[yonsatu] Sorga/Neraka

2004-02-26 Terurut Topik Abas F Soeriawidjaja
Soal korupsi dan tindakan melanggar hukum lainnya, menurut statistik
tidak ada hubungannya dengan agama.
Secara relatif proportional, tingkat korupsi makin parah terjadi di
negara-negara miskin.
Makin miskin sebuah negara, relatif makin tinggi tingkat korupsi nya dan
tentunya proporsional dengan tingkat pelanggaran hukum lainnya.
 
untuk tahun 2001.
 
Rangking Korupsi NegaraPendapatan perkapita
Tingkat Kesejahteraan
  (USD)
 
1..Finlandia...23.728,91
..13
   3..Nwe
Zealand.13,050,05...31
 
5..Singapura.19.945,58..
.21
 
8..Australia,..19.747,48
...22
 
11.U.K..24.758,27...
... 9
 
14Hongkong..23,277,05...
...15
 
18USA..34,858,61
5
 
21...Japan.35,597,56
3
 
37Malaysia.3.500,36.
...62 
   46Saudi
Arabia...7.713,5042
   
Meskipun negara yang paling sejahtera belum tentu paling bersih (tidak
korup) tapi relatif tingkat korupsinya rendah.
Negara paling sejahtera adalah Luxemburg dengan pendapatan perkapita USD
39.171,23  dengan Rangking Korupsi no. 9
 
 
Tingkat Kemiskinan
 
 
66China...879,86
.65
 
70Thailand..1.892,41
98
 
83India.456,09..
...47
  86...
Rusia..1.745,08...
95
 
92Phillipina...956,45...
..69
 
100..Vietnam403,97..
...43
  118..Papua New
Guinia.585,09.54
 
122..Indonesia..626,82..
...57
 
138..Bangladesh...364,51
.41
 
Rangking Tingkat Kemiskinan, makin kecil rankingnya artinya makin miskin
negaranya
Bangladesh adalah negara paling korup.
Negara paling miskin Congo dengan pendapatan perkapita hanya USD.36
 
Apakah ini artinya..negara makin miskin, masyarakat makin korup
dan penduduknya makin banyak masuk neraka ?? Wallahualam.
 
Data dari :
   http://www.transparency.org/cpi/2001/cpi2001.html#cpi
   http://www.nationmaster.com/graph-T/eco_gro_nat_inc_cap
 
Wassalam.
 

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik hermansyah
Hallo lagi mas Hudaya, 
Senang mendapat tanggapan anda.  Disamping itu, sayapun jadi mengenal 
anda, nggak tahu kalau anda ternyata Ekek XIII, berarti kakak angkatan 
saya.

Melihat subject email anda adalah tanggapan buat saya, tadinya saya mau 
balas langsung ke japri anda, .  Tapi, karena anda menanggapi saya secara 
terbuka, maka saya pikir, saya akan menanggapi juga dulu deh secara 
terbuka.  Nanti kalau ada kebutuhan untuk diskusi lanjut, barangkali dapat 
kita lakukan diantara kita saja, kecuali kalau rekan2 yang lain ingin 
saling bertukar pikiran juga.

Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.

Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat
naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung 
apriori

Oo saya terkesan naif ya.  Yah, barangkali karena saya terlalu 
menyederhanakan masalah ya, dengan mengatakan bahwa kalau sehabis 
melanggar hukum lalu beramal ibadah, maka segala dosa dihapuskan, dst., 
dst.  Saya tahu ini pernyataan yang tidak benar, karena bukan yang begini 
yang diajarkan oleh agama bukan?  Tapi, yang banyak terjadi di negeri kita 
ini kan ya seperti itu?  Kita nggak bisa lagi membedakan mana amal ibadah 
yg murni dan mana yang kotor.  Dan ini sudah berpuluh2 tahun terjadi. 
Melanggar hukum iya, melakukan amal ibadah dan saling nasihat menasihati 
dalam hal keimanan juga iya.  Secara umum kelihatannya kan begitu, persis 
seperti contoh yang rekan Rizal Ahmad tulis:  ...Bagaimana mungkin mereka mencoba 
menulis tentang hukum dan norma 
tetapi sekaligus melanggarnya.

