Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-14 Terurut Topik Hok An
Ya memang begitu.
Sebenarnya itu sudah diketahui mungkin 100 tahun lebih, sejak program2 
transmigrasi dan irigasi Belanda dimulai. Selain itu banyaknya petani2 
asal Belanda yang gagal juga merupakan input bagi2 bank2 waktu itu (bisa 
dilihat buku2 tua Boeke tentang dualisme ekonomi). Tetapi buku2 ilmu 
bumi kita tetap tidak akurat dan tidak dikoreksi .

Setahu saya tanam asam yang ada  di Kalimantan biasanya  digolongken 
kejenis podsolik merah kuning.
Makin kuning makin miskin tanahnya. Hanya tanaman tertentu (pohon2an 
misalnya buah2an) yang cocok untuk tanah seperti ini.

Masalah tanah adalah masalah budaya pertanian.
Tanah kurang subur bisa dijadikan sawah, yang merupakan semacam akuarium 
dimana hasilnya berlipat (bandingkan di statistik pertanian) dari lahan 
kering. Tetapi untuk itu bukan saja perlu pengairan sampai kepetak 
sawah, tetapi si petani sendiri harus ada waktu dan isi perut cukup 
untuk satu tahun kalau harus menyambung sawahnya ke sistem pengairan dan 
meratakan tanahnya horisontal sama dengan air. Soalnya sistem gotong 
royong waktu dulu kadang2 susah dilaksanakan.
Pendek kata ada saja pendekatan teknis untuk produksi makanan, tetapi 
belum tentu ongkos dan hasilnya sesuai. Kalau tidak perlu ada 
pertimbangan politik apakah baik disubvensi atau tidak.

Salam


Hok An


Bali da Dave schrieb:
  

 Ini maksudnya taxonomi tanah yang mollisol ya? Saya bukan ahli tanah, 
 jadi info anda sangat baru bagi saya. Jadi thanks sudah memberi 
 pengetahuan baru. Menurut bang google:

 Mollisol :Mollisols have
 a distinctive dark surface (mollic epipedon) that is enriched with organic
 matter. The surface layer has a soft, fluffy feel. These soils formed from
 nutrient-rich parent materials and are commonly in grasslands. They are
 naturally fertile and generally hold large amounts of water. These 
 soils are
 prized for agriculture. They are dominantly in the Great Plains and 
 Western
 States.

 dan menurut peta tanahnya
 http://www.soils.umn.edu/academics/classes/soil2125/img/4glbsls.jpg
 kelihatan memang mollisol seperti sabuk hijau di daerah kazakhstan, 
 armenia sampai turki. Daerah-daerah ini ada di atas sabuk 30derajat, 
 yang artinya sudah mengenal musim dingin? Daerah ini juga merupakan 
 daerah praire atau grass area. Secara kandungan tanahnya, maka 
 daerah-daerah ini memang sangat baik untuk daerah pertanian. 
 Barangkali yang menjadi halangan mereka sukses dalam bidang pertanian 
 adalah infrastruktur dan cuaca yang terlalu dingin waktu winter. Kalau 
 global warming memang kejadian, waktu winternya mereka jadi hangat dan 
 saat itu mungkin daerah tersebut berkembang jadi lumbung makanan buat 
 dunia.

 Demikianlah maka Indonesia walaupun banyak hujan dan lembab karena ada 
 di tropis, tanahnya agak asam dan sudah 'worn out'. Wah jadi tambah 
 takut nih...  jangan-jangan pasokan supply makanan produksi dalam 
 negeri tambah susah gara-gara tanahnya memang kurang bagus (tipe 
 ultisol). Tapi kemudian masalah tambah rumit dong. Kalau semua bahan 
 makanan untuk 220 juta orang penduduk indonesia harus di impor 
 semuanya dari amerika (eksportir gandum terbesar dunia?) dan daerah2 
 kazakhstan sana. Kira-kira kita bisa saingan dengan Cina yang 
 penduduknya 5 kali lebih banyak dari Indonesia dan ternyata tanahnya 
 kelihatannya lebih jelek kualitasnya dari Indonesia? Cina daerahnya 
 sepertinya banyak warna orange (aridsol/gurun), rocky land (abu-abu), 
 dan inceptisols (biru?)...

 Kalau semua daerah pertanian kita harus tutup buku dan petani malas 
 menanam lagi gara-gara harganya gak ketulungan murahnya...  tentunya 
 kita musti siap-siap mengandalkan makanan impor semuanya.

 --- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de 
 mailto:Hokan%40t-online.de wrote:

 From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de
 Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Received: Thursday, 12 August, 2010, 10:49 PM

  

 Saya dulu sama pendapatnya dengan Anda. Tetapi ternyata tanah didaerah

 yang namanya sabuk hijau lebih subur dari kawasan tropis basah, karena

 pertama hujan yang intensitasnya besar melarutkan banyak mineral, sebab

 itu tanah daerah tropis seperti Kalimantan dan sebagian besar Sumatra

 umumnya miskin zat hara. J

 [Non-text portions of this message have been removed]

 __._,



Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-13 Terurut Topik Bali da Dave
Ini maksudnya taxonomi tanah yang mollisol ya? Saya bukan ahli tanah, jadi info 
anda sangat baru bagi saya. Jadi thanks sudah memberi pengetahuan baru. Menurut 
bang google:

