[yonsatu] Sorga/Neraka
Soal korupsi dan tindakan melanggar hukum lainnya, menurut statistik tidak ada hubungannya dengan agama. Secara relatif proportional, tingkat korupsi makin parah terjadi di negara-negara miskin. Makin miskin sebuah negara, relatif makin tinggi tingkat korupsi nya dan tentunya proporsional dengan tingkat pelanggaran hukum lainnya. untuk tahun 2001. Rangking Korupsi NegaraPendapatan perkapita Tingkat Kesejahteraan (USD) 1..Finlandia...23.728,91 ..13 3..Nwe Zealand.13,050,05...31 5..Singapura.19.945,58.. .21 8..Australia,..19.747,48 ...22 11.U.K..24.758,27... ... 9 14Hongkong..23,277,05... ...15 18USA..34,858,61 5 21...Japan.35,597,56 3 37Malaysia.3.500,36. ...62 46Saudi Arabia...7.713,5042 Meskipun negara yang paling sejahtera belum tentu paling bersih (tidak korup) tapi relatif tingkat korupsinya rendah. Negara paling sejahtera adalah Luxemburg dengan pendapatan perkapita USD 39.171,23 dengan Rangking Korupsi no. 9 Tingkat Kemiskinan 66China...879,86 .65 70Thailand..1.892,41 98 83India.456,09.. ...47 86... Rusia..1.745,08... 95 92Phillipina...956,45... ..69 100..Vietnam403,97.. ...43 118..Papua New Guinia.585,09.54 122..Indonesia..626,82.. ...57 138..Bangladesh...364,51 .41 Rangking Tingkat Kemiskinan, makin kecil rankingnya artinya makin miskin negaranya Bangladesh adalah negara paling korup. Negara paling miskin Congo dengan pendapatan perkapita hanya USD.36 Apakah ini artinya..negara makin miskin, masyarakat makin korup dan penduduknya makin banyak masuk neraka ?? Wallahualam. Data dari : http://www.transparency.org/cpi/2001/cpi2001.html#cpi http://www.nationmaster.com/graph-T/eco_gro_nat_inc_cap Wassalam. --[YONSATU - ITB]- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net atau http://news.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman Other Info : http://www.mahawarman.net
[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah
Hallo lagi mas Hudaya, Senang mendapat tanggapan anda. Disamping itu, sayapun jadi mengenal anda, nggak tahu kalau anda ternyata Ekek XIII, berarti kakak angkatan saya. Melihat subject email anda adalah tanggapan buat saya, tadinya saya mau balas langsung ke japri anda, . Tapi, karena anda menanggapi saya secara terbuka, maka saya pikir, saya akan menanggapi juga dulu deh secara terbuka. Nanti kalau ada kebutuhan untuk diskusi lanjut, barangkali dapat kita lakukan diantara kita saja, kecuali kalau rekan2 yang lain ingin saling bertukar pikiran juga. Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya. Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat naif sekali tentang agama,dan kelihatannya memang cenderung apriori Oo saya terkesan naif ya. Yah, barangkali karena saya terlalu menyederhanakan masalah ya, dengan mengatakan bahwa kalau sehabis melanggar hukum lalu beramal ibadah, maka segala dosa dihapuskan, dst., dst. Saya tahu ini pernyataan yang tidak benar, karena bukan yang begini yang diajarkan oleh agama bukan? Tapi, yang banyak terjadi di negeri kita ini kan ya seperti itu? Kita nggak bisa lagi membedakan mana amal ibadah yg murni dan mana yang kotor. Dan ini sudah berpuluh2 tahun terjadi. Melanggar hukum iya, melakukan amal ibadah dan saling nasihat menasihati dalam hal keimanan juga iya. Secara umum kelihatannya kan begitu, persis seperti contoh yang rekan Rizal Ahmad tulis: ...Bagaimana mungkin mereka mencoba menulis tentang hukum dan norma tetapi sekaligus melanggarnya. Lantas, apa yang musti kita semua lakukan untuk menyembuhkan penyakit 'berkepribadian ganda' itu? Karena Indonesia adalah negara republik yg berdasarkan konstitusi, maka saya berkesimpulan bahwa hanya hukumlah yang dapat dijadikan sebagai obatnya, disamping karena hukum Tuhan toch ternyata nggak mempan juga, padahal gereja, mesjid, candi, kelenteng, vihara ada dimana-mana. Tapi karena sistem hukum kita ternyata 'carut-marut', segala lubang dan celah dicari-cari agar hukum itu dapat terus menerus dilanggar, maka alih alih dapat dijadikan sebagai obat mujarab, malah kita membutuhkan orang2 yang punya nyali untuk dapat meluruskan pelaksanaan hukum itu. Ditengah carut marutnya sistem hukum itu, kita pada sisi lain, dari hari kehari, semakin dibanjiri oleh pelbagai macam siraman rohani. 