Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Ada juga hal lain yang menarik menurut IHS tentang perubahan strategi
(focus) major IOC.

Global IOCs are distinguishing themselves with specific areas of expertise
and greater focus rather than breadth:
• BP –deepwater
• Chevron –deepwater and LNG
• ExxonMobil –unconventional resources and Arctic
• Royal Dutch Shell –technology (FLNG, GTL)
• Total SA –greater exploration focus; more involved in regions of the
world with higher political risks than peers

Sepertinya bukan hanya strategi berdasarkan kondisi geologi saja.

Salam
RDP

--
*Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang
menguak fakta negatip yang merusak semangat  !.*


2014-04-21 8:57 GMT+07:00 noor syarifuddin noorsyarifud...@gmail.com:

 Selamat pagi Pak Ong dan rekan semua,

 Memperhatikan tren eksplorasi bbrp tahun terakhir memang ada hal yang
 menarik: banyak penemuan penting yg dilakukan oleh perusahan bukan major
 coy:
 - Lundin di laut utara: penemuan besar yg berjarak hanya bberapa puluh km
 dari lapangan yg sudah produksi
 - Tulow: di Guyana
 - Cobalt di GOM
 - Genting di Papua dll

 Dan keberhasilan ini karena eksplorasi mereka sangat fokus ke satu dua
 tema eksplorasi. Ini tidak terjadi di major
 Coy yg cenderung masuk ke semua tematik dalam portfolionya...
 Dalam perjalannya


 On Monday, April 21, 2014, Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg wrote:

  Pak Benyamin,



 Pertanyaan Anda adalah kalau semua beli cadangan siapa yang akan
 eksplorasi?  Mungkin ada sesautu yang “miss” yang perlu saya terangkan.



 Kalau kita percaya dengan grafik IHS bahwa melakukan akuisisi lapangan
 migas yang sudah ada cadangannya lebih murah daripada eksplorasi sendiri,
 semua perusahaan minyak yang kebanyakan sahamnya dijual di stock market
 akan melakukan demikian. IOC dikuasai oleh shareholders. Shareholders hanya
 melihat bottom line, yaitu profit. Kalau shareholders mengetahui bahwa kita
 pilih “barang” salah dengan melakukan eksplorasi,  mereka akan langsung
 cabut dan uangnya dipindahkan keperusahaan lain yang menguntungkan.



 Pertanyaan adalah apakah “barangnya” ada hingga menjadi pilihan
 demikian?



 Tidak, karena peluang melakukan grassroot exploration jauh lebih banyak.
 Umpama, Indonesia tiap tahun manawarkan puluhan blok eksplorasi baru;
 demikian juga negara migas lainnya. Selain itu, negara “baru” seperti
 Vietnam, Laos, Cambodia, Myanmar, Mongolia, Kazakstan, dan negara-negara
 Africa menawarkan blok-blok yang grassroot.



 Sedangkan farm-out untuk perusahaan yang sudah menemukan cadangan sangat
 terbatas jumlahnya. Kalau kita mengambil probably of success (POS)
 worldwide dari wildcat drilling adalah 10%, dan yang berhasil dan akan di
 farm-out-kan, biasanya jauh dibawah 50%, maka perbandingan antara
 perusahaan yang akan beli cadangan dengan grass root exploration adalah 1
 berbanding 20. Selain itu perusahaan yang menemukan cadangan dan akan
 farm-out, akan pilih partner yang bermanfaat. Umpama Inpex memilih Shell
 untuk berpartner di Masela karena pengalaman dan pengetahuan Shell dengan
 Prelude FLNG pertama didunia.



 Selain itu, kita berhadapan dengan IOC yang egonya tinggi. Mereka
 menganggap bahwa mereka jago dalam eksplorasi melebihi yang lain. Mereka
 jakin bahwa cost of finding oil jauh lebih rendah dibandingkan kalau beli
 cadangan. Kejakinan mereka didukung oleh nasehat yang diberikan oleh
 explorastionists yang dididik khusus untuk mencari minyak.  Makanya banyak
 perusahaan minyak cendrung melakukan eksplorasi sendiri ketimbang beli
 cadangan.