Mollisol :Mollisols have
a distinctive dark surface (mollic epipedon) that is enriched with organic
matter. The surface layer has a soft, fluffy feel. These soils formed from
nutrient-rich parent materials and are commonly in grasslands. They are
naturally fertile and generally hold large amounts of water. These soils are
prized for agriculture. They are dominantly in the Great Plains and Western
States. 

dan menurut peta tanahnya 
http://www.soils.umn.edu/academics/classes/soil2125/img/4glbsls.jpg
kelihatan memang mollisol seperti sabuk hijau di daerah kazakhstan, armenia 
sampai turki. Daerah-daerah ini ada di atas sabuk 30derajat, yang artinya sudah 
mengenal musim dingin? Daerah ini juga merupakan daerah praire atau grass area. 
Secara kandungan tanahnya, maka daerah-daerah ini memang sangat baik untuk 
daerah pertanian. Barangkali yang menjadi halangan mereka sukses dalam bidang 
pertanian adalah infrastruktur dan cuaca yang terlalu dingin waktu winter. 
Kalau global warming memang kejadian, waktu winternya mereka jadi hangat dan 
saat itu mungkin daerah tersebut berkembang jadi lumbung makanan buat dunia.

Demikianlah maka Indonesia walaupun banyak hujan dan lembab karena ada di 
tropis, tanahnya agak asam dan sudah 'worn out'. Wah jadi tambah takut nih...  
jangan-jangan pasokan supply makanan produksi dalam negeri tambah susah 
gara-gara tanahnya memang kurang bagus (tipe ultisol). Tapi kemudian masalah 
tambah rumit dong. Kalau semua bahan makanan untuk 220 juta orang penduduk 
indonesia harus di impor semuanya dari amerika (eksportir gandum terbesar 
dunia?) dan daerah2 kazakhstan sana. Kira-kira kita bisa saingan dengan Cina 
yang penduduknya 5 kali lebih banyak dari Indonesia dan ternyata tanahnya 
kelihatannya lebih jelek kualitasnya dari Indonesia? Cina daerahnya sepertinya 
banyak warna orange (aridsol/gurun), rocky land (abu-abu), dan inceptisols 
(biru?)...

Kalau semua daerah pertanian kita harus tutup buku dan petani malas menanam 
lagi gara-gara harganya gak ketulungan murahnya...  tentunya kita musti 
siap-siap mengandalkan makanan impor semuanya.


--- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de wrote:

From: Hok An ho...@t-online.de
Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Received: Thursday, 12 August, 2010, 10:49 PM







 



  



  
  
  Saya dulu sama pendapatnya dengan Anda. Tetapi ternyata tanah didaerah 

yang namanya sabuk hijau lebih subur dari kawasan tropis basah, karena 

pertama hujan yang intensitasnya besar melarutkan banyak mineral, sebab 

itu tanah daerah tropis seperti Kalimantan dan sebagian besar Sumatra 

umumnya miskin zat hara. J

 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-12 Terurut Topik Bali da Dave
Teknik dan teknologi pertanian tentu tambah maju. Tapi kalau melihat 
perkembangan teknologi makanan yang arahnya pada 'pengawetan', modifikasi 
genetika, dan formulasi nutrisi/chemical compound, maka ini arahnya jelas lain 
dengan yang kita ambil/asumsikan.

Pertanian tradisional yang berdasarkan tanah dan iklim yang baik sudah semakin 
sedikit. Menurut saya daerah terbaik untuk cocok tanam adalah daerah tropis sub 
tropis yang tidak punya 4 musim. Dibandingkan panjang ekuatorial 360derajat, 
maka panjang sabang sampai merauke ini (tidak menghitung laut dan gurun yang 
biasanya ada di tengah dunia), maka ekuatorial tanah kepulauan kita adalah aset 
yang sangat-sangat berharga. Afrika dan Mesir, juga Amerika (barangkali) 
memiliki daerah tropis. Tapi berhubung benuanya yang sangat besar, penguapan 
laut tidak pernah sampai ke tengah benua tersebut sehingga sering kali daerah 
besar macam afrika, amerika australia tengah-tengahnya nyaris tidak bisa dihuni 
apalagi ditanami karena tidak ada airnya. Dibandingkan dengan kepulauan kita, 
daerah kering pun masih adalah hujannya sedikit-sedikit karena jarak tengah 
pulaunya dengan laut masih tidak terlalu besar..

NAh dari 360derajat garis ekuatorial dunia ini, yang banyak pulaunya dan tropis 
cocok untuk padi dan makanan penduduk indonesia mana lagi? Vietnam dan thailan 
kalau sudah semakin maju tentu tidak akan mau lagi menjual beras murah ke 
indonesia. Perluasan wilayah tanam menurut teori pertanian tradisional sudah 
tidak mungkin lagi. Arahnya sudah mulai ke makanan kaleng dan makanan tablet, 
juga makanan beku. Tapi kalau harga makanan tidak diperbolehkan naik, maka 
tentu inovasi untuk produk makanan juga akan terhambat.

--- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de wrote:
From: Hok An ho...@t-online.de








 



  



  
  
  Kalau pasar Indonesia tertutup pendapat Anda benar.

Tetapi ada produsen2 barang pertanian lain yang besar dan lebih murah 

produksinya dari Indonesia. Sebab itu ada tekanan pasar menuju stagnasi 

harga bahan makanan.



