Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

2007-02-18 Terurut Topik Sunny
Pak Chodjim,

Terimakasih untuk penjelasan.

Mengenai Amerika, saya kira itu kelanjutan dari abad 15, tetapi sekalipun 
demikian John F Kennedy yang beragama Katholik pernah menjadi presiden USA.. 

Antara Katholik dan  Gereja Orthodox Rusia pun agaknya  ada perbedaan yang 
belum diselesaikan dan oleh karena itu  alm. Paus yang lalu yang suka 
mengunjunginya umatnya diberbebagai negeri tidak mengadakan kunjungan ke Rusia. 


Wass, 

  - Original Message - 
  From: Achmad Chodjim 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 09, 2007 7:36 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam


  Bung Ambon,
  Ayat tersebut memang digunakan oleh ekstremis untuk menjadi landasan 
berdirinya negara Islam, meski di masa Rasul ayat tersebut diterapkan sebagai 
pembangunan negara yang Islami. Jadi, kalau mengikuti pemilahan jenis wahyu 
yang disampaikan kepada Kanjeng Nabi Muhammad, ayat 5:51 itu merupakan bagian 
dari Alkitab dan bukan bagian dari Alhikmah atau Alquran.

  Alkitab memang mengandung risalah kontekstual, sehingga ayat tersebut untuk 
mengokohkan umat yang telah dibentuk oleh Nabi. Namun demikian, kata wali di 
situ bukanlah bermakna pemimpin, akan tetapi sebagai perkoncoan. Oleh 
karena itu, dalam terjemahan Pickthall kata itu diingriskan friend, sedangkan 
dalam Yusuf Ali diterjemahkan friend and protector. Dalam Muhammad Asad kata 
wali dalam ayat itu diterjemahkan ally.

  Jadi, dalam kaitannya dengan kehidupan yang kontekstual pada waktu itu, ayat 
tersebut berfungsi untuk memberikan dukungan terhadap kaum muhajirin dan anshar 
yang menyatukan diri dalam Deklarasi Madinah. Mengapa Yahudi dan Nasrani tidak 
dijadikan in-group waktu itu? Sebab, Deklarasi Madinah telah dikhianati oleh 
kelompok Yahudi (waktu itu), dan mendapat dukungan dari kelompok Kristiani yang 
ada di Madinah (waktu itu).

  Bagaimana dengan kehidupan bernegara dewasa ini? Kalau saya melihat realitas 
bernegaranya Amerika, ternyata mereka belum bisa menerima koleganya yang 
Katholik untuk masuk dalam in-group mereka. In-groupnya adalah kaum Protestan, 
hehehe. 

  Untuk ayat yang sifatnya ekslusif begini ya jangan terlalu. Bukankah 
setiap keluarga ada ekslusivitas... :)

  Wassalam,
  chodjim

  - Original Message - 
  From: Sunny 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 09, 2007 3:34 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

  Berbicara tentang demokrasi kompatibel, coba diperhatikan dulu apa yang 
ditulis dalam kitab suci Al Quran 5:51.

  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 08, 2007 6:16 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

  Terimakasih utk koreksi datanya. Dan ternyata hanya minoritas yg bisa
  berdemokrasi. Jadi hipotesa bahwa Islam paling siap demokrasi tidak
  ada dukungan data empirisnya? 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   1. hisss, yg aku ajukan kan posting yg sebelumnya. dari delapan negara 
   yg diteliti oom Hoffman. Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia,
   Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey
   
   2. Kalo masalah tingkat demokrasi sih, udah jelaslah, kan sebelumnya 
   juga tertulis :
   
   Currently, 47 countries have citizenries composed of Muslim majorities. 
   Mali was the only such country given a rating of free by Freedom
  House 
   (2002) for the period from 2001 to 2002; of the remaining 46 countries, 
   28 were rated not free. During the same period, only 11 of the 47 
   countries were considered electoral democracies by Freedom House.
   
   
   
   Dana Pamilih wrote:
   
Benarkah demikian? Dari 59 negara anggota OIC yg demokratis cuma
Indonesia, Turki dan Malaysia.
   