 Pekerjaan eksplorasi masa depan cerah karena akan merupakan ciri khas
 dari suatu perusahaan minyak. Kecenderungan sekarang IOC akan outsource
 semua pekerjaaan teknisnya, kecuali eksplorasi. Penentuan lubang bor yang
 crusial dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan
 memerlukan pengetahuan geologi yang makin sophisticated.



 Salam,



 HL Ong



 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *Ben
 Sapiie
 *Sent:* Thursday, 17 April 2014 12:01 PM
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.



 Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu?

 Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat
 idealist sebagai geologist sejati... He..he..he

 Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware
 dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana
 ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the
 end eveything about economic).

 BS

 Powered by Telkomsel BlackBerry®
  --

 *From: *Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg

 *Sender: *iagi-net@iagi.or.id

 *Date: *Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700

 *To: *iagi-net@iagi.or.id

 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id

 *Subject: *RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.



 Bu Pavita,



 Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah
 dari pada eksplorasi sendiri

RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-20 Terurut Topik Ong Han Ling
Pak Benyamin,

 

Pertanyaan Anda adalah kalau semua beli cadangan siapa yang akan eksplorasi?
Mungkin ada sesautu yang miss yang perlu saya terangkan. 

 

Kalau kita percaya dengan grafik IHS bahwa melakukan akuisisi lapangan migas
yang sudah ada cadangannya lebih murah daripada eksplorasi sendiri, semua
perusahaan minyak yang kebanyakan sahamnya dijual di stock market akan
melakukan demikian. IOC dikuasai oleh shareholders. Shareholders hanya
melihat bottom line, yaitu profit. Kalau shareholders mengetahui bahwa kita
pilih barang salah dengan melakukan eksplorasi,  mereka akan langsung
cabut dan uangnya dipindahkan keperusahaan lain yang menguntungkan. 

 

Pertanyaan adalah apakah barangnya ada hingga menjadi pilihan demikian?  

 

Tidak, karena peluang melakukan grassroot exploration jauh lebih banyak.
Umpama, Indonesia tiap tahun manawarkan puluhan blok eksplorasi baru;
demikian juga negara migas lainnya. Selain itu, negara baru seperti
Vietnam, Laos, Cambodia, Myanmar, Mongolia, Kazakstan, dan negara-negara
Africa menawarkan blok-blok yang grassroot.  

 

Sedangkan farm-out untuk perusahaan yang sudah menemukan cadangan sangat
terbatas jumlahnya. Kalau kita mengambil probably of success (POS) worldwide
dari wildcat drilling adalah 10%, dan yang berhasil dan akan di
farm-out-kan, biasanya jauh dibawah 50%, maka perbandingan antara perusahaan
yang akan beli cadangan dengan grass root exploration adalah 1 berbanding
20. Selain itu perusahaan yang menemukan cadangan dan akan farm-out, akan
pilih partner yang bermanfaat. Umpama Inpex memilih Shell untuk berpartner
di Masela karena pengalaman dan pengetahuan Shell dengan Prelude FLNG
pertama didunia. 

 

Selain itu, kita berhadapan dengan IOC yang egonya tinggi. Mereka menganggap
bahwa mereka jago dalam eksplorasi melebihi yang lain. Mereka jakin bahwa
cost of finding oil jauh lebih rendah dibandingkan kalau beli cadangan.
Kejakinan mereka didukung oleh nasehat yang diberikan oleh explorastionists
yang dididik khusus untuk mencari minyak.  Makanya banyak perusahaan minyak
cendrung melakukan eksplorasi sendiri ketimbang beli cadangan. 

 

Pekerjaan eksplorasi masa depan cerah karena akan merupakan ciri khas dari
suatu perusahaan minyak. Kecenderungan sekarang IOC akan outsource semua
pekerjaaan teknisnya, kecuali eksplorasi. Penentuan lubang bor yang crusial
dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan memerlukan
pengetahuan geologi yang makin sophisticated.  

 

Salam, 

 

HL Ong  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ben
Sapiie
Sent: Thursday, 17 April 2014 12:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

 

Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? 

Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat
idealist sebagai geologist sejati... He..he..he

Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware
dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana
ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end
eveything about economic).

BS

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

 

Bu Pavita,

 

Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari
pada eksplorasi sendiri. 

