RE: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya

2003-07-20 Terurut Topik Awang Satyana
Kekayaan source di Kutei Deep Water kelihatannya lebih dipicu oleh sifatnya yang 
laminated daripada dispersed. Source yang laminated akan punya efisiensi ekspulsi yang 
lebih tinggi daripada yang dispersed maupun masive. Sebuah teori populer tentang 
ekspulsi adalah microfracturing akibat burial sediments melalui stages : pressure 
build-up, microfracturing, ekspulsi, pressure release, pressure buildup, dst. 
Microfracturing terutama akan terjadi di batas-batas lapisan, sehingga yang laminated 
dalam hal ini akan mempunyai keunggulan. Oleh karenanya, terrestrial coally source di 
deep water yang laminated akan punya efisiensi ekspulsi yang lebih besar dari induknya 
coal di deltaic area karena di sini hampir masive. Sementara itu, kekayaan source-nya 
bisa juga bertambah lewat upwelling nutrients yang banyak terjadi di batas shelf-slope 
area.
 
Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas

Istadi, Bambang P [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sempat buka2 data2 Kutai yang pernah saya kutak katik,...

Shale: TOC rata2 2.5 % dengan yield 3.5 mg/g
Coal : TOC rata2 56.6 % dengan yield 139.2 mg/g, namun jadi 58.8% dengan
yield 161.4 mg/g bila sample2 yang sudah teroksidasi tidak dimasukan
dalam statistik. Extractable organic matter (EOM) per TOC coal rendah,
namun karena TOCnya tinggi maka absolute yieldnya tinggi (25000 ppm),
dengan persentasi asphaltanes dan NSO's-nitrogen, sulphur, oxygen yang
tinggi dibandingan dengan shale yang menghasilkan lebih banyak aromatics
+ saturates. 

Tanpa lihat data2 dari dari Unocal, feeling saya mengatakan kemungkinan
besar sourcenya: coal yang reworked dan dispersed dalam reservoar, kalau
memang sumbernya land plant. Namun tidak menutup kemungkinan adanya
sumber2 lain, ie. nutrients. Prediktif source model yang saya lihat2,
ternyata fluvial influx mempunyai peran kecil terhadap sumber nutrient,
dibandingkan dengan upwelling yang terjadi secara menerus. Malahan bisa
terjadi proses sebaiknya dengan adanya terrigenous clastic dilution,
bila suspended load sungai mahakam tinggi, apalagi bila tidal rangenya
tinggi.

Sumber2 nutrient lainnya seperti evaporative cross flow, water mass
mixing mungkin perlu juga diperhitungkan, tapi tentunya tergantung
posisi sedimentasi apakah memang berada di laut dalam (vs. shelf pada
saat low stand).

Note: Maaf bahasanya campur aduk, tapi istilah2 teknis kalau
diIndonesiakan malah saya-nya yang binggung.

wass. 

Bambang Istadi
ConocoPhillips Inc.
New Ventures Exploration
+1-281-293-3763







-
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!

RE: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya (Bahasa campur aduk !!!)

2003-07-18 Terurut Topik wahyu budi
Bahasa yang campur aduk itu menunjukkan Bahasa
Indonesia perlu diperkaya, dan juga menunjukkan kita
memerlukan Ensiklopedi.

WBS

--- Istadi, Bambang P
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Note:  Maaf bahasanya campur aduk, tapi istilah2
 teknis kalau
 diIndonesiakan malah saya-nya yang binggung.
 
 wass. 
 
 Bambang Istadi
 ConocoPhillips Inc.
 New Ventures Exploration
 +1-281-293-3763
 
 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya

2003-07-17 Terurut Topik Istadi, Bambang P
Sempat buka2 data2 Kutai yang pernah saya kutak katik,...