Lantas, apa yang musti kita semua lakukan untuk menyembuhkan penyakit 
'berkepribadian ganda' itu?  Karena Indonesia adalah negara republik yg 
berdasarkan konstitusi, maka saya berkesimpulan bahwa hanya hukumlah yang 
dapat dijadikan sebagai obatnya, disamping karena hukum Tuhan toch 
ternyata nggak mempan juga, padahal gereja, mesjid, candi, kelenteng, 
vihara ada dimana-mana.  Tapi karena sistem hukum kita ternyata 
'carut-marut', segala lubang dan celah dicari-cari agar hukum itu dapat 
terus menerus dilanggar, maka alih alih dapat dijadikan sebagai obat 
mujarab, malah kita membutuhkan orang2 yang punya nyali untuk dapat 
meluruskan pelaksanaan hukum itu.  Ditengah carut marutnya sistem hukum 
itu, kita pada sisi lain, dari hari kehari, semakin dibanjiri oleh 
pelbagai macam siraman rohani.  'Berjalanlah di jalan yang benar, 
sucikanlah hati dan pikiranmu, berbicaralah yang baik2 saja, 
berperilakulah yang baik2 saja, maafkanlah mereka , doakanlah mereka, 
takutlah hanya kepada Tuhan saja, dst., dst.

Yaa, tentu bagus siraman rohani itu.  Tapi, apakah ini dapat memecahkan 
persoalan yang kita hadapi saat ini sebagai bangsa?   Apakah ia dapat 
memecahkan masalah sistem hukum yang carut marut itu?

Karena saya mengeluarkan kata sindirian yang seolah2 memojokkan agama dan 
terkesan naif itu, maka andapun menduga saya apriori terhadap agama. Kalau 
boleh saya jawab, saya nggak pernah apriori terhadap agama, mas Hudaya. 
Tapi, saya memang tidak mudah percaya sama orang2 yang dengan dalih agama 
mencoba mempengaruhi dan/atau mengintimidasi orang lain.  Kita sudah lihat 
sendiri, nggak sedikit orang2 yang berkedok 'ulama' itu ternyata menjilat 
ludahnya sendiri.  Saya bependapat, bahwa agama tidak jelek dan jahat, 
akan tetapi, manusia yang menginterpretasikan dan menyebar luaskan agama 
itulah yang berpotensi membuat agama itu terkesan jelek dan jahat. 
Terhadap segala kesengsaraan yang kita derita itu, manusialah yang 
seringkali menjadi penyebab utamanya, diluar bencana alam.  Manusialah 
yang berpotensi memperbodoh, memperbudak, menipu daya, menyengsarakan dan 
menginjak-injak hak azasi manusia, bukan agama!

Ini ternyata cocok dengan temuan pak ABS yang berbunyi: 'Soal korupsi dan tindakan 
melanggar hukum lainnya, menurut statistik 
tidak ada hubungannya dengan agama. Secara relatif proportional, tingkat 
korupsi makin parah terjadi di negara-negara miskin. Makin miskin sebuah 
negara, relatif makin tinggi tingkat korupsi nya dan tentunya proporsional 
dengan tingkat pelanggaran hukum lainnya'.

Jadi, tingkat kesengsaraan itu tenyata makin tinggi kalau suatu masyarakat 
makin bodoh.  Dan, bodohnya masyarakat itu, menurut saya, karena kebodohan 
masyarakat itu sendiri.  Salah satu kebodohan itu adalah misalnya, mencoba 
memecahkan masalah2 duniawi dengan hanya ayat2 suci.  Dengan mengingatkan 
orang untuk selalu berbuat baik, tidak berbuat kejahatan, selalu bertakwa 
kepada Tuhan, dlsb.  Hanya mengingatkan lho ya, tanpa sangsi.  Tapi, 
dilain pihak anda sendiri mengatakan bahwa: 'Ayat-ayat Tuhan memang tujuannya bukan 
untuk membuat manusia jera kok, 
dia hanya memberi bimbingan hal baik dan buruk dalam kehidupan dunia dan 
bukan untuk di akhirat , anggap sama aja deh dengan UU negara . Kalau 
tidak diikuti? ya nggak apa-apa'. Jadi, memang bukan ayat2 suci yang bisa memecahkan 
masalah kan?  Akan 
tetapi, kita dari hari kehari kita selalu diingatkan dengan ayat2 

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat masHerrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik edy christiono
memang hebat Paul Mc. Cartney ( Stevie Wonder) ini... apalagi nyanyiinnya 
sama pacar  he he he..
 
Artist: Paul McCartney 
Album: All The Best 
Title: Ebony And Ivory 


Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord, why don't we?
We all know that people are the same where ever we go
There is good and bad in ev'ryone,
We learn to live, we learn to give
each other what we need to survive together alive.

Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord why don't we?

Ebony, ivory living in perfect harmony
---

 Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.
 
 Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat
 naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung 
 apriori


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik Rizal Ahmad
Dilahin pihak, seperti pengalaman saya, tanpa agama juga orang indonesia gak
terlalu takut ama hukum kesepakatan bersama.
Malah lembaga-nya terkesan melindungi dengan embel2 masalah pribadi
padahal jelas2 si oknum ini menggunakan peralatan mereka.
Akhirnya, tidak bisa cara baik2 seperti manusia biasa, yah pakai all
available means.

Rizal

- Original Message - 
From: Yanto R. Sumantri [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 27, 2004 9:15 AM
Subject: [yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53  Sorga/Neraka- tanggapan buat
mas Herrmansyah


 Wah asyik juga membaca diskusi antara Hudaya (Ekek XIII) dan Hermansyah
 (Ekek XIV) , mengenai pandangan agama dalam kehidupan nyata ,khususnya
 di Indonesia.

 Saya samapai sekarang memang masih bertanya - tanya : Ada apa gerangan
 atau apakah ada hubungan(ndak tahu apa linier , hyperbol,kwardat
 terbalik . logorithmic atau apapun) antara banyaknya mesjid , gereja ,
 wihara , majlis ta'lim , pengajian ibu ibu ,bertambahnya wanita
 berjilbab ,  perayaan keagamaan , jumlah jemaah haji yang membludak dst
 dengan tingkat kehancuran republik , tingkat korupsi yang masih tinggi ,
 tingkat ketidak percayaan antar warga , tingkat perkelahian antar
 kelompok  , tingkat perkelahian antar RT ,tingkat pengangguran dsb.

 Apakah ada ?

 Nah Mas Hudaya , berangkali bisa memberikan pencerahan kepada saya (Ekek
 - III) , bagaimana 

 Mas Hermansyah : Anda merupakan orang yang sangat berfikiran sekuler ,
 dan saya senang bahwa Anda berani mengemukakan hal ini secara  terbuka .

 Saya setuju sekali bahwa banyak yang beramal kemudian mencuri atau
 bahkan mungkin kebanyakan mencuri dulu , sambil beramal malu-malu ,
 kemudian setelah banyak hasilnya baru kemudian  beramal - saja.
 Ya macam macam lah, pergi haji berkali - kali , buat pengajian , sedekah
 , dan lain lain yang memperlihatkan 'kesolehan nya.

 Banyak tuh yang begitu disekeliling kita !!!

 Jadi Mas Hudaya :
 Jangan salahkan siapapun kalau orang kayak Mas Hermansyah itu bertambah
 banyak ?
 Sebagai orang beragama' ya harus takut juga doong sama hukum dunia
 (atau istilahnya Mas Hermansyah hukum yang telah disepakati oleh kita
 semua) , jangan takut sama hukum Akhirat saja.

 Anda mengambil contoh Singapura dimana hukum dilaksanakn secara
 konsisten !
 Untuk informasi Anda Mas Hudaya  : Orang Singpura itu tidak begitu
 peduli koq sama agama 

 Sekali lagi mohon pencerahan atas pertanyaan saya diatas.

 Yanto R.Sumantri
 (Ekek - III)
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Hallo lagi mas Hudaya,
  Senang mendapat tanggapan anda.  Disamping itu, sayapun jadi mengenal
  anda, nggak tahu kalau anda ternyata Ekek XIII, berarti kakak angkatan
  saya.
 
  Melihat subject email anda adalah tanggapan buat saya, tadinya saya mau
  balas langsung ke japri anda, .  Tapi, karena anda menanggapi saya
secara
  terbuka, maka saya pikir, saya akan menanggapi juga dulu deh secara
  terbuka.  Nanti kalau ada kebutuhan untuk diskusi lanjut, barangkali
dapat
  kita lakukan diantara kita saja, kecuali kalau rekan2 yang lain ingin
  saling bertukar pikiran juga.
 
  Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.
 
  Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok
sangat
  naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung
  apriori
 
  Oo saya terkesan naif ya.  Yah, barangkali karena saya terlalu
  menyederhanakan masalah ya, dengan mengatakan bahwa kalau sehabis
  melanggar hukum lalu beramal ibadah, maka segala dosa dihapuskan, dst.,
  dst.  Saya tahu ini pernyataan yang tidak benar, karena bukan yang
begini
  yang diajarkan oleh agama bukan?  Tapi, yang banyak terjadi di negeri
kita
  ini kan ya seperti itu?  Kita nggak bisa lagi membedakan mana amal
ibadah
  yg murni dan mana yang kotor.  Dan ini sudah berpuluh2 tahun terjadi.
  Melanggar hukum iya, melakukan amal ibadah dan saling nasihat menasihati
  dalam hal keimanan juga iya.  Secara umum kelihatannya kan begitu,
persis
  seperti contoh yang rekan Rizal Ahmad tulis:  ...Bagaimana mungkin
mereka mencoba menulis tentang hukum dan norma
  tetapi sekaligus melanggarnya.
 