 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-12 Terurut Topik Hok An
Saya dulu sama pendapatnya dengan Anda. Tetapi ternyata tanah didaerah 
yang namanya sabuk hijau lebih subur dari kawasan tropis basah, karena 
pertama hujan yang intensitasnya besar melarutkan banyak mineral, sebab 
itu tanah daerah tropis seperti Kalimantan dan sebagian besar Sumatra 
umumnya miskin zat hara. Jawa dan Bukitbarisan merupakan kekecualian 
karena banyaknya gunung api yang mengirim debunya.
Kedua (paling penting) padi2an pada suhu tinggi daunnya mulai kuning dan 
memberi signal untuk berhenti mengisi bulir dan mulai masak. Sebab itu 
padi2an daerah yang panas kecil2 sehingga hasil per hektar bisa sama 
dengan lahan yang diberi pupuk sedikit saja didaerah sabuk hijau.

Mungkin akan ada terobosan2 besar dalam produksi padi2an, tetapi masalah 
kita bukan itu. Masalah kita tetap masih perkembangan infrastruktur 
kawasan pertanian dan pendidikan pertanian yang macet. Hanya sebagian 
kecil saja lahan pertanian yang punya akses terhadap air. Tanpa air 
bersih, tanpa listrik agroindustri, produksi buah kering, kerupuk, 
makanan kaleng dsbnya sulit dikembangkan. Agroindustri akan menjadi 
kegiatan perkotaan.
Program jaman Belanda seperti irigasi dan edukasi tetap penting dan 
kalau mau tegas merupakan bentuk subvensi yang diarahkan untuk daerah 
pertanian.

Salam

Hok An
 
Bali da Dave schrieb:
  

 Teknik dan teknologi pertanian tentu tambah maju. Tapi kalau melihat 
 perkembangan teknologi makanan yang arahnya pada 'pengawetan', 
 modifikasi genetika, dan formulasi nutrisi/chemical compound, maka ini 
 arahnya jelas lain dengan yang kita ambil/asumsikan.

 Pertanian tradisional yang berdasarkan tanah dan iklim yang baik sudah 
 semakin sedikit. Menurut saya daerah terbaik untuk cocok tanam adalah 
 daerah tropis sub tropis yang tidak punya 4 musim. Dibandingkan 
 panjang ekuatorial 360derajat, maka panjang sabang sampai merauke ini 
 (tidak menghitung laut dan gurun yang biasanya ada di tengah dunia), 
 maka ekuatorial tanah kepulauan kita adalah aset yang sangat-sangat 
 berharga. Afrika dan Mesir, juga Amerika (barangkali) memiliki daerah 
 tropis. Tapi berhubung benuanya yang sangat besar, penguapan laut 
 tidak pernah sampai ke tengah benua tersebut sehingga sering kali 
 daerah besar macam afrika, amerika australia tengah-tengahnya nyaris 
 tidak bisa dihuni apalagi ditanami karena tidak ada airnya. 
 Dibandingkan dengan kepulauan kita, daerah kering pun masih adalah 
 hujannya sedikit-sedikit karena jarak tengah pulaunya dengan laut 
 masih tidak terlalu besar..

 NAh dari 360derajat garis ekuatorial dunia ini, yang banyak pulaunya 
 dan tropis cocok untuk padi dan makanan penduduk indonesia mana lagi? 
 Vietnam dan thailan kalau sudah semakin maju tentu tidak akan mau lagi 
 menjual beras murah ke indonesia. Perluasan wilayah tanam menurut 
 teori pertanian tradisional sudah tidak mungkin lagi. Arahnya sudah 
 mulai ke makanan kaleng dan makanan tablet, juga makanan beku. Tapi 
 kalau harga makanan tidak diperbolehkan naik, maka tentu inovasi untuk 
 produk makanan juga akan terhambat.

 --- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de 
 mailto:Hokan%40t-online.de wrote:
 From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de

  

 Kalau pasar Indonesia tertutup pendapat Anda benar.

 Tetapi ada produsen2 barang pertanian lain yang besar dan lebih murah

 produksinya dari Indonesia. Sebab itu ada tekanan pasar menuju stagnasi

 harga bahan makanan.

 [Non-text portions of this message have been removed]

 



Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-11 Terurut Topik Bali da Dave
Secara Natural, permintaan selalu akan naik karena peningkatan jumlah penduduk 
yang tidak terkendali (tidak stagnan). Diikuti dengan pengurangan lahan 
produktif dan penggunaan lahan kurang produktif (seperti yang Pak Hok An 
katakan), maka sewajarnya HARGA baiknya sih NAIK.

Sisi politiknya tentu jelek, sehingga pemerintah intervensi menurunkan harga. 
Akibatnya petani semakin miskin dan lahan yang produktif juga semakin kurang 
menarik buat ditanam oleh petani. Ini namanya lingkaran setan. Semakin harga 
diturunkan, semakin sulit memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin NAIK. 
PROBLEMATIKA yang musti di pecahkan anak-anak IQ jenius di Indonesia.

