Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-28 Terurut Topik Ben Sapiie
Kami mempublikasikan model Collisional dalam perkembangan menjawab 
permasalahan perkembangan tektonik Paleogene Java yg dipublikasikan dalam 
IPA, 2003 (Budiyani et al.). Memang masih banyak keraguan dalam 
merekonstruksi perkembangan jalur subduksi karangsambung meratus via Muria? 
atau karangsambung-bantimala via central deep? atau bahkan mungkin 
kedua-duanya valid (Prasetyadi dari UPN sendang meneliti masalah ini untuk 
disertasinya). Pak Koesoema punya model yang lain (kombinasi subduksi dan 
transform system) dan Pak Awang dengan indentationnya. Model-2 ini masih 
harus diteliti lebih dalam dan merupakan kunci untuk menjawa permasalahan 
perkembangan cekungan di East Java Basin dan sundaland margin. Saya kira 
Kunci permasalahannya akan ada di pengertian geologi daerah 
Karangsambung-Bayat, Meratus dan Lengan selatan Sulawesi.


Bukti-bukti terkini (i.e. Smith, 2005) menunjukan bahwa perkembang tektonik 
Paleogene sundaland margin termasuk evolusi cekunganya (pull-apart, rifting 
atau passive margin???) harus kaji dan ditulis ulang.  Ini akan jadi agenda 
utama Komisi Tektonik IAGI (yg baru dibentuk) masa mendatang ini.


Salam,

Ben Sapiie


- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, February 28, 2006 11:58 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Koesoema,

 Beberapa sumur Conoco bernama jenis-jenis burung (Perkutut dll.) di 
offshore dekat Muria semuanya punya CO2 tinggi. Blok BP Bawean yang baru 
dilepas karena juga dua sumur yang dibornya mengandung CO2 tinggi. Besar 
kemungkinan CO2 akibat Muriah volcanism yang naik ke reservoir2 Kujung dan 
Tawun oleh sesar besar (tua) Muriah yang memanjang dari jalur Muria ke 
Bawean ke Meratus (SW-NE). Data gravity regional dan SLAR onshore Jawa 
menafsirkan keberadaan sesar besar ini terus memanjang ke selatan menuju 
Kebumen (sehingga trace-nya menjadi Meratus-Muriah-Kebumen). Sesar ini 
saya pakai sebagai mekanisme penyebab indentasi garispantai Jawa Tengah 
dan hilangnya (tenggelam) Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah 
(Satyana, 2002, 2005 IAGI : Structural indentation of Central Java : a 
wrench segmentation).


 Jadi relic subduction (obduction ?) ini tak langsung, hanya 
manifestasinya sesar besar tadi. Meratus Range ophiolite menunjam ke bawah 
Jawa. Kalau kita mengatakan bahwa ophiolite ini produk obduksi antara 
collision Schwaner vs Paternoster, wajar ia menghilang ke bawah Laut Jawa 
sesuai batasan massa mikro-kontinen Paternoster, sebab suture Meratus akan 
sepanjang massa kontinen yang collided-nya. Hanya, bila benar bahwa 
Paternoster micro-continent meluas ke selatan dan menggabung ke 
mikro-kontinen Kangean (dan ini ada bukti2 litologi TD sumur di Madura 
Platform dan utara Kangean), maka suture Meratus itu mestinya akan menerus 
sampai ke Muriah, walaupun tak tersingkap karena di bawah Laut Jawa.


 Pola-pola elemen basement yang SW-NE di publikasi Henry Manur dan Rob 
Barraclough (1994, IPA) memang bisa dilihat lagi, itu elemen apakah, 
trend2 strukturnya sudah benar, hanya apa basement itu, apakah attenuated 
continental crust, suture ophiolite seperti Meratus, atau akresi apa lagi 
? Zvi Ben-Avraham punya disertasi di wilayah ini, walaupun awal tahun 
1970-an (dipublikasi di AAPG 1973 bersama K.O. Emery, mungkin bisa dikaji 
ulang : Structural framework of Sunda Shelf). Sebaran sumur jarang di 
wilayah ini, mungkin terpaksa menggunakan data geofisika.


 salam,
 awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Itu yg terjadi di Mesozoik, boleh juga, tetapi pada Tertiary sudah 
accreted
menjadi continental crust, dan graben di barat Meratus itu adalah pada 
awal

Tertiary.
Apakah ada bukti dari pemboran offshore bahwa Meratus subduction relic itu
sampai ke Muria dan ke Karangsambung? Barangkali bisa disebutkan pada 
sumur

mana?
Salah satu publikasi (Manur dan Barouclagh?) menunjukkan adanya crustal
thinning atau extension di zone dari Meratus sampai ke Tuban-Muria, apakah
zone ini relic subduction itu?

- Original Message - 
From: Awang Satyana

To: ;
Sent: Monday, February 27, 2006 3:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Koesoema,

Mengulas kembali penelitian Nafrizal Sikumbang (1986) tentang Meratus dan
studi non-publikasi Trend Energy Kalimantan (1988, dipublikasi di IPA 
oleh

Kusuma dan Darin, 1989) kelihatannya rift/graben WNW-ESE di Barito lebih
karena extension fracture oblique subduction sinistral di pinggir SE
Kalimantan. Di sini sebagian kerak oseanik dari ujung barat Paternoster
yang kontinen menyusup di bawah Schwaner secara oblik, sisanya obducted
(Meratus Range). Alino Arc dan Paniungan beds adalah bukti akresi di tepi
SE Sundaland ini. Relik oblique subduction ini menerus ke SW sampai ke
Muriah bahkan ke Kebumen.

Kalau melihat frekuensi plotting umur K-Ar batuan2 magmatik dan volkanik
di Jawa kelihatannya volcanism di Jawa interrupted juga, hanya memang
menerus tetapi sebatas

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-28 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Benyamin,
   
  Saya setuju areal SE Sundaland ini (jalur BD-TL dari Karang Sambung-Bayat, 
Jawa Timur, Laut Jawa-Masalembo-South Makassar-Barito-Sulawesi Barat sampai 
tepi utara Meratus-Bantimala) menjadi agenda pertama review di Komisi Tektonik 
IAGI yang Pak Ben koordinasi. Cukup banyak pandangan2 baru yang tersebar di 
publikasi maupun yang tidak dipublikasikan, mungkin saatnya kita review dan 
integrasikan.
   
  salam,
  awang

Ben Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kami mempublikasikan model Collisional dalam perkembangan menjawab 
permasalahan perkembangan tektonik Paleogene Java yg dipublikasikan dalam 
IPA, 2003 (Budiyani et al.). Memang masih banyak keraguan dalam 
merekonstruksi perkembangan jalur subduksi karangsambung meratus via Muria? 
atau karangsambung-bantimala via central deep? atau bahkan mungkin 
kedua-duanya valid (Prasetyadi dari UPN sendang meneliti masalah ini untuk 
disertasinya). Pak Koesoema punya model yang lain (kombinasi subduksi dan 
transform system) dan Pak Awang dengan indentationnya. Model-2 ini masih 
harus diteliti lebih dalam dan merupakan kunci untuk menjawa permasalahan 
perkembangan cekungan di East Java Basin dan sundaland margin. Saya kira 
Kunci permasalahannya akan ada di pengertian geologi daerah 
Karangsambung-Bayat, Meratus dan Lengan selatan Sulawesi.

Bukti-bukti terkini (i.e. Smith, 2005) menunjukan bahwa perkembang tektonik 
Paleogene sundaland margin termasuk evolusi cekunganya (pull-apart, rifting 
atau passive margin???) harus kaji dan ditulis ulang. Ini akan jadi agenda 
utama Komisi Tektonik IAGI (yg baru dibentuk) masa mendatang ini.

Salam,

Ben Sapiie


- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: ; 
Sent: Tuesday, February 28, 2006 11:58 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Pak Koesoema,

 Beberapa sumur Conoco bernama jenis-jenis burung (Perkutut dll.) di 
 offshore dekat Muria semuanya punya CO2 tinggi. Blok BP Bawean yang baru 
 dilepas karena juga dua sumur yang dibornya mengandung CO2 tinggi. Besar 
 kemungkinan CO2 akibat Muriah volcanism yang naik ke reservoir2 Kujung dan 
 Tawun oleh sesar besar (tua) Muriah yang memanjang dari jalur Muria ke 
 Bawean ke Meratus (SW-NE). Data gravity regional dan SLAR onshore Jawa 
 menafsirkan keberadaan sesar besar ini terus memanjang ke selatan menuju 
 Kebumen (sehingga trace-nya menjadi Meratus-Muriah-Kebumen). Sesar ini 
 saya pakai sebagai mekanisme penyebab indentasi garispantai Jawa Tengah 
 dan hilangnya (tenggelam) Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah 
 (Satyana, 2002, 2005 IAGI : Structural indentation of Central Java : a 
 wrench segmentation).

 Jadi relic subduction (obduction ?) ini tak langsung, hanya 
 manifestasinya sesar besar tadi. Meratus Range ophiolite menunjam ke bawah 
 Jawa. Kalau kita mengatakan bahwa ophiolite ini produk obduksi antara 
 collision Schwaner vs Paternoster, wajar ia menghilang ke bawah Laut Jawa 
 sesuai batasan massa mikro-kontinen Paternoster, sebab suture Meratus akan 
 sepanjang massa kontinen yang collided-nya. Hanya, bila benar bahwa 
 Paternoster micro-continent meluas ke selatan dan menggabung ke 
 mikro-kontinen Kangean (dan ini ada bukti2 litologi TD sumur di Madura 
 Platform dan utara Kangean), maka suture Meratus itu mestinya akan menerus 
 sampai ke Muriah, walaupun tak tersingkap karena di bawah Laut Jawa.

 Pola-pola elemen basement yang SW-NE di publikasi Henry Manur dan Rob 
 Barraclough (1994, IPA) memang bisa dilihat lagi, itu elemen apakah, 
 trend2 strukturnya sudah benar, hanya apa basement itu, apakah attenuated 
 continental crust, suture ophiolite seperti Meratus, atau akresi apa lagi 
 ? Zvi Ben-Avraham punya disertasi di wilayah ini, walaupun awal tahun 
 1970-an (dipublikasi di AAPG 1973 bersama K.O. Emery, mungkin bisa dikaji 
 ulang : Structural framework of Sunda Shelf). Sebaran sumur jarang di 
 wilayah ini, mungkin terpaksa menggunakan data geofisika.

 salam,
 awang

 R.P. Koesoemadinata wrote:
 Itu yg terjadi di Mesozoik, boleh juga, tetapi pada Tertiary sudah 
 accreted
 menjadi continental crust, dan graben di barat Meratus itu adalah pada 
 awal
 Tertiary.
 Apakah ada bukti dari pemboran offshore bahwa Meratus subduction relic itu
 sampai ke Muria dan ke Karangsambung? Barangkali bisa disebutkan pada 
 sumur
 mana?
 Salah satu publikasi (Manur dan Barouclagh?) menunjukkan adanya crustal
 thinning atau extension di zone dari Meratus sampai ke Tuban-Muria, apakah
 zone ini relic subduction itu?

 - Original Message - 
 From: Awang Satyana
 To: ;
 Sent: Monday, February 27, 2006 3:34 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Pak Koesoema,

 Mengulas kembali penelitian Nafrizal Sikumbang (1986) tentang Meratus dan
 studi non-publikasi Trend Energy Kalimantan (1988, dipublikasi di IPA 
 oleh
 Kusuma dan Darin, 1989) kelihatannya rift/graben WNW-ESE di Barito lebih
 karena extension fracture oblique subduction sinistral di pinggir SE
 Kalimantan. Di sini sebagian kerak

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Terima kasih atas koreksinya mengenai extrusion. Tetapi saya tetap 
berpendapat bahwa tidak ada roll-back di back-arc basin, bahkan pada zaman 
Paleogene (kecuali di Paleocene, Kikim tuffs) tidak ada subduction sepanjang 
Sumatra, tetapi lebih bersifat transduction atau transform. Subduction baru 
muncul pertengahan Miocene, dengan munculnya Proto-Barisan. Di Jawa 
subduction telah berlangsung sejak Awal Tersier dengan interupsi, mengingat 
volcanism berlangsung terus sampai sekarang. Arah NNE-SSW di East Java basin 
tidak bisa diterangkan dengan roll-back, tetapi karena stretching karena 
rotasi East Sunda microcontinent yang menekan Meratus range, sehingga 
membentuk WNW-ESE rifting di Barito basin, dan merenggangkan kerak kontien 
di NE Java basin, sehingga terjadi penipisan kerak benua yang disebabkan 
NW-SE rifting. Titik pusat rotasi terdapat di ujung selatan dari Peg 
Meratus. Roll-back boleh jadi terjadi sekarang ini dengan adanya zona 
anomali gravitasi di Randublatung zone yang dapat merupakan awal daripada 
back-arc spreading.


- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 27, 2006 8:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Koesoema,

 Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion 
tectonics ?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982, 
Propagating extrusion tectonics in Asia, new insights from simple 
experiments with plasticene, Geology 10, p. 611-616).


 Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak roll-back 
di back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision India vs 
Eurasia di 50 Ma, collision akan memperlambat subduction (halted), halted 
subduction akan menyebabkan roll-back, dan collision juga akan menyebabkan 
megashears yang memencar keluar dari pusat collision, megashears 
manifestasinya transtension yang sekaligus bisa membuka cekungan baik oleh 
mekanisme pull-apart maupun splay-nya yang extension.


 Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi 
berbagai gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java 
Basin, rifts yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan 
subduction yang saat itu tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke 
Paleogen, jadi saya pikir wajar saja kalau itu dibentuk oleh gerak 
roll-back. Juga, kelihatannya ia berhubungan dengan gerak rifting 
pemisahan Sulawesi dari Kalimantan.


 salam,
 awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension 
yang
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya 
mungkin

contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila 
disebabkan

roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading 
center,

lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
aselinya.
RPK


-
Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses! 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Mengulas kembali penelitian Nafrizal Sikumbang (1986) tentang Meratus dan 
studi non-publikasi Trend Energy Kalimantan (1988, dipublikasi di IPA oleh 
Kusuma dan Darin, 1989) kelihatannya rift/graben WNW-ESE di Barito lebih karena 
extension fracture oblique subduction sinistral di pinggir SE Kalimantan. Di 
sini sebagian kerak oseanik dari ujung barat Paternoster yang kontinen menyusup 
di bawah Schwaner secara oblik, sisanya obducted (Meratus Range). Alino Arc dan 
Paniungan beds adalah bukti akresi di tepi SE Sundaland ini. Relik oblique 
subduction ini menerus ke SW sampai ke Muriah bahkan ke Kebumen.
   
  Kalau melihat frekuensi plotting umur K-Ar batuan2 magmatik dan volkanik di 
Jawa kelihatannya volcanism di Jawa interrupted juga, hanya memang menerus 
tetapi sebatas background volcanism. Peak-nya terputus2, misalnya yang peak 
adalah saat Oligo-Miosen, Miosen Akhir-Pliosen, dan Kuarter. Saat peak, ia 
membentuk arc. Saat sekedar background ia tak membentuk arc - termasuk yang 
Eosen.
   
  Penenggelaman Randublatung mungkin ciri rollback, tetapi saya lebih melihat 
ia suatu triangle zone yang dipaksa turun oleh thrust sheet yang sangat tebal 
yang membebaninya dari dua arah vergency thrust yang berlawanan : Kendeng Zone 
yang northward verging dan Rembang Zone yang southward verging, Randublatung di 
sisi downblock kedua zone deformasi ini, dan ia dibebani volkaniklastik yang 
sangat tebal.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Terima kasih atas koreksinya mengenai extrusion. Tetapi saya tetap 
berpendapat bahwa tidak ada roll-back di back-arc basin, bahkan pada zaman 
Paleogene (kecuali di Paleocene, Kikim tuffs) tidak ada subduction sepanjang 
Sumatra, tetapi lebih bersifat transduction atau transform. Subduction baru 
muncul pertengahan Miocene, dengan munculnya Proto-Barisan. Di Jawa 
subduction telah berlangsung sejak Awal Tersier dengan interupsi, mengingat 
volcanism berlangsung terus sampai sekarang. Arah NNE-SSW di East Java basin 
tidak bisa diterangkan dengan roll-back, tetapi karena stretching karena 
rotasi East Sunda microcontinent yang menekan Meratus range, sehingga 
membentuk WNW-ESE rifting di Barito basin, dan merenggangkan kerak kontien 
di NE Java basin, sehingga terjadi penipisan kerak benua yang disebabkan 
NW-SE rifting. Titik pusat rotasi terdapat di ujung selatan dari Peg 
Meratus. Roll-back boleh jadi terjadi sekarang ini dengan adanya zona 
anomali gravitasi di Randublatung zone yang dapat merupakan awal daripada 
back-arc spreading.

- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: ; 
Sent: Monday, February 27, 2006 8:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Pak Koesoema,

 Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion 
 tectonics ?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982, 
 Propagating extrusion tectonics in Asia, new insights from simple 
 experiments with plasticene, Geology 10, p. 611-616).

 Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak roll-back 
 di back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision India vs 
 Eurasia di 50 Ma, collision akan memperlambat subduction (halted), halted 
 subduction akan menyebabkan roll-back, dan collision juga akan menyebabkan 
 megashears yang memencar keluar dari pusat collision, megashears 
 manifestasinya transtension yang sekaligus bisa membuka cekungan baik oleh 
 mekanisme pull-apart maupun splay-nya yang extension.

 Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi 
 berbagai gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java 
 Basin, rifts yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan 
 subduction yang saat itu tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke 
 Paleogen, jadi saya pikir wajar saja kalau itu dibentuk oleh gerak 
 roll-back. Juga, kelihatannya ia berhubungan dengan gerak rifting 
 pemisahan Sulawesi dari Kalimantan.

 salam,
 awang

 R.P. Koesoemadinata wrote:
 Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
 Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension 
 yang
 biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya 
 mungkin
 contoh adalah Makassar Strait
 Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
 tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
 graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
 NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
 pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila 
 disebabkan
 roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
 menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
 rift-grabens yang bersifat transtensional.
 Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading 
 center,
 lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
 Makanya secara definisi istilah grabens ini

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
mungkin kalau tidak salah tulisan dari Agus Guntoro  JAES  1998..
berdasarkan data gravity saja...

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852





  R.P. 

  Koesoemadinata  To:   iagi-net@iagi.or.id  

  [EMAIL PROTECTED]cc: 
 
  et.id   Subject:  Re: [iagi-net-l] Re: 
Marine syn-rift   


  27/02/2006 03:56  

  PM

  Please respond to 

  iagi-net  









Ada paper yg dipresentasikan di AAPG International Convention  Exhibition
2000 di Bali yang menyatakan dibawah selat Makassar adalah oceanic crust.
Nanti authornya saya check lagi, yang ada hanya abstract-nya saja.

- Original Message -
From: Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, February 27, 2006 7:14 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



 Kalau tidak salah dengar, berdasarkan interpretasi seismik, Robert Hall
 pada IPA tahun lalu mengatakan bahwa di Makasar Strait tidak terjadi
 oceanic spreading.

 Thanks. Iman

 -Original Message-
 From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, February 25, 2006 12:53 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
 Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension
 yang
 biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya
 mungkin
 contoh adalah Makassar Strait
 Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
 tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
 graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
 NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
 pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila
 disebabkan
 roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
 menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
 rift-grabens yang bersifat transtensional.
 Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading
 center,
 lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
 Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
 aselinya.
 RPK
 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Minarwan [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, February 24, 2006 3:26 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Pak Awang,
 Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak sama antara
 Lambiase dan Morley dengan geologist lainnya. Tapi saya kira rift di
 Sunda margin bukan seperti rift yg di cratonic yg kalau berlanjut
 sempurna akan menjadi seafloor spreading.
 Dibawah rift2 di Sunda Craton ini tidak ada indikasi thermal yg kalau
 berlanjut menjadi spreading. Sepertinya Sunda Craton Margin ini
 diakibatkan oleh Subduction Roll Back sehingga kalau kita gambarkan
 bisa ada yg berupa cratonic interior rift dan cratonic edge rift
 (versi Longley), dan kalau craton edge rift ini berada pada daerah
 marine apakah tidak mungkin ?

 RDP

 On 2/24/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) penulis buku
Basin
 Analysis : Principles and Applications, yang banyak digunakan secara
 luas dan jadi rujukan dalam kursus2 Basin Analysis,  tentang syn-rift
 (page 234).

   The nature of the sedimentary fills of a rift basin depends on its

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik siti . nuraini

Pak Awang,

Carbonate build-ups tumbuh diatas tinggian2 bagian dari half-graben (tilted
fault block) atau horst yang telah terbentuk sebelumnya oleh extensional
phase. Dalam hal ini saya menginterpretasikan terbentuk sejak Late Eocene
sampai Early Oligocene atau setelah phase pengisian graben-graben tersebut
oleh sediment laut dangkal. Proses pendalaman cekungan sendiri sangat cepat
terjadi, sehingga dapat dilihat gejala tumbuhnya small pinacle diatas main
body  reef itu sendiri. Saya juga mengamati gejala tumbuhnya carbonate ini
yang sifatnya maju ke arah timur  (backstepping carbonate shelf- edge)
dimana semakin berkembang ke arah West Sulawesi. Beberapa bukti yang
mengarah untuk menyimpulkan pinacle body tersebut sebagai carbonate yaitu
adanya gejala stacking sigmoid pattern, retrogradational pattern, atau
section yang menunjukan morphology reef itu sendiri (seperti reef front,
reef flat, back reef).

SITI NUR'AINI
(Geologist)

ENI-INDONESIA LTD.






Awang Harun

Satyana To: iagi-net@iagi.or.id  

[EMAIL PROTECTED]   cc: [EMAIL PROTECTED]

s.com   Subject: RE: [iagi-net-l] Re: 
Marine syn-rift  


02/27/2006  

02:36 PM

Please respond  

to iagi-net 









Terima kasih Nur'aini atas infonya. Saya waktu IPA tahun lalu itu ingin
berdiskusi soal kerak North Makassar ini, sayang keburu dicabut posternya
he2..

Memang data seismik (termasuk paket data bidding terbaru untuk wilayah
offshore West Sulawesi) menunjukkan bentuk2 pinnacle itu di banyak shoulder
graben-half graben. Beberapa company yang ikut bidding kemarin masih agak
bingung menentukan apa bentuk pinnacle ini : reef atau volcano ? Dilakukan
beberapa modeling geofisika, hanya belum tuntas juga.

Kalau pinnacle reef, mestinya ia seumur Berai/Tonasa carbonates yang
Oligo-Miosen, sebab kalau lebih muda dari itu agak tak logis untuk
pertumbuhannya di laut yang sangat dalam seperti North Makassar Strait,
apalagi kalau mempertimbangkan bahwa kerak ini gagal menjadi sea-floor
spreading sejak Miosen Awal/Tengah saat terjadi benturan beberapa
mikro-kontinen di timur Sulawesi.

Mungkin pertanyaan tersisa yang harus kita cermati adalah kapan pinnacle
terbentuk dan kapan terhentinya rifting Makassar, serta kapan kedalaman
pinnacle seperti sekarang ini tercapai, paling tidak itu bisa untuk
menentukan apakah itu benar pinnacle reef.

Tambahan lagi, oil geochemistry di beberapa minyak struktur penemuan laut
dalam di sisi Makassar Strait membawa ciri2 minyak yang digenerasikan dari
rifts Eosen, biomarker bisnorlupane. Tentu ini berita menggembirakan bahwa
jauh di bawah Makassar Strait, pada relik rifts Eosen sisa pemisahan
Kalimantan Sulawesi telah pernah digenerasikan hidrokarbon. Kalau generated
HCs ini bisa ditangkap pinnacle reefs yang duduk di rift shoulder, kan
bagus..

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 27, 2006 8:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Pak Awang,

Saya bersama dengan Sinchia memang telah study di North Makassar Strait
(20032004). Menurut kesimpulan saya saat ini : North Makassar Strait basin
dialasi oleh typical continental crust. Ini berbeda dengan hasil kesimpulan
study yang telah dilakukan Steve Moss  Ian Cloke (1999) sebelumnya yang
menyatakan sebagai kerak ocenic di daerah tersebut. Kesimpulan ini juga
didukung oleh Fresser et al (2003) yg menganggap bentukan mounded/pinacle
yang ada disana sebagai tubuh2 intrusi. Perlu juga diketahui bahwa data
yang saya gunakan adalah data baru yang sanggup merekam reflektor-reflektor
sampai ke 8-9 secTWT. Dari seismic image jelas sekali tampak mounded/
pinacle geometry berdiri diatas tinggian suatu half graben/graben, yang
saya simpulkan sebagai bukan

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Boleh jadi di Selat Makasar masih continental crust, tetapi saya kira sudah 
mulai extended dan sudah terjadi volcanism (pinnacle reefs di laut dalam?) 
dan beberapa juta tahun lagi akan terjadi oceanic spreading center. Ini juga 
kalau west Sulawesi micro-continent tidak mendesak terus dan menutupnya 
kembali.
- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, February 27, 2006 8:32 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift




Pak Awang,

Saya bersama dengan Sinchia memang telah study di North Makassar Strait
(20032004). Menurut kesimpulan saya saat ini : North Makassar Strait 
basin
dialasi oleh typical continental crust. Ini berbeda dengan hasil 
kesimpulan

study yang telah dilakukan Steve Moss  Ian Cloke (1999) sebelumnya yang
menyatakan sebagai kerak ocenic di daerah tersebut. Kesimpulan ini juga
didukung oleh Fresser et al (2003) yg menganggap bentukan mounded/pinacle
yang ada disana sebagai tubuh2 intrusi. Perlu juga diketahui bahwa data
yang saya gunakan adalah data baru yang sanggup merekam 
reflektor-reflektor

sampai ke 8-9 secTWT. Dari seismic image jelas sekali tampak mounded/
pinacle geometry berdiri diatas tinggian suatu half graben/graben, yang
saya simpulkan sebagai bukan magmatism basalt oceanic melainkan hanya
carbonate buil-ups. Dalam hal ini saya sependapat dengan Robert Hall :
interpretasi bisa berubah seiring dengan bertambah bagusnya quality data
tersebut.

SITI NUR'AINI
(Geologist)

ENI-INDONESIA LTD.




