Bang Fajar, umumnya deuterium digunakan sebagai petunjuk lokasi resapan
(walaupun O18 jg bisa) jika dikorelasikan dgn deuterium air hujan. Semakin
kecil jumlah deuterium airtanah, semakin jauh lokasi resapan air hujannya.
Dan mengacu pada model Toth (1963) atau Freeze (1967) yg membagi aliran
Bang Fajar, biasanya kalo menganalisis pengkayaan deuterium memang sebaiknya
dipasangkan dengan data isotop stabil oksigen-18. Ada 2 kemungkinan: (1) klo
deuterium naik dan O-18 turun -- ada pengaruh dari air meteorik,
implikasinya bisa jadi kondisi aliran steady; (2) klo deuterium naik dan
O-18
Terimakasih untuk informasinya Pak Hendri,
Adakah kemungkinan pengkayaan deutrium ini berasosiasi dengan faktor
kedalaman?
Mohon pencerahannya,
Salam,
Fajar (1141)
*Butuh lebih dari sekedar overburden, untuk menekan fluida dari kedalaman
8.000 meter untuk mencapai permukaan
Rekan-rekan ada berita yg menarik dari koran PikiranRakyat minggu lalu
ada yg bisa menjelaskan fenomena ini
salam
Air Panas Mengandung Gas Muncul di Bukit Kapur
Semburannya Mencapai Tiga Meter Suhunya 50 Derajat Celsius
SUMBER, (PR).-
Sumber air panas yang mengandung gas dan lumpur muncul di
Pak Hendri,
Apakah air-panas itu yang sumbernya di dekat rembasan minyak (di pagar
selatan/baratdaya) pabrik semen Palimanan?
Lokasi itu itu sepertinya yang sering didatangi mahasiswa dalam rangka
ekskursi melihat rembasan minyak.
Setahu saya air-panasnya sudah lama eksis, temperaturnya juga
Pengkayaan deuterium biasanya lebih berasosiasi dengan sebaran lateral atau
indikasi gabungan dari sistem fluida lainnya.
Kalau memang sistem meteorik ikut berperanan dalam semburan LUSI ini. Adakah
yang berkenan berbagi info mengenai perkembangan pola aliran airtanah di
wilayah ini?
Wupsst sorry aku pikir 8000 ft, ternyata 8000 meter ya ? Wah ini
bener-bener penemuan baru donk.
Btw, Pak Awang bisa crita bagaimana dengan deutrium dapat
memperkirakan bahwa air berasal dari kedalaman itu ? Apakah deutrium
terbentuk pada kedalaman tertentu ?
Pak Awang, apakah mungkin basement
Pak Rovicky,
Iya 8000 meter alias 26.240 feet, saya sampai kirim sms balik ke Pak Soffian
BPLS apa benar 8000 meter dan bukan 8000 feet ? Ini sms saya :
mas Soffian, 8000 m atau 8000 ft ? TD sumur BJP-1 gak sampai 3000 m, dan
dari seismik tak kelihatan ada retakan sesar sedalam 8
On 10/16/07, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dijawab dengan tegas oleh Pak Soffian sbb. :
8000 METER !!!, di sini menariknya, conduitnya terbentuk barusan, di
surface reaktivasi sesar, pembentukan lipatan baru jelas terlihat dari data
GPR, dan masih bergerak
Aku sendiri ragu
Apakah deutrium analysis ini hasil monitor sejak dahulu atau baru
dulakukan saat ini ?
Kalau memang dulu diketahui dari yg dangkal kmudian skrg dr yang dalam
dengan metode yg sama saya mungkin bisa ngikuti pemikiran itu. Tapi
kalau baru dilakukan saat ini saja barangkali percampuran sumber
dangkal
Pengukuran kadar deuterium mestinya merupakan pengukuran rutin sehingga BPLS
tahu kalau ada penambahan signifikan unsur ini di air LUSI dalam seminggu
terakhir.
Sumur Porong menembus puncak batugamping yang menjadi targetnya di kedalaman
8482 feet, sampai ke TD-nya di 8659 feet masih di
11 matches
Mail list logo