Re: for Rizal:Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah
Terima kasih. Sesungguhnya setiap komentar kita menunjukkan siapa diri kita. MA Suryawan jelas, saya jelas, Pak Satriyo jelasyang remang-remang yang dua lagi :D -Rizal- rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Rizal, saran saya, jangan teruskan diskusinya mas, kec memang anda langsung ditimpali oleh suryawan. yang lain di sini sok jadi pahlawan kesiangan saja, apalagi melihat gelagatnya ... persis dengan salah satu ciri penganut faham liberalisme dari kalangan JIL: d. Memihak pada yang minoritas dan tertindas. Islam Liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial- politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi. atau juga ini: e. Meyakini kebebasan beragama. Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam Liberal tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan. [lihat http://islamlib.com/id/tentangkami.php] tapi gini mas, saya sama sekali tidak menuduh apapun pada mereka di milis ini yang sikap ndilalah ko sama persis dengan golongan yang dikomandani si ulil ini, ... taapppiii ... actions speaks louder than words kan mas? jadi apakah sesamaan sekadar coincidence? Allaahu a'lam. jadi, sebelum mas Rizal punya dokumen kuat atas apa yang mas anggap menjadi hard-proof, ga repot ngurusin mereka mas, wong mereka cukup merasa bergigi di milis ini ... atau tempat/habitat mereka lainnya. ini pengalaman saya lho mas ... ga perlu mas jadikan fatwa apalagi nubuatan ... ga level saya sama yang gituan. nah, kalo mas ingin sekadar sharing, mau ada bukti atau tidak, silakan saja mas. lagian mumpung mereka ini belum minta bukti bahwa mas ini memang nyata atau tidak ...! hahaha ... salam, mas Rizal, satriyo **sambil nahan ketawa** PS: kalo mas Rizal sudah familiar dengan salah satunya, milis ini atau situs islib/jil, pasti deh kelihatan benang merahnya ... ;-) - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. Pak Rizal, menurut anda apakah Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as bukan gol umat Islam, bagaimana dengan Lukman ra yang menasehati anak2nya agar mereka tetap dalam keislamannya?? Walaupun kita ketahui bahwa pada saat itu Qur'an belum lah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi apakah benar indikator seseorang Islam atau bukan hanya mengacu kepada kitab yang diamalkanya??:) Kedua jika menurut Pak Rizal kita yang dimiliki oleh jema'ah Ahmadiyah bukan Qur'an tapi menurut jama'ah Ahmadiyah adalah Qur'an lalu siapa klaim yang benar dan siapa klaim yang salah?? Apa alasan yang dimilki pak Rizal untuk bisa menyatakan bahwa kitab yang ada pada jam'ah Ahmadiyah itu bukan Qur'an??;)) * Al Quran ini, kalau kita ubah walaupun satu huruf, itu sudah bukan Al Quran namanya. Silakan rujuk kalimat ini pada semua ustadz, kyai, syeikh, mufti dll. Saya yakin Pak Rizal tidak sekedar asal ngomong saja, tentu keyakinan bahwa merubah satu huruf saja itu sudah bukan Qur'an ada dasar-dasarnya...betul tidak??!! bisa disebutkan dasar-dasarnya dari pendapat Pak Rizal;)) * Oya, saya ingin lihat sertifikat kepemilikan Islam yang ibu sebut-sebut itu. Dan kalau bukan saya yang memegang (memang saya tidak pegang), apakah ibu pemegangnya? Kalau ibu pemegangnya tolong perlihatkan pada kami di milis ini. Kalau bukan ibu pemegangnya, berarti frasa: Jika Pak Mohamad Rizal bukan yang pegang sertifikat kepemilikan Islam berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa dibenarkan juga batal dengan sendirinya. :) ada-ada saja. Wah kenapa batal saya kan bukan pihak yang mengusik-usik penumpang lain...justru karena saya merasa bukan pemegang sertifikat kepemilikan Islam makanya saya tidak merasa jadi tuan rumah DENGAN ITU PULA SAYA TIDAK BERANI MENGHAKIMI ORANG LAIN...kalau saya ke Pak Rizal sekedar memberi tahu saja kalau sampean tidak punya hak mengusir orang lain karena bukan pemilik rumah. misalnya saja Pak Rizal ini mau merobek sebuah buku karena di anggap tidak baik, lalu saya tanya ini buku punya Pak Rizal bukan?? dan Pak Rizal bilang bukan...makanya saya kasih tahu bahwa merobek buku yang bukan miliknya adalah TIDAK BENAR...bisa lihat bedanya:)) Ibu kira dengan membela orang-orang yang beriman pada orang yang mengaku nabi ini sebagian dari sikap kemanusiaan? Bukan bu. Justru itu bukti keraguan anda sendiri terhadap agama yang anda anut (Islam kan?). Jika anda ragu untuk mengatakan tersesat pada orang yang mengaku dirinya nabi (setelah Rasulullah), berarti sebagian keyakinan mereka ada pada anda. Dalam Islam, keyakinan harus bulat, tidak boleh dicelahi oleh keraguan, baik syak, zhan, maupun waham. Lah, kok malah ribut soal ayat apa yang lain itu.mereka ini sudah melakukan hal yang jauh lebih sesat daripada sekadar ayat selipan. Mereka ini sudah mengakui adanya nabi setelah Rasulullah saw.. Mengakui seorang nabi artinya beriman pada orang tersebut. Seluruh pengikut MGA beriman kepada apa yang dikatakannya berasal dari Tuhan. Artinya, ada wahyu baru, penambahan terhadap wahyu yang telah selesai diturunkan pada Rasulullah saw. Apakah itu bukan penambahan pada Quran? Btw, tentang ayat yang lain itu, saya tunggu komentar Bung MAS. Betul tidak, anda memakai kitab suci selain Quran atau kitab seperti Quran Mushaf Utsmani tapi ada ayat-ayat yang lain dari Mushaf Utsmani? -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika Pak Mohamad Rizal bukan yang pegang sertifikat kepemilikan Islam berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa dibenarkan;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa wrote: - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
for Rizal:Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah
mas, mungkin justru yang dua lagi ini (plus kawan-kawannya yang seopini dan sikap) juga jelas, ... jelas 'remang-remangnya' mas ... :D satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih. Sesungguhnya setiap komentar kita menunjukkan siapa diri kita. MA Suryawan jelas, saya jelas, Pak Satriyo jelasyang remang- remang yang dua lagi :D -Rizal- rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Rizal, saran saya, jangan teruskan diskusinya mas, kec memang anda langsung ditimpali oleh suryawan. yang lain di sini sok jadi pahlawan kesiangan saja, apalagi melihat gelagatnya ... persis dengan salah satu ciri penganut faham liberalisme dari kalangan JIL: d. Memihak pada yang minoritas dan tertindas. Islam Liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial- politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi. atau juga ini: e. Meyakini kebebasan beragama. Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam Liberal tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan. [lihat http://islamlib.com/id/tentangkami.php] tapi gini mas, saya sama sekali tidak menuduh apapun pada mereka di milis ini yang sikap ndilalah ko sama persis dengan golongan yang dikomandani si ulil ini, ... taapppiii ... actions speaks louder than words kan mas? jadi apakah sesamaan sekadar coincidence? Allaahu a'lam. jadi, sebelum mas Rizal punya dokumen kuat atas apa yang mas anggap menjadi hard-proof, ga repot ngurusin mereka mas, wong mereka cukup merasa bergigi di milis ini ... atau tempat/habitat mereka lainnya. ini pengalaman saya lho mas ... ga perlu mas jadikan fatwa apalagi nubuatan ... ga level saya sama yang gituan. nah, kalo mas ingin sekadar sharing, mau ada bukti atau tidak, silakan saja mas. lagian mumpung mereka ini belum minta bukti bahwa mas ini memang nyata atau tidak ...! hahaha ... salam, mas Rizal, satriyo **sambil nahan ketawa** PS: kalo mas Rizal sudah familiar dengan salah satunya, milis ini atau situs islib/jil, pasti deh kelihatan benang merahnya ... ;-) - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua Islam. Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb: (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;)) ***88 Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Hadis ini masyhur dan sudah disyarah habis dalam banyak kitab, contoh: Aqidah Ahlussunah wal Jamaah karangan Syeikh Sirajuddin Abbas. Tiap rasul dan nabi memiliki kitab sucinya atau suhuf. Tetapi dengan turunnya Al Quran, semua syariat dalam kitab suci terdahulu dimansukh-kan. Chae: Anda sendiri yang mengatakan bahwa Nabi-nabi dan ahli Hikmah adalah Islam lalu bagaimana bisa hal tsb kontradiksi dengan pernyataan anda di atas. Nah soal dimansukh-Kan kita suci terdahulu adakah dasar dari pendapat anda ini?? Karena menurut yang tertulis di dalam kitab suci Qur'an sbb: Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS. 3:3) Jadi berdasarkan apa bahwa setelah turun Qur'an adanya dimansukh kitab taurat dan injil?? Oke, konteks pertanyaan saya itu jelas, masa kini. Ayo jawab dengan jelas pertanyaan saya. Menurut ibu, apakah seseorang itu tetap dalam keislamannya jika dia mengimani kitab suci yang mirip-mirip Al Quran tapi sudah diubah di sana-sini atau mengimani adanya wahyu setelah Quran? Soal ini berlaku umum, bukan untuk satu golongan saja. Jawabannya cuma tetap dalam Islam atau sudah keluar dari Islam. Pendek, singkat, jelas. Chae: hehehe..gini ya Pak, jika para Nabi dan ahli hikmah sebelum kedatangan Rasul anda katakan adalah Islam padahal mereka tidak mengenal yang namanya kitab suci Qur'an sebagaimana kita sekarang ini. Lalu mengapa anda masih bingung dengan status orang2 yang tidak mengimani Al-Qur'an ...apakah mereka Islam atau bukan??:)) Nah yang lebih penasaran buat saya...memangnya mirip2 Al-Qur'an itu yang bagaimana ??? ** Mudah kok dibuat susah. Soal ibu yang kedua itu makin menunjukkan tidak adanya keyakinan terhadap kebenaran apapun dalam hati ibu. Hidup ibu selamanya akan terombang-ambing, kosong, tiada arah pasti. Siapa yang mengajar ibu sampai jadi begini? Ibu akan banyak mengalami kekecewaan dalam hidup. Kasihan... Chae: Bukankah berburuk sangka itu suatu kejelekan??;) jawaban anda menunjukkan siapa anda Chae: sepertinya saya setuju:) -- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal wrote: Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. Pak Rizal, menurut anda apakah Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as bukan gol umat Islam, bagaimana dengan Lukman ra yang menasehati anak2nya agar mereka tetap dalam keislamannya?? Walaupun kita ketahui bahwa pada saat itu Qur'an belum lah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi apakah benar indikator seseorang Islam atau bukan hanya mengacu kepada kitab yang diamalkanya??:) Kedua jika menurut Pak Rizal kita yang dimiliki oleh jema'ah Ahmadiyah bukan Qur'an tapi menurut jama'ah Ahmadiyah adalah Qur'an lalu siapa klaim yang benar dan siapa klaim yang salah?? Apa alasan yang dimilki pak Rizal untuk bisa menyatakan bahwa kitab yang ada pada jam'ah Ahmadiyah itu bukan Qur'an??;)) * - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Hukum Persepuluhan dan Zakat
Wah wah..:) Bu Chae kan sudah menjawab, tapi mungkin jawabannya tidak sesuai dengan yang diinginkan pak Satriyo, jadi dianggap belum menjawab juga. Repot juga ya diskusi dengan sampeyan...:) Pantesan milis sepi...:( salam Aisha From : Satriyo terima kasih tanggapan bu aisha, sayangnya salah alamat. bu tahu pasti saya emosi krn apa? tentu praduda dan asumsi di cara ibu memandang tulisan saya sec subjektif kan? hehehe ... ini dulu tanggapan saya ... maaf baru balas, kemarin cuti sehari. eh, kyknya sayat tetap belum mendapat jawaban yang jadi hak saya kan, bu aisha? setuju ..? satriyo 'yg selalu dipandang emosi dan ngawur' ;-] ---[EMAIL PROTECTED] wrote: Membaca diskusi pak Satriyo dan mba Chae ini membuat saya [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] lasykar5 n mba Lina Fwd: [...] nabi palsu
Pak Satriyo, Saya tidak sempat dan tidak berminat ngobrol tentang materi yang diobrolkan di bawah ini. Tapi saya pernah membaca keberatan pak MAS, bahwa huruf A-nya itu bukan Ahmadi. Jadi sebesar apapun rasa benci anda terhadap pak MAS, tolong dong jadi orang yang mampu berdiskusi dengan santun, minimal cobalah untuk memanggil orang lain dengan benar. Apakah pak MAS pernah mengejek nama anda pak Satriyo? Jika tidak, cobalah berdebat di inti pembicaraan bukan ke masalah pribadi seperti nama orang. Saya yakin anda mampu bersikap dewasa dalam berdiskusi bukan hanya mampu posting pendapat orang lain dari milis lain. Apakah Rasulullah yang anda teladani mengajarkan memanggil orang lain dengan nama yang bukan namanya? salam Aisha -- From: lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wa alaikumussalam, dear mba tanty yang dirahmati Allah, terima kasih apresiasinya, tapi saya (lasykar5) tidak menulis apapun yang pas sesuai deskripsi mba itu. adapun tulisan yang saya posting dengan judul mengimani nabi palsu itu adalah tulisan mas Rofiqi bukan saya meski isi tulisan mas Rofiqi ini sangat sesuai dengan opini saya, khusus menanggapi opini mas ahmadi suryawan itu ... alhamdulillah, semoga tulisan senada terus memberi manfaat ... amin salam, satriyo
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
Bung Rizal, Singkat saja. Anda telah menyatakan kepada publik di milis ini bahwa al-Qur'an yang dimiliki oleh Jemaat Ahmadiyah berbeda ayatnya. Nah, sekarang Anda harus membuktikan omongan anda itu. Jika anda tidak bisa membuktikannya, maka artinya anda itu cuma membual. Dan agar terus diingat, bahwa membual (dusta) adalah dosa besar menurut ajaran Islam. Agar diketahui, bahwa al-Qur'an yang dimiliki oleh Jemaat Ahmadiyah bisa dilihat, dimengerti dan dibaca oleh JUTAAN orang di seluruh dunia. Silahkan lihat di http://www.alislam.org Salam, M. A. Suryawan --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Islam ini milik Tuhan, bu. Dan Tuhan sudah memberikan rambu-rambu yang jelas, mana Islam mana bukan melalui Rasulullah saw. dan ulama pewarisnya. Jelas kitabnya beda kok, kenapa mesti alergi? :) Berbeda pada AYAT. -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mohammad Rizal ini kok seperti pemegang sertifikat kepemilikan Islam saja;)). A/way saya sedikit penasaran dgn peryataan Bapa mengenai perbedaan Qur'an, apakah yang di maksud berbeda itu dari sisi ayat2nya atau hanya dari sisi tarjamahanya saja? Dan kira-kira perbedaannya seperti apa? apa dalam masalah ibadah?, keyakinan, Tauhid, hukum, syariat?? dll - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] GUII ancam Jemaat Ahmadiyah
