[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-23 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Fri, 20 Feb 2004 19:14:56 +0700 Bambang Suherman (BS) wrote:

 Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
 Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman
 dengan itu. Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan
 usaha besar untuk merubahnya.

Budaya/culture itu memang kata kuncinya walau saya lbh suka
mengatakannya ini masalah sistem nilai (norm) sbg elemen dasar dari
budaya/culture, untuk merubahnya tidak cukup dilakukan 1-2 hari, tp
bertahun-tahun bahkan bisa lbh dari 1 generasi.

 uang, uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu
 kalau kaya. Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang
 termudah, jadinya ya KKN tadi.

Anda benar sekali.

 Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan
 moral lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran
 terhadap penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois,
 tersentral pada yang terenak buat gue, yang lain egp.

Itulah efek sekularitas, mencari pembenaran diri sendiri :-(
 
 Tanah kita subur sekali, tanaman apa yang tidak bisa tumbuh dinegeri
 ini, mau tempat yang panas ada, dingin ada, ber es juga ada.
 Laut kita, semua jenis ikan dan tumbuhan, dan karang , ada semua.
 tapi kenapa kita miskin terus dan mau jadi yang terjajah.

Karena kita tidak pernah punya keinginan menjadi kaya melalui usaha
keras (karya sendiri), tidak punya obsesi yg cukup kuat utk melakukan
hal itu. Nilai yg berlaku kalau kerja keras untuk mencara sesuap nasi
itu elegan, yg elegan adalah kerja seadanya tp mendapat segenggam
berlian.

Teman saya cerita orang-2x Jerman akan sangat bangga jika bisa
menunjukkan mereka bisa berhemat, kita justru berbangga jika kita bisa
berboros ria. Ini salah satu contoh saja mengenai sistem nilai yg
berlaku di kita dan bedanya dg bangsa lain.
Untuk maju diperlukan prasyarat memiliki dulu tata nilai yg baik,
setelah itu kerja keras dan kesempatan, tanpanya sulit diharapkan untuk
maju kecuali ada keajaiban/keberuntungan datang dari Allah.
 
 Jawabnya susah, tapi mungkin bisa kita mulai dari dunia pendidikan.
 Bagaimana kita bisa meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat kita
 pada satu level yang cukup, lulusan SMU misalnya, tapi yang
 berkualitas standardlah minimal.  
 Tingkatkan pendidikan dengan juga meningkatkan sarananya, mutu
 gurunya, kesejahteraan gurunya, mutu bukunya, anggaran pendidikannya
 dinaikkan. Demokrasi sekarang ini seperti memberikan kebebasan memilih
 kepada anak kecil.  Tidak akan disertai dengan rasa tanggung jawab.Ya
 karena tingkat pendidikannya secara menyeluruh belum cukup bisa untuk
 memilih yang bertanggung jawab.
 Bagaimana bisa meningkatkan anggaran pedidikan dengan significant dan
 tidak dikorupsi dan bisa meningkatkan dunia pendidikan itu sendiri,
 teman teman kita yang berada diposisi penentu bangsa ini mungkin bisa
 membantu.

Benar sekali, pendidikanlah yg bisa kita harapkan utk mengubah ini semua
someday di generasi ke sekian. Kalau resources kita terbatas, maka kita
perlu membuat prioritas... menurut saya gurulah yg menjadi prioritas
utama bukan sarana pendidikan. Sarana pendidikan yg jelekpun akan
diminati siswa atau orang tua murid, asalkan di sekolah itu guru-2x nya
dikenal bermutu baik. Jadi dpd bangun gedung sekolah yg mewah, lbh baik
dananya dialokasikan utk meningkatkan kesejahteraan guru/dosen,
meningkatkan kemampuannya dari waktu ke waktu ...sarana nomor
berikutnya.

Sebenarnya pendidikan saja msh blm cukup, perlu juga pengajaran yg
umumnya jarang diberikan di sekolah resmi. Pengajaran diberikan di rumah
oleh kaum Ibu. Kaum ibu inilah yg juga perlu diberikan pendidikan yg
bagus, misalkan dg program TV/Radio dipagi hari yg isinya mengenai tata
nilai yg baik, bukan diajar soal politik atau gosip atau cerita
pembunuhan/misteri atau yg konyol-2x lainnya.
 
 Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya
 sering keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan juga
 pernah ke negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya cuma
 banyak melihat, dan prihatin, alangkah ironisnya negeriku ini. Saya
 tahu ini salah, tapi kalau saya nggak nyogok daganganku nggak ada yang
 mau beli, lalu anak istriku mau makan apa, sekolah dimana, mau senang
 senang bagaimana.

