ke Jenjang yang lebih tinggi sekaligus
 menempa Saya bagaimana 
 hidup di luar kandang demi menatap masa depan, lalu
 Ibu Saya (Alm) 
 yang selalu mendoakan saya tanpa pamrih Saya yakin
 itu, walau saat 
 beliau meninggal Saya merasa belum pernah
 membahagiakan orang Tua.
 Sempat kehilangan semangat, 

Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] ANTARA RAMA WIJAYA dan RAMA EDY NALAPRAYA

2007-06-07 Terurut Topik E l a n g
Biasalah bos, kalo abis ketemu yg manis2, jadi rada rajin nulis. 
menurut info ada kisah antara Jakarta dan Cianjur yang masih dalam 
remang-remang cahaya bulan.


  - Original Message - 
  From: Ian Samsudin 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, June 08, 2007 10:37 AM
  Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] ANTARA RAMA WIJAYA dan RAMA EDY NALAPRAYA


  Betul kang O'ong,

  tulisan yang filosofis dengan latar belakang budaya perwayangan ..
  sungguh menarik

  maju teruss mang ezra...

  tabik,
  I.S


  O'ong Maryono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sahabat silat

  Wah hebat tulisannya , sejak kapan mau menulis lagi,
  ya gitu dong baca dan tulis jangan lupa,,,kapan mulai
  penelitiannya lagi.
  Kalau anda cocok di panggil Dewa Asmara, bagaiamana
  kawan kaan setuju kann

  Ciao

  O'ong 

  --- Mas ezra agung setya purnama P.H.D.A
  [EMAIL PROTECTED] wrote:

   ANTARA RAMAWIJAYA DAN RAMA EDY NALAPRAYA
   
   RAMA adalah putra PRABU DASARATA dengan DEWI RAGU
   KUSALYA. Dia adalah 
   kesatria penjelmaan DEWA WISHNU yang turun ke dunia
   untuk memelihara 
   ketentraman dan kesejahteraan dunia serta membasmi
   angkara murka 
   RAHWANA, Raja Alengka. Ia juga RAMAYANA yang
   mempunyai arti kereta 
   perata jalan. Tidak satupun rintangan, bisa dia
   atasi. Dan ia juga 
   memiliki nama RAMA DEWA karena seorang pemelihara
   Dharma (DEWA 
   WISHNU). Dan iya juga bernama RAMARAGAWA karena
   dialah pelaku yang 
   menyambung darah KESATRIA. Itulah sekelumit
   otobiografi ramawijaya 
   dalam cerita KITAB RAMAYANA, bahasa Jawa.
   Di Indonesia kita punya Baapak Edy Nalapraya, dia
   dalah seorang pria 
   tulen kelahiran Batavia 76 tahun silam, dengan
   secara kesatria dia 
   bertekat untuk mengembangkan Budaya bangsanya dalam
   hal ini Pencak 
   Silat sebagai peninggalan leluhur, sekaligus sebagai
   kegemaran beliau 
   sejak muda. Masa mudanya beliau habiskan untuk terus
   menghidupkan 
   aktivitas olah raga yang penuh falsafah hidup ini
   seiring dengan 
   pekerjaan pokoknya sebagai penjaga keamanan Negara
   di Militer pada 
   waktu itu.
   Dulu dijaman Saya kita melakukan latihan Pencak
   Silat itu secara 
   umpet-umpetan, karena kalo kehuan Kompeni bakal di
   tangkep dan di 
   tuduh pemberontak. Jadi kalo ada opas pada lewat,
   kita pura-pura 
   menari sambil tertawa bercanda begitu terus biar
   aman, jaman kita 
   dulu. kata beliau dengan nada khas Betawian, saat
   bercerita di 
   Pendopo terbuka Padepokan Nasional IPSI di tengah
   latihan forum 
   FP2STI waktu lalu.
   Ironis memang, kenyataan pada masa lampau demikian.
   Dirumah kita 
   sendiri bangsa kita bisa di batasi ruang geraknya
   karena pada masa 
   penjajahan semua aktivitas kita harus selalu melalui
   procedure VOC, 
   jadi kalau ada yang menurut mereka aneh pastilah
   akan di tangkap 
   selain di tuduh pemberontak sudah pasti akan ditahan
   sebagai penjahat 
   perang.
   
