[iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)

2014-08-25 Terurut Topik Andi AB Salahuddin - a_baiq...@yahoo.com

Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau 
rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan 
mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman 
bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja).


Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian,

Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih interpretasi  
skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika diantara geosaintis di 
suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang merupakan perpanjangan tangan 
pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas) terdapat perbedaan ide dan konsep 
eksplorasi dengan nilai peluang keberhasilan dan resiko yang juga berbeda.

Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis  
keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang tinggi 
dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb dari 
pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah menunjukkan 
bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut low-moderate saja 
sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif khusus.

Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh kedua 
belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada negosiasi antara 
calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg sebelumnya moderate risk 
lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan paket intensif) agar si 
calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau akankah pemerintah tetap 
dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah suatu area yang butuh 
intensif dan special reward dengan konsekuensi blok tersebut akan tetap idle? 
Atau mungkin ada win-win solution? 

Terimakasih atas pencerahannya.

salam,
A. Baiquni.

---
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- 
Australia

Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, 
bukan tulisan exposisi mengenai potensi  migas oleh expert pemerimtah yang 
cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk 
investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya 
banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku.
 
Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu 
real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan 
teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja 
daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap 
berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau 
dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya 
masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, 
khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes telah 
membuktikan itu.

Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para 
ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko. Karena risiko itu tidak sama 
diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk 
menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa 
ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval 
saja). Pemerintah pusat harus berkampanye besar-besaran ke 
daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat explorasi migas. Suruh 
Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten.

Wassalam
RPK
 
- Original Message -
From: rakhmadi avianto
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- 
Australia

Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian belaka, 
semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan ILLEGAL sedangkan 
analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk suksesnya EXPLORASI ke depan 
malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data tersebut. Padahal investor perlu 
diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi di Cekungan Indonesia ke depan masih 
ada.

SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih 
maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus 
Geoscientisnya.

Salam
KjA NPA 0666



On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM, koeso...@melsa.net.id wrote:
Boxbe  This message is eligible for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) 
Add cleanup rule | More info 

Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara itu 
sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 
kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg 
masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan 
komersiel 

Re: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)

2014-08-25 Terurut Topik koesoema
Ya itu ditenderkanlah rewardnya (splitnya) itu, dan splitnya yg paling rendah 
perusahaan itu yg menang. Investorlah yg akan menanggung risiko, bukan 
pemerintah. High risk/ low risk suatu daerah itu ditentukan oleh banyak 
investor yg juga mempunyai penilaian yg lain2, serta mempunyai keberanian yg 
berbeda-beda. Investor yg paling rendah menilai risikonya atau yang paling 
berani mengambil risikonya, maka investor itu yg akan menang tendernya. 
Pemerintah hanya tinggal menerima saja, paling2 menetapkan split minimal bagi 
pemerintah. 
RPK 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Andi AB Salahuddin - a_baiq...@yahoo.com
 SRS0-D7Ea=5T=yahoo.com=a_baiq...@iagi.or.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Aug 2014 09:52:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: 
Open
 geoscientific digital data- Australia)


Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau 
rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan 
mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman 
bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja).


Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian,

Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih interpretasi  
skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika diantara geosaintis di 
suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang merupakan perpanjangan tangan 
pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas) terdapat perbedaan ide dan konsep 
eksplorasi dengan nilai peluang keberhasilan dan resiko yang juga berbeda.

Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis  
keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang tinggi 
dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb dari 
pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah menunjukkan 
bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut low-moderate saja 
sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif khusus.

Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh kedua 
belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada negosiasi antara 
calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg sebelumnya moderate risk 
lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan paket intensif) agar si 
calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau akankah pemerintah tetap 
dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah suatu area yang butuh 
intensif dan special reward dengan konsekuensi blok tersebut akan tetap idle? 
Atau mungkin ada win-win solution? 

Terimakasih atas pencerahannya.

salam,
A. Baiquni.