 

Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik
tsb. F adalah Cost of Finding dan D adalah Cost of Development,
keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012,
FD selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah
berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger  Acquisition (disini
disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga FD
adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau
diekstrapolasi, F atau Cost of Finding atau sering disebut Cost of
Exploration jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat
acquisition. 

 

Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: Seandainya data IHS benar, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa
dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih
murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak
demikian!. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah
pembohong (Ha..Ha..Ha..).

 

Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya
ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun
70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang
cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa
semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di
Rijswijk, BP

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Pak Ong 

Tapi ternyata Boone Pickens itu tidak bahagia ya , buktinya kawin dan kumpul 
kebo sebanyak lima kali hahahaha.
Kalau saya disuruh milih mending jadi ownernya PT Geoservicies saja lah 
hahahahaha

si Abah
On Thursday, April 17, 2014 12:02 PM, Ben Sapiie bsap...@geodin.net wrote:
 
Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? 

Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist 
sebagai geologist sejati... He..he..he

Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan 
manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan 
paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end 
eveything about economic).

BS
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg 
Sender:  iagi-net@iagi.or.id 
Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Bu Pavita,
 
Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih
murah dari pada eksplorasi sendiri. 
 
Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr.
Rocvicky. Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan
“D” adalah “Cost of Development”, keduanya dalam $/boe.
Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, FD selalu lebih
mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat
acquisition ataupun Meger  Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari
grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga FD adalah $25/boe, sedangkan harga
Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F”
atau “Cost of Finding” atau sering disebut “Cost of
Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat
acquisition. 
 
Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS
benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan
Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan
minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition.
Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa
sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..).
 
Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013.
Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar
tahun 70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan
yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa
semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di
Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. 
Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan
“show case” untuk menarik Development Nations untuk memberikan
exploration block.
 
Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali.
“Probability of Success(POS)” mereka ternyata tidak lebih baik
dari  perusahaan minyak yang  tidak punya research centre. Samples dan
data independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang
competitive hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini
Perusahaan raksasa mulai  memperkecil dan bahkan membubarkan exploration 
research
center mereka seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special
processing, dll. Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua sendiri.
 
 
Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan
mahal sekali, seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli
perusahaan2 minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan perusahaan
yang dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang  geologist yang
menjadi billionaire karena visinya. 
 
Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda.
 
Salam,
 
HL Ong 
 
 
From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita 
Siregar
Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
 
Pak Ong, 
 
Mohon penjelasan.  Dulu saya pernah diberitahu oleh salah
seorang GM di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila
sebuah perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar
daripada kalau akusisi.   Apakah betul?
 
PARVITA
SIREGAR| SENIOR
GEOLOGIST| AWE (NORTH MADURA) NZ LTD| AWE LIMITED


 
P +62 21 2934 2934 |  D EXT 107 |  F +62 21 780 3566 |  M +62  811 996 616 |  
eparvita.sire...@awexplore.com 
From:iagi-net@iagi.or.id
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling
Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
 
Pak Rovicky,
 
Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012,
berturut-turut ternyata melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau
beli cadangan dengan cara Acquisition. 
 
Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan
tentang penyebab

Bls: Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik bopol...@yahoo.com
Kalau mau untung besar ada lagi modusmya Pak...

Beli lapangan minyak yg tidak ada lagi produksi minyaknya di negeri antah 
berantah...terus dicatat sbg asset perusahaan induk guna menaikkan harga 
sahamnya...

Kalau masih kurang hasil goreng sahamnya..bisa lanjut dengan menjaminkan asset 
lapangan bodong tadi ke Bank...

BobY

Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Parvita Siregar
Pak Ong,

Mungkin mereka memang membubarkan research centernya, tetapi bukan exploration 
departmentnya.  Seperti yang GM saya dulu pernah katakan, perusahaan yang bisa 
menjadi besar biasanya memulainya dari tahapan eksplorasi, bukan sekedar 
akusisi perusahaan yang sudah produksi.  Dan katanya beliau, perusahaan yang 
melakukan tahapan eksplorasi-discovery-appraisal-development lebih untung 
daripada yang sekadar akusisi.   Saya pikir sih benar juga, karena explorer2 
kan melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh yang bukan eksplorer ya.  Melihat 
possibilities.