Shale: TOC rata2 2.5 % dengan yield 3.5 mg/g
Coal : TOC rata2 56.6 % dengan yield 139.2 mg/g, namun jadi 58.8% dengan
yield 161.4 mg/g bila sample2 yang sudah teroksidasi tidak dimasukan
dalam statistik. Extractable organic matter (EOM) per TOC coal rendah,
namun karena TOCnya tinggi maka absolute yieldnya tinggi (25000 ppm),
dengan persentasi asphaltanes dan NSO's-nitrogen, sulphur, oxygen yang
tinggi dibandingan dengan shale yang menghasilkan lebih banyak aromatics
+ saturates. 

Tanpa lihat data2 dari dari Unocal, feeling saya mengatakan kemungkinan
besar sourcenya: coal yang reworked dan dispersed dalam reservoar, kalau
memang sumbernya land plant.  Namun tidak menutup kemungkinan adanya
sumber2 lain, ie. nutrients. Prediktif source model yang saya lihat2,
ternyata fluvial influx mempunyai peran kecil terhadap sumber nutrient,
dibandingkan dengan upwelling yang terjadi secara menerus. Malahan bisa
terjadi proses sebaiknya dengan adanya terrigenous clastic dilution,
bila suspended load sungai mahakam tinggi, apalagi bila tidal rangenya
tinggi.

Sumber2 nutrient lainnya seperti evaporative cross flow, water mass
mixing mungkin perlu juga diperhitungkan, tapi tentunya tergantung
posisi sedimentasi apakah memang berada di laut dalam (vs. shelf pada
saat low stand).

Note:  Maaf bahasanya campur aduk, tapi istilah2 teknis kalau
diIndonesiakan malah saya-nya yang binggung.

wass. 

Bambang Istadi
ConocoPhillips Inc.
New Ventures Exploration
+1-281-293-3763




-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 16, 2003 7:37 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya


Awang : Mungkin sekarang kuncinya adalah di pengayaan zat organik yang 
insitu dari 3-5 % menjadi loncat ke 50 %, tapi, bagaimana bisa begitu ??

RDP :
Mungkin kita musti liat bagaimana samplingnya.
Mungkin saja dengan selective sampling (hal yg biasa dalam geologi) akan

menunjuk langsung ke anomalous value. Namun yg musti diperhatikan bahwa 
sample ini TIDAK semata-mata mewakili dalam interval tertentu, atau
bukan 
sesimpel arithmatic atau geometric average. Kalau sesuai dengan dugaan
kang 
Awang bahwa hal biasa kalao utk coal dengan 50% TOC, namun coal pada
umumnya 
mempunyai ktebalan yg lumayan besar ketimbang terestrial source ('coal')
yg 
special ini. Sehingga coal yg konvensional akan mempunyai degree of 
expulsion efficiency pada umumnya rendah.

Justru dengan adanya 50% TOC diantara sand akan mempertinggi expulsion 
efisiensi. Sehingga dengan jumlah yg 'relatip' sedikit saja akan 
menghasilkan HC yg cukup besar.

Kang Awang, Selama ini bagaimana anda menghitung total yield dari source
?
Berapa % HC yg dihasilkan si kerogen ini akan expeled. atau berapa yg 
generated dr active pod  ?

btw : tulisan Doug Waples serta Kang Awang di IPA edisi ini cukup bagus
buat 
bacaan penggemar geochemistry :)
aku sih lagi mimpi punya digital filenya :p ... bisa ngga ya ?

RDP
apa sih padanan katanya expulsion efficiency ini ?

From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya Date: Tue,
15 
Jul 2003 21:43:49 -0700 (PDT)