  Lantas, apa yang musti kita semua lakukan untuk menyembuhkan penyakit
  'berkepribadian ganda' itu?  Karena Indonesia adalah negara republik yg
  berdasarkan konstitusi, maka saya berkesimpulan bahwa hanya hukumlah
yang
  dapat dijadikan sebagai obatnya, disamping karena hukum Tuhan toch
  ternyata nggak mempan juga, padahal gereja, mesjid, candi, kelenteng,
  vihara ada dimana-mana.  Tapi karena sistem hukum kita ternyata
  'carut-marut', segala lubang dan celah dicari-cari agar hukum itu dapat
  terus menerus dilanggar, maka alih alih dapat dijadikan sebagai obat
  mujarab, malah kita membutuhkan orang2 yang punya nyali untuk dapat
  meluruskan pelaksanaan hukum itu.  Ditengah carut marutnya sistem hukum
  itu, kita pada sisi lain, dari hari kehari, semakin dibanjiri oleh
  pelbagai macam siraman rohani.  'Berjalanlah di jalan yang benar,
  sucikanlah hati dan 

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Wah asyik juga membaca diskusi antara Hudaya (Ekek XIII) dan Hermansyah 
(Ekek XIV) , mengenai pandangan agama dalam kehidupan nyata ,khususnya
di Indonesia.

Saya samapai sekarang memang masih bertanya - tanya : Ada apa gerangan
atau apakah ada hubungan(ndak tahu apa linier , hyperbol,kwardat
terbalik . logorithmic atau apapun) antara banyaknya mesjid , gereja ,
wihara , majlis ta'lim , pengajian ibu ibu ,bertambahnya wanita
berjilbab ,  perayaan keagamaan , jumlah jemaah haji yang membludak dst 
dengan tingkat kehancuran republik , tingkat korupsi yang masih tinggi ,
tingkat ketidak percayaan antar warga , tingkat perkelahian antar
kelompok  , tingkat perkelahian antar RT ,tingkat pengangguran dsb.

Apakah ada ?

Nah Mas Hudaya , berangkali bisa memberikan pencerahan kepada saya (Ekek
- III) , bagaimana 

Mas Hermansyah : Anda merupakan orang yang sangat berfikiran sekuler ,
dan saya senang bahwa Anda berani mengemukakan hal ini secara  terbuka .

Saya setuju sekali bahwa banyak yang beramal kemudian mencuri atau
bahkan mungkin kebanyakan mencuri dulu , sambil beramal malu-malu ,
kemudian setelah banyak hasilnya baru kemudian  beramal - saja.
Ya macam macam lah, pergi haji berkali - kali , buat pengajian , sedekah
, dan lain lain yang memperlihatkan 'kesolehan nya.

Banyak tuh yang begitu disekeliling kita !!!

Jadi Mas Hudaya :
Jangan salahkan siapapun kalau orang kayak Mas Hermansyah itu bertambah
banyak ?
Sebagai orang beragama' ya harus takut juga doong sama hukum dunia
(atau istilahnya Mas Hermansyah hukum yang telah disepakati oleh kita
semua) , jangan takut sama hukum Akhirat saja.

Anda mengambil contoh Singapura dimana hukum dilaksanakn secara
konsisten !
Untuk informasi Anda Mas Hudaya  : Orang Singpura itu tidak begitu
peduli koq sama agama 

Sekali lagi mohon pencerahan atas pertanyaan saya diatas.

Yanto R.Sumantri
(Ekek - III)
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Hallo lagi mas Hudaya,
 Senang mendapat tanggapan anda.  Disamping itu, sayapun jadi mengenal
 anda, nggak tahu kalau anda ternyata Ekek XIII, berarti kakak angkatan
 saya.
 
 Melihat subject email anda adalah tanggapan buat saya, tadinya saya mau
 balas langsung ke japri anda, .  Tapi, karena anda menanggapi saya secara
 terbuka, maka saya pikir, saya akan menanggapi juga dulu deh secara
 terbuka.  Nanti kalau ada kebutuhan untuk diskusi lanjut, barangkali dapat
 kita lakukan diantara kita saja, kecuali kalau rekan2 yang lain ingin
 saling bertukar pikiran juga.
 
 Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.
 
 Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat
 naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung
 apriori
 
 Oo saya terkesan naif ya.  Yah, barangkali karena saya terlalu
 menyederhanakan masalah ya, dengan mengatakan bahwa kalau sehabis
 melanggar hukum lalu beramal ibadah, maka segala dosa dihapuskan, dst.,
 dst.  Saya tahu ini pernyataan yang tidak benar, karena bukan yang begini
 yang diajarkan oleh agama bukan?  Tapi, yang banyak terjadi di negeri kita
 ini kan ya seperti itu?  Kita nggak bisa lagi membedakan mana amal ibadah
 yg murni dan mana yang kotor.  Dan ini sudah berpuluh2 tahun terjadi.
 Melanggar hukum iya, melakukan amal ibadah dan saling nasihat menasihati
 dalam hal keimanan juga iya.  Secara umum kelihatannya kan begitu, persis
 seperti contoh yang rekan Rizal Ahmad tulis:  ...Bagaimana mungkin mereka mencoba 
 menulis tentang hukum dan norma
 tetapi sekaligus melanggarnya.
 
 Lantas, apa yang musti kita semua lakukan untuk menyembuhkan penyakit
 'berkepribadian ganda' itu?  Karena Indonesia adalah negara republik yg
 berdasarkan konstitusi, maka saya berkesimpulan bahwa hanya hukumlah yang
 dapat dijadikan sebagai obatnya, disamping karena hukum Tuhan toch
 ternyata nggak mempan juga, padahal gereja, mesjid, candi, kelenteng,
 vihara ada dimana-mana.  Tapi karena sistem hukum kita ternyata
 'carut-marut', segala lubang dan celah dicari-cari agar hukum itu dapat
 terus menerus dilanggar, maka alih alih dapat dijadikan sebagai obat
 mujarab, malah kita membutuhkan orang2 yang punya nyali untuk dapat
 meluruskan pelaksanaan hukum itu.  Ditengah carut marutnya sistem hukum
 itu, kita pada sisi lain, dari hari kehari, semakin dibanjiri oleh
 pelbagai macam siraman rohani.  'Berjalanlah di jalan yang benar,
 sucikanlah hati dan pikiranmu, berbicaralah yang baik2 saja,
 berperilakulah yang baik2 saja, maafkanlah mereka , doakanlah mereka,
 takutlah hanya kepada Tuhan saja, dst., dst.
 
 Yaa, tentu bagus siraman rohani itu.  Tapi, apakah ini dapat memecahkan
 persoalan yang kita hadapi saat ini sebagai bangsa?   Apakah ia dapat
 memecahkan masalah sistem hukum yang carut marut itu?
 
 Karena saya mengeluarkan kata sindirian yang seolah2 memojokkan agama dan
 terkesan naif itu, maka andapun menduga saya apriori terhadap agama. Kalau
 boleh saya jawab, saya nggak pernah apriori terhadap agama, mas Hudaya.
 Tapi, saya memang tidak mudah percaya sama orang2 yang 

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat masHerrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik hudaya.taudjidi

Setuju banget.. Mas Edy.
Lagu yang memangperlu dinyanyikan bersama tuh,Mas Edy emangnya masih
butuh pacar?
Bukannya mas Edy sudah sampai tahap perjuangan hidup, he...he.. becanda.

Pernah dengar lagu  The way I choose (Groupnya :Bad Company kali),
nyanyinya gini.:
I live my life...
The way that I choose..!

Hidup ini bebas and merdeka bok!  (Resiko, tanggung sendiri).



   

  edy christiono 

  [EMAIL PROTECTED] To:  [EMAIL PROTECTED]  

  warman.net   cc:

Subject: [yonsatu] Re: yonsatu 
Digest V4 #53  Sorga/Neraka- tanggapan buat
  02/26/2004 09:24 PM   masHerrmansyah 

  Please respond to yonsatu

   

   





memang hebat Paul Mc. Cartney ( Stevie Wonder) ini... apalagi
nyanyiinnya sama pacar  he he he..

Artist: Paul McCartney
Album: All The Best
Title: Ebony And Ivory


Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord, why don't we?
We all know that people are the same where ever we go
There is good and bad in ev'ryone,
We learn to live, we learn to give
each other what we need to survive together alive.

Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord why don't we?

Ebony, ivory living in perfect harmony
---

 Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.

 Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok
sangat
 naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung
 apriori


--[YONSATU - ITB]-
Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net  atau
  http://news.mahawarman.net
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman
Other Info  : http://www.mahawarman.net







--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net