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E parvita.sire...@awexplore.commailto:parvita.sire...@awexplore.com

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling
Sent: Thursday, April 17, 2014 9:21 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Bu Pavita,

Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada 
eksplorasi sendiri.

Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik 
tsb. F adalah Cost of Finding dan D adalah Cost of Development, keduanya 
dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, FD selalu 
lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu 
lewat acquisition ataupun Meger  Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). 
Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga FD adalah $25/boe, sedangkan 
harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, F atau Cost 
of Finding atau sering disebut Cost of Exploration jauh lebih mahal dari 
pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition.

Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: Seandainya data IHS benar, maka dapat 
ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa 
dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah 
dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak 
demikian!. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong 
(Ha..Ha..Ha..).

Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini 
sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an  
berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan 
top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa semua samples dan 
data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di Rijswijk, BP di 
Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb.  Mereka tidak percaya 
sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan show case untuk 
menarik Development Nations untuk memberikan exploration block.

Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. Probability of 
Success(POS) mereka ternyata tidak lebih baik dari  perusahaan minyak yang  
tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource dan 
diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost mereka jauh 
lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai  memperkecil dan 
bahkan membubarkan exploration research center mereka seperti paleontology, 
sedimentology, geochemistry, special processing, dll. Alasannya simple, terlalu 
mahal untuk melakukan semua sendiri.

Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal sekali, 
seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli perusahaan2 
minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan perusahaan yang 
dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang  geologist yang menjadi 
billionaire karena visinya.

Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda.

Salam,

HL Ong


From: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id 
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita Siregar
Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Pak Ong,

Mohon penjelasan.  Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di 
perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah 
perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada 
kalau akusisi.   Apakah betul?

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E parvita.sire...@awexplore.commailto:parvita.sire...@awexplore.com
From: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id 
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling
Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Pak Rovicky,

Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata 
melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2014-04-17 12:01 GMT+07:00 Ben Sapiie bsap...@geodin.net:

 Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu?
 Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat
 idealist sebagai geologist sejati... He..he..he


Menarik ulasan Pak Ong tentang fenomena ini. Satu slide dari IHS itupun
juga mengagetkan saya. Kok seolah tidak mengikuti pakem selama ini, dimana
eksplorasi lebih menguntungkan atau menghemat biaya dalam dunia EP.

Salah satu penjelasannya barangkali seperti sudah disinggung Pak Ben Mino
Sapiie diatas. Perusahaan kecil akan lebih berani melakukan kegiatan
eksplorasi. Terutama perusahaan yang sahamnya belum listed di pasar modal.
Perusahaan kecil gagal ngebor, katakanlah biayanya (plus boaya lain)
menghabiskan 15 juta dolar, maka dia hanya kehilangan 15 juta dolar saja.
Tetapi perusahaan besar ketika belum berhasil menemukan dan biayanya yang
sama 15 juta, kemungkinan juga akan mengalami penurunan saham Atau
kerugiannya tidak hanya 15jt saja, tetapi ditambah turunnya harga saham.
Mugkin reputasinya turun, kepercayaan pemilik saham turun.
Apakah begitu ? dan akhirnya perushaan kecil saja yang berani eksplorasi,
kalau dapet ya dijual ke perusahaan besar utk dikembangkan.

Yang ada dalam chart IHS, memang bukan pada undeveloped field tetapi
produced (developed) fields.

Ada berita yang cukup menarik dalam dunia pertambangan yang akan listed di
BEI. Saat ini ada akan ada pergeseran peraturan yg berdampak pada
perusahaan yang boleh listing di BEI. Saat ini ada perubahan/kemajuan bahwa
perusahaan tambang yg belum ber-operasi/ produksi akan bisa listing di BEI,
asal sudah memiliki cadangan, telah menyelesaikan BFS dan siap masuk ke
oparasi produksi. Peraturan sebelumnya mempersyaratkan perusahaan harus
sudah profit minimal 2 tahun.

Aturan baru ini hasil/usulan serta Komite bersama IAGI-PERHAPI dalam
membuat draft aturannya.
Brafo MGEI/IAGI !

Salam
RDP



 Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware
 dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana
 ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the
 end eveything about economic).

 BS
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

  Bu Pavita,



 Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari
 pada eksplorasi sendiri.



 Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky.
 Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan “D” adalah “Cost of
 Development”, keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama
 periode 2008-2012, FD selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan
 minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger 
 Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa
 tahun 2008, harga FD adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma
 $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F” atau “Cost of Finding” atau
 sering disebut “Cost of Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli
 lapangan minyak lewat acquisition.



 Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS benar, maka
 dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan
 Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan
 minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition.
 Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa
 sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..).



 Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013.
 Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa
 sekitar tahun 70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan
 peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan
 menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling
 benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San
 Ramon, dsb.  Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research
 Centre juga dijadikan “show case” untuk menarik Development Nations untuk
 memberikan exploration block.



 Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali.
 “Probability of Success(POS)” mereka ternyata tidak lebih baik dari
 perusahaan minyak yang  tidak punya research centre. Samples dan data
 independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang competitive
 hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan
 raksasa mulai  memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research
 center mereka seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special
 processing, dll. Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua
 sendiri.



 Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal
 sekali, seorang

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Pak Ong dan rekan rekan

Statistik yang dibuat IHS dilakukan ada era dimana (setahu saya) tidak ada 
penemuan giant field didunia ini.
Jadi statistik itu berlaku pada saat eksplorasi secara world wide memang tidak 
terlalu sukses.

Coba kalau ditarik sepuluh tahun kebelakang apa masih seperti itu gambarannya ?

Bahwa Boone iu kaya sih memang , tapi hartanya cuma 950 juta US$ kok , masih 
kalah dengan raja minyak yang lain .Udah lagi ndak bahagia hahahaha

Apa saya salah ?
si Abah
On Thursday, April 17, 2014 2:28 PM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
wrote:
 
2014-04-17 12:01 GMT+07:00 Ben Sapiie bsap...@geodin.net:

Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? 
Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist 
sebagai geologist sejati... He..he..he


Menarik ulasan Pak Ong tentang fenomena ini. Satu slide dari IHS itupun juga 
mengagetkan saya. Kok seolah tidak mengikuti pakem selama ini, dimana 
eksplorasi lebih menguntungkan atau menghemat biaya dalam dunia EP. 


Salah satu penjelasannya barangkali seperti sudah disinggung Pak Ben Mino 
Sapiie diatas. Perusahaan kecil akan lebih berani melakukan kegiatan 
eksplorasi. Terutama perusahaan yang sahamnya belum listed di pasar modal. 
Perusahaan kecil gagal ngebor, katakanlah biayanya  (plus boaya lain) 
menghabiskan 15 juta dolar, maka dia hanya kehilangan 15 juta dolar saja. 
Tetapi perusahaan besar ketika belum berhasil menemukan dan biayanya yang sama 
15 juta, kemungkinan juga akan mengalami penurunan saham Atau kerugiannya tidak 
hanya 15jt saja, tetapi ditambah turunnya harga saham. Mugkin reputasinya 
turun, kepercayaan pemilik saham turun.

Apakah begitu ? dan akhirnya perushaan kecil saja yang berani eksplorasi, 
kalau dapet ya dijual ke perusahaan besar utk dikembangkan.


Yang ada dalam chart IHS, memang bukan pada undeveloped field tetapi produced 
(developed) fields. 


Ada berita yang cukup menarik dalam dunia pertambangan yang akan listed di BEI. 
Saat ini ada akan ada pergeseran peraturan yg berdampak pada perusahaan yang 
boleh listing di BEI. Saat ini ada perubahan/kemajuan  bahwa perusahaan tambang 
yg belum ber-operasi/ produksi akan bisa 
listing di BEI, asal sudah memiliki cadangan, telah menyelesaikan BFS 
dan siap masuk ke oparasi produksi. Peraturan sebelumnya mempersyaratkan 
perusahaan harus sudah profit minimal 2 tahun.


Aturan baru ini hasil/usulan serta Komite bersama IAGI-PERHAPI dalam membuat 
draft aturannya.

Brafo MGEI/IAGI !


Salam

RDP

 

Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan 
manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan 
paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end 
eveything about economic).

BS
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg 
Sender:  iagi-net@iagi.or.id 
Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.


Bu Pavita,
 
Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih
murah dari pada eksplorasi sendiri. 
 
Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr.
Rocvicky. Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan
“D” adalah “Cost of Development”, keduanya dalam $/boe.
Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, FD selalu lebih
mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat
acquisition ataupun Meger  Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari
grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga FD adalah $25/boe, sedangkan harga
Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F”
atau “Cost of Finding” atau sering disebut “Cost of
Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat
acquisition. 
 
Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS
benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan
Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan
minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition.
Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa
sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..).
 
Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013.
Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar
tahun 70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan
yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa
semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di
Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. 
Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan
“show case” untuk menarik Development Nations untuk memberikan
exploration block.
 
Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali.
“Probability of Success(POS)” mereka ternyata tidak lebih

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-17 Terurut Topik Sugeng Hartono
Pak Ong Yth.
 
Lebih murah membeli katimbang eksplorasi. Jangan-2 jurus ini-lah yang sudah 
dipraktekkan oleh pendatang baru, perusahaan dari Tiongkok; yang dalam sekali 
gebrakan membeli 5 blocks (berproduksi) sekaligus: Dua di Papua, satu di Jatim, 
dan dua di Sumatra dengan harga $252 juta (?). Dia tinggal meneruskan produksi 
sambil melakukan eksplorasi, dan berhasil. 
Kemudian perusahaan lain yang berasal dari negara yang sama juga membeli block 
produksi di Laut Jawa (hampir 5 tahun saya sempat mondar-mandir dari Tanjung 
Priok atau Kemayoran ke rig IIAPCO dan ARCO). Konon perusahaan ini sebenarnya 
juga sudah memberi penawaran tertinggi untuk block di Kaltim, tetapi mendapat 
Veto dari negara adikuasa tempat asal perusahaan pemilik block.
 
Rasanya di sini ada adu pinter-pinteran antara investor dan pemilik wilayah 
(Negara).
 
Salam hangat.
sugeng h.

From: Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, April 14, 2014 9:31 AM
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.



Pak Rovicky,
 
Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata 
melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan 
cara Acquisition. 
 
Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab 
kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat 
demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena 
kelakuan dan buatan kita sendiri.
 
Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu 
pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan 
mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari 
acquisition. Ternyata ini tidak demikian! 
 
Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. 
Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat 
dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka 
yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang  
murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun 70-80-an 
beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology, petrography, 
geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan “cost of finding”. 
   
 
Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan penelitian 
tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of finding ($/bbl)  
yang dikeluarkan  perusahaan minyak IOC sangat tinggi. Pada tahun 80-an, 
pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit tinggi dianggap perusahaan 
bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau membeli perusahaan minyak, yang 
perlu diperhatikan adalah cadangan dan bukan “profit”. Dia observe bahwa banyak 
Perusahaan sebelum menjual menurunkan aktivitas eksplorasi supaya “profit” 
tinggi, mengingat eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan 
yang rugi tapi cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang 
billionaire.   
 
Salam,
 
HL Ong
 
 
 
 
 
 
From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi 
Putrohari
Sent: Thursday, 10 April 2014 11:49 AM
To: IAGI; economicgeology
Subject: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
 
Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA.
Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) tidak 
begitu laku. 
Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi.
Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ?
salam
Rovicky DP 

--
Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak 
fakta negatip yang merusak semangat  !.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI

RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-16 Terurut Topik Ong Han Ling
Bu Pavita,

 

Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari
pada eksplorasi sendiri. 

 

Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik
tsb. F adalah Cost of Finding dan D adalah Cost of Development,
keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012,
FD selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah
berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger  Acquisition (disini
disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga FD
adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau
diekstrapolasi, F atau Cost of Finding atau sering disebut Cost of
Exploration jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat
acquisition. 

 

Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: Seandainya data IHS benar, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa
dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih
murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak
demikian!. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah
pembohong (Ha..Ha..Ha..).

 

Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya
ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun
70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang
cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa
semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di
Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb.
Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga
dijadikan show case untuk menarik Development Nations untuk memberikan
exploration block.

 

Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. Probability
of Success(POS) mereka ternyata tidak lebih baik dari  perusahaan minyak
yang  tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource
dan diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost
mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai
memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research center mereka
seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special processing, dll.
Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua sendiri.  

 

Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal
sekali, seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli
perusahaan2 minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan
perusahaan yang dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang  geologist
yang menjadi billionaire karena visinya. 