---
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- 
Australia

Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, 
bukan tulisan exposisi mengenai potensi  migas oleh expert pemerimtah yang 
cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk 
investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya 
banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku.
 
Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu 
real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan 
teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja 
daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap 
berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau 
dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya 
masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, 
khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes telah 
membuktikan itu.

Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para 
ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko. Karena risiko itu tidak sama 
diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk 
menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa 
ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval 
saja). Pemerintah pusat harus berkampanye besar-besaran ke 
daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat explorasi migas. Suruh 
Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten.

Wassalam
RPK
 
- Original Message -
From: rakhmadi avianto
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- 
Australia

Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian belaka, 
semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan

Re: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)

2014-08-25 Terurut Topik noor syarifuddin
Semangat Pagi...

IMHO, secara tidak langsung risk-profil setiap blok eksplorasi ini
sudah termasuk dalam proses tender... untuk blok dengan resiko tinggi
investor tentunya akan berusaha menawarkan komitmen eksplroasi sekecil
mungkin untuk mengurangi resiko... sebaliknya untuk blok dengan resiko
rendah, maka komitmen yang ditawarkan akan lebih berani...dan variasi
penawaran program kerja inilah yang menjadi kriteria proses tender
dari satu blok eksplorasi...

Masalah yang mendesak saat ini adalah minimnya investor yang melakukan
penawaran pada proses tender blok eksplorasi... sudah 2-3 tahun
terakhir ini blok-blok yang ditawarkan tidak diminati oleh investor.
Selain mungkin potensi yang sudah terbatas bisa juga karena
issue-issue lain seperti soal PBB blok eksplorasi yang sampai saat ini
belum jelas juga implementasinya..



salam,


On 8/26/14, koeso...@melsa.net.id koeso...@melsa.net.id wrote:
 Ya itu ditenderkanlah rewardnya (splitnya) itu, dan splitnya yg paling
 rendah perusahaan itu yg menang. Investorlah yg akan menanggung risiko,
 bukan pemerintah. High risk/ low risk suatu daerah itu ditentukan oleh
 banyak investor yg juga mempunyai penilaian yg lain2, serta mempunyai
 keberanian yg berbeda-beda. Investor yg paling rendah menilai risikonya atau
 yang paling berani mengambil risikonya, maka investor itu yg akan menang
 tendernya. Pemerintah hanya tinggal menerima saja, paling2 menetapkan split
 minimal bagi pemerintah.
 RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Andi AB Salahuddin - a_baiq...@yahoo.com
  SRS0-D7Ea=5T=yahoo.com=a_baiq...@iagi.or.id
 Sender: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Mon, 25 Aug 2014 09:52:41
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re:
 Open
  geoscientific digital data- Australia)


 Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau
 rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan
 mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang
 cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja).


 Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian,

 Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih
 interpretasi  skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika
 diantara geosaintis di suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang
 merupakan perpanjangan tangan pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas)
 terdapat perbedaan ide dan konsep eksplorasi dengan nilai peluang
 keberhasilan dan resiko yang juga berbeda.

 Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis
  keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang
 tinggi dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb
 dari pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah
 menunjukkan bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut
 low-moderate saja sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif
 khusus.

 Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh
 kedua belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada
 negosiasi antara calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg
 sebelumnya moderate risk lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan
 paket intensif) agar si calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau
 akankah pemerintah tetap dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah
 suatu area yang butuh intensif dan special reward dengan konsekuensi blok
 tersebut akan tetap idle? Atau mungkin ada win-win solution?

 Terimakasih atas pencerahannya.

 salam,
 A. Baiquni.

 ---
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
 Sender: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital
 data- Australia

 Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data,
 bukan tulisan exposisi mengenai potensi  migas oleh expert pemerimtah yang
 cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk
 investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya
 banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku.

 Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu
 real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan
 teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin
 saja daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas,
 dianggap berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin
 kalau dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata
 sebetulnya masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya
 terlewat, khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes
 telah membuktikan