--- On Tue, 10/8/10, Hok An ho...@t-online.de wrote:

From: Hok An ho...@t-online.de
Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Received: Tuesday, 10 August, 2010, 3:58 PM







 



  



  
  
  Ada produk pertanian kita a.l. beras yang sulit bersaing dengan pasar 

interintersional, sebab produk2 itu biaya produksinya, karena letaknya 

di iklim yang panas lebih mahal dari biaya di iklim sejuk. Sebab itu 

tendensi import bahan makanan mulai dari terigu, jagung dan apalagi 

buah2an iklim sejuk naik terus.

Masalah ini hanya bisa dihadapi dengan pendekatan2 jangka panjang yang 

memerlukan investasi2 berkepanjangan dan besar. Tetapi yang terjadi 

justru sebaliknya. Misalnya lahan2 sawah yang dibudayakan sejak ratusan 

tahun susut. Dipihak lain terus lahan padi tanpa pengairan ditempat yang 

tidak layak (asam atau asin) dipaksakan tanpa hasil yang ekonomis.

Walaupun tahun depan harga bahan makanan agak naik tetapi tendensi umum 

adalah stagnasi dari harga makanan. Sebab itu yang diperlukan adalah 

kenaikan produktivitas pertanian, dan modernisasi pertanian (produksi 

makanan jadi atau bahan industri siap pasar) dan daya beli masyarakat 

yang memerlukan kenaikan upah umum.



Salam



Hok An



Bali da Dave schrieb:



  Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar

  kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali...



 Menurut saya sih sudah sepantasnya harga barang pokok naik. Nilai 

 politisnya tentu jelek karena bisa bikin rakyat banyak marah.



 Bicara pasar bebas, atau teregulasi.. kita sering anggap beras ini 

 sudah harga wajar. Kalau menurut saya sih ini sudah harga yang 

 'dipaksa' turun. Alasannya apa? Pemerintah selalu mengupayakan membuka 

 jutaan hektar lahan khusus buat nanam padi ini. Kalau memang mekanisme 

 pasar, tentunya tidak perlu ada program pemerintah 'lahan gambut 

 sejuta hektar... dll sebagainya'. Harga naik biarkan saja, nanti 

 petani tentu akan lebih kaya dan bisa membeli tanah yang memang 

 diperuntukkan untuk tanaman (tentunya juga ada resiko petani nekat 

 yang sembarangan membuka hutan lindung). Dan membuka lahan penanaman 

 baru pun harusnya juga membiayakan harga ganti rugi penanaman pohon, 

 pemeliharaan binatang yang harus selalu diberi makan, dll.



 Prinsipnya adalah lahan kosong (hutan) itu bukannya tidak ada 

 harganya. Sama juga dengan mineral bawah tanah itu musti di hargakan 

 'ongkos gantinya' atau replacement cost nya. Mentang-mentang tinggal 

 dikeruk saja, maka hanya memperhitungkan ongkos mengeruk saja bukanlah 

 perhitungan akuntansi yang kredibel.



 Jadi di sini walaupun tidak ketara, sudah ada intervensi pemerintah 

 yang mencegah kekacauan bernegara akibat krisis harga makanan yang 

 tinggi. Caranya menekan harga turun dengan mengorbankan lahan 'tidak 

 terpakai'. Jadi kalau bensin ada subsidi, harga makanan pun sebenarnya 

 sudah di subsidi. Yang kasihan tapi ya si petani. Kalau subsidi 

 bensin, pemerintah malah bayar uang ke penyedia atau perusahaan 

 minyaknya. Kalau untuk produk agrikkultur, si petani tidak terima 

 apa-apa. MAlah diharuskan menjual barang dalam harga murah. Kalau gak, 

 rakyat bakalan dibanjiri beras bulog. Kalau menurut saya ini sih 

 merampas hak sejahteranya si petani. Kalau di negara lain (amerika) 

 gak tau bagaimana. Apakah pemerintah memberi bantuan tax relief atau 

 bagaimana supaya harga produk gandum dll jadi turun? Kalau gak di 

 ancam bakalan dibanjiri gandum impor dari negara dunia ketiga?



 --- On Sun, 8/8/10, Hok An ho...@t-online.de 

 mailto:Hokan%40t-online.de wrote:



 From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de

 Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 

 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com

 Received: Sunday, 8 August, 2010, 5:52 PM



 Bung Oka,



 Saya duga sekarang banyak ekonom yang berpendapat bahwa kenaikan

 pendapatan masyarakat lapisan bawah dan menengah merupakan faktor

 penting untuk pertumbuhan konsumsi dalam negeri.

 Sebab itu perlu ada keseimbangan antara kenaikan upah (a.l. UKM),

 inflasi, daya saing global, vitalitas negara dalam infrastruktur sosial

 (kesehatan, pendidikan dan juga subvensi BBM dan BLT

Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-11 Terurut Topik Hok An
Kalau pasar Indonesia tertutup pendapat Anda benar.
Tetapi ada produsen2 barang pertanian lain yang besar dan lebih murah 
produksinya dari Indonesia. Sebab itu ada tekanan pasar menuju stagnasi 
harga bahan makanan.
Tekanan ini juga datang dari distributor yang banting harga satu dua 
bahan makanan untuk memancing pembeli datang.
Saya sendiri juga kuatir dengan kenyataan bahwa pesatnya pertumbuhan 
penduduk menuju angka 400 juta orang. Bisa jadi mengisi perut semua 
orang bisa diusahakan dengan menggunakan laut untuk menanam bahan 
makanan, tetapi mengusahakan tempat kerja yang baik merupakan usaha 
raksasa yang jauh lebih muskil, sebab usaha yang berkembang justru 
usaha2 besar dan modern yang cukup diolah oleh sedikit orang saja.