'Berjalanlah di jalan yang benar, sucikanlah hati dan pikiranmu, berbicaralah yang baik2 saja, berperilakulah yang baik2 saja, maafkanlah mereka , doakanlah mereka, takutlah hanya kepada Tuhan saja, dst., dst. Yaa, tentu bagus siraman rohani itu. Tapi, apakah ini dapat memecahkan persoalan yang kita hadapi saat ini sebagai bangsa? Apakah ia dapat memecahkan masalah sistem hukum yang carut marut itu? Karena saya mengeluarkan kata sindirian yang seolah2 memojokkan agama dan terkesan naif itu, maka andapun menduga saya apriori terhadap agama. Kalau boleh saya jawab, saya nggak pernah apriori terhadap agama, mas Hudaya. Tapi, saya memang tidak mudah percaya sama orang2 yang dengan dalih agama mencoba mempengaruhi dan/atau mengintimidasi orang lain. Kita sudah lihat sendiri, nggak sedikit orang2 yang berkedok 'ulama' itu ternyata menjilat ludahnya sendiri. Saya bependapat, bahwa agama tidak jelek dan jahat, akan tetapi, manusia yang menginterpretasikan dan menyebar luaskan agama itulah yang berpotensi membuat agama itu terkesan jelek dan jahat. Terhadap segala kesengsaraan yang kita derita itu, manusialah yang seringkali menjadi penyebab utamanya, diluar bencana alam. Manusialah yang berpotensi memperbodoh, memperbudak, menipu daya, menyengsarakan dan menginjak-injak hak azasi manusia, bukan agama! Ini ternyata cocok dengan temuan pak ABS yang berbunyi: 'Soal korupsi dan tindakan melanggar hukum lainnya, menurut statistik tidak ada hubungannya dengan agama. Secara relatif proportional, tingkat korupsi makin parah terjadi di negara-negara miskin. Makin miskin sebuah negara, relatif makin tinggi tingkat korupsi nya dan tentunya proporsional dengan tingkat pelanggaran hukum lainnya'. Jadi, tingkat kesengsaraan itu tenyata makin tinggi kalau suatu masyarakat makin bodoh. Dan, bodohnya masyarakat itu, menurut saya, karena kebodohan masyarakat itu sendiri. Salah satu kebodohan itu adalah misalnya, mencoba memecahkan masalah2 duniawi dengan hanya ayat2 suci. Dengan mengingatkan orang untuk selalu berbuat baik, tidak berbuat kejahatan, selalu bertakwa kepada Tuhan, dlsb. Hanya mengingatkan lho ya, tanpa sangsi. Tapi, dilain pihak anda sendiri mengatakan bahwa: 'Ayat-ayat Tuhan memang tujuannya bukan untuk membuat manusia jera kok, dia hanya memberi bimbingan hal baik dan buruk dalam kehidupan dunia dan bukan untuk di akhirat , anggap sama aja deh dengan UU negara . Kalau tidak diikuti? ya nggak apa-apa'. Jadi, memang bukan ayat2 suci yang bisa memecahkan masalah kan? Akan tetapi, kita dari hari kehari kita selalu diingatkan dengan ayat2
[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat masHerrmansyah
memang hebat Paul Mc. Cartney ( Stevie Wonder) ini... apalagi nyanyiinnya sama pacar he he he.. Artist: Paul McCartney Album: All The Best Title: Ebony And Ivory Ebony and ivory live together in perfect harmony Side by side on my piano keyboard, oh lord, why don't we? We all know that people are the same where ever we go There is good and bad in ev'ryone, We learn to live, we learn to give each other what we need to survive together alive. Ebony and ivory live together in perfect harmony Side by side on my piano keyboard, oh lord why don't we? Ebony, ivory living in perfect harmony --- Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya. Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat naif sekali tentang agama,dan kelihatannya memang cenderung apriori --[YONSATU - ITB]- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net atau http://news.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman Other Info : http://www.mahawarman.net