Saya juga agak kaget waktu baca konsentrasi rich source rock justru di 
sekuen pasir bukan di sekuen shale sebagaimana normal source rock di
normal 
sediments. Tapi ini sangat logis sebab baik source maupun reservoir di 
deepwater berasal dari erosi deposit di shelf pada saat lowstand,
sehingga 
di tempatnya sekarang sesudah emplacement ya akan di sekuen lowstand, 
source menyisip di antara pasir-pasir lowstand. Semua source juga
debris 
jadinya. Hanya, yang susah dimengerti  proses konsentrasi in-situ macam
apa 
yang menyebabkan dari disseminated source dengan TOC katakanlah 3-5 %
lalu 
terkonsentrasi sedemikian rupa sehingga mencapai 50 %. Kalau
lamina-lamina 
saling berkumpul saya pikir hanya akan menambah ketebalan source, bukan

meninggikan kualitas source (kuantitatif bukan kualitatif). Data lab 
menunjukkan 50 %, tapi apa ini juga bukan tercampur dari TOC coal yang 
memang tinggi sampai 80 %, toh di deltaic plain Mahakam purba yang
dierosi 
juga banyak coalnya. Kalau bukan tercampur coal,
  proses fgeo-bio-isiko-kimia macam apa yang memperkaya mereka. Saya
pikir 
masalahnya justru lebih ke situ. Saya pernah berasumsi bahwa source
debris 
ini secara volumetrik tak signifikan, yah namanya juga debris, tapi  
penemuan lapangan-lapangan besar di deepwater Makassar (Ranggas, West
Seno, 
Gendalo, dll.) sepertinya merontokkan asumsi ini. Mungkin sekarang
kuncinya 
adalah di pengayaan zat organik yang insitu dari 3-5 % menjadi loncat
ke 50 
%, tapi, bagaimana bisa begitu ??

Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas

PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED] wrote:
Howgh Akhirnya dijawab juga oleh Unocal 

Di IPA newsletter yg baru (ed. june 2003) ada tulisan yang sangat bagus
(buat aku

Re: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya

2003-07-16 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Awang : Mungkin sekarang kuncinya adalah di pengayaan zat organik yang 
insitu dari 3-5 % menjadi loncat ke 50 %, tapi, bagaimana bisa begitu ??

RDP :
Mungkin kita musti liat bagaimana samplingnya.
Mungkin saja dengan selective sampling (hal yg biasa dalam geologi) akan 
menunjuk langsung ke anomalous value. Namun yg musti diperhatikan bahwa 
sample ini TIDAK semata-mata mewakili dalam interval tertentu, atau bukan 
sesimpel arithmatic atau geometric average. Kalau sesuai dengan dugaan kang 
Awang bahwa hal biasa kalao utk coal dengan 50% TOC, namun coal pada umumnya 
mempunyai ktebalan yg lumayan besar ketimbang terestrial source ('coal') yg 
special ini. Sehingga coal yg konvensional akan mempunyai degree of 
expulsion efficiency pada umumnya rendah.

Justru dengan adanya 50% TOC diantara sand akan mempertinggi expulsion 
efisiensi. Sehingga dengan jumlah yg 'relatip' sedikit saja akan 
menghasilkan HC yg cukup besar.

Kang Awang, Selama ini bagaimana anda menghitung total yield dari source ?
Berapa % HC yg dihasilkan si kerogen ini akan expeled. atau berapa yg 
generated dr active pod  ?

btw : tulisan Doug Waples serta Kang Awang di IPA edisi ini cukup bagus buat 
bacaan penggemar geochemistry :)
aku sih lagi mimpi punya digital filenya :p ... bisa ngga ya ?

RDP
apa sih padanan katanya expulsion efficiency ini ?
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya Date: Tue, 15 
Jul 2003 21:43:49 -0700 (PDT)