Sebab itu salah satu hal yang penting untuk itu adalah kenaikan 
penghasilan masyarakat luas, sehingga daya konsumsi naik yang berikutnya 
memberi ruang untuk kegiatan produksi2 UKM yang lebih besar.

Salam

Hok An


Bali da Dave schrieb:

 Secara Natural, permintaan selalu akan naik karena peningkatan jumlah 
 penduduk yang tidak terkendali (tidak stagnan). Diikuti dengan 
 pengurangan lahan produktif dan penggunaan lahan kurang produktif 
 (seperti yang Pak Hok An katakan), maka sewajarnya HARGA baiknya sih NAIK.

 Sisi politiknya tentu jelek, sehingga pemerintah intervensi menurunkan 
 harga. Akibatnya petani semakin miskin dan lahan yang produktif juga 
 semakin kurang menarik buat ditanam oleh petani. Ini namanya lingkaran 
 setan. Semakin harga diturunkan, semakin sulit memenuhi kebutuhan 
 penduduk yang semakin NAIK. PROBLEMATIKA yang musti di pecahkan 
 anak-anak IQ jenius di Indonesia.

 --- On Tue, 10/8/10, Hok An ho...@t-online.de 
 mailto:Hokan%40t-online.de wrote:

 From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de
 Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Received: Tuesday, 10 August, 2010, 3:58 PM



 Ada produk pertanian kita a.l. beras yang sulit bersaing dengan pasar

 interintersional, sebab produk2 itu biaya produksinya, karena letaknya

 di iklim yang panas lebih mahal dari biaya di iklim sejuk. Sebab itu

 tendensi import bahan makanan mulai dari terigu, jagung dan apalagi

 buah2an iklim sejuk naik terus.

 Masalah ini hanya bisa dihadapi dengan pendekatan2 jangka panjang yang

 memerlukan investasi2 berkepanjangan dan besar. Tetapi yang terjadi

 justru sebaliknya. Misalnya lahan2 sawah yang dibudayakan sejak ratusan

 tahun susut. Dipihak lain terus lahan padi tanpa pengairan ditempat yang

 tidak layak (asam atau asin) dipaksakan tanpa hasil yang ekonomis.

 Walaupun tahun depan harga bahan makanan agak naik tetapi tendensi umum

 adalah stagnasi dari harga makanan. Sebab itu yang diperlukan adalah

 kenaikan produktivitas pertanian, dan modernisasi pertanian (produksi

 makanan jadi atau bahan industri siap pasar) dan daya beli masyarakat

 yang memerlukan kenaikan upah umum.

 Salam

 Hok An

 Bali da Dave schrieb:

 

   Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar

   kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali...

 

  Menurut saya sih sudah sepantasnya harga barang pokok naik. Nilai

  politisnya tentu jelek karena bisa bikin rakyat banyak marah.

 

  Bicara pasar bebas, atau teregulasi.. kita sering anggap beras ini

  sudah harga wajar. Kalau menurut saya sih ini sudah harga yang

  'dipaksa' turun. Alasannya apa? Pemerintah selalu mengupayakan membuka

  jutaan hektar lahan khusus buat nanam padi ini. Kalau memang mekanisme

  pasar, tentunya tidak perlu ada program pemerintah 'lahan gambut

  sejuta hektar... dll sebagainya'. Harga naik biarkan saja, nanti

  petani tentu akan lebih kaya dan bisa membeli tanah yang memang

  diperuntukkan untuk tanaman (tentunya juga ada resiko petani nekat

  yang sembarangan membuka hutan lindung). Dan membuka lahan penanaman

  baru pun harusnya juga membiayakan harga ganti rugi penanaman pohon,

  pemeliharaan binatang yang harus selalu diberi makan, dll.

 

  Prinsipnya adalah lahan kosong (hutan) itu bukannya tidak ada

  harganya. Sama juga dengan mineral bawah tanah itu musti di hargakan

  'ongkos gantinya' atau replacement cost nya. Mentang-mentang tinggal

  dikeruk saja, maka hanya memperhitungkan ongkos mengeruk saja bukanlah

  perhitungan akuntansi yang kredibel.

 

  Jadi di sini walaupun tidak ketara, sudah ada intervensi pemerintah

  yang mencegah kekacauan bernegara akibat krisis harga makanan yang

  tinggi. Caranya menekan harga turun dengan mengorbankan lahan 'tidak

  terpakai'. Jadi kalau bensin ada subsidi, harga makanan pun sebenarnya

  sudah di subsidi. Yang kasihan tapi ya si petani. Kalau subsidi

  bensin, pemerintah malah bayar uang ke penyedia atau perusahaan

  minyaknya. Kalau untuk produk agrikkultur, si petani tidak terima

  apa-apa. MAlah diharuskan menjual barang dalam harga murah. Kalau gak,

  rakyat

Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-11 Terurut Topik Ari
beli beras murah ke thailand dan vietnam.  otomatis harga beras turun
drastis.

devisa lari ke luar negeri dan petani dalam negeri ndomblong, tapinya ... ^^


salam,
Ari

 http://papabonbon.wordpress.com


2010/8/8 lubeck lubeck.starli...@yahoo.co.id



 Setuju pemerintah tdk perlu jelimet.sederhana saja yaitu jangan gerocokin
 mekanisme pasar spt jgn batasi impor sembako.maka rakyat tdk akan kekurangan
 apalagi kelaparan..smakin pemerintah ikut campur,semakin kacau keadaan..

