RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-28 Terurut Topik Achmad Luthfi
Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak
lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo
baris kalimat berikut;
LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT.

-Original Message-
From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

 ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak
ahli
yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan
limbah
(limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel,
musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana
lumpur
terus keluar kan repot...


BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke
laut
kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum
berani
mengambil keputusan..

AP




On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang
 hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu.
Atau
 kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian
akan
 memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di
awal
 kejadian musibah ini.

 Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih
 sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang
ingin
 mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu
secara
 teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ?

 salam,
 awang


 Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama
masyarakat
 pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
 Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

 pilih mana coba?

 wassalam,
 pr

 At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
 Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
 dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
 Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
 tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
 Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
 
 Yanto Salim
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
 
 Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono
Kusumaatmadja
 (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
 Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
 
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO
(banyak
 diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
 diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
 relief well, alamiah saja berhentinya.
 
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
 bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut
di
 Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
 bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak
baru
 diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
 normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau
tak
 ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
 tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2
ngebornya.
 
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
 ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
 Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan
hektar
 wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?
 
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
 lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
 (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
 terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.
 
  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
 wells bisa membendung Lusi ?
 
  salam,
  awang
 
 iagisek wrote:
  INFORMASI :
 
 Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
 ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua
PAH2
 DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.
 
 
 Salam,
 Sekretariat Pusat IAGI
 
 
 
 -
 Do you Yahoo!?
  Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail

Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ?
Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ...
please correct me if i am wrong

Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ?
Memang mau dutenggelaamkan ?

debit 80  m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. !

RDP

On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:

Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak
lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo
baris kalimat berikut;
LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT.

-Original Message-
From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

 ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak
ahli
yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan
limbah
(limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel,
musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana
lumpur
terus keluar kan repot...


BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke
laut
kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum
berani
mengambil keputusan..

AP




On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang
 hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu.
Atau
 kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian
akan
 memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di
awal
 kejadian musibah ini.

 Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih
 sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang
ingin
 mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu
secara
 teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ?

 salam,
 awang


 Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama
masyarakat
 pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
 Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

 pilih mana coba?

 wassalam,
 pr

 At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
 Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
 dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
 Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
 tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
 Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
 
 Yanto Salim
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
 
 Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono
Kusumaatmadja
 (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
 Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
 
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO
(banyak
 diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
 diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
 relief well, alamiah saja berhentinya.
 
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
 bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut
di
 Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
 bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak
baru
 diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
 normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau
tak
 ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
 tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2
ngebornya.
 
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
 ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
 Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan
hektar
 wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?
 
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
 lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
 (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
 terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.
 
  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
 wells bisa membendung Lusi ?
 
  salam,
  awang
 
 iagisek wrote:
  INFORMASI :
 
 Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV

Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-28 Terurut Topik PRAKOSO, Anton

Pak Vicky, yang saya baca di koran kompas pagi ini

airnya memang akan dialirkan lewat Sungai Porong, tetapi padatan lumpur itu
ditampung di penampungan seluas 435 hektar di desa Ngoro dan Krian, Sidoarjo
untuk dijadikan material industri setelah dikaji nantinya, daerah luapan
lumpur dinyatakan sebagai daerah tidak layak huni alias rawan bencana
(sepertinya indonesia memang rawan bencana semua, dari tsunami, gempa,
banjir, dll hehehe)

rgrds,


AP

On 9/28/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:


Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ?
Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ...
please correct me if i am wrong

Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ?
Memang mau dutenggelaamkan ?

debit 80  m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. !

RDP

On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak
 lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo
 baris kalimat berikut;
 LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT.

 -Original Message-
 From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

  ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
 keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
 dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
 seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
 'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



 nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak
 ahli
 yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan
 limbah
 (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel,
 musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana
 lumpur
 terus keluar kan repot...


 BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke
 laut
 kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum
 berani
 mengambil keputusan..

 AP




 On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang
  hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu.
 Atau
  kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian
 akan
  memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di
 awal
  kejadian musibah ini.
 
  Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih
  sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang
 ingin
  mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu
 secara
  teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ?
 
  salam,
  awang
 
 
  Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama
 masyarakat
  pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
  Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo
 
  pilih mana coba?
 
  wassalam,
  pr
 
  At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
  Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
  dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
  Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
  tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
  Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
  
  Yanto Salim
  
  -Original Message-
  From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
  
  Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono
 Kusumaatmadja
  (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
  Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
  
   Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO
 (banyak
  diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
  diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
  relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
  relief well, alamiah saja berhentinya.
  
   Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
  bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut
 di
  Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
  bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak
 baru
  diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
  normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau
 tak
  ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
  tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2
 ngebornya.
  
   Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
  ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh

Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-28 Terurut Topik Hendri Ruslan

Kang Rovicky atuh, mau dapat proyek ng.
Salam,
HR
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, September 28, 2006 1:33 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV



Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ?
Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ...
please correct me if i am wrong

Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ?
Memang mau dutenggelaamkan ?

debit 80  m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. !

RDP

On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:

Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak
lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo
baris kalimat berikut;
LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT.

-Original Message-
From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

 ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak
ahli
yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan
limbah
(limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel,
musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana
lumpur
terus keluar kan repot...


BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke
laut
kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum
berani
mengambil keputusan..

AP




On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang
 hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu.
Atau
 kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian
akan
 memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di
awal
 kejadian musibah ini.

 Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih
 sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang
ingin
 mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu
secara
 teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ?

 salam,
 awang


 Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama
masyarakat
 pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
 Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

 pilih mana coba?

 wassalam,
 pr

 At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
 Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
 dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
 Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
 tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
 Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
 
 Yanto Salim
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
 
 Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono
Kusumaatmadja
 (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
 Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
 
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO
(banyak
 diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
 diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
 relief well, alamiah saja berhentinya.
 
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
 bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut
di
 Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
 bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak
baru
 diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
 normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau
tak
 ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
 tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2
ngebornya.
 
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
 ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
 Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan
hektar
 wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?
 
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
 lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
 (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
 terjadi, berarti

Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Whalah tengkiyu ...
lega baca keterangannya mas Prakosa. :)
Jadi hanya airnya saja kan yg dibuang ? ... siip lah ... moga2 cara
ini akan membantu banyak  dalam mengatasi banjir lumpur.

rdp


On 9/28/06, PRAKOSO, Anton [EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Vicky, yang saya baca di koran kompas pagi ini

airnya memang akan dialirkan lewat Sungai Porong, tetapi padatan lumpur itu
ditampung di penampungan seluas 435 hektar di desa Ngoro dan Krian, Sidoarjo
untuk dijadikan material industri setelah dikaji nantinya, daerah luapan
lumpur dinyatakan sebagai daerah tidak layak huni alias rawan bencana
(sepertinya indonesia memang rawan bencana semua, dari tsunami, gempa,
banjir, dll hehehe)

rgrds,


AP

On 9/28/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ?
 Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ...
 please correct me if i am wrong

 Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ?
 Memang mau dutenggelaamkan ?

 debit 80  m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. !

 RDP



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-28 Terurut Topik Fajar Wahyu, Wisaksono (Istech)
Tambah satu lagi Mas Anton. Bencana KKN. Ini bencana yang direncanakan
dan bikin seneng yang terkena. Hee...hee... :-(

Rgds,
Fww
 

-Original Message-
From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 28, 2006 1:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Vicky, yang saya baca di koran kompas pagi ini

airnya memang akan dialirkan lewat Sungai Porong, tetapi padatan lumpur
itu ditampung di penampungan seluas 435 hektar di desa Ngoro dan Krian,
Sidoarjo untuk dijadikan material industri setelah dikaji nantinya,
daerah luapan lumpur dinyatakan sebagai daerah tidak layak huni alias
rawan bencana (sepertinya indonesia memang rawan bencana semua, dari
tsunami, gempa, banjir, dll hehehe)

rgrds,


AP

On 9/28/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ?
 Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ...
 please correct me if i am wrong

 Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ?
 Memang mau dutenggelaamkan ?

 debit 80  m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. !

 RDP

 On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke 
  laut..kayak lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt

  lagu bengawan solo baris kalimat berikut; LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR 
  JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT.
 
  -Original Message-
  From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
 
   ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil 
  keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya 
  sependapat dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah 
  sehingga jikalau seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke 
  laut... mungkin kata-kata 'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan

  ini limbah berbahaya
 
 
 
  nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir 
  banyak ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah 
  bahwa ini bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan 
  seminar, diskusi panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya 
  belum juga kelar dimana lumpur terus keluar kan repot...
 
 
  BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur

  ke laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja 
  yang belum berani mengambil keputusan..
 
  AP
 
 
 
 
  On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya 
   orang-orang hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu
disebut begitu.
  Atau
   kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian
  akan
   memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di
  awal
   kejadian musibah ini.
  
   Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa 
   sih sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak 
   yang
  ingin
   mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, 
   lalu
  secara
   teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui
?
  
   salam,
   awang
  
  
   Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama
  masyarakat
   pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar 
   Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah 
   Lapindo
  
   pilih mana coba?
  
   wassalam,
   pr
  
   At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
   Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan 
   dosa dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh
dibuang kelaut.
   Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih 
   lebih tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan
Manusia.
   Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
   
   Yanto Salim
   
   -Original Message-
   From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
   To: iagi-net@iagi.or.id
   Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
   
   Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono
  Kusumaatmadja
   (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh 
   Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
   
Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO
  (banyak
   diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption 
   (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa 
   diatasi oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan 
   bisa diatasi dengan relief well, alamiah saja berhentinya.
   
Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, 
   tokh bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat 
   dengan laut
  di
   Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan 
   tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik Awang Satyana
Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya 
tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH 
dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. 
Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. 
   
  Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur 
itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin 
mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara 
teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? 
   
  salam,
  awang
   
  
Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat 
pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

pilih mana coba?

wassalam,
pr

At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.

 Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.

 Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.

 Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?

 Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.

 Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ?

 salam,
 awang

iagisek wrote:
 INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik Agus Hendratno
saya kemarin nonton habis acara di Metro-TV, Pak
Kardaya, Mas Edy Sunardi, juga Pak Sarwono, dan Pak
Rudi (via Telpon). Sebetulnya diskusi tersebut sangat
menarik, jika terus ada KEPUTUSAN POLITIK untuk
dilaksanakan. Betul kata Pak Lutfi : yang menguasai
masalah, ternyata tidak berwenang; yang berwenang,
tidak menguasai masalah. Saya dengar, isu (Brantas
Lapindo / artinya memberantas lapindo di jatim) di
masyarakat Porong sudah sangat miris, apalagi tanggul
terus jebol. Yac..wajar, lha tumpukan sirtu saja,
sekalipun ada geotekstil tetap saja ndak mampu. Buat
permanen tanggulnya, butuh waktu lama sekali.
Sayang, pers sudah mengambil terminologi : Lumpur
Lapindo; sekalipun Lapindo tetap bertanggung jawab
secara sosial dan lingkungan untuk penanganannya, tapi
mengapa tdk memakai terminologi Lumpur Porong/ LUSI
saja.

Semoga ada hasil yang signifikan untuk mengatasi
kompleksitas dari kejadian LUSI.

Salam - Agus Hendratno

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo
 soalnya orang-orang hanya tahu ini lumpur Lapindo
 di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH
 dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka
 kemudian akan memarahi Lapindo. Tutup Lapindo,
 begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian
 musibah ini. 

   Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga
 dimarahi, kenapa sih sumur itu disetujui ?). Lo,
 kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin
 mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di
 dangkal saja, lalu secara teknis dan anggaran
 memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? 

   salam,
   awang

   
 Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
   Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi
 oleh LSM sama masyarakat 
 pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias
 Rahmat Witoelar
 Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran
 kemarahan adalah Lapindo
 
 pilih mana coba?
 
 wassalam,
 pr
 
 At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
 Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan
 rakyat dan dosa
 dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru
 boleh dibuang kelaut.
 Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota
 laut masih lebih
 tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan,
 kehidupan Manusia.
 Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
 
 Yanto Salim
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
 
 Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak
 Sarwono Kusumaatmadja
 (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon)
 dipandu oleh Frida
 Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
 
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground
 blow out-UBO (banyak
 diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano
 eruption (banyak
 diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa
 diatasi oleh 3
 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan
 bisa diatasi dengan
 relief well, alamiah saja berhentinya.
 
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang
 ke laut saja, tokh
 bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu
 habitat dengan laut di
 Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti
 biasa dengan tegas
 bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan,
 kalau ada dampak baru
 diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan
 prosedur KLH yang
 normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja
 dengan baik kalau tak
 ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well.
 Kalau lagi ngebor
 tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan
 selesai2 ngebornya.
 
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang
 lumpur boleh dibuang
 ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih
 darurat tak boleh.
 Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen
 mengelilingi ratusan hektar
 wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh
 ngebangunnya ?
 
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung
 lumpurnya di dunia,
 lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air
 panas, gas alam
 (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan
 batu-bata. Itu sudah lama
 terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja
 kelihatannya.
 
  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan
 lihat apakah relief
 wells bisa membendung Lusi ?
 
  salam,
  awang
 
 iagisek wrote:
  INFORMASI :
 
 Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam
 20.30 di Metro TV akan
 ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka
 BPMIGAS, Ketua PAH2
 DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan
 Lumpur Sidoarjo.
 
