[iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)
Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian, Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih interpretasi skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika diantara geosaintis di suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas) terdapat perbedaan ide dan konsep eksplorasi dengan nilai peluang keberhasilan dan resiko yang juga berbeda. Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang tinggi dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb dari pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah menunjukkan bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut low-moderate saja sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif khusus. Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh kedua belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada negosiasi antara calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg sebelumnya moderate risk lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan paket intensif) agar si calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau akankah pemerintah tetap dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah suatu area yang butuh intensif dan special reward dengan konsekuensi blok tersebut akan tetap idle? Atau mungkin ada win-win solution? Terimakasih atas pencerahannya. salam, A. Baiquni. --- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, bukan tulisan exposisi mengenai potensi migas oleh expert pemerimtah yang cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku. Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes telah membuktikan itu. Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko. Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Pemerintah pusat harus berkampanye besar-besaran ke daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat explorasi migas. Suruh Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten. Wassalam RPK - Original Message - From: rakhmadi avianto To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan ILLEGAL sedangkan analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk suksesnya EXPLORASI ke depan malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data tersebut. Padahal investor perlu diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi di Cekungan Indonesia ke depan masih ada. SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus Geoscientisnya. Salam KjA NPA 0666 On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM, koeso...@melsa.net.id wrote: Boxbe This message is eligible for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) Add cleanup rule | More info Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara itu sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan komersiel
Re: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)
Ya itu ditenderkanlah rewardnya (splitnya) itu, dan splitnya yg paling rendah perusahaan itu yg menang. Investorlah yg akan menanggung risiko, bukan pemerintah. High risk/ low risk suatu daerah itu ditentukan oleh banyak investor yg juga mempunyai penilaian yg lain2, serta mempunyai keberanian yg berbeda-beda. Investor yg paling rendah menilai risikonya atau yang paling berani mengambil risikonya, maka investor itu yg akan menang tendernya. Pemerintah hanya tinggal menerima saja, paling2 menetapkan split minimal bagi pemerintah. RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Andi AB Salahuddin - a_baiq...@yahoo.com SRS0-D7Ea=5T=yahoo.com=a_baiq...@iagi.or.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 25 Aug 2014 09:52:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia) Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian, Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih interpretasi skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika diantara geosaintis di suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas) terdapat perbedaan ide dan konsep eksplorasi dengan nilai peluang keberhasilan dan resiko yang juga berbeda. Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang tinggi dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb dari pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah menunjukkan bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut low-moderate saja sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif khusus. Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh kedua belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada negosiasi antara calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg sebelumnya moderate risk lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan paket intensif) agar si calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau akankah pemerintah tetap dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah suatu area yang butuh intensif dan special reward dengan konsekuensi blok tersebut akan tetap idle? Atau mungkin ada win-win solution? Terimakasih atas pencerahannya. salam, A. Baiquni. --- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, bukan tulisan exposisi mengenai potensi migas oleh expert pemerimtah yang cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku. Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes telah membuktikan itu. Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko. Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Pemerintah pusat harus berkampanye besar-besaran ke daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat explorasi migas. Suruh Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten. Wassalam RPK - Original Message - From: rakhmadi avianto To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan
Re: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)
Semangat Pagi... IMHO, secara tidak langsung risk-profil setiap blok eksplorasi ini sudah termasuk dalam proses tender... untuk blok dengan resiko tinggi investor tentunya akan berusaha menawarkan komitmen eksplroasi sekecil mungkin untuk mengurangi resiko... sebaliknya untuk blok dengan resiko rendah, maka komitmen yang ditawarkan akan lebih berani...dan variasi penawaran program kerja inilah yang menjadi kriteria proses tender dari satu blok eksplorasi... Masalah yang mendesak saat ini adalah minimnya investor yang melakukan penawaran pada proses tender blok eksplorasi... sudah 2-3 tahun terakhir ini blok-blok yang ditawarkan tidak diminati oleh investor. Selain mungkin potensi yang sudah terbatas bisa juga karena issue-issue lain seperti soal PBB blok eksplorasi yang sampai saat ini belum jelas juga implementasinya.. salam, On 8/26/14, koeso...@melsa.net.id koeso...@melsa.net.id wrote: Ya itu ditenderkanlah rewardnya (splitnya) itu, dan splitnya yg paling rendah perusahaan itu yg menang. Investorlah yg akan menanggung risiko, bukan pemerintah. High risk/ low risk suatu daerah itu ditentukan oleh banyak investor yg juga mempunyai penilaian yg lain2, serta mempunyai keberanian yg berbeda-beda. Investor yg paling rendah menilai risikonya atau yang paling berani mengambil risikonya, maka investor itu yg akan menang tendernya. Pemerintah hanya tinggal menerima saja, paling2 menetapkan split minimal bagi pemerintah. RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Andi AB Salahuddin - a_baiq...@yahoo.com SRS0-D7Ea=5T=yahoo.com=a_baiq...@iagi.or.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 25 Aug 2014 09:52:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia) Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian, Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih interpretasi skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika diantara geosaintis di suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas) terdapat perbedaan ide dan konsep eksplorasi dengan nilai peluang keberhasilan dan resiko yang juga berbeda. Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang tinggi dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb dari pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah menunjukkan bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut low-moderate saja sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif khusus. Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh kedua belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada negosiasi antara calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg sebelumnya moderate risk lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan paket intensif) agar si calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau akankah pemerintah tetap dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah suatu area yang butuh intensif dan special reward dengan konsekuensi blok tersebut akan tetap idle? Atau mungkin ada win-win solution? Terimakasih atas pencerahannya. salam, A. Baiquni. --- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, bukan tulisan exposisi mengenai potensi migas oleh expert pemerimtah yang cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku. Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes telah membuktikan