 Peace,
 Lubeck
 -Original Message-
 From: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com link2hamfa%40gmail.com
 Sender: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Date: Sun, 8 Aug 2010 10:28:18
 To: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com

 Reply-To: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

 Mas eko,
 Setiap kebijakan ada side stream-nya..
 Yang penting salah satu tugas pemerintah sederhana aja ga perlu jlimet,
 bagaimana caranya agar rakyat bisa cukup pangan. Intinya ketersediaan dan
 keterjangkauan.
 Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk
 Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone

 -Original Message-
 From: Eko Prasetiyo ekopraset...@gmail.com ekoprasetiyo%40gmail.com
 Sender: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Date: Sun, 8 Aug 2010 16:38:02
 To: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com

 Reply-To: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

 yaa klo otak kriminil kan bisa aja beli banyak lalu jual di tempat yg
 agak jauh. ato beras bulog di oplos am beras non bulog trs dijual
 mahal.

 *efek kebanyakan nonton berita kriminal ;D

 On 8/8/10, Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com link2hamfa%40gmail.com
 wrote:
  Mas eko..
  Gimana mo jualan mahal, wong bersaing dengan bulog di pasar?
  Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk
  Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone
 
  -Original Message-
  From: Eko Prasetiyo ekopraset...@gmail.com ekoprasetiyo%40gmail.com
  Sender: 
  AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
  Date: Sun, 8 Aug 2010 15:24:53
  To: 
  AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com

  Reply-To: 
  AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
  Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
 
  dan karena orang indonesia semangat penyelewengannya tinggi maka beras
  murah dari bulog itu akan dijual lagi oleh pembelinya dengan harga
  mahal.
  jadinya ga efektif.
 
  On 8/8/10, Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com link2hamfa%40gmail.com
 wrote:
  Solusinya suruh bulog beli beras mahal ke petani dan jual murah ke
 pasar.
  Gitu aja repot.
  * Oka
  cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah
  setelah puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong
  soal
  pengarunya terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak
  disebutkan.Jadi jika PORI ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita
  harus?Jelas karena PORI tidak merasakan...ibu PORI tak pernah belanja
  kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya
 
 
  Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk
  Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone
 
  
 
  =
  Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking
  =
  Alamat penting terkait millis AKI
  Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com
  Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
  Arsip Milis AKI online:
  http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
  =
  Perhatian :
  Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
  - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
  - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
  Anggota
  yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
  - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
  ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahooahlikeuangan-indonesia-owner%40yahoogroups.comYahoo!
 Groups Links
 
 
 
 
 
 
  --
  (^-^)v
 
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 


 --
 (^-^)v



 [Non-text portions of this message have been removed]



 [Non-text portions of this message have been removed]

  



[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com

Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-10 Terurut Topik Hok An
Ada produk pertanian kita a.l. beras yang sulit bersaing dengan pasar 
interintersional, sebab produk2 itu biaya produksinya, karena letaknya 
di iklim yang panas lebih mahal dari biaya di iklim sejuk. Sebab itu 
tendensi import bahan makanan mulai dari terigu, jagung dan apalagi 
buah2an iklim sejuk naik terus.
Masalah ini hanya bisa dihadapi dengan pendekatan2 jangka panjang yang 
memerlukan investasi2 berkepanjangan dan besar. Tetapi yang terjadi 
justru sebaliknya. Misalnya lahan2 sawah yang dibudayakan sejak ratusan 
tahun susut. Dipihak lain terus lahan padi tanpa pengairan ditempat yang 
tidak layak (asam atau asin) dipaksakan tanpa hasil yang ekonomis.
Walaupun tahun depan harga bahan makanan agak naik tetapi tendensi umum 
adalah stagnasi dari harga makanan. Sebab itu yang diperlukan adalah 
kenaikan produktivitas pertanian, dan modernisasi pertanian (produksi 
makanan jadi atau bahan industri siap pasar) dan daya beli masyarakat 
yang memerlukan kenaikan upah umum.

Salam

Hok An

Bali da Dave schrieb:

  Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar
  kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali...

 Menurut saya sih sudah sepantasnya harga barang pokok naik. Nilai 
 politisnya tentu jelek karena bisa bikin rakyat banyak marah.

 Bicara pasar bebas, atau teregulasi.. kita sering anggap beras ini 
 sudah harga wajar. Kalau menurut saya sih ini sudah harga yang 
 'dipaksa' turun. Alasannya apa? Pemerintah selalu mengupayakan membuka 
 jutaan hektar lahan khusus buat nanam padi ini. Kalau memang mekanisme 
 pasar, tentunya tidak perlu ada program pemerintah 'lahan gambut 
 sejuta hektar... dll sebagainya'. Harga naik biarkan saja, nanti 
 petani tentu akan lebih kaya dan bisa membeli tanah yang memang 
 diperuntukkan untuk tanaman (tentunya juga ada resiko petani nekat 
 yang sembarangan membuka hutan lindung). Dan membuka lahan penanaman 
 baru pun harusnya juga membiayakan harga ganti rugi penanaman pohon, 
 pemeliharaan binatang yang harus selalu diberi makan, dll.