Dunia ini begitu luas, dg cyberspace maka dunia kita sekarang menjadi
tanpa batas ... masak sih somewhere in this world tidak ada buyer yg mau
beli dagangan kita tanpa kickback ?
Banyak cara bisa kita pikirkan agar bisa jualan tanpa perlu kickback,
misalkan saja jual lewat pihak ketiga.

Apakah kita mentolerir pencurian, perampokan, pembajakan demi alasan si
pencuri, perampok, pembajak itu melakukannya utk makan keluarganya ?
Kalau kita selalu mencari pembenaran, ya memang jadi sulit malah mungkin
jadi budaya baru hal-2x yg tidak menunjang kemajuan itu.

Intinya kita perlu lakukan segala sesuatu secara konsisten dan tuntas,
jangan baru mencoba sekali-dua sdh menyerah, never crack under pressure
... never give up!


-- 
syafril
---
Syafril 

[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-23 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Mon, 23 Feb 2004 16:31:00 +0700 Syafril Hermansyah (SH) wrote:

[ oops ada kata yg salah tulis ...]

  Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
  Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman
  dengan itu. Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan
  usaha besar untuk merubahnya.
 
 Budaya/culture itu memang kata kuncinya walau saya lbh suka
 mengatakannya ini masalah sistem nilai (norm) sbg elemen dasar dari
 budaya/culture, untuk merubahnya tidak cukup dilakukan 1-2 hari, tp
 bertahun-tahun bahkan bisa lbh dari 1 generasi.
 
  uang, uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu
  kalau kaya. Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang
  termudah, jadinya ya KKN tadi.
 
 Anda benar sekali.
 
  Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan
  moral lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran
  terhadap penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois,
  tersentral pada yang terenak buat gue, yang lain egp.
 
 Itulah efek sekularitas, mencari pembenaran diri sendiri :-(
  
  Tanah kita subur sekali, tanaman apa yang tidak bisa tumbuh dinegeri
  ini, mau tempat yang panas ada, dingin ada, ber es juga ada.
  Laut kita, semua jenis ikan dan tumbuhan, dan karang , ada semua.
  tapi kenapa kita miskin terus dan mau jadi yang terjajah.
 
 Karena kita tidak pernah punya keinginan menjadi kaya melalui usaha
 keras (karya sendiri), tidak punya obsesi yg cukup kuat utk melakukan
 hal itu. Nilai yg berlaku kalau kerja keras untuk mencara sesuap nasi
 itu elegan, yg elegan adalah kerja seadanya tp mendapat segenggam
 ^
 ada kata tidak disini

 berlian.
 
 Teman saya cerita orang-2x Jerman akan sangat bangga jika bisa
 menunjukkan mereka bisa berhemat, kita justru berbangga jika kita bisa
 berboros ria. Ini salah satu contoh saja mengenai sistem nilai yg
 berlaku di kita dan bedanya dg bangsa lain.
 Untuk maju diperlukan prasyarat memiliki dulu tata nilai yg baik,
 setelah itu kerja keras dan kesempatan, tanpanya sulit diharapkan
 untuk maju kecuali ada keajaiban/keberuntungan datang dari Allah.
  
  Jawabnya susah, tapi mungkin bisa kita mulai dari dunia pendidikan.
  Bagaimana kita bisa meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat
  kita pada satu level yang cukup, lulusan SMU misalnya, tapi yang
  berkualitas standardlah minimal.  
  Tingkatkan pendidikan dengan juga meningkatkan sarananya, mutu
  gurunya, kesejahteraan gurunya, mutu bukunya, anggaran pendidikannya
  dinaikkan. Demokrasi sekarang ini seperti memberikan kebebasan
  memilih kepada anak kecil.  Tidak akan disertai dengan rasa tanggung
  jawab.Ya karena tingkat pendidikannya secara menyeluruh belum cukup
  bisa untuk memilih yang bertanggung jawab.
  Bagaimana bisa meningkatkan anggaran pedidikan dengan significant
  dan tidak dikorupsi dan bisa meningkatkan dunia pendidikan itu
  sendiri, teman teman kita yang berada diposisi penentu bangsa ini
  mungkin bisa membantu.
 
 Benar sekali, pendidikanlah yg bisa kita harapkan utk mengubah ini
 semua someday di generasi ke sekian. Kalau resources kita terbatas,
 maka kita perlu membuat prioritas... menurut saya gurulah yg menjadi
 prioritas utama bukan sarana pendidikan. Sarana pendidikan yg jelekpun
 akan diminati siswa atau orang tua murid, asalkan di sekolah itu
 guru-2x nya dikenal bermutu baik. Jadi dpd bangun gedung sekolah yg
 mewah, lbh baik dananya dialokasikan utk meningkatkan kesejahteraan
 guru/dosen, meningkatkan kemampuannya dari waktu ke waktu ...sarana
 nomor berikutnya.
 