   Awang Satyana
   awangsatyana@   To: iagi-net@iagi.or.id, 
[EMAIL PROTECTED]

   yahoo.com   cc:
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: 
Marine syn-rift

   02/27/2006
   08:14 AM
   Please respond
   to iagi-net






Ya, waktu itu kebetulan saya yang menanyakan kepada mahasiswa bimbingannya
di forum IPA (Sinchia Dewi - Unocal/Chevron) sebab interpretasinya berbeda
dengan publikasi Steve Moss (yang juga anggota SE Research Group - Robert
Hall) di AAPG Bali 2000 yang mengatakan bahwa oceanic crust muncul di 
bawah

North Makassar; sementara menurut publikasi Sinchia dan Nuraini (Eni
-University of London) hanya attenuated continental crust di bawah North
Makassar Strait itu.

 Saya menanyakan, apa sebenarnya pendapat resmi SE Research Group tentang
kerak di bawah North Makassar itu. Dijawab langsung oleh Robert Hall yang
juga ada di ruangan itu bahwa suatu interpretasi bisa berubah dengan
bertambahnya data.

 Data dan analisis apa yang bertambah ? Setahu saya produk analisis SE
Research Group untuk masalah basement Makassar Strait yang lengkap ada di
publikasi Moss (2000) itu, juga Sardjono -P3G (AAPG Bali 2000) yang
menggunakan modeling gayaberat untuk mendekati masalah ini. Publikasi
Sinchia (2005) itu lebih menyoroti masalah kontras structural style antara
utara dan selatan offshore di depan Lariang Basin, West Sulawesi. Mungkin
Nuraini bisa kontribusi yang lebih lengkap ?

 Tetapi, studi terbaru tidak dipublikasi Unocal berdasarkan modeling dan
analisis data gayaberat regional, cukup meyakinkan bahwa tak ada kerak
oseanik di bawah North Makassar Strait.

 salam,
 awang

Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau tidak salah dengar, berdasarkan interpretasi seismik, Robert Hall
pada IPA tahun lalu mengatakan bahwa di Makasar Strait tidak terjadi
oceanic spreading.

Thanks. Iman

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 25, 2006 12:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension 
yang

biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya
mungkin
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila 
disebabkan

roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading
center,
lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
aselinya.
RPK
- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari
To:
Cc: Minarwan ;
Sent: Friday, February 24, 2006 3:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Awang,
Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Itu yg terjadi di Mesozoik, boleh juga, tetapi pada Tertiary sudah accreted 
menjadi continental crust, dan graben di barat Meratus itu adalah pada awal 
Tertiary.
Apakah ada bukti dari pemboran offshore bahwa Meratus subduction relic itu 
sampai ke Muria dan ke Karangsambung? Barangkali bisa disebutkan pada sumur 
mana?
Salah satu publikasi (Manur dan Barouclagh?) menunjukkan adanya crustal 
thinning atau extension di zone dari Meratus sampai ke Tuban-Muria, apakah 
zone ini relic subduction itu?


- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 27, 2006 3:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Koesoema,

 Mengulas kembali penelitian Nafrizal Sikumbang (1986) tentang Meratus dan 
studi non-publikasi Trend Energy Kalimantan (1988, dipublikasi di IPA oleh 
Kusuma dan Darin, 1989) kelihatannya rift/graben WNW-ESE di Barito lebih 
karena extension fracture oblique subduction sinistral di pinggir SE 
Kalimantan. Di sini sebagian kerak oseanik dari ujung barat Paternoster 
yang kontinen menyusup di bawah Schwaner secara oblik, sisanya obducted 
(Meratus Range). Alino Arc dan Paniungan beds adalah bukti akresi di tepi 
SE Sundaland ini. Relik oblique subduction ini menerus ke SW sampai ke 
Muriah bahkan ke Kebumen.


 Kalau melihat frekuensi plotting umur K-Ar batuan2 magmatik dan volkanik 
di Jawa kelihatannya volcanism di Jawa interrupted juga, hanya memang 
menerus tetapi sebatas background volcanism. Peak-nya terputus2, misalnya 
yang peak adalah saat Oligo-Miosen, Miosen Akhir-Pliosen, dan Kuarter. 
Saat peak, ia membentuk arc. Saat sekedar background ia tak membentuk 
arc - termasuk yang Eosen.


 Penenggelaman Randublatung mungkin ciri rollback, tetapi saya lebih 
melihat ia suatu triangle zone yang dipaksa turun oleh thrust sheet yang 
sangat tebal yang membebaninya dari dua arah vergency thrust yang 
berlawanan : Kendeng Zone yang northward verging dan Rembang Zone yang 
southward verging, Randublatung di sisi downblock kedua zone deformasi 
ini, dan ia dibebani volkaniklastik yang sangat tebal.


 salam,
 awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Terima kasih atas koreksinya mengenai extrusion. Tetapi saya tetap
berpendapat bahwa tidak ada roll-back di back-arc basin, bahkan pada zaman
Paleogene (kecuali di Paleocene, Kikim tuffs) tidak ada subduction 
sepanjang
Sumatra, tetapi lebih bersifat transduction atau transform. Subduction 
baru

muncul pertengahan Miocene, dengan munculnya Proto-Barisan. Di Jawa
subduction telah berlangsung sejak Awal Tersier dengan interupsi, 
mengingat
volcanism berlangsung terus sampai sekarang. Arah NNE-SSW di East Java 
basin

tidak bisa diterangkan dengan roll-back, tetapi karena stretching karena
rotasi East Sunda microcontinent yang menekan Meratus range, sehingga
membentuk WNW-ESE rifting di Barito basin, dan merenggangkan kerak kontien
di NE Java basin, sehingga terjadi penipisan kerak benua yang disebabkan
NW-SE rifting. Titik pusat rotasi terdapat di ujung selatan dari Peg
Meratus. Roll-back boleh jadi terjadi sekarang ini dengan adanya zona
anomali gravitasi di Randublatung zone yang dapat merupakan awal daripada
back-arc spreading.

- Original Message - 
From: Awang Satyana

To: ;
Sent: Monday, February 27, 2006 8:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Koesoema,

Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion
tectonics ?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982,
Propagating extrusion tectonics in Asia, new insights from simple
experiments with plasticene, Geology 10, p. 611-616).

Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak roll-back
di back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision India vs
Eurasia di 50 Ma, collision akan memperlambat subduction (halted), halted
subduction akan menyebabkan roll-back, dan collision juga akan 
menyebabkan

megashears yang memencar keluar dari pusat collision, megashears
manifestasinya transtension yang sekaligus bisa membuka cekungan baik 
oleh

mekanisme pull-apart maupun splay-nya yang extension.

Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi
berbagai gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java
Basin, rifts yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan
subduction yang saat itu tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke
Paleogen, jadi saya pikir wajar saja kalau itu dibentuk oleh gerak
roll-back. Juga, kelihatannya ia berhubungan dengan gerak rifting
pemisahan Sulawesi dari Kalimantan.

salam,
awang

R.P. Koesoemadinata wrote:
Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension
yang
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya
mungkin
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
tidak ada tanda roll back. Kalau kita

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Mbak Nur

mungkin pernah lihat  line dimana ada tampilan seperti gunung yang tidak
diatas half graben/ graben? bawahnya  chaotic?
saya tidak yakin bahwa itu karbonate karena tebalnya sampai 1500 ms dan
lebarnya sampai 42 km untuk satu body.

mungkin memang telah terjadi spreading di beberapa area di makasar strait
dan ada beberapa area yang belum sehingga  yang terlihat adanya reef diatas
graben.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852





  [EMAIL PROTECTED] 

   To:   iagi-net@iagi.or.id

  28/02/2006 11:23 cc:  

  AM   Subject:  RE: [iagi-net-l] Re: 
Marine syn-rift   
  Please respond to 

  iagi-net  










 Siti Nuraini

  Daerah yang Anda studi (North Makasar Strait) itu persisnya
  dimana sih ?

  Apakah berada disebelah Timur dari Bengara Block ?

  Si - Abah




  Pak Awang,

 Saya bersama dengan Sinchia memang telah study di North Makassar Strait
 (20032004). Menurut kesimpulan saya saat ini : North Makassar Strait
 basin
 dialasi oleh typical continental crust. Ini berbeda dengan hasil
 kesimpulan
 study yang telah dilakukan Steve Moss  Ian Cloke (1999) sebelumnya yang
 menyatakan sebagai kerak ocenic di daerah tersebut. Kesimpulan ini juga
 didukung oleh Fresser et al (2003) yg menganggap bentukan mounded/pinacle
 yang ada disana sebagai tubuh2 intrusi. Perlu juga diketahui bahwa data
 yang saya gunakan adalah data baru yang sanggup merekam
 reflektor-reflektor
 sampai ke 8-9 secTWT. Dari seismic image jelas sekali tampak mounded/
 pinacle geometry berdiri diatas tinggian suatu half graben/graben, yang
 saya simpulkan sebagai bukan magmatism basalt oceanic melainkan hanya
 carbonate buil-ups. Dalam hal ini saya sependapat dengan Robert Hall :
 interpretasi bisa berubah seiring dengan bertambah bagusnya quality data
 tersebut.

 SITI NUR'AINI
 (Geologist)
 
 ENI-INDONESIA LTD.




 Awang Satyana
 awangsatyana@   To: iagi-net@iagi.or.id,
 [EMAIL PROTECTED]
 yahoo.com   cc:
  Subject: RE: [iagi-net-l]
Re:
 Marine syn-rift
 02/27/2006
 08:14 AM
 Please respond
 to iagi-net






 Ya, waktu itu kebetulan saya yang menanyakan kepada mahasiswa
bimbingannya
 di forum IPA (Sinchia Dewi - Unocal/Chevron) sebab interpretasinya
berbeda
 dengan publikasi Steve Moss (yang juga anggota SE Research Group - Robert
 Hall) di AAPG Bali 2000 yang mengatakan bahwa oceanic crust muncul di
 bawah
 North Makassar; sementara menurut publikasi Sinchia dan Nuraini (Eni
 -University of London) hanya attenuated continental crust di bawah North
 Makassar Strait itu.

   Saya menanyakan, apa sebenarnya pendapat resmi SE Research Group
tentang
 kerak di bawah North Makassar itu. Dijawab langsung oleh Robert Hall yang
 juga ada di ruangan itu bahwa suatu interpretasi bisa berubah dengan
 bertambahnya data.

   Data dan analisis apa yang bertambah ? Setahu saya produk analisis SE
 Research Group untuk masalah basement Makassar Strait yang lengkap ada di
 publikasi Moss (2000) itu, juga Sardjono -P3G (AAPG Bali 2000) yang
 menggunakan modeling gayaberat untuk mendekati masalah ini. Publikasi
 Sinchia (2005) itu lebih menyoroti masalah kontras structural style
antara
 utara dan selatan offshore di depan Lariang Basin, West Sulawesi. Mungkin
 Nuraini bisa kontribusi yang lebih lengkap ?

   Tetapi, studi terbaru tidak dipublikasi Unocal berdasarkan modeling dan
 analisis data gayaberat regional, cukup meyakinkan bahwa tak ada kerak
 oseanik di bawah North Makassar Strait.

   salam,
   awang

 Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau tidak salah dengar, berdasarkan

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Beberapa sumur Conoco bernama jenis-jenis burung (Perkutut dll.) di offshore 
dekat Muria semuanya punya CO2 tinggi. Blok BP Bawean yang baru dilepas karena 
juga dua sumur yang dibornya mengandung CO2 tinggi. Besar kemungkinan CO2 
akibat Muriah volcanism yang naik ke reservoir2 Kujung dan Tawun oleh sesar 
besar (tua) Muriah yang memanjang dari jalur Muria ke Bawean ke Meratus 
(SW-NE). Data gravity regional dan SLAR onshore Jawa menafsirkan keberadaan 
sesar besar ini terus memanjang ke selatan menuju Kebumen (sehingga trace-nya 
menjadi Meratus-Muriah-Kebumen). Sesar ini saya pakai sebagai mekanisme 
penyebab indentasi garispantai Jawa Tengah dan hilangnya (tenggelam) Pegunungan 
Selatan di selatan Jawa Tengah (Satyana, 2002, 2005 IAGI : Structural 
indentation of Central Java : a wrench segmentation). 
   
  Jadi relic subduction (obduction ?) ini tak langsung, hanya manifestasinya 
sesar besar tadi. Meratus Range ophiolite menunjam ke bawah Jawa. Kalau kita 
mengatakan bahwa ophiolite ini produk obduksi antara collision Schwaner vs 
Paternoster, wajar ia menghilang ke bawah Laut Jawa sesuai batasan massa 
mikro-kontinen Paternoster, sebab suture Meratus akan sepanjang massa kontinen 
yang collided-nya. Hanya, bila benar bahwa Paternoster micro-continent meluas 
ke selatan dan menggabung ke mikro-kontinen Kangean (dan ini ada bukti2 
litologi TD sumur di Madura Platform dan utara Kangean), maka suture Meratus 
itu mestinya akan menerus sampai ke Muriah, walaupun tak tersingkap karena di 
bawah Laut Jawa.
   