 
 Salam,
 Sekretariat Pusat IAGI
 
 
 
 -
 Do you Yahoo!?
  Get on board. You're invited to try the new Yahoo!
 Mail.
 

-
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006
 - Submit to:
 [EMAIL PROTECTED]

-
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe

Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik PRAKOSO, Anton

ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak ahli
yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan limbah
(limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel,
musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana lumpur
terus keluar kan repot...


BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke laut
kepada pemerintah… cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum berani
mengambil keputusan..

AP




On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:


Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang
hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau
kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan
memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal
kejadian musibah ini.

Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih
sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin
mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara
teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ?

salam,
awang


Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat
pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

pilih mana coba?

wassalam,
pr

At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.

 Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.

 Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.

 Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?

 Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.

 Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ?

 salam,
 awang

iagisek wrote:
 INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik Ariadi Subandrio
karena ini lumpur lapindo, maka kalo mau memanfaatkan lumpur jadi bahan2 
produksi katakanlah jadi batubata atau jadi bahan patung ya kudu beli ke 
lapindo dong wah lapindo diluar migas bisa jadi punya usaha baru nih
   
  ar-.
  

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya 
tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH 
dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. 
Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. 

Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur itu 
disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin mengeksplorasi 
migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara teknis dan 
anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? 

salam,
awang


Prasiddha Hestu Narendra 
wrote:
Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat 
pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

pilih mana coba?

wassalam,
pr

At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.

 Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.

 Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.

 Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?

 Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.

 Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ?

 salam,
 awang

iagisek wrote:
 INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send

Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik Nataniel Mangiwa

saya juga lihat acara tsb. dan saya sangat salut kpd Pak Eddy, hanya
2x berbicara tapi sudah sangat clear dan benar2 berbicara mewakili
dari sisi geologi (sangat informatif).

On 9/20/06, PRAKOSO, Anton [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak ahli
yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan limbah
(limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel,
musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana lumpur
terus keluar kan repot...


BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke laut
kepada pemerintah… cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum berani
mengambil keputusan..

AP




On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang
 hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau
 kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan
 memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal
 kejadian musibah ini.

 Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih
 sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin
 mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara
 teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ?

 salam,
 awang


 Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat
 pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
 Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

 pilih mana coba?

 wassalam,
 pr

 At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
 Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
 dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
 Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
 tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
 Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
 
 Yanto Salim
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
 
 Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
 (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
 Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
 
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
 diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
 diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
 relief well, alamiah saja berhentinya.
 
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
 bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
 Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
 bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
 diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
 normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
 ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
 tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.
 
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
 ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
 Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
 wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?
 
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
 lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
 (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
 terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.
 
  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
 wells bisa membendung Lusi ?
 
  salam,
  awang
 
 iagisek wrote:
  INFORMASI :
 
 Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
 ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
 DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.
 
 
 Salam,
 Sekretariat Pusat IAGI
 
 
 
 -
 Do you Yahoo!?
  Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.
 
 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006
 - Submit to: [EMAIL PROTECTED

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Untuk membuat Kementrian KLH mengambil keputusan mengizinkan pembuangan
lumpur/air ke laut/sungai, mereka harus diyakinkan bahwa resiko
pembuangan lumpur tidaklah sebesar yang dikhawatirkan KLH. 

Permasalahannya, KLH tentunya mempunyai data-data yang mungkin
menyatakan resiko pembuangan akan berdampak besar terhadap
lingkungan/sosial. Meskipun sepertinya resiko tersebut dalam segi kajian
ilmiah belum terekspose (malah yang ada demo sosial dari nelayan).
Seperti pernah diungkapkan Pak Koesoema, KLH seharusnya bisa mengekspose
dasar pertimbangan larangan mereka, sehingga di mengerti oleh publik.

Yang terlihat saat ini, IAGI lah yang memotori resiko pembuangan lumpur
adalah beresiko kecil. Apakah bisa dilakukan bertemu dan berdiskusi
(perbandingan data) antara tim IAGI (Pak Edi dan team) dengan Kementrian
KLH secara langsung, sehingga bisa dicapai kesepakatan pengertian
tentang resiko pencemaran ? Dari titik tolak tersebut, semoga kebijakan
KLH yang sekarang seperti menjadi bottle neck bagi banyak pihak, bisa
mengakomodasi kegiatan penanggulanngan yang lain (kesulitan pelaksanaan
relief well maupun ancaman tanggul jebol besar-besaran di musim hujan).