   Kiprah Kesatriya 76 Tahun
   Seperti kisah RAMAWIJAYA, ada kemiripan dengan
   perjuangan 
   Bapak EDY NALAPRAYA atau lebih mirip jika kita
   panggil beliau dengan 
   RAMA EDY NALAPRAYA, Rama/Romo/ Ayah (dalam bahasa
   Jawa). Bukan 
   rahasia lagi bahwa pangeran RAMAWIJAYA sesungguhnya
   pendekar para 
   DEWA. Dia dilahirkan untuk melaksakan DHARMA atau
   tugas mulia. Dan 
   siapapun yang akan mebatalkan hal ini akan di
   salahkan, sebab orang 
   itu akan berhadapan dengan Sang Maha Pencipta.
   Lalu siapa yang sanggup menentang kuasanya?
   Jangankan titah 
   Marcapada, Dewa Syiwa sendiri tidak akan bisa
   melawan kuasaNya. 
   Itulah sebabnya tugas yang akan dilaksanakan oleh
   Sang RAMAWIJAYA 
   merupakan suatu persembahan tersendiri merupakan
   persembahan kepada 
   Sang Maha Pencipta. Kata BRAHMANA WASKITA kepada
   PRABU DASARATA, 
   ketika dirinya dalam kebimbangan untuk mengijinkan
   RAMAWIJAYA pergi 
   ke hutan Dandaka memerangi para raksasa Alengka.
   Begitu Juga dengan RAMA EDY NALAPRAYA, yang dengan
   gigih 
   memperjuangkan Pencak Silat hingga masa kini kita
   bisa melihat Pencak 
   Silat dapat mengharumkan nama bangsa dan di kenal di
   seluruh dunia, 
   tidak lain berkat tangan-tangan jeli seperti RAMA
   EDY NALAPRAYA yang 
   sekaligus sebagai salah satu tokoh penggagas adanya
   PERSILAT demi 
   terus mengontrol laju perkembangan cabang ini.
   Tujuh puluh enam tahun, sudah selama itu Pencak
   Silat 
   berhasil di pertahankan eksistensinya hingga kemanca
   Negara sampai 
   saat ini. Bagi anak muda seperti Saya yang kebetulan
   menulsi artikel 
   ini, memang kurang bisa merasakan betapa sulitnya
   perjuangan 
   mengembangkan Pencak Silat setengah abad lalu, tapi
   setidaknya 
   melalui cerita dari beliau sebagai generasi muda
   paling tidak Saya 
   punya tekad yang sama untuk terus mempertahankan
   serta terus 
   mengembangkan warisan budaya kita, jika tidak
   sebagai jalan hidup 
   tapai mungkin saja bisa jadi hobby yang sulit di
   terpisahkan

Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] ANTARA RAMA WIJAYA dan RAMA EDY NALAPRAYA

2007-06-07 Terurut Topik Amal Ihsan
Hahaha... Jangan digodain terus Kang Elang. Kita doakan Mas Ezra segera 
mendapat komisi dr hasil penjualan rumah eyangnya di Brawijaya..  :))

Mas Ezra akan keliatan lebih meyakinkan, kalo beliau jalan kemana2 dgn 
menunggang New Karimun Estilo warna kuning cerah... hihihi...  

On 06/08/2007 11:31 am, E l a n g wrote:
 Biasalah bos, kalo abis ketemu yg manis2, jadi rada rajin nulis.
 menurut info ada kisah antara Jakarta dan Cianjur yang masih dalam
 remang-remang cahaya bulan.


   - Original Message -
   From: Ian Samsudin
   To: silatindonesia@yahoogroups.com
   Sent: Friday, June 08, 2007 10:37 AM
   Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] ANTARA RAMA WIJAYA dan RAMA EDY
 NALAPRAYA


   Betul kang O'ong,

   tulisan yang filosofis dengan latar belakang budaya perwayangan ..
   sungguh menarik

   maju teruss mang ezra...

   tabik,
   I.S


   O'ong Maryono [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Sahabat silat

   Wah hebat tulisannya , sejak kapan mau menulis lagi,
   ya gitu dong baca dan tulis jangan lupa,,,kapan mulai
   penelitiannya lagi.
   Kalau anda cocok di panggil Dewa Asmara, bagaiamana
   kawan kaan setuju kann