  Pola-pola elemen basement yang SW-NE di publikasi Henry Manur dan Rob 
Barraclough (1994, IPA) memang bisa dilihat lagi, itu elemen apakah, trend2 
strukturnya sudah benar, hanya apa basement itu, apakah attenuated continental 
crust, suture ophiolite seperti Meratus, atau akresi apa lagi ? Zvi Ben-Avraham 
punya disertasi di wilayah ini, walaupun awal tahun 1970-an (dipublikasi di 
AAPG 1973 bersama K.O. Emery, mungkin bisa dikaji ulang : Structural framework 
of Sunda Shelf). Sebaran sumur jarang di wilayah ini, mungkin terpaksa 
menggunakan data geofisika.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Itu yg terjadi di Mesozoik, boleh juga, tetapi pada Tertiary sudah accreted 
menjadi continental crust, dan graben di barat Meratus itu adalah pada awal 
Tertiary.
Apakah ada bukti dari pemboran offshore bahwa Meratus subduction relic itu 
sampai ke Muria dan ke Karangsambung? Barangkali bisa disebutkan pada sumur 
mana?
Salah satu publikasi (Manur dan Barouclagh?) menunjukkan adanya crustal 
thinning atau extension di zone dari Meratus sampai ke Tuban-Muria, apakah 
zone ini relic subduction itu?

- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: ; 
Sent: Monday, February 27, 2006 3:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Pak Koesoema,

 Mengulas kembali penelitian Nafrizal Sikumbang (1986) tentang Meratus dan 
 studi non-publikasi Trend Energy Kalimantan (1988, dipublikasi di IPA oleh 
 Kusuma dan Darin, 1989) kelihatannya rift/graben WNW-ESE di Barito lebih 
 karena extension fracture oblique subduction sinistral di pinggir SE 
 Kalimantan. Di sini sebagian kerak oseanik dari ujung barat Paternoster 
 yang kontinen menyusup di bawah Schwaner secara oblik, sisanya obducted 
 (Meratus Range). Alino Arc dan Paniungan beds adalah bukti akresi di tepi 
 SE Sundaland ini. Relik oblique subduction ini menerus ke SW sampai ke 
 Muriah bahkan ke Kebumen.

 Kalau melihat frekuensi plotting umur K-Ar batuan2 magmatik dan volkanik 
 di Jawa kelihatannya volcanism di Jawa interrupted juga, hanya memang 
 menerus tetapi sebatas background volcanism. Peak-nya terputus2, misalnya 
 yang peak adalah saat Oligo-Miosen, Miosen Akhir-Pliosen, dan Kuarter. 
 Saat peak, ia membentuk arc. Saat sekedar background ia tak membentuk 
 arc - termasuk yang Eosen.

 Penenggelaman Randublatung mungkin ciri rollback, tetapi saya lebih 
 melihat ia suatu triangle zone yang dipaksa turun oleh thrust sheet yang 
 sangat tebal yang membebaninya dari dua arah vergency thrust yang 
 berlawanan : Kendeng Zone yang northward verging dan Rembang Zone yang 
 southward verging, Randublatung di sisi downblock kedua zone deformasi 
 ini, dan ia dibebani volkaniklastik yang sangat tebal.

 salam,
 awang

 R.P. Koesoemadinata wrote:
 Terima kasih atas koreksinya mengenai extrusion. Tetapi saya tetap
 berpendapat bahwa tidak ada roll-back di back-arc basin, bahkan pada zaman
 Paleogene (kecuali di Paleocene, Kikim tuffs) tidak ada subduction 
 sepanjang
 Sumatra, tetapi lebih bersifat transduction atau transform. Subduction 
 baru
 muncul pertengahan Miocene, dengan munculnya Proto-Barisan. Di Jawa
 subduction telah berlangsung sejak Awal Tersier dengan interupsi, 
 mengingat
 volcanism berlangsung terus sampai sekarang. Arah NNE-SSW di East Java 
 basin
 tidak bisa diterangkan dengan roll-back, tetapi karena stretching karena
 rotasi East Sunda microcontinent yang menekan

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik yrsnki

 Terima kasih Siti Nur'aini

  Si Abah



  Abah,

 daerah penelitian saya hanya meliputi North Makassar Strait Basin. Tidak
 sampai ke Benggara Block yang berada di utaranya (bagian dariTarakan
 Basin).

 SITI NUR'AINI
 (Geologist)
 
 ENI-INDONESIA LTD.





 [EMAIL PROTECTED]
 .id  To: iagi-net@iagi.or.id
  cc:
 02/28/2006   Subject: RE: [iagi-net-l] Re:
 Marine syn-rift
 10:23 AM
 Please respond
 to iagi-net







 Siti Nuraini

   Daerah yang Anda studi (North Makasar Strait) itu persisnya
   dimana sih ?

   Apakah berada disebelah Timur dari Bengara Block ?

   Si - Abah

 


   Pak Awang,

 Saya bersama dengan Sinchia memang telah study di North Makassar Strait
 (20032004). Menurut kesimpulan saya saat ini : North Makassar Strait
 basin
 dialasi oleh typical continental crust. Ini berbeda dengan hasil
 kesimpulan
 study yang telah dilakukan Steve Moss  Ian Cloke (1999) sebelumnya yang
 menyatakan sebagai kerak ocenic di daerah tersebut. Kesimpulan ini juga
 didukung oleh Fresser et al (2003) yg menganggap bentukan
 mounded/pinacle
 yang ada disana sebagai tubuh2 intrusi. Perlu juga diketahui bahwa data
 yang saya gunakan adalah data baru yang sanggup merekam
 reflektor-reflektor
 sampai ke 8-9 secTWT. Dari seismic image jelas sekali tampak mounded/
 pinacle geometry berdiri diatas tinggian suatu half graben/graben, yang
 saya simpulkan sebagai bukan magmatism basalt oceanic melainkan hanya
 carbonate buil-ups. Dalam hal ini saya sependapat dengan Robert Hall :
 interpretasi bisa berubah seiring dengan bertambah bagusnya quality data
 tersebut.

 SITI NUR'AINI
 (Geologist)
 
 ENI-INDONESIA LTD.




 Awang Satyana
 awangsatyana@   To: iagi-net@iagi.or.id,
 [EMAIL PROTECTED]
 yahoo.com   cc:
  Subject: RE: [iagi-net-l]
 Re:
 Marine syn-rift
 02/27/2006
 08:14 AM
 Please respond
 to iagi-net






 Ya, waktu itu kebetulan saya yang menanyakan kepada mahasiswa
 bimbingannya
 di forum IPA (Sinchia Dewi - Unocal/Chevron) sebab interpretasinya
 berbeda
 dengan publikasi Steve Moss (yang juga anggota SE Research Group -
 Robert
 Hall) di AAPG Bali 2000 yang mengatakan bahwa oceanic crust muncul di
 bawah
 North Makassar; sementara menurut publikasi Sinchia dan Nuraini (Eni
 -University of London) hanya attenuated continental crust di bawah North
 Makassar Strait itu.

   Saya menanyakan, apa sebenarnya pendapat resmi SE Research Group
 tentang
 kerak di bawah North Makassar itu. Dijawab langsung oleh Robert Hall
 yang
 juga ada di ruangan itu bahwa suatu interpretasi bisa berubah dengan
 bertambahnya data.

   Data dan analisis apa yang bertambah ? Setahu saya produk analisis SE
 Research Group untuk masalah basement Makassar Strait yang lengkap ada
 di
 publikasi Moss (2000) itu, juga Sardjono -P3G (AAPG Bali 2000) yang
 menggunakan modeling gayaberat untuk mendekati masalah ini. Publikasi
 Sinchia (2005) itu lebih menyoroti masalah kontras structural style
 antara
 utara dan selatan offshore di depan Lariang Basin, West Sulawesi.
 Mungkin
 Nuraini bisa kontribusi yang lebih lengkap ?

   Tetapi, studi terbaru tidak dipublikasi Unocal berdasarkan modeling
 dan
 analisis data gayaberat regional, cukup meyakinkan bahwa tak ada kerak
 oseanik di bawah North Makassar Strait.

   salam,
   awang

 Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau tidak salah dengar, berdasarkan interpretasi seismik, Robert Hall
 pada IPA tahun lalu mengatakan bahwa di Makasar Strait tidak terjadi
 oceanic spreading.

 Thanks. Iman

 -Original Message-
 From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, February 25, 2006 12:53 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
 Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension
 yang
 biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya
 mungkin
 contoh adalah Makassar Strait
 Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat
 transtensional,
 tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
 graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
 NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
 pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila
 disebabkan
 roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
 menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik yrsnki

  Awang ysh

  Sampai saat ini saya selalu menganggap kurang menariknya Bengkulu Basin
  adalah karena fore arc dan dengan demikian dingin.
  Hal yang sama dengan Nias.
  Data sumur yang mana yang menunjukan GG yang demikian tinggi , dan
  apa yang menyebabkan Bengkulu Basin  berbeda dengan Nias.
  Setahu saya memang didaratan Bengkulu terdapat oil/gas seeps , yang
  membuktikan terjadinya hidrokarbon.

  Si- Abah.

__

  Paleogene rift (syn-rift) Bengkulu Basin baik yang di Kedurang maupun
 Pagar Jati graben belum pernah tertembus sumur. Semua sumur yang ada di
 sini (a.l. Bengkulu A-1, Bengkulu A-2, Arwana) punya TD di sekuen
 post-rift dan sagging Oligo-Miocene. Di TD sumur2 itu litologinya serpih
 post rift bersama beberapa seams coal.

   Pemelajaran dari seismik dan singkapan seumur di onshore Bengkulu
 menunjukkan bahwa sekuen stratigrafi Bengkulu sama dengan Sumatra
 Selatan. Jadi syn-riftnya diisi ekivalen Lahat non-marine, lalu Talang
 Akar fluvio-deltaik (Fm. Hulu Simpang di onshore Bengkulu), kemudian
 post-rift dan sagging-nya diisi ekivalen Gumai shales (ini TD sumur2
 tadi) (Fm. Seblat kalau di onshore Bengkulu), lalu Muara Enim (Lemau),
 dan Eburna carbonates (Pliosen, Simpang Aus kalau di onshore Bengkulu).

   Kemudian, berbeda dengan umumnya forearc basins yang terkenal dengan
 cool basin-nya, di Bengkulu malah punya GG 45-50 deg C/1000 meter, jelas
 ini panas, sehingga shales dan coal post-rift ekivalen Gumai matang.

   Karena persamaan stratigrafi dan GG-nya yang panas, Bengkulu Basin
 dianggap masih bagian dari South Sumatra Basin basinal areas.

   Marine-synrift malah mungkin ada di Mentawai Basin (kalau ia syn-rift),
 di Bose Graben, di situ awal stratigrafinya bukan nonmarin seperti
 cekungan2 Sumatra lainnya, tetapi justru serpih Formasi Sipora dan ada
 reef juga berumur sekitar Eosen Tengah. Tapi ini belum ditembus sumur.

   Umumnya fore-arc basins di Sumatra ia lebih marin di Neogen daripada
 tetangganya di back-arc basins; tetapi yang syn-riftnya lebih banyak
 mirip2 back-arc basins yang non-marin.

   salam,
   awang

 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Bagi yg penasaran dengan marine rift basin sedimentation and
 architecture. Silahkan simak paper di AAPG Bulletin, V. 82, No. 1
 (January 1998), P. 110–146. berjudul :Architecture of Marine
 Rift-Basin Successions by : R. Ravnås and R. J. Steel.

 Dalam gambar dua disitu digambarkan perkembangan sebuah series rift
 basin yg di bagian dalam (interior) hingga yg kondisi marine
 (submerged). Barangkali dengan gambar2 ini bisa membuat spekulasi
 bahwa present day fore arc basin di selatan jawa dan barat sumatra
 berisi marine synrift. Ada yg tahu geology of Bengkulu basin fill ?

 RDP


 On 2/27/06, Awang Satyana wrote:
 Pak Koesoema,

 Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion
 tectonics ?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982,
 Propagating extrusion tectonics in Asia, new insights from simple
 experiments with plasticene, Geology 10, p. 611-616).

 Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak
 roll-back di back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision
 India vs Eurasia di 50 Ma, collision akan memperlambat subduction
 (halted), halted subduction akan menyebabkan roll-back, dan collision
 juga akan menyebabkan megashears yang memencar keluar dari pusat
 collision, megashears manifestasinya transtension yang sekaligus bisa
 membuka cekungan baik oleh mekanisme pull-apart maupun splay-nya yang
 extension.

 Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi
 berbagai gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java
 Basin, rifts yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan
 subduction yang saat itu tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke
 Paleogen, jadi saya pikir wajar saja kalau itu dibentuk oleh gerak
 roll-back. Juga, kelihatannya ia berhubungan dengan gerak rifting
 pemisahan Sulawesi dari Kalimantan.

 salam,
 awang

 R.P. Koesoemadinata wrote:
 Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
 Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension
 yang
 biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya
 mungkin
 contoh adalah Makassar Strait
 Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat
 transtensional,
 tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
 graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
 NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
 pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila
 disebabkan
 roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
 menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
 rift-grabens yang bersifat transtensional.
 Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading
 center,
 lain dengan 

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-27 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

Arwana-1 (Fina, 1992) punya GG 4.5-5.0 deg C/100 m (2.48-2.75 deg F/100 ft), 
ini jelas anomali dibanding GG forearc basin umumnya (sekitar 1.50 deg F/100 
ft). Arwana-1 dibor di Kedurang Graben dan tak jauh dari onshore seepages.

Karena termalnya itu maka shale ekivalen Gumai sudah masuk ke oil window di 
situ. Berbeda dengan di Nias, yang memang dingin. Pada level yang sama di 
reef-nya ditemukan gas biogenik, bukan termogenik (Ibu Suma discovery).