 Sebenarnya pendidikan saja msh blm cukup, perlu juga pengajaran yg
 umumnya jarang diberikan di sekolah resmi. Pengajaran diberikan di
 rumah oleh kaum Ibu. Kaum ibu inilah yg juga perlu diberikan
 pendidikan yg bagus, misalkan dg program TV/Radio dipagi hari yg
 isinya mengenai tata nilai yg baik, bukan diajar soal politik atau
 gosip atau cerita pembunuhan/misteri atau yg konyol-2x lainnya.
  
  Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya
  sering keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan
  juga pernah ke negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya
  cuma banyak melihat, dan prihatin, alangkah ironisnya negeriku ini.
  Saya tahu ini salah, tapi kalau saya nggak nyogok daganganku nggak
  ada yang mau beli, lalu anak istriku mau makan apa, sekolah dimana,
  mau senang senang bagaimana.
 
 Dunia ini begitu luas, dg cyberspace maka dunia kita sekarang menjadi
 tanpa batas ... masak sih somewhere in this world tidak ada buyer yg
 mau beli dagangan kita tanpa kickback ?
 Banyak cara bisa kita pikirkan agar bisa jualan tanpa perlu kickback,
 misalkan saja jual lewat pihak ketiga.
 
 Apakah kita mentolerir pencurian, perampokan, pembajakan demi alasan
 si pencuri, perampok, pembajak itu melakukannya utk makan keluarganya
 ? Kalau kita selalu mencari pembenaran, ya memang jadi sulit malah
 mungkin jadi budaya baru hal-2x yg tidak menunjang kemajuan itu.
 
 Intinya kita perlu lakukan 

[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik Chatief Kunjaya
Ikutan comment ya pak/bu 
Pada pemilu 1999 ada larangan pegawai negri ikut parpol, sehingga
otomatis terlarang pula jadi caleg kecuali menanggalkan predikat
pegawai negrinya. Padahal banyak orang pinter lulusan
universitas negara maju yang pegawai negri (antara lain karena
kebijakan memprioritaskan pegawai negri untuk mendapat beasiswa
studi di luar negri). Akibatnya yang bisa jadi caleg banyak yang
kualitasnya rendah (non pegawai negri yang pinter-pinter banyak
yang bekerja di perusahaan swasta), mudah diloby oleh pihak asing.
Jadinya beginilah. kinerja para wakil rakyat rendah.
Siapa yang salah ? 

Salam,
Kunjaya 

Bambang Suherman writes: 

 Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
 Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman dengan itu.
 Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan usaha besar untuk
 merubahnya.
 Wong sudah dididik di ITB saja ditambah lagi dilatih di menwa , begitu
 terjun di kehidupan nyata ya KKN juga.
 Ini mungkin karena orientasi hidupnya, kerjanya  dan karyanya melulu uang,
 uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu kalau kaya.
 Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang termudah, jadinya ya KKN
 tadi.
 Terjun ke politik, ingin berkuasa tujuan akhirnya ya uang lagi.
 Jadi pegawai negeri, ingin jadi pejabat, akhirnya pengen hidup kaya juga.
 Jadi pengusaha, pengen kaya dan yang termudah harus punya jalur KKN, bukan
 product advantage ataupun competitivenesnya.
 Jadi kiai apa tokoh agama, ngumpulin donasi, dipakai sendiri, banyak kan
 kiai yang wah, meski tidak semuanya.
 Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan moral
 lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran terhadap
 penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois, tersentral pada yang
 terenak buat gue, yang lain egp. 
 
 Bagaimana kita mau berubah dan bisa menjadi bangsa yang besar dan
 membaggakan.
 Kita boleh dibilang punya segalanya dan dalam jumlah yang besar pula.
 Daratan dan lautan beserta isinya, penduduknya semua itu sumber daya.
 Aspal kita di P Buton adalah yang terbesar depositnya didunia mengalahkan
 Trinidad Lake, siapa yang mau mengolah, karena susah katanya.
 Cadangan Gas dan minyak kita, emas, tembaga, intan, besi, timah apa coba
 yang tidak ada.
 Tanah kita subur sekali, tanaman apa yang tidak bisa tumbuh dinegeri ini,
 mau tempat yang panas ada, dingin ada, ber es juga ada.
 Laut kita, semua jenis ikan dan tumbuhan, dan karang , ada semua.
 tapi kenapa kita miskin terus dan mau jadi yang terjajah. 
 