Inilah contoh nyata bagaimana tipikal kyai/mullah/ulama/ustadz seperti Mr. Assegaf ini yang perbuatan ketiga kalinya ini masuk kategori melanggar hukum dan HAM, namun diklaimnya sendiri sebagai 'membela islam' direstui oleh MUI dan para penggemarnya ... Agar diingat, Mr. Assegaf dan GUII inilah yang pada tahun 2005 menyerbu pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Parung, Bogor dengan cara kekerasan, yang memasuki dan merusak properti dan area milik JAI, artinya adalah bukan milik GUII, dengan cara pemaksaan dan ancaman kekerasan. Memasuki halaman rumah orang lain dengan pemaksaan dan kekerasan, bagaikan rampok di siang bolong... Salam, MAS - http://www.wahidinstitute.org/indonesia/content/view/599/1/ Pelanggaran HAM GUUI Kembali Ancam Jemaat Ahmadiyah Jakarta, wahidinstitute.org Sepuluh anggota Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) mengancam Jemaat Ahmadiyah di Masjid al-Hidayah Jl. Balikpapan, Petojo Utara, Jakarta Pusat, Jum'at (23/11/2007) siang. Dikomandoi Habib Abdurrahman Assegaf, mereka menuntut Jemaat Ahmadiyah untuk bertobat atau membikin agama baru di luar Islam. Abdurrahman meminta pemerintah selekasnya bertindak tegas pada Jemaat Ahmadiyah. Untuk itu, siang itu juga pihaknya ke Polda Metro Jaya guna menuntut pemerintah melakukan tindakan tegas. MUI telah jelas (membuat fatwa sesat, red.), tapi nggak ditindaklanjuti. Sama dengan NATO, not action talking only. Ayo kita tumpas aliran sesat. Makin banyak aliran sesat, yang ada bencana mulu di negeri ini, tukasnya. Dialog singkat itu berlangsung di kediaman Ketua RT 04/RW 06 Petojo Utara, Jakarta Pusat, yang terletak di belakang Masjid al-Hidayah. Massa, baik dari GUII maupun Jemaat Ahmadiyah, plus warga sekitar, terlihat berkerumun di sekitar masjid dan kediaman RT. Puluhan aparat keamanan terlihat sigap mengamankan suasana. Depag juga tak luput dari kritikannya. Menurutnya, Depag jangan hanya ngurusin haji melulu. Ini sesat, urusin! Depag gimana sih kerjaannye? Ini bukan kerjaan saya sebenernya, tapi kerjaan pemerintah, ujarnya. Tuntutan GUII, kata juru bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia Syafrullah Ahmad Pontoh, tidak bisa dipenuhi. Ini kan soal pemahaman. Hak setiap orang untuk memahami sesuatu menurut daya nalar dan pemahamannya. Dan di Indonesia, UUD 1945 mengizinkan dan menjaminnya, terang Syafrullah yang berharap siapapun bertamu menggunakan etika. Apa yang dilakukan GUII, kata Syafrullah, menjadi PR besar bagi pemerintah Republik Indonesia. Kalau setiap warga negara dibiarkan bertindak menurut keinginannya, maka bagaimana nanti keamanan bangsa ini ke depan? ujarnya. Syafrullah berharap, aparat keamanan melihat hal ini dari sisi keamanan bangsa. Karenanya, yang seharusnya ditindak tegas adalah orang atau kelompok yang berbuat anarkis-destruktif atas nama apapun. Itu kewajiban negara! Jangan dilihat dari segi pemahaman atau keyakinannya, pintanya. Soal tuntutan untuk tidak mencantumkan nama Islam bagi organisasinya, Syafrullah dengan tegas menolaknya. Itu tidak bisa! Sebab kitab suci kami al-Qur'an. Hadis-hadis yang kami gunakan dari Rasulullah Saw, tegasnya. Kami orang Islam. Jumlah kami 200 juta di dunia, apa nggak dianggap Islam? sambungnya. Ditanya apakah perlindungan pemerintah sudah memadai, Syafrullah menjawab diplomatis. Mudah-mudahan. Kami mengharapkan berlaku hukum yang ada. Dan kami berharap pemerintah ada peran, harapnya. Direktur LBH Jakarta, Asfinawati yang juga hadir di tempat itu, meminta pemerintah melindungi semua keyakinan yang dianut warganya dengan tanpa mencampurinya. Karena keyakinan bersifat vertikal, katanya. Asfin kuatir, jika cara-cara penyesatan dan penyerangan terus dibiarkan pemerintah, maka akan terjadi perpecahan di tubuh NKRI yang menyimpan pluralitas. Tapi respon aparat keamanan kali ini sangat baik, puji Asfin menunjuk kesigapan puluhan aparat kepolisian mengamankan lokasi. Tidak kali ini saja Jemaah Ahmadiyah di Masjid al-Hidayah diintimidasi GUII. Ini yang ketiga kalinya, dengan orang yang sama, itu-itu juga. Dulu waktu datang minta plakat Ahmadiyah diturunkan dalam waktu 7 x 24 jam. Jika tidak masjid ini akan dibakar, terang Ketua Cabang Ahmadiyah Jakpus, Rafi Ahmad kepada Nurul H. Maarif dari the WAHID Institute. Dikatakannya, informasi kedatangan GUII justru diterimanya dari pihak Kamtibmas. Kita ditelpon polisi. Katanya ba'da Jum'at, antara jam 10 s.d. 20 WIB orang GUUI yang dulu pernah datang ke sini akan datang lagi, cerita Rafi. Rombongan GUII pimpinan Habib dari Parung Bogor itu, ujarnya, berangkat dari Masjid al-Nur yang berada dekat dengan Masjid al-Hidayah. Mereka berkoordinasi dengan Masjid al-Nur, ungkapnya. Sejatinya, ungkap Rafi, masyarakat sekitar tidak pernah mempermasalahkan keberadaan 300-an Jemaah Ahmadiyah yang ada di sana. Masyarakat sekitar sama kita baik sekali. Misalnya Masjid al-Makmur. Setiap ada acara keagamaan, kita diundang. Nggak ada masalah, ujarnya. Ahmadiyah di sini sejak tahun 1930-an. Baru-baru sekarang saja ada masalah,
[wanita-muslimah] Kekerasan:TKW Cianjur Disetrika Majikan
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007112701121532 Selasa, 27 November 2007 Kekerasan:TKW Cianjur Disetrika Majikan CIANJUR (Lampost): Daftar tenaga kerja wanita (TKW) korban kekerasan majikan di Arab Saudi bagai tak pernah putus. Tina Fatimah binti Ujang (23), warga Kampung Pamokol RT 02/RW 05, Desa Sukamanah, Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, kembali ke desanya dalam keadaan luka parah akibat disetrika sang majikan. Kini Fatimah tergolek lemah di rumah mungilnya. Luka bakar menghitam di paha, punggung, dan tangan, ditutupinya dengan kain. Jika dianggap salah, saya langsung disetrika, kata wanita berkulit putih itu lirih, Senin (26-11). Fatimah berangkat ke Arab Saudi tanggal 20 Maret 2007 melalui sebuah PJTKI di Jatinegara, Jakarta Timur. Fatimah ditempatkan di Tabuk, Saudi, dengan majikan pasangan Abdur Rahman Syakir Alsyarif--Samaan Abdullah. Semula, Fatimah bekerja di rumah pasutri. Siksaan baru muncul pada bulan kelima. Dia jelas tidak kerasan dan berusaha kabur. Tapi istri majikannya selalu mengawasi sehingga dia mengurungkan niatnya. Untunglah ada seorang kerabat majikan Fatimah membantunya. Dengan bantuan itulah dia bisa berhubungan dengan KBRI di Arab Saudi dan akhirnya pulang ke Indonesia dengan uang seadanya. Fatimah berada di Tabuk selama sembilan bulan. Dan selama itu pula gajinya belum dibayar sepeser. Dia tiba di Cianjur, Kamis (22-10), pukul 21.00. Keluarganya menyambut dengan prihatin karena selama ini Fatimah tak pernah mengadukan penderitaannya selama di negeri Petrodolar itu. Yayang (29), suami Fatimah, menyatakan pihaknya akan menuntut PJTKI bernama PT Marcoria Putra yang memberangkatkan istrinya ke Arab Saudi. Kami akan menuntut hak-hak istri saya yang belum diterima. Hari ini saya akan ke Jakarta menemui PJTKI tersebut, kata Yayang yang bekerja sebagai buruh ini. Fatimah dan Yayang telah dikaruniai seorang anak yang masih balita. Kemiskinanlah yang mendorong Fatimah merantau ke negeri orang. Sebelum bekerja di Tabuk, Fatimah juga telah bekerja di Arab Saudi. Periode pertama bekerja di tanah orang dilewatinya dengan manis. Karena itulah dia berangkat ke Arab Saudi lagi Maret lalu. Namun justru duka yang didapatnya. n R- [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Fwd: Lowongan BUMN PERTAMINA