   Ciao

   O'ong

   --- Mas ezra agung setya purnama P.H.D.A

   [EMAIL PROTECTED] wrote:
ANTARA RAMAWIJAYA DAN RAMA EDY NALAPRAYA
   
RAMA adalah putra PRABU DASARATA dengan DEWI RAGU
KUSALYA. Dia adalah
kesatria penjelmaan DEWA WISHNU yang turun ke dunia
untuk memelihara
ketentraman dan kesejahteraan dunia serta membasmi
angkara murka
RAHWANA, Raja Alengka. Ia juga RAMAYANA yang
mempunyai arti kereta
perata jalan. Tidak satupun rintangan, bisa dia
atasi. Dan ia juga
memiliki nama RAMA DEWA karena seorang pemelihara
Dharma (DEWA
WISHNU). Dan iya juga bernama RAMARAGAWA karena
dialah pelaku yang
menyambung darah KESATRIA. Itulah sekelumit
otobiografi ramawijaya
dalam cerita KITAB RAMAYANA, bahasa Jawa.
Di Indonesia kita punya Baapak Edy Nalapraya, dia
dalah seorang pria
tulen kelahiran Batavia 76 tahun silam, dengan
secara kesatria dia
bertekat untuk mengembangkan Budaya bangsanya dalam
hal ini Pencak
Silat sebagai peninggalan leluhur, sekaligus sebagai
kegemaran beliau
sejak muda. Masa mudanya beliau habiskan untuk terus
menghidupkan
aktivitas olah raga yang penuh falsafah hidup ini
seiring dengan
pekerjaan pokoknya sebagai penjaga keamanan Negara
di Militer pada
waktu itu.
Dulu dijaman Saya kita melakukan latihan Pencak
Silat itu secara
umpet-umpetan, karena kalo kehuan Kompeni bakal di
tangkep dan di
tuduh pemberontak. Jadi kalo ada opas pada lewat,
kita pura-pura
menari sambil tertawa bercanda begitu terus biar
aman, jaman kita
dulu. kata beliau dengan nada khas Betawian, saat
bercerita di
Pendopo terbuka Padepokan Nasional IPSI di tengah
latihan forum
FP2STI waktu lalu.
Ironis memang, kenyataan pada masa lampau demikian.
Dirumah kita
sendiri bangsa kita bisa di batasi ruang geraknya
karena pada masa
penjajahan semua aktivitas kita harus selalu melalui
procedure VOC,
jadi kalau ada yang menurut mereka aneh pastilah
akan di tangkap
selain di tuduh pemberontak sudah pasti akan ditahan
sebagai penjahat
perang.
   
Kiprah Kesatriya 76 Tahun
Seperti kisah RAMAWIJAYA, ada kemiripan dengan
perjuangan
Bapak EDY NALAPRAYA atau lebih mirip jika kita
panggil beliau dengan
RAMA EDY NALAPRAYA, Rama/Romo/ Ayah (dalam bahasa
Jawa). Bukan
rahasia lagi bahwa pangeran RAMAWIJAYA sesungguhnya
pendekar para
DEWA. Dia dilahirkan untuk melaksakan DHARMA atau
tugas mulia. Dan
siapapun yang akan mebatalkan hal ini akan di
salahkan, sebab orang
itu akan berhadapan dengan Sang Maha Pencipta.
Lalu siapa yang sanggup menentang kuasanya?
Jangankan titah
Marcapada, Dewa Syiwa sendiri tidak akan bisa
melawan kuasaNya.
Itulah sebabnya tugas yang akan dilaksanakan oleh
Sang RAMAWIJAYA
merupakan suatu persembahan tersendiri merupakan
persembahan kepada
Sang Maha Pencipta. Kata BRAHMANA WASKITA kepada
PRABU DASARATA,
ketika dirinya dalam kebimbangan untuk mengijinkan
RAMAWIJAYA pergi
ke hutan Dandaka memerangi para raksasa Alengka.
Begitu Juga dengan RAMA EDY NALAPRAYA, yang dengan
gigih
memperjuangkan Pencak Silat hingga masa kini kita
bisa melihat Pencak
Silat dapat mengharumkan nama bangsa dan di kenal di
seluruh dunia,
tidak lain berkat tangan-tangan jeli seperti RAMA
EDY NALAPRAYA yang
sekaligus sebagai salah satu tokoh penggagas adanya
PERSILAT demi
terus mengontrol laju perkembangan cabang ini.
Tujuh puluh enam tahun, sudah selama itu Pencak
Silat
berhasil di pertahankan eksistensinya hingga kemanca
Negara sampai
saat ini. Bagi anak muda seperti Saya yang kebetulan
menulsi artikel
ini, memang kurang