 Jawabnya susah, tapi mungkin bisa kita mulai dari dunia pendidikan.
 Bagaimana kita bisa meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat kita pada
 satu level yang cukup, lulusan SMU misalnya, tapi yang berkualitas
 standardlah minimal.  Jangan ada SMU yang komputer nggak pernah lihat,
 laboratorium nggak ada, buku ala kadarnya.
 Tingkatkan pendidikan dengan juga meningkatkan sarananya, mutu gurunya,
 kesejahteraan gurunya, mutu bukunya, anggaran pendidikannya dinaikkan.
 Demokrasi sekarang ini seperti memberikan kebebasan memilih kepada anak
 kecil.  Tidak akan disertai dengan rasa tanggung jawab.Ya karena tingkat
 pendidikannya secara menyeluruh belum cukup bisa untuk memilih yang
 bertanggung jawab.
 Bagaimana bisa meningkatkan anggaran pedidikan dengan significant dan tidak
 dikorupsi dan bisa meningkatkan dunia pendidikan itu sendiri, teman teman
 kita yang berada diposisi penentu bangsa ini mungkin bisa membantu. 
 
 Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya sering
 keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan juga pernah ke
 negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya cuma banyak melihat, dan
 prihatin, alangkah ironisnya negeriku ini. Saya tahu ini salah, tapi kalau
 saya nggak nyogok daganganku nggak ada yang mau beli, lalu anak istriku mau
 makan apa, sekolah dimana, mau senang senang bagaimana. 
 
 Kalau pendidikan seluruh rakyat kita sudah merata dan cukup tinggi, sikap
 kritis akan timbul dengan sendirinya, pola kompetisi akan terjadi dan mudah
 mudahan moral akan membaik juga.
 Alam telah menyediakan semuanya untuk kita maju. Kitanya yang tidak siap
 untuk itu. 
 
 Hari ini mungkin daganganku belum ada yang laku, jadi ngoceh banyak, maaf
 jangan ada yang tersinggung, nggak semuanya jelek kok, anda anda semua
 termasuk yang baik dan bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik.
 Saya kayak orang yang nelongso nggak tahu mau ngapain.
 Mudah mudahan daganganku besok laku jadi nggak ngoceh banyak lagi kayak
 begini.
 Hatur nuhun daek ngadengekeun 
 
 Bambang Suherman - XI 
 
 Dan yon wrote : 
 
 
 Lebih sakit mana?
 - dijajah bangsa asing
 atau
 - dijajah bangsa sendiri 

 --
 Agung (33) 


 -- 

 AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR 

 AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk
 show, ngerumpi, dan pembicaraan di warung-warung gegap gempita
 dengan topik KKN. Terpilihnya Komisi 

[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik hermansyah
Menurut saya RI hanya akan bisa berubah kalau para pemimpin Eksekutif, 
Legislatif dan Yudikatifnya bersama2 menyatakan perang terhadap KKN, dan 
menyatakan bertekad bulat, kalau perlu mati, untuk memberantas KKN, 
betapapun pahitnya, demi masa depan RI yg lebih baik.
Siapa sih yang nggak mau hidup enak?  Tapi, kalau mendapatkan hidup enak 
itu dengan cara2 yang tidak bermoral, melanggar hukum,  dan dengan cara 
memeras dan/atau memperdaya orang lain, maka ini hanya akan memberikan 
kesengsaraan pada akhirnya.  Mentalitas 'jalan pintas' inilah yang harus 
dirubah oleh ketiga pemimpin lembaga itu (dengan tentunya diikuti oleh 
seluruh anak buah mereka).

Siapa sih yang nggak mau dihormati, dihargai dan dilihat sebagai orang 
yang sempurna?  Tapi, kalau penghormatan, penghargaan dan penilaian 
sempurna itu diperolah dengan cara2 menekan dan/atau menakut-nakuti orang 
lain, atau sebaliknya dengan cara menjilat sampai lidahnya bisa dipakai 
buat ngepel lantai, maka ini hanya akan menciptakan masyarakat yang bukan 
bajunya yang banyak, tapi topeng wajahnya yang ber-ratus-ratus. Mentalitas 
'topeng seratus' inilah yang harus dirubah oleh ketiga pemimpin lembaga 
itu (dengan tentunya diikuti oleh seluruh anak buah mereka).