 Prinsipnya adalah lahan kosong (hutan) itu bukannya tidak ada 
 harganya. Sama juga dengan mineral bawah tanah itu musti di hargakan 
 'ongkos gantinya' atau replacement cost nya. Mentang-mentang tinggal 
 dikeruk saja, maka hanya memperhitungkan ongkos mengeruk saja bukanlah 
 perhitungan akuntansi yang kredibel.

 Jadi di sini walaupun tidak ketara, sudah ada intervensi pemerintah 
 yang mencegah kekacauan bernegara akibat krisis harga makanan yang 
 tinggi. Caranya menekan harga turun dengan mengorbankan lahan 'tidak 
 terpakai'. Jadi kalau bensin ada subsidi, harga makanan pun sebenarnya 
 sudah di subsidi. Yang kasihan tapi ya si petani. Kalau subsidi 
 bensin, pemerintah malah bayar uang ke penyedia atau perusahaan 
 minyaknya. Kalau untuk produk agrikkultur, si petani tidak terima 
 apa-apa. MAlah diharuskan menjual barang dalam harga murah. Kalau gak, 
 rakyat bakalan dibanjiri beras bulog. Kalau menurut saya ini sih 
 merampas hak sejahteranya si petani. Kalau di negara lain (amerika) 
 gak tau bagaimana. Apakah pemerintah memberi bantuan tax relief atau 
 bagaimana supaya harga produk gandum dll jadi turun? Kalau gak di 
 ancam bakalan dibanjiri gandum impor dari negara dunia ketiga?

 --- On Sun, 8/8/10, Hok An ho...@t-online.de 
 mailto:Hokan%40t-online.de wrote:

 From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de
 Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Received: Sunday, 8 August, 2010, 5:52 PM

 Bung Oka,

 Saya duga sekarang banyak ekonom yang berpendapat bahwa kenaikan
 pendapatan masyarakat lapisan bawah dan menengah merupakan faktor
 penting untuk pertumbuhan konsumsi dalam negeri.
 Sebab itu perlu ada keseimbangan antara kenaikan upah (a.l. UKM),
 inflasi, daya saing global, vitalitas negara dalam infrastruktur sosial
 (kesehatan, pendidikan dan juga subvensi BBM dan BLT) dan masih banyak
 faktor2 lainnya.
 Masalah2 yang berkaitan secara rumit ini harusnya dituang oleh partai2
 politik dalam suatu program yang jelas sehingga masing2 pengikutnya
 mengerti mau dibawa kemana.
 Tetapi masyarakat yang majemuk juga perlu mengemukakan masing2
 keinginannya tentang design ekonomi dimasa depan. Ada baiknya masalah2
 ini dibicarakan dan dituang kedalam suatu daftar tuntutan kepada parpol2
 dalam pemilihan umum yang berikut.

 Salam

 Hok An

 oka schrieb:
 
  Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar
  kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali...
 
  ===quote
  Kadang-kadang ada komoditas pertanian, yang petani itu mendapat
  untung setahun sekali, ya anggaplah itu rezeki, ujar Presiden ketika
  membuka Rapat Kerja Kabinet Indonesia Bersatu II dengan gubernur dan
  ketua DPRD se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/8).
 
  Presiden meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah bekerja sama
  untuk

Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-08 Terurut Topik Andi MF Avandy
Solusinya suruh bulog beli beras mahal ke petani dan jual murah ke pasar. Gitu 
aja repot.
* Oka
cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah setelah 
puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong soal pengarunya 
terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak disebutkan.Jadi jika PORI 
ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita harus?Jelas karena PORI tidak 
merasakan...ibu PORI tak pernah belanja kepasar untuk memenuhi kebutuhan 
dapurnya


Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk Anda. 
Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone



=
Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-08 Terurut Topik Hok An
Bung Oka,

Saya duga sekarang banyak ekonom yang berpendapat bahwa kenaikan 
pendapatan masyarakat lapisan bawah dan menengah merupakan faktor 
penting untuk pertumbuhan konsumsi dalam negeri.
Sebab itu perlu ada keseimbangan antara kenaikan upah (a.l. UKM), 
inflasi, daya saing global, vitalitas negara dalam infrastruktur sosial 
(kesehatan, pendidikan dan juga subvensi BBM dan BLT) dan masih banyak 
faktor2 lainnya.
Masalah2 yang berkaitan secara rumit ini harusnya dituang oleh partai2 
politik dalam suatu program yang jelas sehingga masing2 pengikutnya 
mengerti mau dibawa kemana.
Tetapi masyarakat yang majemuk juga perlu mengemukakan masing2 
keinginannya tentang design ekonomi dimasa depan. Ada baiknya masalah2 
ini dibicarakan dan dituang kedalam suatu daftar tuntutan kepada parpol2 
dalam pemilihan umum yang berikut.

Salam


Hok An

oka schrieb:

 Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar 
 kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali...

 ===quote
 Kadang-kadang ada komoditas pertanian, yang petani itu mendapat 
 untung setahun sekali, ya anggaplah itu rezeki, ujar Presiden ketika 
 membuka Rapat Kerja Kabinet Indonesia Bersatu II dengan gubernur dan 
 ketua DPRD se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/8).