--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono
masarcon@ . wrote:

 Herannya umat Islam malah lebih siap berdemokrasi, daripada pemeluk
 aggama tetangga 
   
   
   
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  

  --

  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.5.432 / Virus Database: 268.17.30/674 - Release Date: 2/7/2007 
3:33 PM

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

2007-02-08 Terurut Topik Ari Condrowahono
Herannya umat Islam malah lebih siap berdemokrasi, daripada pemeluk 
aggama tetangga 


Dana Pamilih wrote:

 Barangkali pandangan ini akurat karena dalam agama lain negara
 berdasarkan agama adalah perkembangan belakangan dan nabinya bukan
 pemimpin negara.

 Akibatnya Islam itu secara doktriner suatu negara agama, suatu
 teokrasi, sehingga pemisahan agama dari negara adalah tindakan yg
 bertentangan dg doktrin awal Islam. Jadi pemisahan itu mengakibatkan
 bukan Islam lagi.

 Baru mengerti saya.

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ 
 ...
 wrote:
 
  Beberapa Pandangan Orientalis terhadap Islam
 
  1) Dr. V. Fitzgeraldi berkata, Islam bukan hanya sekedar Religion,
  tapi juga adalah tatanan politik (a Political System).
  2) C.A. Nallino berkata, pada waktu yang sama Muhammad telah membangun
  sebuah agama (Religion) dan daulah (state), batasan diantara keduanya
  saling berdampingan selamanya.
  3) Dr. Schacht berkata, karena islam itu dipahami lebih dari sekedar
  agama, maka ia juga menggambarkan teori-teori hukum dan politik. Islam
  adalah tatanan peradaban yang komplit, mencakup agama, daulah secara
  berbarengan.
  4) R. Strothmann berkata, Islam adalah fenomena agama yang berwawasan
  politik. Sebab pendirinya adalah seorang nabi dan sekaligus seorang
  politikus yang bijak atau negarawan.
  5) D.B. Macdonald berkata, di sana (madinah) berdiri negara Islam
  pertama dan di sana diletakkan dasar-dasar pemerintahan dan Undang-
  Undang Islam.




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

2007-02-08 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. hisss, yg aku ajukan kan posting yg sebelumnya.  dari delapan negara 
yg diteliti oom Hoffman.  Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia,
Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey

2. Kalo masalah tingkat demokrasi sih, udah jelaslah, kan sebelumnya 
juga tertulis :

Currently, 47 countries have citizenries composed of Muslim majorities. 
Mali was the only such country given a rating of free by Freedom House 
(2002) for the period from 2001 to 2002; of the remaining 46 countries, 
28 were rated not free. During the same period, only 11 of the 47 
countries were considered electoral democracies by Freedom House.



Dana Pamilih wrote:

 Benarkah demikian? Dari 59 negara anggota OIC yg demokratis cuma
 Indonesia, Turki dan Malaysia.

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono
 [EMAIL PROTECTED] . wrote:
 
  Herannya umat Islam malah lebih siap berdemokrasi, daripada pemeluk
  aggama tetangga 




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

2007-02-08 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Dana, coba diingat2 lagi ...
agama Yahudi punya tipikal yang hampir mirip dengan Islam
Nabinya berhasil membawa umatnya menuju wilayah baru
Nabi tersebut juga menjadi pemimpin bagi umatnya
Nabi tersebut menjadi kepala negara dan membawa hukum dari Tuhan bagi umatnya

bedanya dengan Islam ...
anak turun Nabi tersebut akhirnya menjadi Raja di Kerajaan Israel
sekaligus sebagai Nabi, sebelum akhirnya kerajaan tersebut hancur
ditelan jaman pula (saya kurang tahu apakah ada semacam doktrin, umat
Yahudi menjadi maju karena mempelajari Taurat dan menjadi mundur
karena menjauhi Taurat).

kalau di negara Islam Madinah, sepeninggal Nabi, pemimpinnya dipilih
dengan cara yang berbeda2. ada yang dipilih langsung oleh sebagian
rakyat, ada yang ditunjuk oleh sekelompok orang, tapi di masa
berikutnya pemimpin didasarkan pada faktor keturunan.

ya mungkin itu sebabnya mengapa umat Yahudi juga bersikeras dengan
pendirian negara Israel, untuk mewujudkan janji-janji Allah di masa
kini. sama halnya pula dengan umat Islam yang sebagian merasa perlu
untuk mewujudkan negara Islam untuk mencontoh Nabi Muhammad dan
menganggap pendirian negara tersebut sebagai bagian dari ajarannya.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/8/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Barangkali pandangan ini akurat karena dalam agama lain negara
  berdasarkan agama adalah perkembangan belakangan dan nabinya bukan
  pemimpin negara.