Saya juga agak kaget waktu baca konsentrasi rich source rock justru di 
sekuen pasir bukan di sekuen shale sebagaimana normal source rock di normal 
sediments. Tapi ini sangat logis sebab baik source maupun reservoir di 
deepwater berasal dari erosi deposit di shelf pada saat lowstand, sehingga 
di tempatnya sekarang sesudah emplacement ya akan di sekuen lowstand, 
source menyisip di antara pasir-pasir lowstand. Semua source juga debris 
jadinya. Hanya, yang susah dimengerti  proses konsentrasi in-situ macam apa 
yang menyebabkan dari disseminated source dengan TOC katakanlah 3-5 % lalu 
terkonsentrasi sedemikian rupa sehingga mencapai 50 %. Kalau lamina-lamina 
saling berkumpul saya pikir hanya akan menambah ketebalan source, bukan 
meninggikan kualitas source (kuantitatif bukan kualitatif). Data lab 
menunjukkan 50 %, tapi apa ini juga bukan tercampur dari TOC coal yang 
memang tinggi sampai 80 %, toh di deltaic plain Mahakam purba yang dierosi 
juga banyak coalnya. Kalau bukan tercampur coal,
 proses fgeo-bio-isiko-kimia macam apa yang memperkaya mereka. Saya pikir 
masalahnya justru lebih ke situ. Saya pernah berasumsi bahwa source debris 
ini secara volumetrik tak signifikan, yah namanya juga debris, tapi  
penemuan lapangan-lapangan besar di deepwater Makassar (Ranggas, West Seno, 
Gendalo, dll.) sepertinya merontokkan asumsi ini. Mungkin sekarang kuncinya 
adalah di pengayaan zat organik yang insitu dari 3-5 % menjadi loncat ke 50 
%, tapi, bagaimana bisa begitu ??

Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas
PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED] wrote:
Howgh Akhirnya dijawab juga oleh Unocal 
Di IPA newsletter yg baru (ed. june 2003) ada tulisan yang sangat bagus
(buat aku neeh :p, atau anda juga pingin tau) ttg deepwater source rock
yang dulu didiskusikan disini tapi malah dikit yg dari Unocal ... hi hi hi
masih takut2 cerita ya ? ... akhirnya bukan org ngIndo yg dapet credit ttg
hal ini ... :( sedih deh gwe ...
Source rock di deepwater Mahakam ternyata dari landplant material (yg dulu
sudah diduga oleh Mobil Oil (AAPG paper 2001), terdeposisi ketika
lowstand. Source ini cukup menarik bahkan agak mengubah cara pandang saya
ttg mencari source rock ..
Di benak kita seringkali kalau menemukan atau mencari Source Material
(high TOC) adalah di shale interval ... namun Unocal menemukan
good-excelent source rock justru di sand - batupasir turbidit (upper
laminae turbidite) !!
Bahkan kandungan TOC-nya ngga tanggung2 ... sampai 50% TOC ... Wow !!.
Yaah mungkin biasa saja 50% ini ... karena landplant material ... kalau
dibandingkan dengan algae yg biasanya hanya 2-5 % TOC saja.
Uraian Herman dulu ttg keberadaan sourcerock ini, mungkin klasifikasinya
termasuk disperse on reservoirs ... tentunya aku akin akan mempunyai
expulsion efficiency yg suangat tinggi ... Bahkan mungkin, karena source
naterialnya berada di antara pasir maka tidak perlu lagi takut dengan
overpressures yg diperkirakan membendung/mengurangi HC expulsion
efiiciency 
Yang menarik lainnya adalah ... bagaimana proses deposisinya ?
Landplat (mangrove) ini terkonsentrasi didepan (ujung) dari Delta Mahakam
... Ketika lowstand (?) atau juga ketika highstand  terjadi longsoran
yg akan membawa masuk ke deep basin dengan mekanisme turbidity current

Di papaer tsb tidak diuraikan detil, tetapi berapa sih densitas landplant
ini (densitas kayu) ? ... bagaimana bisa terendapkan di air laut yg
densitasnya saja lebih dari 1 gr/cc