--- In [EMAIL PROTECTED], daromi aks [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam rangka memenuhi kebutuhan pekerja di lingkungan Daerah Operasi Unit Pengolahan II Dumai, PT. PERTAMINA (PERSERO) membutuhkan lulusan Diploma 3 untuk dipekerjakan sebagai Operator Kilang dengan status Pekerja Waktu Tertentu (PWT) dengan kriteria sebagai berikut : PERSYARATAN UMUM : 1. Jenis kelamin laki-laki, lajang/belum menikah (bagi pelamar dari luar PERTAMINA). 2. Pendidikan Diploma 3, jurusan Teknik Kimia atau Teknik Listrik/Mesin/Instrumen/Fisika (dengan latar belakang SMU jurusan IPA). 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75. 4. Usia maksimal 24 tahun per 01 Desember 2007 (bagi pelamar dari luar PERTAMINA) atau 32 tahun per 01 Desember 2007 bagi pelamar pekerja outsourcing PERTAMINA dan masih aktif bekerja di PT. PERTAMINA (PERSERO) UP II. 5. Berpengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun bagi pelamar pekerja outsourcing PERTAMINA. 6. Tinggi badan minimal 160 cm. 7. Tercatat sebagai pencari kerja di Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) atau Kantor Tenaga Kerja (Kanaker). 8. Bebas narkoba. 9. Berbadan sehat, tidak buta warna dan diutamakan tidak berkaca mata/contact lens. 10. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah operasi PT. PERTAMINA (PERSERO). 11. Lulus seluruh tahapan seleksi. Bagi pelamar yang memenuhi kriteria tersebut di atas, dapat mengajukan surat lamaran dengan melampirkan dokumen : 1. Daftar Riwayat Hidup. 2. Copy ijazah D3 dan transkrip nilai yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. 3. Copy ijazah dan Raport SMU. 4. Copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir dari Instansi yang berwewenang. 5. Surat Keterangan Perusahaan (bagi pelamar pekerja outsourcing PERTAMINA). 6. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian setempat. 7. Surat Pernyataan Diri Bebas Narkoba di atas materai Rp. 6.000,- 8. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku. 9. Copy Kartu Pencari Kerja (Kartu Kuning/Hijau) yang masih berlaku. 10. 3 (tiga) lembar foto terbaru, ukuran 4 x 6 (berwarna). 11. Alamat lengkap untuk surat panggilan (termasuk kode pos). Lamaran harus dikirimkan melalui Pos dalam amplop tertutup (pelamar tidak boleh menyampaikan langsung atau melalui perantara) dan dialamatkan kepada : TIM REKRUTASI PO BOX 1122 - PEKANBARU Pada sudut kiri atas amplop lamaran dicantumkan kode : OS (bagi pelamar dari luar PERTAMINA) atau LS (bagi pelamar pekerja outsourcing PERTAMINA).Lamaran selambat-lambatnya diterima tanggal 28 Nopember 2007 (stempel pos) Hanya pelamar yang memenuhi kriteria di atas yang akan dipanggil mengikuti tes/seleksi dan tidak dikenakan biaya apapun.Lamaran yang disampaikan sebelum pengumuman ini tidak akan diproses dan surat lamaran yang telah dikirim tidak akan dikembalikan. Keputusan untuk memanggil pelamar dan penentuan seleksi merupakan hak Tim Rekrutasi dan tidak dapat diganggu gugat. Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/ --- End forwarded message ---
Re: [wanita-muslimah] Re: Tanya: Nadzar Haji
Mbak Chae, Jadi kesimpulannya bagaimana? Apakah perkataan sang ibu bahwa dia dan seluruh keluarga tetap harus berangkat itu benar? Walaupun kondisi Sang Ayah tetap demikian? Info yang saya dapat barusan, beliau terkena Demam Berdarah. Kinantaka On 11/27/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Kinantaka, Pertanyaannya: 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi berubah tetap wajib dilaksanakan? Nazar adalah janji maka wajib hukumnya untuk melaksanakan janji tersebut karena melanggar janji adalah haram. 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar? Sejauh yang saya tahu selama mampu melaksanakan maka hukum nazar adalah wajib dilaksanakan tapi jika kita belajar dari kisah Nabi ayub as maka salah satu syarat terlaksananya nazar adalah terhindar dari sifat-sifat yang mudharat seperti menimbulkan kejelekan, fitnah, kezalimana dll. Nabi Ayub as telah bernazar jika istrinya pulang akan dipukul sebanayak 100 kali karena telah meninggalkan suami yang sakit dalam waktu yang cukup lama. Maka ketika istrinya pulang, Nabi Ayub as harus melakukan Nazar tersebut padahal istri beliau ini tidak melakukan kesalahan semua terjadi karena adanya salah paham dan tidak ada komunikasi yang baik di antara suami istri. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub as untuk memukul istrinya dengan sejumput rumput sebanyak 100 kali. Nazar tetap terlaksana tapi tidak menimbulkan mudharat. Jadi untuk Keluarga S, carilah CARA UNTUK MENGAKALI NAZAR AGAR NAZAR TETAP TERLAKSANA TAPI TIDAK MENIMBULKAN KEMUDHARATAN. 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar? HANYA ALLAH SWT YANG TAHU:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Teman-teman semua, ada pertanyaan yang sifatnya (menurut saya) TOP URGENT yang harus segera diberikan jalan keluar. Teman sekantor saya, sebut saja namanya Mbak S, tahun ini diberangkatkan haji atas biaya Ibu kandungnya sekeluarga. Yang berangakt antara lain Ayahnya, Ibunya, Adiknya, Kakaknya, Suaminya S dan S sendiri. Berangakt haji sekeluarga berdasarkan nadzar yang pernah diucapkan oleh sang Ibu beberapa waktu yang lalu. Rencana sudah tersusun dengan sangat rapi dan sesuai dengan jadwal. Insya Alalh, akan berangkat pada tanggal 30 November 2007 besok. Nah, kuasa Allah memang di atas segalanya dan tiada satupun manusia yang bias mencegahnya. Tanpa diduga, kemarin pagi, Senin tanggal 26 November 2007, tiba-tibah Ayahnya S jatuh sakit dan langsung masuk ICU sampai sekarang. Diagnosa dokter belum selesai. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya seluruh keluarga. Semua persiapan sudah OK dan tinggal menunggu hari untuk berangkat, tetapi Allah berkehendak lain. Ironisnya, Sang Ibu tetap ngotot seluruh keluarga harus berangkat walaupun kondisi Ayang sedang kritis. Jika tetap dipaksakan berangkat, maka tidak ada satu saudarapun yang akan mendampingi sang ayah di RS. Bahkan menurut teman saya si S, ibunya sampai berucap: Saya tidak akan batalkan keberangkatan haji saya dan seluruh keluarga karena ini sudah nadzar. Bahkan, kalau bisa Ayah juga harus tetap berangkat. Saya ridho walaupun berakibat paling buruk sekalipun buat Ayah (meninggal) nanti di Tanah Suci. Teman saya S sangat sedih dengan kondisi keluarga mereka saat ini. Ingin hati membatalkan keberangkatan demi Sang Ayah, tetapi tidak kuasa menahan keinginan Sang Ibu yang begitu besar. Keberangkatan haji buat seluruh keluarga ini merupakan yang pertama kali. Sebagai bahan referensi, keluarga besar si S ini bersuku Padang. Pertanyaannya: 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi berubah tetap wajib dilaksanakan? 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar? 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar? Terima kasih atas sharing-nya, wassalam. Kinantaka [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Satriyo Kandidat 'Master' - nabi palsu ... boeat Mas Ahmadi Suryawa