 

Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda.

 

Salam,

 

HL Ong 

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita
Siregar
Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

 

Pak Ong, 

 

Mohon penjelasan.  Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di
perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah
perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada
kalau akusisi.   Apakah betul?

 

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

  _  

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996
616  |  E  mailto:parvita.sire...@awexplore.com
parvita.sire...@awexplore.com 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han
Ling
Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

 

Pak Rovicky,

 

Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata
melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan
cara Acquisition. 

 

Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang
penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju
dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain
adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri.

 

Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu
pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan
mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya
dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian! 

 

Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an.
Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat
dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka
yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang
murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun
70-80-an beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology,
petrography, geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan
cost of finding

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-16 Terurut Topik Ben Sapiie
Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? 

Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist 
sebagai geologist sejati... He..he..he

Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan 
manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan 
paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end 
eveything about economic).
   
BS
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Bu Pavita,

 

Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari
pada eksplorasi sendiri. 

 

Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik
tsb. F adalah Cost of Finding dan D adalah Cost of Development,
keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012,
FD selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah
berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger  Acquisition (disini
disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga FD
adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau
diekstrapolasi, F atau Cost of Finding atau sering disebut Cost of
Exploration jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat
acquisition. 

 

Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: Seandainya data IHS benar, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa
dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih
murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak
demikian!. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah
pembohong (Ha..Ha..Ha..).

 

Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya
ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun
70-an  berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang
cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa
semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di
Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb.
Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga
dijadikan show case untuk menarik Development Nations untuk memberikan
exploration block.

 

Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. Probability
of Success(POS) mereka ternyata tidak lebih baik dari  perusahaan minyak
yang  tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource
dan diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost
mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai
memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research center mereka
seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special processing, dll.
Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua sendiri.  

 

Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal
sekali, seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli
perusahaan2 minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan
perusahaan yang dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang  geologist
yang menjadi billionaire karena visinya. 

 

Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda.

 

Salam,

 

HL Ong 

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita
Siregar
Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

 

Pak Ong, 

 

Mohon penjelasan.  Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di
perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah
perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada
kalau akusisi.   Apakah betul?

 

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

  _  

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996
616  |  E  mailto:parvita.sire...@awexplore.com
parvita.sire...@awexplore.com 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han
Ling
Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

 

Pak Rovicky,

 

Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata
melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan
cara Acquisition. 

 

Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang
penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju
dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain
adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri.

 

Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu
pinter

RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-13 Terurut Topik Ong Han Ling
Pak Rovicky,

 

Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata
melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan
cara Acquisition. 

 

Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang
penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju
dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain
adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri.

 

Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu
pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan
mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya
dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian! 

 

Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an.
Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat
dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka
yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang
murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun
70-80-an beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology,
petrography, geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan
cost of finding.

 

Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan penelitian
tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of finding
($/bbl)  yang dikeluarkan  perusahaan minyak IOC sangat tinggi. Pada tahun
80-an, pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit tinggi dianggap
perusahaan bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau membeli perusahaan
minyak, yang perlu diperhatikan adalah cadangan dan bukan profit. Dia
observe bahwa banyak Perusahaan sebelum menjual menurunkan aktivitas
eksplorasi supaya profit tinggi, mengingat eksplorasi adalah cost melulu.
Dia mulai membeli perusahaan yang rugi tapi cadangannya besar. Boone Pickens
sekarang adalah seorang billionaire.   

 

Salam,

 

HL Ong

 

 

 

 

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky
Dwi Putrohari
Sent: Thursday, 10 April 2014 11:49 AM
To: IAGI; economicgeology
Subject: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

 

Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA.

Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) tidak
begitu laku. 

Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi.

Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ?

salam

Rovicky DP 


--

Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak
fakta negatip yang merusak semangat  !.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of 
any information posted on IAGI mailing list.