Re: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya

2003-07-15 Terurut Topik Awang Satyana
Saya juga agak kaget waktu baca konsentrasi rich source rock justru di sekuen pasir 
bukan di sekuen shale sebagaimana normal source rock di normal sediments. Tapi ini 
sangat logis sebab baik source maupun reservoir di deepwater berasal dari erosi 
deposit di shelf pada saat lowstand, sehingga di tempatnya sekarang sesudah 
emplacement ya akan di sekuen lowstand, source menyisip di antara pasir-pasir 
lowstand. Semua source juga debris jadinya. Hanya, yang susah dimengerti  proses 
konsentrasi in-situ macam apa yang menyebabkan dari disseminated source dengan TOC 
katakanlah 3-5 % lalu terkonsentrasi sedemikian rupa sehingga mencapai 50 %. Kalau 
lamina-lamina saling berkumpul saya pikir hanya akan menambah ketebalan source, bukan 
meninggikan kualitas source (kuantitatif bukan kualitatif). Data lab menunjukkan 50 %, 
tapi apa ini juga bukan tercampur dari TOC coal yang memang tinggi sampai 80 %, toh di 
deltaic plain Mahakam purba yang dierosi juga banyak coalnya. Kalau bukan tercampur 
coal,
 proses fgeo-bio-isiko-kimia macam apa yang memperkaya mereka. Saya pikir masalahnya 
justru lebih ke situ. Saya pernah berasumsi bahwa source debris ini secara volumetrik 
tak signifikan, yah namanya juga debris, tapi  penemuan lapangan-lapangan besar di 
deepwater Makassar (Ranggas, West Seno, Gendalo, dll.) sepertinya merontokkan asumsi 
ini. Mungkin sekarang kuncinya adalah di pengayaan zat organik yang insitu dari 3-5 % 
menjadi loncat ke 50 %, tapi, bagaimana bisa begitu ??
 
Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas

PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED] wrote:
Howgh Akhirnya dijawab juga oleh Unocal  

Di IPA newsletter yg baru (ed. june 2003) ada tulisan yang sangat bagus 
(buat aku neeh :p, atau anda juga pingin tau) ttg deepwater source rock 
yang dulu didiskusikan disini tapi malah dikit yg dari Unocal ... hi hi hi 
masih takut2 cerita ya ? ... akhirnya bukan org ngIndo yg dapet credit ttg 
hal ini ... :( sedih deh gwe ... 
Source rock di deepwater Mahakam ternyata dari landplant material (yg dulu 
sudah diduga oleh Mobil Oil (AAPG paper 2001), terdeposisi ketika 
lowstand. Source ini cukup menarik bahkan agak mengubah cara pandang saya 
ttg mencari source rock ..

Di benak kita seringkali kalau menemukan atau mencari Source Material 
(high TOC) adalah di shale interval ... namun Unocal menemukan 
good-excelent source rock justru di sand - batupasir turbidit (upper 
laminae turbidite) !! 
Bahkan kandungan TOC-nya ngga tanggung2 ... sampai 50% TOC ... Wow !!.
Yaah mungkin biasa saja 50% ini ... karena landplant material ... kalau 
dibandingkan dengan algae yg biasanya hanya 2-5 % TOC saja.
Uraian Herman dulu ttg keberadaan sourcerock ini, mungkin klasifikasinya 
termasuk disperse on reservoirs ... tentunya aku akin akan mempunyai 
expulsion efficiency yg suangat tinggi ... Bahkan mungkin, karena source 
naterialnya berada di antara pasir maka tidak perlu lagi takut dengan 
overpressures yg diperkirakan membendung/mengurangi HC expulsion 
efiiciency 

Yang menarik lainnya adalah ... bagaimana proses deposisinya ?
Landplat (mangrove) ini terkonsentrasi didepan (ujung) dari Delta Mahakam 
... Ketika lowstand (?) atau juga ketika highstand  terjadi longsoran 
yg akan membawa masuk ke deep basin dengan mekanisme turbidity current 
 
Di papaer tsb tidak diuraikan detil, tetapi berapa sih densitas landplant 
ini (densitas kayu) ? ... bagaimana bisa terendapkan di air laut yg 
densitasnya saja lebih dari 1 gr/cc karena ada garamnya ? Memang ada 
beberapa kayu (kayu Ulin) yg mempunyai density 1 gr/cc, tetepi berapa 
banyak sih ?

Well  thanks Unocal for your sharing info 

RDP 

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!