[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah
Dilahin pihak, seperti pengalaman saya, tanpa agama juga orang indonesia gak terlalu takut ama hukum kesepakatan bersama. Malah lembaga-nya terkesan melindungi dengan embel2 masalah pribadi padahal jelas2 si oknum ini menggunakan peralatan mereka. Akhirnya, tidak bisa cara baik2 seperti manusia biasa, yah pakai all available means. Rizal - Original Message - From: Yanto R. Sumantri [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 27, 2004 9:15 AM Subject: [yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah Wah asyik juga membaca diskusi antara Hudaya (Ekek XIII) dan Hermansyah (Ekek XIV) , mengenai pandangan agama dalam kehidupan nyata ,khususnya di Indonesia. Saya samapai sekarang memang masih bertanya - tanya : Ada apa gerangan atau apakah ada hubungan(ndak tahu apa linier , hyperbol,kwardat terbalik . logorithmic atau apapun) antara banyaknya mesjid , gereja , wihara , majlis ta'lim , pengajian ibu ibu ,bertambahnya wanita berjilbab , perayaan keagamaan , jumlah jemaah haji yang membludak dst dengan tingkat kehancuran republik , tingkat korupsi yang masih tinggi , tingkat ketidak percayaan antar warga , tingkat perkelahian antar kelompok , tingkat perkelahian antar RT ,tingkat pengangguran dsb. Apakah ada ? Nah Mas Hudaya , berangkali bisa memberikan pencerahan kepada saya (Ekek - III) , bagaimana Mas Hermansyah : Anda merupakan orang yang sangat berfikiran sekuler , dan saya senang bahwa Anda berani mengemukakan hal ini secara terbuka . Saya setuju sekali bahwa banyak yang beramal kemudian mencuri atau bahkan mungkin kebanyakan mencuri dulu , sambil beramal malu-malu , kemudian setelah banyak hasilnya baru kemudian beramal - saja. Ya macam macam lah, pergi haji berkali - kali , buat pengajian , sedekah , dan lain lain yang memperlihatkan 'kesolehan nya. Banyak tuh yang begitu disekeliling kita !!! Jadi Mas Hudaya : Jangan salahkan siapapun kalau orang kayak Mas Hermansyah itu bertambah banyak ? Sebagai orang beragama' ya harus takut juga doong sama hukum dunia (atau istilahnya Mas Hermansyah hukum yang telah disepakati oleh kita semua) , jangan takut sama hukum Akhirat saja. Anda mengambil contoh Singapura dimana hukum dilaksanakn secara konsisten ! Untuk informasi Anda Mas Hudaya : Orang Singpura itu tidak begitu peduli koq sama agama Sekali lagi mohon pencerahan atas pertanyaan saya diatas. Yanto R.Sumantri (Ekek - III) [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo lagi mas Hudaya, Senang mendapat tanggapan anda. Disamping itu, sayapun jadi mengenal anda, nggak tahu kalau anda ternyata Ekek XIII, berarti kakak angkatan saya. Melihat subject email anda adalah tanggapan buat saya, tadinya saya mau balas langsung ke japri anda, . Tapi, karena anda menanggapi saya secara terbuka, maka saya pikir, saya akan menanggapi juga dulu deh secara terbuka. Nanti kalau ada kebutuhan untuk diskusi lanjut, barangkali dapat kita lakukan diantara kita saja, kecuali kalau rekan2 yang lain ingin saling bertukar pikiran juga. Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya. Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat naif sekali tentang agama,dan kelihatannya memang cenderung apriori Oo saya terkesan naif ya. Yah, barangkali karena saya terlalu menyederhanakan masalah ya, dengan mengatakan bahwa kalau sehabis melanggar hukum lalu beramal ibadah, maka segala dosa dihapuskan, dst., dst. Saya tahu ini pernyataan yang tidak benar, karena bukan yang begini yang diajarkan oleh agama bukan? Tapi, yang banyak terjadi di negeri kita ini kan ya seperti itu? Kita nggak bisa lagi membedakan mana amal ibadah yg murni dan mana yang kotor. Dan ini sudah berpuluh2 tahun terjadi. Melanggar hukum iya, melakukan amal ibadah dan saling nasihat menasihati dalam hal keimanan juga iya. Secara umum kelihatannya