Halo...? Seperti ada yang menyampaikan sesuatu deh, tapi ko ga jelas, samar gitu ... orangnya ...? hidupkan dong lampunya biar terang, jadi tdk tersesat ... hehehe. maaf, i just cant help it ... lucuuu banget makhluk satu ini ... dan yang more surprising, banyak juga lo yang mendukungnya, meski ga terang juga ... :-) Ya sudah, saya ga akan lanjut kalo ga jelas gini, ga ... apa tuh katanya? ga ilmiah ... iya itu tu, katanya. jadi, yang ilmiah, komprehensif, terhormat dan islami itu yang spt tanggapan siapa ya? ah sudahlah, kan saya dah akan lanjut ... percuma, saya bilang ini, tanggapannya ya itu itu lagi ... selalu dengan kata jimat 'tipikal' ... hehehe. dag mas ...! ke depan saya berusaha deh ga terlalu menanggapi celotehan anda, atau para pembela anda di sini ... ciao! (kalo anda muslim akan saya bilang allah hafiz! :-) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tipikal seperti Satriyo, yang banyak bertebaran di berbagai milis, adalah orang yg cuma bisa berceloteh ngalor-ngidul tanpa bukti dan argumen serta berusaha menutup-nutupi ketidakmampuannya dalam berdiskusi dengan cara mengubah-ubah nama saya. Sekali lagi, nama saya adalah M. A. Suryawan, yang biasa saya singkat dengan 'MAS' - bukan Mas Ahmadi Suryawan. Dan sebelumnya si satriyo pernah membuat kalimat sbb: buat mas suryawan yang dirahmati mirza ghulam ahmad, berikut spt apa yg anda amanahkan kepada saya buat... Kalimat omongan satriyo ini adalah bualan, sebab saya tidak pernah merasa dirahmati oleh Mirza Ghulam Ahmad. Dan, tipikal orang Islam seperti satriyo ini gemar nian menunjuk hidung serta menentukan suatu kaum/golongan sebagai sesat, padahal Kanjeng Rasulullah s.a.w. tidak pernah mencontohkan atau memerintahkan pengikutnya untuk menunjuk hidung suatu kaum/golongan sebagai sesat. Dan, tanggapan saya yang menunjukkan betapa absurdnya argumen 'kandidat master' tidak berani disampaikan kepada ybs. Bukannya menyampaikan argumen saya, malah tipikal seperti satriyo ini berceloteh ngalor-ngidul tidak karuan. Dan yang terpenting adalah, bagi orang seperti Satriyo ini adalah mustahil untuk dapat menunjukkan atau menjelaskan dengan cara yang baik, Islami, intelek, komprehensif dan terhormat - dengan bahasanya sendiri - apa dan bagaimana ajaran agama yang dianutnya itu yang ia anggap sebagai agama yang tidak sesat. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 efikoe@ wrote: ... Cukuplah sikap mas ahmadi suryawan ini jadi penyakit buat dirinya saja, tidak menular pada yang lain ... amin. Jika saya sudah tertular semoga cepat sembuh ... :-) satriyo PS: ko anda meributkan panggilan saya buat anda toh bung suryawan, toh memang anda pria maka saya pakai mas, bukan mba, dan anda ahmadi, pengikut ahmadiah. kalo kebetulan panggilan mas ahmadi itu bisa disingkat jadi 'ma' yang mirip singkatan sebagian nama anda, ya itu bukan salah saya, ... lagi pula konon di milis ini kan sepakat dengan pernyataan Shakespeare: 'what's in a name?' ... sehingga Allah, tetap Allah meski dipanggil Gusti, Tuhan, Yang di Atas, atau lainnya ... 'sesuai kata hati' ...? jangan gampang banting setir (minjam istilah teman) lo mas, apalagi musin hujan gini ... hehehe
[wanita-muslimah] Re: Tanya: Nadzar Haji
Pak Kinantaka, Kalau saran dari saya sebagaimana kita melihat contoh kasus dari Nabi Ayub as maka Nazar pada prinsipnya harus di penuhi tapi tidak boleh menimbulkan kejelekan jadi harus ada USAHA/IKHTIAR dari diri kita untuk bisa melaksanakan Nazar yang mengandung kebaikan atau membawa manfaat.Maka dari itu akali (kalau bahasa sunda na mah tarekahan) nazar tsb agar bisa terpenuhi tapi membawa barokah. Untuk itu saya pikir keluarga S lebih mengetahui... Hanya saja tolong di ingatkan pada Ibunya S agar tidak menunggangi Nazar dengan Nafsunya sendiri semuanya harus kembali kepada kesadaran segala sesuatu Allah SWT jualah yang menentukan manusia hanya bisa berencana dan berusaha. Kalau memang sang Ayah kena demam berdarah, coba check ke dokter apakah masa kritis sudah lewat?? biasanya penderita demam berdarah akan mengalami periode penurunan trombosit baru kemudian trombosit akan kembali bergerak naik. Jika memang dokter menyatakan kondisinya stabilbisa saja anak2 dan Istri bisa menunaikan ibadah haji dan si Ayah di hajikan oleh orang lain karena dianggap dalam kondisi tidak mampu. Yang penting harus ada jiwa ikhlas dan pasrah dalam menjalaninya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Chae, Jadi kesimpulannya bagaimana? Apakah perkataan sang ibu bahwa dia dan seluruh keluarga tetap harus berangkat itu benar? Walaupun kondisi Sang Ayah tetap demikian? Info yang saya dapat barusan, beliau terkena Demam Berdarah. Kinantaka On 11/27/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Kinantaka, Pertanyaannya: 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi berubah tetap wajib dilaksanakan? Nazar adalah janji maka wajib hukumnya untuk melaksanakan janji tersebut karena melanggar janji adalah haram. 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar? Sejauh yang saya tahu selama mampu melaksanakan maka hukum nazar adalah wajib dilaksanakan tapi jika kita belajar dari kisah Nabi ayub as maka salah satu syarat terlaksananya nazar adalah terhindar dari sifat-sifat yang mudharat seperti menimbulkan kejelekan, fitnah, kezalimana dll. Nabi Ayub as telah bernazar jika istrinya pulang akan dipukul sebanayak 100 kali karena telah meninggalkan suami yang sakit dalam waktu yang cukup lama. Maka ketika istrinya pulang, Nabi Ayub as harus melakukan Nazar tersebut padahal istri beliau ini tidak melakukan kesalahan semua terjadi karena adanya salah paham dan tidak ada komunikasi yang baik di antara suami istri. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub as untuk memukul istrinya dengan sejumput rumput sebanyak 100 kali. Nazar tetap terlaksana tapi tidak menimbulkan mudharat. Jadi untuk Keluarga S, carilah CARA UNTUK MENGAKALI NAZAR AGAR NAZAR TETAP TERLAKSANA TAPI TIDAK MENIMBULKAN KEMUDHARATAN. 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar? HANYA ALLAH SWT YANG TAHU:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Teman-teman semua, ada pertanyaan yang sifatnya (menurut saya) TOP URGENT yang harus segera diberikan jalan keluar. Teman sekantor saya, sebut saja namanya Mbak S, tahun ini diberangkatkan haji atas biaya Ibu kandungnya sekeluarga. Yang berangakt antara lain Ayahnya, Ibunya, Adiknya, Kakaknya, Suaminya S dan S sendiri. Berangakt haji sekeluarga berdasarkan nadzar yang pernah diucapkan oleh sang Ibu beberapa waktu yang lalu. Rencana sudah tersusun dengan sangat rapi dan sesuai dengan jadwal. Insya Alalh, akan berangkat pada tanggal 30 November 2007 besok. Nah, kuasa Allah memang di atas segalanya dan tiada satupun manusia yang bias mencegahnya. Tanpa diduga, kemarin pagi, Senin tanggal 26 November 2007, tiba-tibah Ayahnya S jatuh sakit dan langsung masuk ICU sampai sekarang. Diagnosa dokter belum selesai. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya seluruh keluarga. Semua persiapan sudah OK dan tinggal menunggu hari untuk berangkat, tetapi Allah berkehendak lain. Ironisnya, Sang Ibu tetap ngotot seluruh keluarga harus berangkat walaupun kondisi Ayang sedang kritis. Jika tetap dipaksakan berangkat, maka tidak ada satu saudarapun yang akan mendampingi sang ayah di RS. Bahkan menurut teman saya si S, ibunya sampai berucap: Saya tidak akan batalkan keberangkatan haji saya dan seluruh keluarga karena ini sudah nadzar. Bahkan, kalau bisa Ayah juga harus tetap berangkat. Saya ridho walaupun berakibat paling buruk sekalipun buat Ayah (meninggal) nanti di Tanah Suci. Teman saya S sangat sedih dengan kondisi keluarga mereka saat ini. Ingin hati membatalkan keberangkatan demi Sang Ayah, tetapi tidak kuasa menahan keinginan Sang Ibu yang begitu besar. Keberangkatan haji buat seluruh keluarga ini merupakan yang pertama kali. Sebagai bahan referensi,
Re: [wanita-muslimah] Satriyo Kandidat 'Master' - nabi palsu ... boeat Mas Ahmadi Suryawa
Meskipun isi email di bawah ini sangat memuakkan, saya tanggapi saja yang ditujukan kepada saya: Buat moderator, maaf jika saya apa adanya berkomentar. Kalau Anda minta maaf berbasa-basi, seperti biasanya, maka saya maafkan secara basa-basi pula. Kalau Anda minta maaf secara tulus, introspeksi dan tidak akan mengulangi lagi, saya berusaha keras untuk memaafkan dengan tulus pula. Tidakkah kita biasakan membaca kembali apa yang kita tulis, sebelum menekan tombol Send? Coba renungkan motto bung Muhammad Rizal di bawah signaturenya: jawaban anda menunjukkan siapa anda Bung Satriyo, siapa Anda? salam, DWS On Nov 26, 2007 9:54 PM, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote: Geli alang kepalang saya membaca tanggapan si (kang)mas ahmadi suryawan ... hehehe. Jelas sesat ko minta ditunjuki kesesatannya seolah tidak sesat ...! Cuma segini ternyata yang bisa diandalkan oleh tipikal ahmadiah qadiani a la indonesia ya ... ga bisa lebih komprehensif-intelek-terhormat-islami? mau dibilang komprehensif, bisanya menjawab parsial dan tidak komprehensif sama sekali, beda jauh dengan tulisan mas ahmad rofiqi yg terjalin utuh; mau dibilang intelek, tidak satu pernyataannya yang bisa dianggap apalagi terbukti ilmiah; terhormat? nanti lah yang satu ini, masih suka lempar telur busuk mana bisa dianggap bahkan mendekati ilmiah; islami? ahmadiah ko islami? Beginilah gambaran tipikal orang yang terdesak, tidak punya argumentasi komprehensif-ilmiah (apalagi terhormat-islami) atas apa yang secara buta diyakini. Buat kali ini saya tidak perlu merepotkan mas Rofiqi lah, apalagi repot-repot mengundang beliau ke milis ini atas 'undangan' si mas ahmadi suryawan ini, kayak ga aja kerjaan lain. biarkan saja tulisan/opini mas rofiqi menyambangi mereka yang memang masih mau terbuka mata dan hatinya untuk kebenaran, dan bukan menyatakan sesat pihak yang otoritatif untuk menyatakan sesat, yang artinya ya dia sebenarnya sama saja, sudah menyesatkan pihak lain juga tanpa mau diakui ... setahu saya ada tuh, teman saya yang belum berbilang bulan jadi member di milis ini, eh tanpa sebab di ban, atau malah dicoret dari keanggotaan milis ... saya ga tega mas rofiqi disikapi demikian ...! no way! jika beliau ingin masuk silakan, tapi karena keinginan sendiri ... jadi resiko peribadi kalo dizalimi di milis ini ...! Bagus saya belum komentar terlalu jauh buat anda, mas ahmadi suryawan, ternyata nyali anda sebatas milis ini atau tempat lain yang anda pandang rindang dan teduh, padahal itu semua fatamorgana, hanya di mata anda saja, bukan kenyataan sebenarnya. Di dunia nyata, lokal atau global, mana bisa sih anda petentang petenteng begini? Saya jadi kasihan pada anda, tidak melihat kenyataan sebenarnya tapi berlindung dibalik apapun yang bisa anda pakai sebagai tameng dan perisai! Malas benar anda menggunakan hujjah dari kalangan ahmadiah sendiri ... lengkap dengan kitab, pengarang dan keterangan lain yang komprehensif dan ilmiah, bukan level anda yang hanya bisa melempar telur busuk! Jangan main pelintir ayat dan hadis kami lah, gunakan nubuatan dan wahyu dari nabi anda itu ... jadi kan enak. Ibarat anda tetangga, tapi koa-kora di rumah kami, ya jelas jauh dari terhormat, apalagi islami ...! Buat moderator, maaf jika saya apa adanya berkomentar. Buat teman-teman lain, maaf jika saya masih juga menanggapi mas ahmadi suryawan setimpal dengan sikapnya ... semata agar ybs tidak makin gede kepala dan bisa tidak hanya melulu menuntut orang lain bersikap spt yang ia tuntut, tapi tidak berlaku tuntutan itu buat dirinya! Jelas dengan sikap begini, apapun yang disampaikan untuk menunjukkan logika bengkoknya mas ahmadi suryawan tidak akan bisa, ibarat tukang sampah yang tidak lagi 'mempan' dan hirau dengan bau sampah, dan senyum melihat orang lain tidak tahan dan menutup hidung dari bau sampah, sampai dia mau diminta mencium harumnya parfum, sampah tetap bagi dia tidak 'bau' ... biasa saja. Cukuplah sikap mas ahmadi suryawan ini jadi penyakit buat dirinya saja, tidak menular pada yang lain ... amin. Jika saya sudah tertular semoga cepat sembuh ... :-) satriyo PS: ko anda meributkan panggilan saya buat anda toh bung suryawan, toh memang anda pria maka saya pakai mas, bukan mba, dan anda ahmadi, pengikut ahmadiah. kalo kebetulan panggilan mas ahmadi itu bisa disingkat jadi 'ma' yang mirip singkatan sebagian nama anda, ya itu bukan salah saya, ... lagi pula konon di milis ini kan sepakat dengan pernyataan Shakespeare: 'what's in a name?' ... sehingga Allah, tetap Allah meski dipanggil Gusti, Tuhan, Yang di Atas, atau lainnya ... 'sesuai kata hati' ...? jangan gampang banting setir (minjam istilah teman) lo mas, apalagi musin hujan gini ... hehehe On Nov 24, 2007 10:21 AM, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: . Pertama. Saya ulang, adalah mustahil bagi orang tipikal seperti Satriyo ini (yang banyak bertebaran di berbagai milis) untuk berdiskusi dengan cara komprehensif, intelek,
Re: Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
Yang ini, saya juga masih nunggu. HayoooBuktikan . Jangan cuman katenya... terus kabur. Biar para penhuni WM ini tahu bagaimana jemmat Ahmadiyah itu.. ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Anda telah menyatakan kepada publik di milis ini bahwa al-Qur'an yang dimiliki oleh Jemaat Ahmadiyah berbeda ayatnya. Nah, sekarang Anda harus membuktikan omongan anda itu. Jika anda tidak bisa membuktikannya, maka artinya anda itu cuma membual. - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