 Presiden meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah bekerja sama 
 untuk memastikan harga kebutuhan pokok masyarakat tidak melonjak 
 terlalu tinggi menjelang bulan Ramadhan hingga Lebaran nanti.

 Meski begitu, perlu dipahami pula, apabila kenaikan harga terjadi 
 dalam batas wajar, terutama untuk komoditas pertanian. Kita tahu 
 setiap mendekati hari Lebaran terjadi gejolak harga, itu bisa 
 dijelaskan, ujar Presiden.

 http://www.kompas.com/read/xml/2010/...naikan.Harga-4
 ===unquote

 cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah 
 setelah puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong 
 soal pengarunya terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak 
 disebutkan.

 Jadi jika PORI ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita harus?
 Jelas karena PORI tidak merasakan...ibu PORI tak pernah belanja 
 kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya.

 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com, Bali da Dave 
 dfa...@... wrote:
 
  Masalah utamanya penduduk indonesia berkembang biaknya seperti 
 kelinci. Dari 200 juta, 210 juta, 220 juta, ntah nanti barangkali mau 
 menyaingi Cina jadi 1 milyar orang?
 
  Ini untuk memberi makan 220 juta (demand naik) kalau bukan bikin 
 keajaiban bagaimana caranya? Lahan hutan sudah dibabat habis semua 
 untuk menyediakan makanan rakyat?
 
  Bagus buat aturan satu keluarga satu anak saja kalau begitu... 
 macam Cina... Demand dikurangi, maka supply melimpah dan harga jadi 
 turun.
 
  --- On Sat, 7/8/10, anton ms wardhana ari.am...@... wrote:
 
  From: anton ms wardhana ari.am...@...
  Subject: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
  To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com 
 mailto:ahlikeuangan-indonesia%40yahoogroups.com
  Received: Saturday, 7 August, 2010, 6:26 PM
 
  di copas dari koran-digital tentang menjinakkan inflasi
  berita asli dari seputar indonesia
 
  BR, ari.ams
 
  -- Pesan terusan --
  Tanggal: 7 Agustus 2010 10.23
  Subjek: [Koran-Digital] Khudori : Menjinakkan Inflasi
 
 
  Â *Menjinakkan Inflasi *Â Â Friday, 06 August 2010
  Inflasi mulai merangkak naik, dipicu kenaikan harga-harga kebutuhan 
 pokok.
  Inflasi bulanan pada Juni lalu mencapai 0,97%, naik menjadi 1,57% 
 pada Juli
  2010. Laju inflasi Januari-Juli 2010 mencapai 4,02% dan inflasi year 
 on year
  sebesar 6,22%.
 
  Target inflasi pemerintah tahun ini sebesar 5,3% berpotensi terlampaui
  karena inflasi Agustus dan September diperkirakan masih akan tinggi. 
 Selain
  karena bulan puasa,tingkat inflasi Agustus akan disumbang dampak 
 langsung
  kenaikan tarif dasar listrik industri sebesar 10â€15%. Adapun inflasi
  September didorong oleh bulan puasa dan Idul Fitri. Untuk mencapai 
 sasaran
  inflasi sebesar 5,3%,pemerintah masih memiliki ruang manuver sebesar 
 1,3%.
 
  Artinya, selama lima bulan ke depan rata-rata inflasi bulanan harus 
 tidak
  lebih dari 0,2%.Amat muskil inflasi Agustus dan September 2010 bisa 
 ditekan
  menjadi 0,2%.Pada September 2009,inflasi menembus 1,02% karena bulan 
 puasa
  dan Idul Fitri.Setelah itu terjadi deflasi karena konsumsi menurun.
  Masalahnya, ruang gerak 1,3% itu amat sempit dan tidak banyak menyisakan
  pilihan bagi pemerintah.Apabila pemerintah gagal mengendalikan 
 harga-harga
  kebutuhan pokok, inflasi pasti terlampaui.
 
  Pengalaman puluhan tahun menunjukkan, pemerintah gagal menjinakkan 
 inflasi
  lantaran didorong oleh kegagalan mengendalikan harga kebutuhan pokok.
  Instabilitas harga kebutuhan pokok selalu menjadi agenda rutin tahunan
  karena sampai saat ini pemerintah belum juga menyusun instrumen dan
  kelembagaan stabilisasi yang kredibel, terukur, 

Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi

2010-08-08 Terurut Topik Eko Prasetiyo
dan karena orang indonesia semangat penyelewengannya tinggi maka beras
murah dari bulog itu akan dijual lagi oleh pembelinya dengan harga
mahal.
jadinya ga efektif.

On 8/8/10, Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com wrote:
 Solusinya suruh bulog beli beras mahal ke petani dan jual murah ke pasar.
 Gitu aja repot.
 * Oka
 cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah
 setelah puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong soal
 pengarunya terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak
 disebutkan.Jadi jika PORI ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita
 harus?Jelas karena PORI tidak merasakan...ibu PORI tak pernah belanja
 kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya


 Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk
 Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone

 

 =
 Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking
 =
 Alamat penting terkait millis AKI
 Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com
 Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
 Arsip Milis AKI online:
 http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
 =
 Perhatian :
 Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
 - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
 - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
 yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
 - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
 ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links






-- 
(^-^)v