kan begitu, persis seperti contoh yang rekan Rizal Ahmad tulis: ...Bagaimana mungkin mereka mencoba menulis tentang hukum dan norma tetapi sekaligus melanggarnya. Lantas, apa yang musti kita semua lakukan untuk menyembuhkan penyakit 'berkepribadian ganda' itu? Karena Indonesia adalah negara republik yg berdasarkan konstitusi, maka saya berkesimpulan bahwa hanya hukumlah yang dapat dijadikan sebagai obatnya, disamping karena hukum Tuhan toch ternyata nggak mempan juga, padahal gereja, mesjid, candi, kelenteng, vihara ada dimana-mana. Tapi karena sistem hukum kita ternyata 'carut-marut', segala lubang dan celah dicari-cari agar hukum itu dapat terus menerus dilanggar, maka alih alih dapat dijadikan sebagai obat mujarab, malah kita membutuhkan orang2 yang punya nyali untuk dapat meluruskan pelaksanaan hukum itu. Ditengah carut marutnya sistem hukum itu, kita pada sisi lain, dari hari kehari, semakin dibanjiri oleh pelbagai macam siraman rohani. 'Berjalanlah di jalan yang benar, sucikanlah hati dan
[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah
Wah asyik juga membaca diskusi antara Hudaya (Ekek XIII) dan Hermansyah (Ekek XIV) , mengenai pandangan agama dalam kehidupan nyata ,khususnya di Indonesia. Saya samapai sekarang memang masih bertanya - tanya : Ada apa gerangan atau apakah ada hubungan(ndak tahu apa linier , hyperbol,kwardat terbalik . logorithmic atau apapun) antara banyaknya mesjid , gereja , wihara , majlis ta'lim , pengajian ibu ibu ,bertambahnya wanita berjilbab , perayaan keagamaan , jumlah jemaah haji yang membludak dst dengan tingkat kehancuran republik , tingkat korupsi yang masih tinggi , tingkat ketidak percayaan antar warga , tingkat perkelahian antar kelompok , tingkat perkelahian antar RT ,tingkat pengangguran dsb. Apakah ada ? Nah Mas Hudaya , berangkali bisa memberikan pencerahan kepada saya (Ekek - III) , bagaimana Mas Hermansyah : Anda merupakan orang yang sangat berfikiran sekuler , dan saya senang bahwa Anda berani mengemukakan hal ini secara terbuka . Saya setuju sekali bahwa banyak yang beramal kemudian mencuri atau bahkan mungkin kebanyakan mencuri dulu , sambil beramal malu-malu , kemudian setelah banyak hasilnya baru kemudian beramal - saja. Ya macam macam lah, pergi haji berkali - kali , buat pengajian , sedekah , dan lain lain yang memperlihatkan 'kesolehan nya. Banyak tuh yang begitu disekeliling kita !!! Jadi Mas Hudaya : Jangan salahkan siapapun kalau orang kayak Mas Hermansyah itu bertambah banyak ? Sebagai orang beragama' ya harus takut juga doong sama hukum dunia (atau istilahnya Mas Hermansyah hukum yang telah disepakati oleh kita semua) , jangan takut sama hukum Akhirat saja. Anda mengambil contoh Singapura dimana hukum dilaksanakn secara konsisten ! Untuk informasi Anda Mas Hudaya : Orang Singpura itu tidak begitu peduli koq sama agama Sekali lagi mohon pencerahan atas pertanyaan saya diatas. Yanto R.Sumantri (Ekek - III) [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo lagi mas Hudaya, Senang mendapat tanggapan anda. Disamping itu, sayapun jadi mengenal anda, nggak tahu kalau anda ternyata Ekek XIII, berarti kakak angkatan saya. Melihat subject email anda adalah tanggapan buat saya, tadinya saya mau balas langsung ke japri anda, . Tapi, karena anda menanggapi saya secara terbuka, maka saya pikir, saya akan menanggapi juga dulu deh secara terbuka. Nanti kalau ada kebutuhan untuk diskusi lanjut, barangkali dapat kita lakukan diantara kita saja, kecuali kalau rekan2 yang lain ingin saling bertukar pikiran juga. Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya. Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat naif sekali tentang agama,dan kelihatannya memang cenderung apriori Oo saya terkesan naif ya. Yah, barangkali karena saya terlalu menyederhanakan masalah ya, dengan mengatakan bahwa kalau sehabis melanggar hukum lalu beramal ibadah, maka segala dosa dihapuskan, dst., dst. Saya tahu ini pernyataan yang tidak benar, karena bukan yang begini yang diajarkan oleh agama bukan? Tapi, yang banyak terjadi di negeri kita ini kan ya seperti itu? Kita nggak bisa lagi membedakan mana amal ibadah yg murni dan mana yang kotor. Dan ini sudah berpuluh2 tahun terjadi. Melanggar hukum iya, melakukan amal ibadah dan saling nasihat menasihati dalam hal keimanan juga iya. Secara umum kelihatannya kan begitu, persis seperti contoh yang rekan Rizal Ahmad tulis: ...Bagaimana mungkin mereka mencoba menulis tentang hukum dan norma tetapi sekaligus melanggarnya. Lantas, apa yang musti kita semua lakukan untuk menyembuhkan penyakit 'berkepribadian ganda' itu? Karena Indonesia adalah negara republik yg berdasarkan konstitusi, maka saya berkesimpulan bahwa hanya hukumlah yang dapat dijadikan sebagai obatnya, disamping karena hukum Tuhan toch ternyata nggak mempan juga, padahal gereja, mesjid, candi, kelenteng, vihara ada dimana-mana. Tapi karena sistem hukum kita ternyata 'carut-marut', segala lubang dan celah dicari-cari agar hukum itu dapat terus menerus dilanggar, maka alih alih dapat dijadikan sebagai obat mujarab, malah kita membutuhkan orang2 yang punya nyali untuk dapat meluruskan pelaksanaan hukum itu. Ditengah carut marutnya sistem hukum itu, kita pada sisi lain, dari hari kehari, semakin dibanjiri oleh pelbagai macam siraman rohani. 'Berjalanlah di jalan yang benar, sucikanlah hati dan pikiranmu, berbicaralah yang baik2 saja, berperilakulah yang baik2 saja, maafkanlah mereka , doakanlah mereka, takutlah hanya kepada Tuhan saja, dst., dst. Yaa, tentu bagus siraman rohani itu. Tapi, apakah ini dapat memecahkan persoalan yang kita hadapi saat ini sebagai bangsa? Apakah ia dapat memecahkan masalah sistem hukum yang carut marut itu? Karena saya mengeluarkan kata sindirian yang seolah2 memojokkan agama dan terkesan naif itu, maka andapun menduga saya apriori terhadap agama. Kalau boleh saya jawab, saya nggak pernah apriori terhadap agama, mas Hudaya. Tapi, saya memang tidak mudah percaya sama orang2 yang
[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat masHerrmansyah
Setuju banget.. Mas Edy. Lagu yang memangperlu dinyanyikan bersama tuh,Mas Edy emangnya masih butuh pacar? Bukannya mas Edy sudah sampai tahap perjuangan hidup, he...he.. becanda. Pernah dengar lagu The way I choose (Groupnya :Bad Company kali), nyanyinya gini.: I live my life... The way that I choose..! Hidup ini bebas and merdeka bok! (Resiko, tanggung sendiri). edy christiono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] warman.net cc: Subject: [yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat 02/26/2004 09:24 PM masHerrmansyah Please respond to yonsatu memang hebat Paul Mc. Cartney ( Stevie Wonder) ini... apalagi nyanyiinnya sama pacar he he he.. Artist: Paul McCartney Album: All The Best Title: Ebony And Ivory Ebony and ivory live together in perfect harmony Side by side on my piano keyboard, oh lord, why don't we? We all know that people are the same where ever we go There is good and bad in ev'ryone, We learn to live, we learn to give each other what we need to survive together alive. Ebony and ivory live together in perfect harmony Side by side on my piano keyboard, oh lord why don't we? Ebony, ivory living in perfect harmony --- Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya. Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat naif sekali tentang agama,dan kelihatannya memang cenderung apriori --[YONSATU - ITB]- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net atau http://news.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman Other Info : http://www.mahawarman.net --[YONSATU - ITB]- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net atau http://news.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman Other Info : http://www.mahawarman.net