Kasihan Konteks saat ini yang dimaksud adalah setelah turunnya Quran. Jangan pura-pura gak tahu ahok, gak papa, saya perbaiki pertanyaannya: menurut ibu, di zaman ini (setelah Rasulullah Muhammad saw. wafat) kemudian ada orang atau sekelompok orang mengimani dan mengamalkan kitab selain Quran itu di dalam Islam atau di luar Islam? Ini bukan untuk MAG saja ya... Ini termasuk jika ada orang mengimani adanya wahyu turun setelah Rasulullah wafat. Itu sama artinya dengan menambah Al Quran. Ah, sudahlah, tidak usah dijawab...pertanyaan saya ini akan menjebak ibu. Jika ibu katakan ya, mereka Islam itu jelas ibu adalah seorang anggota jamaah nabi-nabi palsu. Kalau ibu jawab mereka bukan Islam berarti ibu sudah melanggar pendapat ibu sendiri bahwa kita tidak boleh menghukum seseorang karena kebenaran hanya milik Tuhan. Bu, jangan ikuti mereka, yang membuat ibu berpikir tidak ada kebenaran sejati. Tidak ada yang benar, semua relatif saja sehingga ibu bahkan tidak berani berpijak di mana-mana. Islam ini agama yang indah. Mengajak pada keselamatan, saling selamat dan menyelamatkan. Kasih sayang dan kedamaian itu bukannya didapat dengan saling menyatukan agama-agama. Bukan. Bukan seandainya tidak ada surga dan neraka. Bukan seandainya tidak ada agama. Carilah orang Tuhan. Kedamaian dan kasih sayang yang sejati tidak akan ibu dapatkan melalui orang-orang yang ibu kenal sekarang, tetapi melalui seorang Guru yang akan membimbing ibu untuk mengenal diri ibu dan kemudian mengenal Tuhan. Kenalilah ALLAH, hidup kita akan damai, harmonis, berkasih sayang. Jika manusia berebut dunia hasilnya pecah belah antar sesama, jika manusia berebut Tuhan, aman damai dan saling berkasih sayang. -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal wrote: Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua Islam. Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb: (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;)) ***88 Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Hadis ini masyhur dan sudah disyarah habis dalam banyak kitab, contoh: Aqidah Ahlussunah wal Jamaah karangan Syeikh Sirajuddin Abbas. Tiap rasul dan nabi memiliki kitab sucinya atau suhuf. Tetapi dengan turunnya Al Quran, semua syariat dalam kitab suci terdahulu dimansukh-kan. Chae: Anda sendiri yang mengatakan bahwa Nabi-nabi dan ahli Hikmah adalah Islam lalu bagaimana bisa hal tsb kontradiksi dengan pernyataan anda di atas. Nah soal dimansukh-Kan kita suci terdahulu adakah dasar dari pendapat anda ini?? Karena menurut yang tertulis di dalam kitab suci Qur'an sbb: Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS. 3:3) Jadi berdasarkan apa bahwa setelah turun Qur'an adanya dimansukh kitab taurat dan injil?? Oke, konteks pertanyaan saya itu jelas, masa kini. Ayo jawab dengan jelas pertanyaan saya. Menurut ibu, apakah seseorang itu tetap dalam keislamannya jika dia mengimani kitab suci yang mirip-mirip Al Quran tapi sudah diubah di sana-sini atau mengimani adanya wahyu setelah Quran? Soal ini berlaku umum, bukan untuk satu golongan saja. Jawabannya cuma tetap dalam Islam atau sudah keluar dari Islam. Pendek, singkat, jelas. Chae: hehehe..gini ya Pak, jika para Nabi dan ahli hikmah sebelum kedatangan Rasul anda katakan adalah Islam padahal mereka tidak mengenal yang namanya kitab suci Qur'an sebagaimana kita sekarang ini. Lalu mengapa anda masih bingung dengan status orang2 yang tidak mengimani Al-Qur'an ...apakah mereka Islam atau bukan??:)) Nah yang lebih penasaran buat saya...memangnya mirip2 Al-Qur'an itu yang bagaimana ??? ** Mudah kok dibuat susah. Soal ibu yang kedua itu makin menunjukkan tidak adanya keyakinan terhadap kebenaran apapun dalam hati ibu. Hidup ibu selamanya akan terombang-ambing, kosong, tiada arah pasti. Siapa yang mengajar ibu sampai jadi begini? Ibu akan banyak mengalami kekecewaan dalam hidup. Kasihan... Chae: Bukankah berburuk sangka itu suatu kejelekan??;) jawaban anda menunjukkan siapa anda Chae: sepertinya saya setuju:) -- Chae wrote: --- In
[wanita-muslimah] Re: Satriyo Kandidat 'Master' - nabi palsu ... boeat Mas Ahmadi Suryawa
Wah, udah ada yang mencoba menjawab anda, mas moderator! Ga tahu ya kenal saya dari mana, apalagi ngaku ag aktif! Tapi tetap saya terima kasih atas observasinya selama ini ... Nampaknya anda yg basa-basi dalam hal ini, bertanya tapi sudah menjawab sendiri. Buat apa saya jawab. Lalu sekiranya saya jawab, gunanya apa? Apa penting dan perlunya anda tahu saya apa? Apa akan mengubah sikap anda dan member lain yang sepaham dengan anda? Saya kira tidak. Kalo anda, spt juga anda member lain yang serupa sikapnya, menganggap tiap kali saya minta maaf itu basa-basi, itu urusan anda. Saya tetap berhak meminta maaf. Kalo saya anda anggap dan cap perlu mengubah sikap, saya tanya: anda ini siapa? apa kapasitas anda menuntut saya demikian? karena anda moderator? apa sih moderator? kalo anda memang tidak suka saya, sikap dan opini saya, dan karena ALASAN itu saya mendapat CAP tertentu, silakan saja. Toh tetap saja moderasi yang anda lakukan pada saya belum lama ini cukup menunjukkan kapasitas le-moderat-an anda sebagai moderasi. Masih ingat ko bagaimana sebagai moderator, bertameng di balik status member untuk bisa menyerang saya, memihak pada opinin tertentu. Dan itu hak anda, yang saya prihatinkan. Toh tiap milis bisa punya standar sikap moderator yang beda, hatta sudah ada netiket yang jelas. Jadi apa perlunya saya jawab pertanyaan basa-basi anda yang sudah jelas anda jawab sendiri, wahai moderator? Coba lihat tanggapan mereka yang tidak suka pada saya, lempar telur busuk! Bagus sebagai moderator anda sedikit 'dewasa' ... entah moderator yang lain! Saya yakin, apapun yang saya lakukan di sini, seberapapun bukti atau apalah namanya yang saya sodorkan baik berdasar kitabullah, sunnah dan pendapat ulama, anda dan gang anda sudah punya pre-set mind yang memang demikian dan tidak mungkin ada kompromi. Wah jadi carried away ni. Gpp lah, toh memang kadang sedikit terpancing malah jadi seru. Maaf, Dwi, jika sikap saya, khususnya menyinggung anda, dan anda tidak perlu jelaskan bagaimana saya menyinggung anda, toh saya bukan Rasul atau nabi yang maksum, tidak pernah salah. Kalo bagi anda meminta maaf itu sulit dan jarang, saya lain. sekecil apapun kemungkinannya jika saya lihat saya mungkin menimbulkan rasa tersinggung, saya minta maaf. Jelas?! Ayolah, be a fair and just moderators, guys! Boleh benci, tidak suka, MUAK, atau apalah daftar istilah yang semakna, tapi act fairly and justly. Gampang kan? Next time, kalo memang saya lempar telur busuk langsung pada anda (dan ini sangat kecil kemungkinannya mengingat sikap anda yang lebih civilised dari yang lain, in general) jangan sungkan untuk memoderasi saya, asal ada notice ya, jangan fait a compli. Usul lo ini, terserah terima atau tidak. Tambah MUAK? Maaf kalo gitu ... satriyo PS: eh anda siapa, Dwi? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau kata saya mah, - fundie akut. - nunggangi Islam dan hak Allah untuk ego pribadi - yang bikin milis ini jadi memuakkan - bilang nggak nyerang pribadi, tapi tetap aja mglempar telur busuk ke muka orang lain kalau butuh bukti, introspeksi diri ( mesti pakai kejujuran ), baca aja email emailnya atau tanya penghuni WM yang lain. WM ini milis cerdas, tapi belakangan kemasukan paham paham yang bikin WM ini jadi memuakkan ( jauh beda dengan setahun atau dua tahun yang lalu ) AB Penghuni WM, walau nggak aktip. Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Meskipun isi email di bawah ini sangat memuakkan, saya tanggapi saja yang ditujukan kepada saya: Tidakkah kita biasakan membaca kembali apa yang kita tulis, sebelum menekan tombol Send? Coba renungkan motto bung Muhammad Rizal di bawah signaturenya: jawaban anda menunjukkan siapa anda Bung Satriyo, siapa Anda? salam, DWS - Be a better sports nut! Let your teams follow you with Yahoo Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