Siapa sih yang nggak mau kelihatan gaya, kelihatan keran, kelihatan nggak 
ketinggalan jaman?  Tapi, kalau semua gaya2an itu ibarat setetes parfum di 
tengah comberan, alias hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang, 
sementara sebagian besar orang lain hidup serba kekurangan, maka ini 
akhirnya hanya akan menciptakan masyarakat yang overacting, yang akan 
berlomba2 untuk bisa gaya, bahkan dengan cara2 yang dipaksakan, tidak 
sehat dan tidak wajar sekalipun.  Mentalitas 'overacting' inilah yang 
harus dirubah oleh ketiga pemimpin lembaga itu (dengan tentunya diikuti 
oleh seluruh anak buah mereka).

Siapa sih nggak ingin disebut sebagai rakyat dari sebuah negara maju? Tapi 
kalau majunya negara itu hanya secara kosmetik, alias polesannya saja yang 
tebal, sementara dalamnya totol-totol atau keropos, maka ini akhirnya 
hanya akan menjadi seperti sebuah rumah tingkat dengan fondasi  pasir dan 
kapur yanng suatu saat akan rubuh menimpa penghuninya.  Mentalitas 
berprestasi secara 'semu' inilah yang harus dirubah oleh ketiga pemimpin 
lembaga itu (dengan tentunya diikuti oleh seluruh anak buah mereka).

Siapa sih yang nggak ingin masuk sorga, hidup aman damai disamping Tuhan 
Yang Maha Kuasa?  Tapi, kalau keinginan untuk masuk sorga ini diwujudkan 
melalui tingkah laku dan perbuatan yang mengakibatkan 'neraka' bagi orang 
lain, maka ini akhirnya hanya akan membawa penderitaan tiada akhir kepada 
banyak orang.  Mentalitas 'berkacamata kuda' inilah yang harus dirubah 
oleh ketiga pemimpin lembaga itu (dengan tentunya diikuti oleh seluruh 
anak buah mereka).

Dst..., dst

Jangan harap Republik ini akan berubah, kalau ketiga lembaga negara itu 
dipimpin oleh orang2 seperti yang sekarang ini dan yang lalu-lalu 
memimpin. 

Selama pemimpin2 ideal itu belum turun dari langit, ini merupakan 
kesempatan bagi kita semua yang urat malunya belum putus, yang tak bisa 
lagi membedakan antara madu dan racun, yang pintu hatinya telah terkunci 
oleh sebuah gembok besar yang berkarat, yang telah kehilangan akal tak 
tahu musti berbuat apa, atau yang 'memang dari sononya sudah begitu', 
untuk meneruskan segala mentalitas yang sudah membudaya itu.  Mumpung 
kan,kapan lagi.

Saya hanya mampu mendoakan anda semua dari jauh, semoga segala derita 
dapat tertanggungi.  Ingin hati untuk menolong, tapi apalah awak ini. 
Hanya sebutir pasir di padang gurun, tak lebih tak kurang.

Permisii, 
HermanSyah XIV.







Bambang Suherman [EMAIL PROTECTED]
02/20/2004 13:14
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] comment Mimpinya KKG


Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman dengan 
itu.
Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan usaha besar untuk
merubahnya.
Wong sudah dididik di ITB saja ditambah lagi dilatih di menwa , begitu
terjun di kehidupan nyata ya KKN juga.
Ini mungkin karena orientasi hidupnya, kerjanya  dan karyanya melulu uang,
uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu kalau kaya.
Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang termudah, jadinya ya 
KKN
tadi.
Terjun ke politik, ingin berkuasa tujuan akhirnya ya uang lagi.
Jadi pegawai negeri, ingin jadi pejabat, akhirnya pengen hidup kaya juga.
Jadi pengusaha, pengen kaya dan yang termudah harus punya jalur KKN, bukan
product advantage ataupun competitivenesnya.
Jadi kiai apa tokoh agama, ngumpulin donasi, dipakai sendiri, banyak kan
kiai yang wah, meski tidak semuanya.
Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan moral
lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran terhadap
penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois, tersentral pada yang

[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
On Fri, 20 Feb 2004 19:14:56 +0700  Mas Bambang Suherman  wrote :

 Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya sering
 keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan juga pernah
 ke negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya cuma banyak
 melihat, dan prihatin,..
.
(PPS)
Mbang , koq loyooo,(pakai sany,...)
 

 Mudah mudahan daganganku besok laku jadi nggak ngoceh banyak lagi kayak
 begini.

(PPS)
Mbang , jangan gitu dong , Anda khan team logistik yang kita 
handalkan . Kalau enggak ada sampeyan , latihan kader sudah diberhenti'in 
sejak di Situ Lembang (1977) ,...
Kapan kita ngeluyur lagi ke BPP atau Batam ??

Wassalam ,
PriyoPS





--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net