=



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no 

Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-13 Terurut Topik noor syarifuddin
Rekans,
Sedikit menambahkan juga bahwa proses akuisisi Cadangan yg sdh ditemukan
hanya bisa terjadi kalau ada penemuan, artinya ada barang yg mau dibeli...
Tanpa ada yg eksplorasi, maka transaksi ini tdk akan terjadi...
Faktor lain yg sering menjadi pertimbangan dalam memilih calin pembeli
adalah nilai tambah yg akan dibawa: teknologi, kapital, potensi pasar
dll Itulah kenapa utk lapangan besar farm outnya dilakukan secara
terbatas dan atas dasar undangan saja Perusahaan yg tdk punya
compettive advantage yg jangan berharap akan diundang..


Salam,

On Monday, April 14, 2014, Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id wrote:

  Pak Rovicky,



 Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata
 melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan
 dengan cara Acquisition.



 Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang
 penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju
 dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain
 adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri.



 Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist
 itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia
 akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau
 memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian!



 Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an.
 Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling
 hebat dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih.
 Mereka yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan
 cadangan yang  murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi
 yang tahun 70-80-an beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti
 paleontology, petrography, geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan
 membebankan cost of finding.



 Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan
 penelitian tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of
 finding ($/bbl)  yang dikeluarkan  perusahaan minyak IOC sangat tinggi.
 Pada tahun 80-an, pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit
 tinggi dianggap perusahaan bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau
 membeli perusahaan minyak, yang perlu diperhatikan adalah cadangan dan
 bukan profit. Dia observe bahwa banyak Perusahaan sebelum menjual
 menurunkan aktivitas eksplorasi supaya profit tinggi, mengingat
 eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan yang rugi tapi
 cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang billionaire.



 Salam,



 HL Ong













 *From:* 
 iagi-net@iagi.or.idjavascript:_e(%7B%7D,'cvml','iagi-net@iagi.or.id');[mailto:
 iagi-net@iagi.or.id javascript:_e(%7B%7D,'cvml','iagi-net@iagi.or.id');]
 *On Behalf Of *Rovicky Dwi Putrohari
 *Sent:* Thursday, 10 April 2014 11:49 AM
 *To:* IAGI; economicgeology
 *Subject:* [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.



 Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA.

 Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia)
 tidak begitu laku.

 Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi.

 Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ?

 salam

 Rovicky DP

 --

 *Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang
 menguak fakta negatip yang merusak semangat  !.*


 
 Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
 JAKARTA,15-18 September 2014
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: 
 iagi-net-subscr...@iagi.or.idjavascript:_e(%7B%7D,'cvml','iagi-net-subscr...@iagi.or.id');
 Unsubscribe: 
 iagi-net-unsubscr...@iagi.or.idjavascript:_e(%7B%7D,'cvml','iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id');
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
 limited
 to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of
 any information posted on IAGI mailing list.
 

 =

 
 

RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

2014-04-13 Terurut Topik Parvita Siregar
Pak Ong,

Mohon penjelasan.  Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di 
perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah 
perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada 
kalau akusisi.   Apakah betul?

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E parvita.sire...@awexplore.commailto:parvita.sire...@awexplore.com

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling
Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Pak Rovicky,

Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata 
melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan 
cara Acquisition.

Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab 
kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat 
demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena 
kelakuan dan buatan kita sendiri.

Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu 
pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan 
mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari 
acquisition. Ternyata ini tidak demikian!

Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. 
Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat 
dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka 
yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang  
murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun 70-80-an 
beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology, petrography, 
geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan cost of finding.

Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan penelitian 
tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of finding ($/bbl)  
yang dikeluarkan  perusahaan minyak IOC sangat tinggi. Pada tahun 80-an, 
pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit tinggi dianggap perusahaan 
bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau membeli perusahaan minyak, yang 
perlu diperhatikan adalah cadangan dan bukan profit. Dia observe bahwa banyak 
Perusahaan sebelum menjual menurunkan aktivitas eksplorasi supaya profit 
tinggi, mengingat eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan 
yang rugi tapi cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang 
billionaire.


Salam,

HL Ong






From: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id 
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari
Sent: Thursday, 10 April 2014 11:49 AM
To: IAGI; economicgeology
Subject: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.

Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA.
Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) tidak 
begitu laku.
Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi.
Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ?
salam
Rovicky DP
--
Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak 
fakta negatip yang merusak semangat  !.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.idmailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: 
iagi-net-unsubscr...@iagi.or.idmailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information posted on IAGI mailing list.


=


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014