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, February 28, 2006 1:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


  Awang ysh

  Sampai saat ini saya selalu menganggap kurang menariknya Bengkulu Basin
  adalah karena fore arc dan dengan demikian dingin.
  Hal yang sama dengan Nias.
  Data sumur yang mana yang menunjukan GG yang demikian tinggi , dan
  apa yang menyebabkan Bengkulu Basin  berbeda dengan Nias.
  Setahu saya memang didaratan Bengkulu terdapat oil/gas seeps , yang
  membuktikan terjadinya hidrokarbon.

  Si- Abah.

__

  Paleogene rift (syn-rift) Bengkulu Basin baik yang di Kedurang maupun
 Pagar Jati graben belum pernah tertembus sumur. Semua sumur yang ada di
 sini (a.l. Bengkulu A-1, Bengkulu A-2, Arwana) punya TD di sekuen
 post-rift dan sagging Oligo-Miocene. Di TD sumur2 itu litologinya serpih
 post rift bersama beberapa seams coal.

   Pemelajaran dari seismik dan singkapan seumur di onshore Bengkulu
 menunjukkan bahwa sekuen stratigrafi Bengkulu sama dengan Sumatra
 Selatan. Jadi syn-riftnya diisi ekivalen Lahat non-marine, lalu Talang
 Akar fluvio-deltaik (Fm. Hulu Simpang di onshore Bengkulu), kemudian
 post-rift dan sagging-nya diisi ekivalen Gumai shales (ini TD sumur2
 tadi) (Fm. Seblat kalau di onshore Bengkulu), lalu Muara Enim (Lemau),
 dan Eburna carbonates (Pliosen, Simpang Aus kalau di onshore Bengkulu).

   Kemudian, berbeda dengan umumnya forearc basins yang terkenal dengan
 cool basin-nya, di Bengkulu malah punya GG 45-50 deg C/1000 meter, jelas
 ini panas, sehingga shales dan coal post-rift ekivalen Gumai matang.

   Karena persamaan stratigrafi dan GG-nya yang panas, Bengkulu Basin
 dianggap masih bagian dari South Sumatra Basin basinal areas.

   Marine-synrift malah mungkin ada di Mentawai Basin (kalau ia syn-rift),
 di Bose Graben, di situ awal stratigrafinya bukan nonmarin seperti
 cekungan2 Sumatra lainnya, tetapi justru serpih Formasi Sipora dan ada
 reef juga berumur sekitar Eosen Tengah. Tapi ini belum ditembus sumur.

   Umumnya fore-arc basins di Sumatra ia lebih marin di Neogen daripada
 tetangganya di back-arc basins; tetapi yang syn-riftnya lebih banyak
 mirip2 back-arc basins yang non-marin.

   salam,
   awang

 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Bagi yg penasaran dengan marine rift basin sedimentation and
 architecture. Silahkan simak paper di AAPG Bulletin, V. 82, No. 1
 (January 1998), P. 110-146. berjudul :Architecture of Marine
 Rift-Basin Successions by : R. Ravnås and R. J. Steel.

 Dalam gambar dua disitu digambarkan perkembangan sebuah series rift
 basin yg di bagian dalam (interior) hingga yg kondisi marine
 (submerged). Barangkali dengan gambar2 ini bisa membuat spekulasi
 bahwa present day fore arc basin di selatan jawa dan barat sumatra
 berisi marine synrift. Ada yg tahu geology of Bengkulu basin fill ?

 RDP


 On 2/27/06, Awang Satyana wrote:
 Pak Koesoema,

 Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion
 tectonics ?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982,
 Propagating extrusion tectonics in Asia, new insights from simple
 experiments with plasticene, Geology 10, p. 611-616).

 Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak
 roll-back di back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision
 India vs Eurasia di 50 Ma, collision akan memperlambat subduction
 (halted), halted subduction akan menyebabkan roll-back, dan collision
 juga akan menyebabkan megashears yang memencar keluar dari pusat
 collision, megashears manifestasinya transtension yang sekaligus bisa
 membuka cekungan baik oleh mekanisme pull-apart maupun splay-nya yang
 extension.

 Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi
 berbagai gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java
 Basin, rifts yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan
 subduction yang saat itu tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke
 Paleogen, jadi saya pikir wajar saja kalau itu dibentuk oleh gerak
 roll-back. Juga, kelihatannya ia berhubungan dengan gerak rifting
 pemisahan Sulawesi dari Kalimantan.

 salam,
 awang

 R.P. Koesoemadinata wrote:
 Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
 Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension
 yang
 biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik Iman Argakoesoemah

Kalau tidak salah dengar, berdasarkan interpretasi seismik, Robert Hall pada 
IPA tahun lalu mengatakan bahwa di Makasar Strait tidak terjadi oceanic 
spreading.

Thanks. Iman

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 25, 2006 12:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya mungkin
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan
roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading center,
lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
aselinya.
RPK
- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Minarwan [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 24, 2006 3:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Pak Awang,
 Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak sama antara
 Lambiase dan Morley dengan geologist lainnya. Tapi saya kira rift di
 Sunda margin bukan seperti rift yg di cratonic yg kalau berlanjut
 sempurna akan menjadi seafloor spreading.
 Dibawah rift2 di Sunda Craton ini tidak ada indikasi thermal yg kalau
 berlanjut menjadi spreading. Sepertinya Sunda Craton Margin ini
 diakibatkan oleh Subduction Roll Back sehingga kalau kita gambarkan
 bisa ada yg berupa cratonic interior rift dan cratonic edge rift
 (versi Longley), dan kalau craton edge rift ini berada pada daerah
 marine apakah tidak mungkin ?

 RDP

 On 2/24/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) penulis buku Basin
 Analysis : Principles and Applications, yang banyak digunakan secara
 luas dan jadi rujukan dalam kursus2 Basin Analysis,  tentang syn-rift
 (page 234).

   The nature of the sedimentary fills of a rift basin depends on its
 climatic zone, uplift pattern of the rift shoulders or arches acting as
 sediment sources or barriers, subsidence rate of central rift valleys
 determining alluvial base levels and lake water depths, and tectonic
 evolution of linked extensional fault systems.

   The broad features of the initial deposits of rifts are that they are
 predominantly non-marine, comprising arkosic, commonly volcaniclastic
 fluviatile deposits, lacustrine (fresh-water or evaporitic) and aeolian
 deposits. These sediment types typify syn-rift sequences and can be very
 extensive.

   Fault-controlled subsidence commonly outpaces sedimentation at later
 stages of rift development encouraging marine incursions. Shallow marine
 sediments may be overlain by deeper marine sediments as the rift evolves
 towards a site of sea floor spreading.

   Dan, saya pikir kita semua tahu bahwa apa yang mereka kemukakan itu
 merupakan ciri utama synrift sequence di cekungan2 Indonesia (Barat).

   salam,
   awang
 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg calon doktor di
 Ustrali.


 On 2/23/06, Minarwan wrote:
  Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
  mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
  892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
  Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
  Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
  apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.
 
  Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
  pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
  post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
  Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi
  terjadi
  lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
  Cretaceous.
 
  Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
  Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal
  marine.
 
  Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
  source rock ini.
 
  min
 
 

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik Awang Satyana
Ya, waktu itu kebetulan saya yang menanyakan kepada mahasiswa bimbingannya di 
forum IPA (Sinchia Dewi - Unocal/Chevron) sebab interpretasinya berbeda dengan 
publikasi Steve Moss (yang juga anggota SE Research Group - Robert Hall) di 
AAPG Bali 2000 yang mengatakan bahwa oceanic crust muncul di bawah North 
Makassar; sementara menurut publikasi Sinchia dan Nuraini (Eni -University of 
London) hanya attenuated continental crust di bawah North Makassar Strait itu.
   
  Saya menanyakan, apa sebenarnya pendapat resmi SE Research Group tentang 
kerak di bawah North Makassar itu. Dijawab langsung oleh Robert Hall yang juga 
ada di ruangan itu bahwa suatu interpretasi bisa berubah dengan bertambahnya 
data.
   
  Data dan analisis apa yang bertambah ? Setahu saya produk analisis SE 
Research Group untuk masalah basement Makassar Strait yang lengkap ada di 
publikasi Moss (2000) itu, juga Sardjono -P3G (AAPG Bali 2000) yang menggunakan 
modeling gayaberat untuk mendekati masalah ini. Publikasi Sinchia (2005) itu 
lebih menyoroti masalah kontras structural style antara utara dan selatan 
offshore di depan Lariang Basin, West Sulawesi. Mungkin Nuraini bisa kontribusi 
yang lebih lengkap ?
   
  Tetapi, studi terbaru tidak dipublikasi Unocal berdasarkan modeling dan 
analisis data gayaberat regional, cukup meyakinkan bahwa tak ada kerak oseanik 
di bawah North Makassar Strait.
   
  salam, 
  awang

Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Kalau tidak salah dengar, berdasarkan interpretasi seismik, Robert Hall pada 
IPA tahun lalu mengatakan bahwa di Makasar Strait tidak terjadi oceanic 
spreading.

Thanks. Iman

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 25, 2006 12:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya mungkin
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan
roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading center,
lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
aselinya.
RPK
- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: 
Cc: Minarwan ; 
Sent: Friday, February 24, 2006 3:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Pak Awang,
 Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak sama antara
 Lambiase dan Morley dengan geologist lainnya. Tapi saya kira rift di
 Sunda margin bukan seperti rift yg di cratonic yg kalau berlanjut
 sempurna akan menjadi seafloor spreading.
 Dibawah rift2 di Sunda Craton ini tidak ada indikasi thermal yg kalau
 berlanjut menjadi spreading. Sepertinya Sunda Craton Margin ini
 diakibatkan oleh Subduction Roll Back sehingga kalau kita gambarkan
 bisa ada yg berupa cratonic interior rift dan cratonic edge rift
 (versi Longley), dan kalau craton edge rift ini berada pada daerah
 marine apakah tidak mungkin ?

 RDP

 On 2/24/06, Awang Satyana wrote:
 Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) penulis buku Basin
 Analysis : Principles and Applications, yang banyak digunakan secara
 luas dan jadi rujukan dalam kursus2 Basin Analysis, tentang syn-rift
 (page 234).

 The nature of the sedimentary fills of a rift basin depends on its
 climatic zone, uplift pattern of the rift shoulders or arches acting as
 sediment sources or barriers, subsidence rate of central rift valleys
 determining alluvial base levels and lake water depths, and tectonic
 evolution of linked extensional fault systems.

 The broad features of the initial deposits of rifts are that they are
 predominantly non-marine, comprising arkosic, commonly volcaniclastic
 fluviatile deposits, lacustrine (fresh-water or evaporitic) and aeolian
 deposits. These sediment types typify syn-rift sequences and can be very
 extensive.

 Fault-controlled subsidence commonly outpaces sedimentation at later
 stages of rift development encouraging marine incursions. Shallow marine
 sediments may be overlain by deeper marine sediments as the rift evolves
 towards a site of sea floor spreading.

 Dan, saya pikir kita semua tahu bahwa apa yang mereka kemukakan itu
 merupakan ciri utama synrift sequence di cekungan2 Indonesia (Barat).

 salam,
 awang
 Rovicky Dwi Putrohari wrote

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion tectonics 
?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982, Propagating extrusion 
tectonics in Asia, new insights from simple experiments with plasticene, 
Geology 10, p. 611-616).
   
  Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak roll-back di 
back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision India vs Eurasia di 
50 Ma, collision akan memperlambat subduction (halted), halted subduction akan 
menyebabkan roll-back, dan collision juga akan menyebabkan megashears yang 
memencar keluar dari pusat collision, megashears manifestasinya transtension 
yang sekaligus bisa membuka cekungan baik oleh mekanisme pull-apart maupun 
splay-nya yang extension.
   
  Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi berbagai 
gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java Basin, rifts 
yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan subduction yang saat itu 
tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke Paleogen, jadi saya pikir wajar 
saja kalau itu dibentuk oleh gerak roll-back. Juga, kelihatannya ia berhubungan 
dengan gerak rifting pemisahan Sulawesi dari Kalimantan. 

  salam,
  awang
  
R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang 
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya mungkin 
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional, 
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk 
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan 
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus 
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan 
roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang 
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk 
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading center, 
lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian 
aselinya.
RPK


-
Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Bagi yg penasaran dengan marine rift basin sedimentation and
architecture. Silahkan simak paper di AAPG Bulletin, V. 82, No. 1
(January 1998), P. 110–146. berjudul :Architecture of Marine
Rift-Basin Successions by : R. Ravnås and R. J. Steel.

Dalam gambar dua disitu digambarkan perkembangan sebuah series rift
basin yg di bagian dalam (interior) hingga yg kondisi marine
(submerged). Barangkali dengan gambar2 ini bisa membuat spekulasi
bahwa present day fore arc basin di selatan jawa dan barat sumatra
berisi marine synrift. Ada yg tahu geology of Bengkulu basin fill ?

RDP


On 2/27/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Koesoema,

   Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion tectonics 
 ?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982, Propagating extrusion 
 tectonics in Asia, new insights from simple experiments with plasticene, 
 Geology 10, p. 611-616).

   Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak roll-back 
 di back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision India vs 
 Eurasia di 50 Ma, collision akan memperlambat subduction (halted), halted 
 subduction akan menyebabkan roll-back, dan collision juga akan menyebabkan 
 megashears yang memencar keluar dari pusat collision, megashears 
 manifestasinya transtension yang sekaligus bisa membuka cekungan baik oleh 
 mekanisme pull-apart maupun splay-nya yang extension.

   Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi berbagai 
 gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java Basin, rifts 
 yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan subduction yang saat 
 itu tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke Paleogen, jadi saya pikir 
 wajar saja kalau itu dibentuk oleh gerak roll-back. Juga, kelihatannya ia 
 berhubungan dengan gerak rifting pemisahan Sulawesi dari Kalimantan.

   salam,
   awang

 R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
 Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang
 biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya mungkin
 contoh adalah Makassar Strait
 Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
 tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
 graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
 NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
 pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan
 roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
 menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
 rift-grabens yang bersifat transtensional.
 Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading center,
 lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
 Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
 aselinya.
 RPK


 -
 Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!



--
 Peliknya arus BBM di Indonesia
...  baru yg baru saja masuk Indonesia (Shell, Petronas dll) menarik
utk dilihat. Banyak yg memiliki kepentingan dengan BBM ini. Masyarakat
tentunya ingin agar BBM itu murah ... seterusnya di
http://rovicky.blogspot.com
--Writer need 10 steps faster than readeR --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik Awang Satyana
Paleogene rift (syn-rift) Bengkulu Basin baik yang di Kedurang maupun Pagar 
Jati graben belum pernah tertembus sumur. Semua sumur yang ada di sini (a.l. 
Bengkulu A-1, Bengkulu A-2, Arwana) punya TD di sekuen post-rift dan sagging 
Oligo-Miocene. Di TD sumur2 itu litologinya serpih post rift bersama beberapa 
seams coal.
   
  Pemelajaran dari seismik dan singkapan seumur di onshore Bengkulu menunjukkan 
bahwa sekuen stratigrafi Bengkulu sama dengan Sumatra Selatan. Jadi syn-riftnya 
diisi ekivalen Lahat non-marine, lalu Talang Akar fluvio-deltaik (Fm. Hulu 
Simpang di onshore Bengkulu), kemudian post-rift dan sagging-nya diisi ekivalen 
Gumai shales (ini TD sumur2 tadi) (Fm. Seblat kalau di onshore Bengkulu), lalu 
Muara Enim (Lemau), dan Eburna carbonates (Pliosen, Simpang Aus kalau di 
onshore Bengkulu).
   
  Kemudian, berbeda dengan umumnya forearc basins yang terkenal dengan cool 
basin-nya, di Bengkulu malah punya GG 45-50 deg C/1000 meter, jelas ini panas, 
sehingga shales dan coal post-rift ekivalen Gumai matang. 
   
  Karena persamaan stratigrafi dan GG-nya yang panas, Bengkulu Basin dianggap 
masih bagian dari South Sumatra Basin basinal areas.
   
  Marine-synrift malah mungkin ada di Mentawai Basin (kalau ia syn-rift), di 
Bose Graben, di situ awal stratigrafinya bukan nonmarin seperti cekungan2 
Sumatra lainnya, tetapi justru serpih Formasi Sipora dan ada reef juga berumur 
sekitar Eosen Tengah. Tapi ini belum ditembus sumur.
   
  Umumnya fore-arc basins di Sumatra ia lebih marin di Neogen daripada 
tetangganya di back-arc basins; tetapi yang syn-riftnya lebih banyak mirip2 
back-arc basins yang non-marin.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bagi yg penasaran dengan marine rift basin sedimentation and
architecture. Silahkan simak paper di AAPG Bulletin, V. 82, No. 1
(January 1998), P. 110–146. berjudul :Architecture of Marine
Rift-Basin Successions by : R. Ravnås and R. J. Steel.

Dalam gambar dua disitu digambarkan perkembangan sebuah series rift
basin yg di bagian dalam (interior) hingga yg kondisi marine
(submerged). Barangkali dengan gambar2 ini bisa membuat spekulasi
bahwa present day fore arc basin di selatan jawa dan barat sumatra
berisi marine synrift. Ada yg tahu geology of Bengkulu basin fill ?

RDP


On 2/27/06, Awang Satyana wrote:
 Pak Koesoema,

 Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion tectonics 
 ?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982, Propagating extrusion 
 tectonics in Asia, new insights from simple experiments with plasticene, 
 Geology 10, p. 611-616).

 Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak roll-back di 
 back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision India vs Eurasia 
 di 50 Ma, collision akan memperlambat subduction (halted), halted subduction 
 akan menyebabkan roll-back, dan collision juga akan menyebabkan megashears 
 yang memencar keluar dari pusat collision, megashears manifestasinya 
 transtension yang sekaligus bisa membuka cekungan baik oleh mekanisme 
 pull-apart maupun splay-nya yang extension.

 Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi berbagai 
 gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java Basin, rifts 
 yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan subduction yang saat 
 itu tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke Paleogen, jadi saya pikir 
 wajar saja kalau itu dibentuk oleh gerak roll-back. Juga, kelihatannya ia 
 berhubungan dengan gerak rifting pemisahan Sulawesi dari Kalimantan.

 salam,
 awang

 R.P. Koesoemadinata wrote:
 Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
 Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang
 biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya mungkin
 contoh adalah Makassar Strait
 Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
 tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
 graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
 NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
 pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan
 roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
 menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
 rift-grabens yang bersifat transtensional.
 Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading center,
 lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
 Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
 aselinya.
 RPK


 -
 Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!



--
Peliknya arus BBM di Indonesia
... baru yg baru saja masuk Indonesia (Shell, Petronas dll) menarik
utk dilihat. Banyak yg memiliki kepentingan dengan BBM ini. Masyarakat
tentunya ingin agar BBM itu murah ... seterusnya di

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik siti . nuraini

Pak Awang,

Saya bersama dengan Sinchia memang telah study di North Makassar Strait
(20032004). Menurut kesimpulan saya saat ini : North Makassar Strait basin
dialasi oleh typical continental crust. Ini berbeda dengan hasil kesimpulan
study yang telah dilakukan Steve Moss  Ian Cloke (1999) sebelumnya yang
menyatakan sebagai kerak ocenic di daerah tersebut. Kesimpulan ini juga
didukung oleh Fresser et al (2003) yg menganggap bentukan mounded/pinacle
yang ada disana sebagai tubuh2 intrusi. Perlu juga diketahui bahwa data
yang saya gunakan adalah data baru yang sanggup merekam reflektor-reflektor
sampai ke 8-9 secTWT. Dari seismic image jelas sekali tampak mounded/
pinacle geometry berdiri diatas tinggian suatu half graben/graben, yang
saya simpulkan sebagai bukan magmatism basalt oceanic melainkan hanya
carbonate buil-ups. Dalam hal ini saya sependapat dengan Robert Hall :
interpretasi bisa berubah seiring dengan bertambah bagusnya quality data
tersebut.

SITI NUR'AINI
(Geologist)

ENI-INDONESIA LTD.





Awang Satyana   

awangsatyana@   To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL 
PROTECTED] 
yahoo.com   cc:

 Subject: RE: [iagi-net-l] Re: 
Marine syn-rift  
02/27/2006  

08:14 AM

Please respond  

to iagi-net 









Ya, waktu itu kebetulan saya yang menanyakan kepada mahasiswa bimbingannya
di forum IPA (Sinchia Dewi - Unocal/Chevron) sebab interpretasinya berbeda
dengan publikasi Steve Moss (yang juga anggota SE Research Group - Robert
Hall) di AAPG Bali 2000 yang mengatakan bahwa oceanic crust muncul di bawah
North Makassar; sementara menurut publikasi Sinchia dan Nuraini (Eni
-University of London) hanya attenuated continental crust di bawah North
Makassar Strait itu.

  Saya menanyakan, apa sebenarnya pendapat resmi SE Research Group tentang
kerak di bawah North Makassar itu. Dijawab langsung oleh Robert Hall yang
juga ada di ruangan itu bahwa suatu interpretasi bisa berubah dengan
bertambahnya data.

  Data dan analisis apa yang bertambah ? Setahu saya produk analisis SE
Research Group untuk masalah basement Makassar Strait yang lengkap ada di
publikasi Moss (2000) itu, juga Sardjono -P3G (AAPG Bali 2000) yang
menggunakan modeling gayaberat untuk mendekati masalah ini. Publikasi
Sinchia (2005) itu lebih menyoroti masalah kontras structural style antara
utara dan selatan offshore di depan Lariang Basin, West Sulawesi. Mungkin
Nuraini bisa kontribusi yang lebih lengkap ?

  Tetapi, studi terbaru tidak dipublikasi Unocal berdasarkan modeling dan
analisis data gayaberat regional, cukup meyakinkan bahwa tak ada kerak
oseanik di bawah North Makassar Strait.

  salam,
  awang

Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau tidak salah dengar, berdasarkan interpretasi seismik, Robert Hall
pada IPA tahun lalu mengatakan bahwa di Makasar Strait tidak terjadi
oceanic spreading.

Thanks. Iman

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 25, 2006 12:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya
mungkin
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan
roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading
center,
lain dengan

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Terima kasih Nur'aini atas infonya. Saya waktu IPA tahun lalu itu ingin 
berdiskusi soal kerak North Makassar ini, sayang keburu dicabut posternya he2..

Memang data seismik (termasuk paket data bidding terbaru untuk wilayah offshore 
West Sulawesi) menunjukkan bentuk2 pinnacle itu di banyak shoulder graben-half 
graben. Beberapa company yang ikut bidding kemarin masih agak bingung 
menentukan apa bentuk pinnacle ini : reef atau volcano ? Dilakukan beberapa 
modeling geofisika, hanya belum tuntas juga. 

Kalau pinnacle reef, mestinya ia seumur Berai/Tonasa carbonates yang 
Oligo-Miosen, sebab kalau lebih muda dari itu agak tak logis untuk 
pertumbuhannya di laut yang sangat dalam seperti North Makassar Strait, apalagi 
kalau mempertimbangkan bahwa kerak ini gagal menjadi sea-floor spreading sejak 
Miosen Awal/Tengah saat terjadi benturan beberapa mikro-kontinen di timur 
Sulawesi.

Mungkin pertanyaan tersisa yang harus kita cermati adalah kapan pinnacle 
terbentuk dan kapan terhentinya rifting Makassar, serta kapan kedalaman 
pinnacle seperti sekarang ini tercapai, paling tidak itu bisa untuk menentukan 
apakah itu benar pinnacle reef.

Tambahan lagi, oil geochemistry di beberapa minyak struktur penemuan laut dalam 
di sisi Makassar Strait membawa ciri2 minyak yang digenerasikan dari rifts 
Eosen, biomarker bisnorlupane. Tentu ini berita menggembirakan bahwa jauh di 
bawah Makassar Strait, pada relik rifts Eosen sisa pemisahan Kalimantan 
Sulawesi telah pernah digenerasikan hidrokarbon. Kalau generated HCs ini bisa 
ditangkap pinnacle reefs yang duduk di rift shoulder, kan bagus..

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, February 27, 2006 8:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Pak Awang,

Saya bersama dengan Sinchia memang telah study di North Makassar Strait
(20032004). Menurut kesimpulan saya saat ini : North Makassar Strait basin
dialasi oleh typical continental crust. Ini berbeda dengan hasil kesimpulan
study yang telah dilakukan Steve Moss  Ian Cloke (1999) sebelumnya yang
menyatakan sebagai kerak ocenic di daerah tersebut. Kesimpulan ini juga
didukung oleh Fresser et al (2003) yg menganggap bentukan mounded/pinacle
yang ada disana sebagai tubuh2 intrusi. Perlu juga diketahui bahwa data
yang saya gunakan adalah data baru yang sanggup merekam reflektor-reflektor
sampai ke 8-9 secTWT. Dari seismic image jelas sekali tampak mounded/
pinacle geometry berdiri diatas tinggian suatu half graben/graben, yang
saya simpulkan sebagai bukan magmatism basalt oceanic melainkan hanya
carbonate buil-ups. Dalam hal ini saya sependapat dengan Robert Hall :
interpretasi bisa berubah seiring dengan bertambah bagusnya quality data
tersebut.

SITI NUR'AINI
(Geologist)

ENI-INDONESIA LTD.





Awang Satyana   

awangsatyana@   To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL 
PROTECTED] 
yahoo.com   cc:

 Subject: RE: [iagi-net-l] Re: 
Marine syn-rift  
02/27/2006  

08:14 AM

Please respond  

to iagi-net 









Ya, waktu itu kebetulan saya yang menanyakan kepada mahasiswa bimbingannya
di forum IPA (Sinchia Dewi - Unocal/Chevron) sebab interpretasinya berbeda
dengan publikasi Steve Moss (yang juga anggota SE Research Group - Robert
Hall) di AAPG Bali 2000 yang mengatakan bahwa oceanic crust muncul di bawah
North Makassar; sementara menurut publikasi Sinchia dan Nuraini (Eni
-University of London) hanya attenuated continental crust di bawah North
Makassar Strait itu.

  Saya menanyakan, apa sebenarnya pendapat resmi SE Research Group tentang
kerak di bawah North Makassar itu. Dijawab langsung oleh Robert Hall yang
juga ada di ruangan itu bahwa suatu interpretasi bisa berubah dengan
bertambahnya data.