  Akibatnya Islam itu secara doktriner suatu negara agama, suatu
  teokrasi, sehingga pemisahan agama dari negara adalah tindakan yg
  bertentangan dg doktrin awal Islam.  Jadi pemisahan itu mengakibatkan
  bukan Islam lagi.

  Baru mengerti saya.


Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

2007-02-08 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. azerbaijan, bangladesh, bosnia, turkey itu mayoritas islam.  di 
croatia, georgia, macedonia, russia, islam minoritas.  perkataan pak 
dana gak kena di sisi ini.  di 8 negara negara yg diteliti hofman itu, 
baik muslim sebagaimayoritas daupun sebagaiminoritas, secara umum, 
muslim lebih siap berdemokrasi.

2. dari freedom house, yg aku kutip dari penelitian hoffman, itu dari 47 
negara yg mayoritas muslim.  11 sedang berproses menuju demokrasi, datu 
satu negara sudah demokratis.  itu semua dalam kondisi negara berkembang 
dan under developed lho .  gak ada omongan ttg minoritas yg siap 
berdemokrasi di sini.

3. kalo aku sih, lebih setuju ama kesimpulan hoffman.  yg ngaruh tuh 
pendidikan.  kalo agama perannya mah, minor wae  :D  nah kalo pak 
dana mikir, minoitas lebih siap dgn demokrasi, apa alasannya ?

kalo di indonesia sih, suku tionghua dan orang katolik pada pinter 
pinter.  pendidikan dan duit punya.  kayaknya sih emang lebih siap buat 
berdemokrasi.  :D





Dana Pamilih wrote:

 Terimakasih utk koreksi datanya. Dan ternyata hanya minoritas yg bisa
 berdemokrasi. Jadi hipotesa bahwa Islam paling siap demokrasi tidak
 ada dukungan data empirisnya?

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono
 [EMAIL PROTECTED] . wrote:
 
  1. hisss, yg aku ajukan kan posting yg sebelumnya. dari delapan negara
  yg diteliti oom Hoffman. Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia,
  Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey
 
  2. Kalo masalah tingkat demokrasi sih, udah jelaslah, kan sebelumnya
  juga tertulis :
 
  Currently, 47 countries have citizenries composed of Muslim majorities.
  Mali was the only such country given a rating of free by Freedom
 House
  (2002) for the period from 2001 to 2002; of the remaining 46 countries,
  28 were rated not free. During the same period, only 11 of the 47
  countries were considered electoral democracies by Freedom House.
 
 
 
  Dana Pamilih wrote:
  
   Benarkah demikian? Dari 59 negara anggota OIC yg demokratis cuma
   Indonesia, Turki dan Malaysia.
  
   --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com
   mailto:wanita- muslimah% 40yahoogroups. com, Ari Condrowahono
   masarcon@ . wrote:
   
Herannya umat Islam malah lebih siap berdemokrasi, daripada pemeluk
aggama tetangga 




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam = Al Quran 5:51

2007-02-08 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Ya-ayyuhalladziyna A-manuw Laa Tattakhidzuw lYahuwda wa nNashaara Awliya-a
(S. Al-Maaidah, 5:51), artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi
dan Nasrani menjadi wakil-wakilmu [5:51].

Dalam mengambil keputusan politik orang bebas melakukan bagaimana prosesnya,
asal saja tidak bertentangan dengan aturan pokok Syari'at, yaitu:

Wa Amruhum Syuwra- Baynahum (S. Asy-Syuwra-, 42:38), artinya:
Dan urusan politik mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka
[42:38];

Yaa-ayuuhalladziyna A-manuw Athiy'uLla-ha wa Athiy'urRasuwla wa Uli lAmri
Minkum (S. An-Nisaa, 4:59), artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan
ulil amri di antara kamu [4:59].

Syuwra- dan ulil amri minkum, bermusyawarah di antara ulil amri (wali yang
diberi kuasa) minkum (yang berasal dari kamu, maksudnya penduduk atau rakyat
yang beragama Islam, sebab yang non-Muslima tidak mungkin tahu dan merasakan
apresiasi seorang Muslim).
Apakah dalam menentukan ulil amri minkum itu boleh melalui Pemilu? Karena
tidak ada disebutkan dalam Nash larangan melakukan Pemilu dalam menentukan
ulil amri minkum, maka Pemilu itu boleh-boleh saja.