Salut untuk bapak/ibu yang telah bekerja keras dalam kasus ini.

WW

-Original Message-
From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 20 September 2006 14:54
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

 ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak
ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini
bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi
panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar
dimana lumpur terus keluar kan repot...


BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke
laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum
berani mengambil keputusan..

AP




On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang 
 hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. 
 Atau kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka 
 kemudian akan memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat 
 Witoelar di awal kejadian musibah ini.

 Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih 
 sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang 
 ingin mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja,

 lalu secara teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak
disetujui ?

 salam,
 awang


 Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama 
 masyarakat pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat 
 Witoelar Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan 
 adalah Lapindo

 pilih mana coba?

 wassalam,
 pr

 At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
 Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa 
 dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
 Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih 
 tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
 Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
 
 Yanto Salim
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
 
 Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono 
 Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) 
 dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
 
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO 
 (banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption 
 (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi 
 oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi 
 dengan relief well, alamiah saja berhentinya.
 
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh 
 bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut

 di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan 
 tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada 
 dampak baru diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan 
 prosedur KLH yang normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja 
 dengan baik kalau tak ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief 
 well. Kalau lagi ngebor
 tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2
ngebornya.
 
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik Arief Budiman
Ngec 

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 20, 2006 3:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

karena ini lumpur lapindo, maka kalo mau memanfaatkan lumpur jadi bahan2 
produksi katakanlah jadi batubata atau jadi bahan patung ya kudu beli ke 
lapindo dong wah lapindo diluar migas bisa jadi punya usaha baru nih
   
  ar-.
  

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya 
tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH 
dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. 
Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. 

Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur itu 
disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin mengeksplorasi 
migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara teknis dan 
anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? 

salam,
awang


Prasiddha Hestu Narendra 
wrote:
Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat 
pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar
Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

pilih mana coba?

wassalam,
pr

At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.

 Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.

 Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.

 Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?

 Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.

 Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ?

 salam,
 awang

iagisek wrote:
 INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik yrsnki


   Lufthi

   Kok ngono ???

   Apa mesti niru Thailand ,ndak kan ??
   Akh just a joke !
   Soalnya kita ndak punya raja ,ada juga hanya sebatas DIY.

   Si- Abah.

   __

  nanganan LuSi oleh para menteri atau pejabat tinggi Negara merupakan
 miniatur atau layer perak atau panggung dari pemerintah dalam
 menangani/mengatur Negara ini, kalo menangani LuSi aja semrawut maka gak
 heran kalo Negara kita carut-marut. Ini akibat yang mengerti tidak
 berwenang dan yang berwenang tidak mengerti akar permasalahannya.

 Salam: LTH


 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

 Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
 (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
 Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.

   Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
 diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
 diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
 relief well, alamiah saja berhentinya.

   Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
 bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
 Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
 bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
 diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
 normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
 ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
 tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.

   Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
 ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
 Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
 wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?

   Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
 lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
 (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
 terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.

   Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
 wells bisa membendung Lusi ?

   salam,
   awang

 iagisek [EMAIL PROTECTED] wrote:
   INFORMASI :

 Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
 ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
 DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


 Salam,
 Sekretariat Pusat IAGI



 -
 Do you Yahoo!?
  Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-19 Terurut Topik Yanto Salim
Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
   
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.
   
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.
   
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?
   
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.
   
  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ? 
   
  salam,
  awang
  
iagisek [EMAIL PROTECTED] wrote:
  INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-19 Terurut Topik Prasiddha Hestu Narendra
Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat 
pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar

Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo

pilih mana coba?

wassalam,
pr

At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:

Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.

  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.

  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.

  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?

  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.

  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ?

  salam,
  awang

iagisek [EMAIL PROTECTED] wrote:
  INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-19 Terurut Topik Achmad Luthfi
Penanganan LuSi oleh para menteri atau pejabat tinggi Negara merupakan
miniatur atau layer perak atau panggung dari pemerintah dalam
menangani/mengatur Negara ini, kalo menangani LuSi aja semrawut maka gak
heran kalo Negara kita carut-marut. Ini akibat yang mengerti tidak
berwenang dan yang berwenang tidak mengerti akar permasalahannya.

Salam: LTH


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
   
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.
   
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.
   
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?
   
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.
   
  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ? 
   
  salam,
  awang
  
iagisek [EMAIL PROTECTED] wrote:
  INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-