  Data dan analisis apa yang bertambah ? Setahu saya produk analisis SE
Research Group untuk masalah basement Makassar

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-26 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Ada paper yg dipresentasikan di AAPG International Convention  Exhibition 
2000 di Bali yang menyatakan dibawah selat Makassar adalah oceanic crust. 
Nanti authornya saya check lagi, yang ada hanya abstract-nya saja.


- Original Message - 
From: Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, February 27, 2006 7:14 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift




Kalau tidak salah dengar, berdasarkan interpretasi seismik, Robert Hall 
pada IPA tahun lalu mengatakan bahwa di Makasar Strait tidak terjadi 
oceanic spreading.


Thanks. Iman

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 25, 2006 12:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension 
yang
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya 
mungkin

contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional,
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila 
disebabkan

roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading 
center,

lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian
aselinya.
RPK
- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Minarwan [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 24, 2006 3:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Awang,
Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak sama antara
Lambiase dan Morley dengan geologist lainnya. Tapi saya kira rift di
Sunda margin bukan seperti rift yg di cratonic yg kalau berlanjut
sempurna akan menjadi seafloor spreading.
Dibawah rift2 di Sunda Craton ini tidak ada indikasi thermal yg kalau
berlanjut menjadi spreading. Sepertinya Sunda Craton Margin ini
diakibatkan oleh Subduction Roll Back sehingga kalau kita gambarkan
bisa ada yg berupa cratonic interior rift dan cratonic edge rift
(versi Longley), dan kalau craton edge rift ini berada pada daerah
marine apakah tidak mungkin ?

RDP

On 2/24/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) penulis buku Basin
Analysis : Principles and Applications, yang banyak digunakan secara
luas dan jadi rujukan dalam kursus2 Basin Analysis,  tentang syn-rift
(page 234).

  The nature of the sedimentary fills of a rift basin depends on its
climatic zone, uplift pattern of the rift shoulders or arches acting as
sediment sources or barriers, subsidence rate of central rift valleys
determining alluvial base levels and lake water depths, and tectonic
evolution of linked extensional fault systems.

  The broad features of the initial deposits of rifts are that they are
predominantly non-marine, comprising arkosic, commonly volcaniclastic
fluviatile deposits, lacustrine (fresh-water or evaporitic) and aeolian
deposits. These sediment types typify syn-rift sequences and can be very
extensive.

  Fault-controlled subsidence commonly outpaces sedimentation at later
stages of rift development encouraging marine incursions. Shallow marine
sediments may be overlain by deeper marine sediments as the rift evolves
towards a site of sea floor spreading.

  Dan, saya pikir kita semua tahu bahwa apa yang mereka kemukakan itu
merupakan ciri utama synrift sequence di cekungan2 Indonesia (Barat).

  salam,
  awang
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg calon doktor di
Ustrali.


On 2/23/06, Minarwan wrote:
 Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
 mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
 892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
 Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
 Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
 apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.

 Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
 pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
 post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
 Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi
 terjadi
 lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
 Cretaceous.

 Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin 
 selatannya

 Victoria

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-24 Terurut Topik Awang Satyana
Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) penulis buku Basin 
Analysis : Principles and Applications, yang banyak digunakan secara luas dan 
jadi rujukan dalam kursus2 Basin Analysis,  tentang syn-rift (page 234).
   
  The nature of the sedimentary fills of a rift basin depends on its climatic 
zone, uplift pattern of the rift shoulders or arches acting as sediment sources 
or barriers, subsidence rate of central rift valleys determining alluvial base 
levels and lake water depths, and tectonic evolution of linked extensional 
fault systems.
   
  The broad features of the initial deposits of rifts are that they are 
predominantly non-marine, comprising arkosic, commonly volcaniclastic 
fluviatile deposits, lacustrine (fresh-water or evaporitic) and aeolian 
deposits. These sediment types typify syn-rift sequences and can be very 
extensive.
   
  Fault-controlled subsidence commonly outpaces sedimentation at later stages 
of rift development encouraging marine incursions. Shallow marine sediments may 
be overlain by deeper marine sediments as the rift evolves towards a site of 
sea floor spreading.

  Dan, saya pikir kita semua tahu bahwa apa yang mereka kemukakan itu merupakan 
ciri utama synrift sequence di cekungan2 Indonesia (Barat).
   
  salam,
  awang
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg calon doktor di Ustrali.


On 2/23/06, Minarwan wrote:
 Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
 mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
 892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
 Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
 Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
 apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.

 Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
 pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
 post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
 Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi terjadi
 lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
 Cretaceous.

 Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
 Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal marine.

 Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
 source rock ini.

 min



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
 Yahoo! Mail
 Use Photomail to share photos without annoying attachments.

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-24 Terurut Topik Herry Maulana
Nimbrung dikit.
   
  cratonic interior rift dan cratonic edge rift (versi Longley) di Sunda 
Craton di awali dengan attenuated continental crust, sehingga ada nya marine 
environment pada awal rifting kecil sekali, cmiiw. Kurang tahu kalo di craton 
lainnya.
   
  Herry

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak sama antara
Lambiase dan Morley dengan geologist lainnya. Tapi saya kira rift di
Sunda margin bukan seperti rift yg di cratonic yg kalau berlanjut
sempurna akan menjadi seafloor spreading.
Dibawah rift2 di Sunda Craton ini tidak ada indikasi thermal yg kalau
berlanjut menjadi spreading. Sepertinya Sunda Craton Margin ini
diakibatkan oleh Subduction Roll Back sehingga kalau kita gambarkan
bisa ada yg berupa cratonic interior rift dan cratonic edge rift
(versi Longley), dan kalau craton edge rift ini berada pada daerah
marine apakah tidak mungkin ?

RDP

On 2/24/06, Awang Satyana wrote:
 Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) penulis buku Basin 
 Analysis : Principles and Applications, yang banyak digunakan secara luas 
 dan jadi rujukan dalam kursus2 Basin Analysis, tentang syn-rift (page 234).

 The nature of the sedimentary fills of a rift basin depends on its climatic 
 zone, uplift pattern of the rift shoulders or arches acting as sediment 
 sources or barriers, subsidence rate of central rift valleys determining 
 alluvial base levels and lake water depths, and tectonic evolution of linked 
 extensional fault systems.

 The broad features of the initial deposits of rifts are that they are 
 predominantly non-marine, comprising arkosic, commonly volcaniclastic 
 fluviatile deposits, lacustrine (fresh-water or evaporitic) and aeolian 
 deposits. These sediment types typify syn-rift sequences and can be very 
 extensive.

 Fault-controlled subsidence commonly outpaces sedimentation at later stages 
 of rift development encouraging marine incursions. Shallow marine sediments 
 may be overlain by deeper marine sediments as the rift evolves towards a site 
 of sea floor spreading.

 Dan, saya pikir kita semua tahu bahwa apa yang mereka kemukakan itu merupakan 
 ciri utama synrift sequence di cekungan2 Indonesia (Barat).

 salam,
 awang
 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg calon doktor di Ustrali.


 On 2/23/06, Minarwan wrote:
  Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
  mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
  892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
  Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
  Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
  apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.
 
  Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
  pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
  post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
  Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi terjadi
  lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
  Cretaceous.
 
  Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
  Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal marine.
 
  Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
  source rock ini.
 
  min
 
 

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL 
 PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -




 -
 Yahoo! Mail
 Use Photomail to share photos without annoying attachments.



--
http://rovicky.blogspot.com
--Writer need 10 steps faster than readeR --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift - BERKAH.

2006-02-24 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
Wah amat mantab komentar Pak Herman. Sangat bagus.

Amat luas daerah yang belum di kuasai manusia. Geologi amat sangat
penting. Karena di sinilah daerah yang paling mudah di jangkau rejeki
yang ada. Skala besar pandangannya suatu ilmu akan melihat lebih mudah
permasalahan, di banding kalau hanya mengetahui lewat dalam skala
pengetahuan. Termasuk ilmu bumi, geologi. Kombinasi antar ilmu dalam
dan ilmu luarnya akan menghasilkan pandangan, diskripsi, yang lebih
baik. ilmu luar pun tak akan hasilkan sebagus kalau di banding dengan
gabungan ilmu luar-dalam itu.

Ada yang tahu Annual Discovered reserve sebelum th 1930 ? Ini akan
memperbaiki prediksi kedepan.

Koreksi untuk tulisan BERKAH di bawah sono, tertulis 15 BOE menjadi 15
GBOE (Giga Barel Oil Equivalen). Kalimat menjadi:  Most probable annual
discored reseve di puncak (th 2035), P10-nya sekitar 15 GBOE, P50
sekitar 30 GBOE, P90 sekitar 45 GBOE. Kemungkinan naiknya discovered
reserve annually dari sekarang ke depan bisa di tunjang oleh adanya
harga minyak yang mahal kini. Juga telah saya prediksikan tiga tahun
lalu dan ternyata benar, bahwa jumlah pegawai mining akan naik. Padahal
waktu itu situasi amat menunjukkan penurunan cepat jumlah pegawai dari
1990'an, banyak lay off. 

Dari mana saja reserve yang mungkin di dapatkan ini ? 
Pada 70 th terakhir sebesar 1.7 TBOE proven reserve di dapatkan. Kedepan
70 th akan 1-2 TBOE probalility. Daerah Laut Thetis kemungkinan
menyumbang terbesar. Laut ini mencakup Maroko hingga setidaknya Merauke.
AAN (Anticline Arabian Nubian) slalu di sekitar katulistiwa, juga sejak
kambrium. 

Sebagian daerah katulistiwa kini menjadi di Antartika, dan Kutub Utara,
sebagai menyimpan banyak energi matahari (katulistiwa ) pada suatu
sa'at.  TAR Canada, yang telah di sebut Mas Awang, malah ada yang klaim
1.7 TBOE, akan di produksi dengan biaya 110 T.US$ (Terra US$) untuk
selama 10 th kedepan. Daerah Kutub Selatan pun menyimpan banyak minyak
di sebut Mas Awang itu kemarin. 

Klemme  Ulmishek 1991 sebut presentation world discovered reserve dari
Kambrium yang sedikit (3 %) lalu naik pada Silur (10%), turun hingga
PermianTriassik (5%) dan lalu naik hingga puncak di Cretaceous (30%)
lalu turun di Cenozoic (12 %). Nah kami sebut bahwa lebih kecilnya
minyak di ketemukan di Cenozoic di banding Cretaceous, salah satu
kemungkinan adalah belum di ketemukan (lainnya misal karena belum
matang). Pemetaan detil basin di Indonesia sangat akan menunjang untuk
dapatkan onother reserve itu, terutama di Indonesia Timur, yang
sedimennya ada setidaknya dari Karbonaferous. Nah Gelombang ARIF akan
bisa membantunya. Hayo..., siapa menjadi penemu minyak mendatang ? 
   
Berenang.
Selain Pita Lempeng Tektonik yang hanya 1 % tebal dari jari-jari bumi,
pita mengapung diatas cairan, maka ada istilah bumi itu berenang di
angkasa. Kata berenang lebih bagus diskripsinya dari pada istilah bumi
beredar kitari Matahari.

Empat energi utama : nuklir kuat, nuklir lemah, elektromagnetik, dan
gravitasi. Massa adalah energi. Energi belum tentu massa. E=mcc.
Temperatur universe rata-rata 2.7 K +- 0.3 K. Panas itu energi. Jadi tak
ada ruang kosong dari energi. Pun massa di angkasa tertipis density ya
tak pernah nol, akan ada positif besaran tertentu. Mereka menjadi
kondisi fluida, cairan. 

Semua planet dan benda angkasa berenang. Ya arti kata berenang persis
arti berenang dalam kalimat ikan berenang dalam cairan. Manusia berenang
di atmosfer. Atmosfer adalah cairan yang paling cocok dengan yang di
butuhkan manusia, tak di dalam air, atau di dalam massa yang lebih
padat, atau lebih kurang padat atmosfer bumi. 

Salam,
MAR

-Original Message-
From: Herman Moechtar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 24, 2006 1:08 PM
To: Maryanto (Maryant)
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

Thank alots pak Maryanto.

Buat saya apapun teorinya termasuk plate tektonik dan salam sekalipun,
semuanya untuk mempermudah studi dari basin. Yang penting buat saya
dalam studi tersebut adalah: How basin fill ini ?. Hanya itu  kira-kira.
Yang sangat menyulitkan kita dalam studi basin itu adalah darimana kita
memulainya. 

Menurut saya hanya satu jawabnya yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
suatu basin terbentuk dan diisi. Faktor yang dimaksud tersebut adalah
faktor internal dan eksternal. Memang sebagian besar orang hanya
melakukan dengan pendekatan faktor internal saja, seperti: proses
sedimentasi, evolusi lingkungan, dan sebagainya. Pekerjaan ini menurut
saya terbatas pada pakar geologi. 