Qaidah Ushul Fiqh: Dalam hal mu'amalaat (hubungan antar manusia dan hubungan
dengan lingkungan) berlaku qaidah semua boleh, kecuali yang dilarang/tidak
bertentangan dengan Nash (Al-Quran dan Hadits Shaih)

Wassalam,
HMNA


- Original Message - 
From: Sunny [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 09, 2007 04:34
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

Berbicara tentang demokrasi kompatibel, coba  diperhatikan dulu apa yang
ditulis dalam kitab suci Al Quran 5:51.

  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, February 08, 2007 6:16 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam


  Terimakasih utk koreksi datanya. Dan ternyata hanya minoritas yg bisa
  berdemokrasi. Jadi hipotesa bahwa Islam paling siap demokrasi tidak
  ada dukungan data empirisnya?

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   1. hisss, yg aku ajukan kan posting yg sebelumnya. dari delapan negara
   yg diteliti oom Hoffman. Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia,
   Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey
  
   2. Kalo masalah tingkat demokrasi sih, udah jelaslah, kan sebelumnya
   juga tertulis :
  
   Currently, 47 countries have citizenries composed of Muslim majorities.
   Mali was the only such country given a rating of free by Freedom
  House
   (2002) for the period from 2001 to 2002; of the remaining 46 countries,
   28 were rated not free. During the same period, only 11 of the 47
   countries were considered electoral democracies by Freedom House.

__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

2007-02-08 Terurut Topik Achmad Chodjim
Bung Ambon,
Ayat tersebut memang digunakan oleh ekstremis untuk menjadi landasan berdirinya 
negara Islam, meski di masa Rasul ayat tersebut diterapkan sebagai pembangunan 
negara yang Islami. Jadi, kalau mengikuti pemilahan jenis wahyu yang 
disampaikan kepada Kanjeng Nabi Muhammad, ayat 5:51 itu merupakan bagian dari 
Alkitab dan bukan bagian dari Alhikmah atau Alquran.

Alkitab memang mengandung risalah kontekstual, sehingga ayat tersebut untuk 
mengokohkan umat yang telah dibentuk oleh Nabi. Namun demikian, kata wali di 
situ bukanlah bermakna pemimpin, akan tetapi sebagai perkoncoan. Oleh 
karena itu, dalam terjemahan Pickthall kata itu diingriskan friend, sedangkan 
dalam Yusuf Ali diterjemahkan friend and protector. Dalam Muhammad Asad kata 
wali dalam ayat itu diterjemahkan ally.

Jadi, dalam kaitannya dengan kehidupan yang kontekstual pada waktu itu, ayat 
tersebut berfungsi untuk memberikan dukungan terhadap kaum muhajirin dan anshar 
yang menyatukan diri dalam Deklarasi Madinah. Mengapa Yahudi dan Nasrani tidak 
dijadikan in-group waktu itu? Sebab, Deklarasi Madinah telah dikhianati oleh 
kelompok Yahudi (waktu itu), dan mendapat dukungan dari kelompok Kristiani yang 
ada di Madinah (waktu itu).

Bagaimana dengan kehidupan bernegara dewasa ini? Kalau saya melihat realitas 
bernegaranya Amerika, ternyata mereka belum bisa menerima koleganya yang 
Katholik untuk masuk dalam in-group mereka. In-groupnya adalah kaum Protestan, 
hehehe. 

Untuk ayat yang sifatnya ekslusif begini ya jangan terlalu. Bukankah setiap 
keluarga ada ekslusivitas... :)

Wassalam,
chodjim



  - Original Message - 
  From: Sunny 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 09, 2007 3:34 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam


  Berbicara tentang demokrasi kompatibel, coba diperhatikan dulu apa yang 
ditulis dalam kitab suci Al Quran 5:51.

  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 08, 2007 6:16 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

  Terimakasih utk koreksi datanya. Dan ternyata hanya minoritas yg bisa
  berdemokrasi. Jadi hipotesa bahwa Islam paling siap demokrasi tidak
  ada dukungan data empirisnya? 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   1. hisss, yg aku ajukan kan posting yg sebelumnya. dari delapan negara 
   yg diteliti oom Hoffman. Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia,
   Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey
   
   2. Kalo masalah tingkat demokrasi sih, udah jelaslah, kan sebelumnya 
   juga tertulis :
   
   Currently, 47 countries have citizenries composed of Muslim majorities. 
   Mali was the only such country given a rating of free by Freedom
  House 
   (2002) for the period from 2001 to 2002; of the remaining 46 countries, 
   28 were rated not free. During the same period, only 11 of the 47 
   countries were considered electoral democracies by Freedom House.
   