Kita coba satu-satu membahas permasalahanya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan salah dalam menyimpulkan baik untuk saya dan untuk Pak Rizal juga...oce;)) Alasan saya mengapa saya point out tentang orang-orang yang di yakini keislamanya walaupun mereka tidak mengimani kitab suci Al-Qur'an. Nah dari bisa kah kita menyimpulkan bahwa Keislaman seseorang tidak didasarkan pada kita suci yang diyakininya?? Karena Musa as adalah Islam dengan kitab suci Taurat, Daud as adalah Islam dengan kitab suci Zaburnya dan Isa as adalah Islam dengan Injilnya...lalu bagaimana dengan orang-orang zaman sekarang ini bisakah mereka dikatakan Islam dengan kitab sucinya masing-masing??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Kasihan Konteks saat ini yang dimaksud adalah setelah turunnya Quran. Jangan pura-pura gak tahu ahok, gak papa, saya perbaiki pertanyaannya: menurut ibu, di zaman ini (setelah Rasulullah Muhammad saw. wafat) kemudian ada orang atau sekelompok orang mengimani dan mengamalkan kitab selain Quran itu di dalam Islam atau di luar Islam? Ini bukan untuk MAG saja ya... Ini termasuk jika ada orang mengimani adanya wahyu turun setelah Rasulullah wafat. Itu sama artinya dengan menambah Al Quran. Ah, sudahlah, tidak usah dijawab...pertanyaan saya ini akan menjebak ibu. Jika ibu katakan ya, mereka Islam itu jelas ibu adalah seorang anggota jamaah nabi-nabi palsu. Kalau ibu jawab mereka bukan Islam berarti ibu sudah melanggar pendapat ibu sendiri bahwa kita tidak boleh menghukum seseorang karena kebenaran hanya milik Tuhan. Bu, jangan ikuti mereka, yang membuat ibu berpikir tidak ada kebenaran sejati. Tidak ada yang benar, semua relatif saja sehingga ibu bahkan tidak berani berpijak di mana-mana. Islam ini agama yang indah. Mengajak pada keselamatan, saling selamat dan menyelamatkan. Kasih sayang dan kedamaian itu bukannya didapat dengan saling menyatukan agama-agama. Bukan. Bukan seandainya tidak ada surga dan neraka. Bukan seandainya tidak ada agama. Carilah orang Tuhan. Kedamaian dan kasih sayang yang sejati tidak akan ibu dapatkan melalui orang-orang yang ibu kenal sekarang, tetapi melalui seorang Guru yang akan membimbing ibu untuk mengenal diri ibu dan kemudian mengenal Tuhan. Kenalilah ALLAH, hidup kita akan damai, harmonis, berkasih sayang. Jika manusia berebut dunia hasilnya pecah belah antar sesama, jika manusia berebut Tuhan, aman damai dan saling berkasih sayang. -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal wrote: Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua Islam. Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb: (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;)) ***88 Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Hadis ini masyhur dan sudah disyarah habis dalam banyak kitab, contoh: Aqidah Ahlussunah wal Jamaah karangan Syeikh Sirajuddin Abbas. Tiap rasul dan nabi memiliki kitab sucinya atau suhuf. Tetapi dengan turunnya Al Quran, semua syariat dalam kitab suci terdahulu dimansukh-kan. Chae: Anda sendiri yang mengatakan bahwa Nabi-nabi dan ahli Hikmah adalah Islam lalu bagaimana bisa hal tsb kontradiksi dengan pernyataan anda di atas. Nah soal dimansukh-Kan kita suci terdahulu adakah dasar dari pendapat anda ini?? Karena menurut yang tertulis di dalam kitab suci Qur'an sbb: Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS. 3:3) Jadi berdasarkan apa bahwa setelah turun Qur'an adanya dimansukh kitab taurat dan injil?? Oke, konteks pertanyaan saya itu jelas, masa kini. Ayo jawab dengan jelas pertanyaan saya. Menurut ibu, apakah seseorang itu tetap dalam keislamannya jika dia mengimani kitab suci yang mirip-mirip Al Quran tapi sudah diubah di sana-sini atau mengimani adanya wahyu setelah Quran? Soal ini berlaku umum, bukan untuk satu golongan saja. Jawabannya cuma tetap dalam Islam atau sudah keluar dari Islam. Pendek, singkat, jelas. Chae: hehehe..gini ya Pak, jika para Nabi dan ahli hikmah sebelum kedatangan Rasul anda katakan adalah Islam padahal mereka tidak
[wanita-muslimah] Re: Satriyo Kandidat 'Master' - nabi palsu ... boeat Mas Ahmadi Suryawa
Kita kudu terima kenyataan bahwa WM pun merefleksikan keadaaan yang nyata di tengah kita. Satriyo dkk adalah kenyataan yang hidup di tengah kita, bahwa sebagian muslim memang menyerang muslim lainnya dengan semena-mena, dan tidak ada rasa bersalah, walaupun minta maaf dll - karena selalu memproyeksikan rasa bersalahnya itu jadi ke muslim lain yang dianggap musuh, dan itu pun sah menurut agama karena bagian dari perjuangan. Menerima kenyataan bukan berarti diam saja, ketika kita mengatakan sesuatu sebagai reaksi, itu adalah bagian dari reaksi kita yang wajar bahkan seharusnya, seperti yang diekspressikan beberapa temen terhadap kelakuan Satriyo dkk. tentu saja ada yang mengatakan, itu cuman tulisannya doang, orangnya sehari-hari nggak begitu - tapi inilah bagian keseharian kita, ketika bermilis. Jangan dikira kita bisa luput dari kesadaran kita sendiri, telur busuk itu akan terlempar ke wajah sendiri, karena hukum kualat berlaku begitu, mengira orang lain melemparkan telur busuk, padahal itu proyeksi dari dirinya sendiri. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau kata saya mah, - fundie akut. - nunggangi Islam dan hak Allah untuk ego pribadi - yang bikin milis ini jadi memuakkan - bilang nggak nyerang pribadi, tapi tetap aja mglempar telur busuk ke muka orang lain kalau butuh bukti, introspeksi diri ( mesti pakai kejujuran ), baca aja email emailnya atau tanya penghuni WM yang lain. WM ini milis cerdas, tapi belakangan kemasukan paham paham yang bikin WM ini jadi memuakkan ( jauh beda dengan setahun atau dua tahun yang lalu ) AB Penghuni WM, walau nggak aktip. Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Meskipun isi email di bawah ini sangat memuakkan, saya tanggapi saja yang ditujukan kepada saya: Tidakkah kita biasakan membaca kembali apa yang kita tulis, sebelum menekan tombol Send? Coba renungkan motto bung Muhammad Rizal di bawah signaturenya: jawaban anda menunjukkan siapa anda Bung Satriyo, siapa Anda? salam, DWS - Be a better sports nut! Let your teams follow you with Yahoo Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]