Tapi jarang jang melakukan pendekatan terhadap faktor lainnya yaitu
eksternal. Faktor inilah yang sebetulnya yang menyebabkan suatu cekungan
terbentuk dan diisi (Tectonic, sea-level, climatic, and biotic
evolution). Celakanya, ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, dan lebih celakanya lagi faktor tersebut bersifat
independen. Yang sangat menarik adalah kata-kata independen tersebut,
artinya faktor tersebut harus bisa dikorelasikan. Seperti, disatu tempat
tektonik

RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-24 Terurut Topik Putrohari, Rovicky
Wah menarik kalau melihat awalnya rift ini. Saya masih melihat EJB (East
Java Basin) sebagai bahan yg paling HOT ! Saat ini.
Kalau sesuai dengan uraian Pak Awang sebelumnya bahwa rift ini bermula
dari Timur, dimana sebelah timur merupakan lokasi open marine nya 
Quote 
 Urutan sedimen dan bentuk/evolusi cekungan2  di sekeliling Sundaland
ini (NSB, CSB, SSB, Sunda/Asri, West Java, East Java, Barito, South
Sulawesi, dan Natuna) kalau kita lihat memang menunjukkan karakter yang
sama dari pre-, syn-, post-rift, dan sagging sequence-nya. Hanya, saat
inisiasinya berbeda. Cekungan2 yang ada di timur Sundaland lebih dulu
mulainya (lebih tua).


Nah apakah bukan berarti bahwa rift-rift yg sebelah timur dari EJB ini
mungkin marine disebelah timur ?
Apakah ini menunjukkan hal yg berbeda dengan attenuated continental
crust?

RDP

 -Original Message-
 From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 24, 2006 4:42 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift
 
 Nimbrung dikit.

   cratonic interior rift dan cratonic edge rift (versi 
 Longley) di Sunda Craton di awali dengan attenuated 
 continental crust, sehingga ada nya marine environment pada 
 awal rifting kecil sekali, cmiiw. Kurang tahu kalo di craton lainnya.

   Herry
 
 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Pak Awang,
 Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak 
 sama antara Lambiase dan Morley dengan geologist lainnya. 
 Tapi saya kira rift di Sunda margin bukan seperti rift yg di 
 cratonic yg kalau berlanjut sempurna akan menjadi seafloor spreading.
 Dibawah rift2 di Sunda Craton ini tidak ada indikasi thermal 
 yg kalau berlanjut menjadi spreading. Sepertinya Sunda Craton 
 Margin ini diakibatkan oleh Subduction Roll Back sehingga 
 kalau kita gambarkan bisa ada yg berupa cratonic interior 
 rift dan cratonic edge rift
 (versi Longley), dan kalau craton edge rift ini berada pada 
 daerah marine apakah tidak mungkin ?
 
 RDP
 
 On 2/24/06, Awang Satyana wrote:
  Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) 
 penulis buku Basin Analysis : Principles and Applications, 
 yang banyak digunakan secara luas dan jadi rujukan dalam 
 kursus2 Basin Analysis, tentang syn-rift (page 234).
 
  The nature of the sedimentary fills of a rift basin 
 depends on its climatic zone, uplift pattern of the rift 
 shoulders or arches acting as sediment sources or barriers, 
 subsidence rate of central rift valleys determining alluvial 
 base levels and lake water depths, and tectonic evolution of 
 linked extensional fault systems.
 
  The broad features of the initial deposits of rifts are 
 that they are predominantly non-marine, comprising arkosic, 
 commonly volcaniclastic fluviatile deposits, lacustrine 
 (fresh-water or evaporitic) and aeolian deposits. These 
 sediment types typify syn-rift sequences and can be very extensive.
 
  Fault-controlled subsidence commonly outpaces sedimentation 
 at later stages of rift development encouraging marine 
 incursions. Shallow marine sediments may be overlain by 
 deeper marine sediments as the rift evolves towards a site of 
 sea floor spreading.
 
  Dan, saya pikir kita semua tahu bahwa apa yang mereka 
 kemukakan itu merupakan ciri utama synrift sequence di 
 cekungan2 Indonesia (Barat).
 
  salam,
  awang
  Rovicky Dwi Putrohari wrote:
  Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg calon 
 doktor di Ustrali.
 
 
  On 2/23/06, Minarwan wrote:
   Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine 
   synrift mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada 
 di halaman 
   891 dan 892. Contoh marine syn-rift source rock ada di 
 North Sea dan 
   Sirte Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock 
 utamanya adalah 
   Late Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat 
 pengendapannya di 
   setting apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.
  
   Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah 
 pernah rifting 
   pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early 
 Jurassic menjadi 
   post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest 
   Early Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, 
   ekstensi terjadi lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay 
 diendapkan) 
   sampe earliest Cretaceous.
  
   Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin 
   selatannya Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, 
 extensi kedua di marginal marine.
  
   Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine 
   synrift source rock ini.
  
   min
  

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-24 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata

Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang 
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya mungkin 
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional, 
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk 
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan 
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus 
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan 
roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang 
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk 
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading center, 
lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian 
aselinya.

RPK
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Minarwan [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 24, 2006 3:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift



Pak Awang,
Barangkali yg disebut rift (rift definition) ini yg tidak sama antara
Lambiase dan Morley dengan geologist lainnya. Tapi saya kira rift di
Sunda margin bukan seperti rift yg di cratonic yg kalau berlanjut
sempurna akan menjadi seafloor spreading.
Dibawah rift2 di Sunda Craton ini tidak ada indikasi thermal yg kalau
berlanjut menjadi spreading. Sepertinya Sunda Craton Margin ini
diakibatkan oleh Subduction Roll Back sehingga kalau kita gambarkan
bisa ada yg berupa cratonic interior rift dan cratonic edge rift
(versi Longley), dan kalau craton edge rift ini berada pada daerah
marine apakah tidak mungkin ?

RDP

On 2/24/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ini kutipan dari John Allen dan Phillip Allen (1990) penulis buku Basin 
Analysis : Principles and Applications, yang banyak digunakan secara 
luas dan jadi rujukan dalam kursus2 Basin Analysis,  tentang syn-rift 
(page 234).


  The nature of the sedimentary fills of a rift basin depends on its 
climatic zone, uplift pattern of the rift shoulders or arches acting as 
sediment sources or barriers, subsidence rate of central rift valleys 
determining alluvial base levels and lake water depths, and tectonic 
evolution of linked extensional fault systems.


  The broad features of the initial deposits of rifts are that they are 
predominantly non-marine, comprising arkosic, commonly volcaniclastic 
fluviatile deposits, lacustrine (fresh-water or evaporitic) and aeolian 
deposits. These sediment types typify syn-rift sequences and can be very 
extensive.


  Fault-controlled subsidence commonly outpaces sedimentation at later 
stages of rift development encouraging marine incursions. Shallow marine 
sediments may be overlain by deeper marine sediments as the rift evolves 
towards a site of sea floor spreading.


  Dan, saya pikir kita semua tahu bahwa apa yang mereka kemukakan itu 
merupakan ciri utama synrift sequence di cekungan2 Indonesia (Barat).


  salam,
  awang
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg calon doktor di 
Ustrali.



On 2/23/06, Minarwan wrote:
 Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
 mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
 892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
 Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
 Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
 apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.

 Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
 pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
 post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
 Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi 
 terjadi

 lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
 Cretaceous.

 Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
 Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal 
 marine.


 Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
 source rock ini.

 min



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id

Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-23 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Sorry nimbrung lagi. Juga di North East Java basin terjadi marine syn-rift 
deposition, setelah Fm Ngimbang non marine clastic langsung diendapkan marin 
deposit di dalam graben-nya


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: Minarwan [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, February 23, 2006 7:06 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg  calon doktor di 
Ustrali.



On 2/23/06, Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote:

Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.

Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi terjadi
lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
Cretaceous.

Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal 
marine.


Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
source rock ini.

min




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-





-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-23 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Ikut nimbrung. Marine synrift memang ada, tetapi tetap berada di continental 
crust. North Sea itu berada di atas continental crust, juga seperti di 
Natuna
Tetapi kalau berada di oceanic crust belum pernah dengar, biasanya langsung 
jadi terjadi spreading center.
Jadi harus dibedakan antara oceanic crust dengan submarine seabed, yang bisa 
juga berada di atas continental crust.


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: Minarwan [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, February 23, 2006 7:06 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg  calon doktor di 
Ustrali.



On 2/23/06, Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote:

Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.

Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi terjadi
lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
Cretaceous.

Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal 
marine.


Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
source rock ini.

min




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-





-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-23 Terurut Topik Syafri Syafar
Sebagai tambahan, Morley sendiri memang hanya menunjukan data statistik
tentang cratonic rift:
- A. cratonic rift, continetal fill
- B. cratonic rift, marine fill
- C. cratonic rift, and sag basin, both continental fill
- D. cratonic rift, continental fill, sag basin, marine fill
- E. cratonic rift, marine fill, sag basin, marine fill
- F. cratonic rift, continental fill, pasive margin
- G. cratonic rift, marine fill, pasive margin

Dan reserves terbesar ada dikelompok E,
btw saya nggak punya bukunya, tapi boleh baca doang...

On 2/23/06, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ikut nimbrung. Marine synrift memang ada, tetapi tetap berada di
 continental
 crust. North Sea itu berada di atas continental crust, juga seperti di
 Natuna
 Tetapi kalau berada di oceanic crust belum pernah dengar, biasanya
 langsung
 jadi terjadi spreading center.
 Jadi harus dibedakan antara oceanic crust dengan submarine seabed, yang
 bisa
 juga berada di atas continental crust.

 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: Minarwan [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, February 23, 2006 7:06 AM
 Subject: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


  Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg  calon doktor di
  Ustrali.
 
 
  On 2/23/06, Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
  mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
  892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
  Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
  Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
  apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.
 
  Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
  pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
  post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
  Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi
 terjadi
  lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
  Cretaceous.
 
  Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
  Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal
  marine.
 
  Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
  source rock ini.
 
  min
 
 
 
  -
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
  IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
  Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
  (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
  Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
  Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
  Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
  Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
  [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
  Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
  -
 
 


 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina
 [at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -




RE: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift

2006-02-23 Terurut Topik Awang Satyana
Apa yang mau jadi endapan marin di Kutei syn-rift ? Tetap saja sekuennya sama 
dengan cekungan2 lain di sekeliling Sundaland yang syn-riftnya (early) 
dicirikan oleh endapan nonmarin atau shallow-deep lacustrine.
   
  Di Natuna pun tak ada bukti marine synrift, di situ berkembang shallow-deep 
lacustrine seperti juga di Central Sumatra Basin dan Asri/Sunda 
(Pematang-Banuwati). Oil geochemistry dengan kuat menunjukkan oil asal 
lakustrin yang diendapkan di synrift Belut/Keras/Lama.
   
  Upper Kutei Basin di wilayah Semayang, Ritan dan Maruwai punya sedimen 
syn-rift yang nonmarin : Kiham Haloq yang konglomeratik. Naik ke lebih muda, 
ada Batu Ayau dan Batu Kelau atau mungkin Mangkupa yang merupakan sedimen late 
syn-rift dan mungkin marin sebab didominasi serpih. Yang full marine ada 
Kedango-Sekerat limestone, tetapi itu banyaknya sudah merupakan endapan 
post-rift dan sagging.

  Maka di Indonesia (Barat) tetap early syn-rift nonmarin dan late syn-rift 
sebagian marin.
   
  salam,
  awang
Rudhy Tarigan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Pak Koesoema Yth,...

Kalau di Kutai basin gimana pak,apakah mungkin terbentuk Marine Syn-rift 
juga ??
Mengingat di Selat Makassar itu juga ternyata nggak pernah terjadi Spreading 
Centre ( Paper Robert Hall et al, IPA Proc. 2005 ) Hanya terjadi Continental 
Crust thinning saja dari kenampakan seismic nya ( E-W )..atau paling tidak akan 
terbentuk submarine seabed didaerah Deep Water nya ?
Apakah pada saat dia Foreland basin atau pada saat Passive margin terbentuknya 
Marine Syn-rift itu ? Bagaimana menurut pendapat bapak ? Terimakasih atas 
infonya.

Salam,

Rudhy Tarigan

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, February 23, 2006 9:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


Ikut nimbrung. Marine synrift memang ada, tetapi tetap berada di continental
crust. North Sea itu berada di atas continental crust, juga seperti di
Natuna
Tetapi kalau berada di oceanic crust belum pernah dengar, biasanya langsung
jadi terjadi spreading center.
Jadi harus dibedakan antara oceanic crust dengan submarine seabed, yang bisa
juga berada di atas continental crust.

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: Minarwan ; 
Sent: Thursday, February 23, 2006 7:06 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Marine syn-rift


 Ini salah satu diskusi dengan Minarwan, geologist yg calon doktor di
 Ustrali.


 On 2/23/06, Minarwan wrote:
 Marine syn-rift yang dibicarakan Joe sama Chris memang marine synrift
 mulai dari early sampe late syn-rift Mas. Itu ada di halaman 891 dan
 892. Contoh marine syn-rift source rock ada di North Sea dan Sirte
 Basin. Kalo dari North Sea Basin, source rock utamanya adalah Late
 Jurassic Kimmeridge Clay cuman aku gak ingat pengendapannya di setting
 apa. Mungkin juga source rock lain bisa juga.

 Uniknya Mas, John Underhill bilang North Sea itu udah pernah rifting
 pada periode Permian dan Triassic, lalu sejak Early Jurassic menjadi
 post-rist (thermal subsidence), kemudian ada doming sejak latest Early
 Jurassic sampe ke Middle Jurassic, lalu domenya kolaps, ekstensi terjadi
 lagi di Late Jurassic (Kimmeridge Clay diendapkan) sampe earliest
 Cretaceous.

 Cerita multiple rifting ini mirip dengan yang di Otway basin selatannya
 Victoria yah. Rifting pertama di kontinen, extensi kedua di marginal
 marine.

 Di situ ada papernya kok Mas, kalo Mas Vicky mau memburu marine synrift
 source rock ini.

 min



 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id