   
   
   Dana Pamilih wrote:
   
Benarkah demikian? Dari 59 negara anggota OIC yg demokratis cuma
Indonesia, Turki dan Malaysia.
   
--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono
masarcon@ . wrote:

 Herannya umat Islam malah lebih siap berdemokrasi, daripada pemeluk
 aggama tetangga 
   
   
   
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  

  --

  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.5.432 / Virus Database: 268.17.30/674 - Release Date: 2/7/2007 
3:33 PM

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam

2007-02-08 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Wikan, saya suatu hari membaca kitab Kabbalah. Kitab ini bagian dari 
kitab gnostiknya orang Yahudi. Dalam kitab itu disebutkan bahwa pengertian Adam 
diangkat sebagai khalifah, tidaklah ditujukan kepada manusia secara umum. 
Penamaan Adam pada manusia (versi mereka) itu mengandung maksud bahwa dunia ini 
telah diberikan oleh Tuhan kepada Bani Israel.

Dalam kitab Kabbalah disebutkan bahwa Adam merupakan proses Alef-Dal-Mem dalam 
menguasai dunia. Dari semua jenis manusia yang hadir di dunia, Adam adalah 
nenek-moyang Bani Israil yang pertama kali dipilih sebagai penguasa dunia. 
Kemudian kejayaannya berada di tangan David (Daud). Selanjutnya, dunia ini akan 
dikuasai Bani Israil dibawah pimpinan Mesias, dan Mesias bukanlah Yesus tapi 
anak turun Israil yang menjunjung tinggi tegaknya kerajaan bani Israil di akhir 
zaman.

Nah, dari prinsip itulah orang-orang Israil (bukan Yahudi lho, sebab yang 
Yahudi belum tentu anak turun Israil) berusaha keras untuk menguasai dunia!

Wassalam,
chodjim



 
  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 08, 2007 9:37 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pandangan Orientalis terhadap Islam


  Dana, coba diingat2 lagi ...
  agama Yahudi punya tipikal yang hampir mirip dengan Islam
  Nabinya berhasil membawa umatnya menuju wilayah baru
  Nabi tersebut juga menjadi pemimpin bagi umatnya
  Nabi tersebut menjadi kepala negara dan membawa hukum dari Tuhan bagi umatnya

  bedanya dengan Islam ...
  anak turun Nabi tersebut akhirnya menjadi Raja di Kerajaan Israel
  sekaligus sebagai Nabi, sebelum akhirnya kerajaan tersebut hancur
  ditelan jaman pula (saya kurang tahu apakah ada semacam doktrin, umat
  Yahudi menjadi maju karena mempelajari Taurat dan menjadi mundur
  karena menjauhi Taurat).

  kalau di negara Islam Madinah, sepeninggal Nabi, pemimpinnya dipilih
  dengan cara yang berbeda2. ada yang dipilih langsung oleh sebagian
  rakyat, ada yang ditunjuk oleh sekelompok orang, tapi di masa
  berikutnya pemimpin didasarkan pada faktor keturunan.

  ya mungkin itu sebabnya mengapa umat Yahudi juga bersikeras dengan
  pendirian negara Israel, untuk mewujudkan janji-janji Allah di masa
  kini. sama halnya pula dengan umat Islam yang sebagian merasa perlu
  untuk mewujudkan negara Islam untuk mencontoh Nabi Muhammad dan
  menganggap pendirian negara tersebut sebagai bagian dari ajarannya.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 2/8/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Barangkali pandangan ini akurat karena dalam agama lain negara
   berdasarkan agama adalah perkembangan belakangan dan nabinya bukan
   pemimpin negara.
  
   Akibatnya Islam itu secara doktriner suatu negara agama, suatu
   teokrasi, sehingga pemisahan agama dari negara adalah tindakan yg
   bertentangan dg doktrin awal Islam. Jadi pemisahan itu mengakibatkan
   bukan Islam lagi.
  
   Baru mengerti saya.


   

[Non-text portions of this message have been removed]