Re: [Nasyid Indonesia] OOT: KASUS PURA BULELENG II
Jadi pelakunya psycho ya? Orang hindu-bali juga? Jangan2 si wayan ilham itu nick-name-nya mangku laper ya? harusnya ditangkap tu orang!! Provokasi aja!!! ncyno <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Iseng2 juga :) http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/1/29/b21.htm http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/1/30/b6.html http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b17.htm http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b23.htm setidaknya email dari "Wayan Ilham" tersebar di beberapa milis ... - Do you Yahoo!? Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term' [Non-text portions of this message have been removed] Mari bersama-sama mengharumkan Islam lewat kebudayaan/seni Islami Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/nasyid-indonesia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Nasyid Indonesia] OOT: KASUS PURA BULELENG II
Iseng2 juga :) http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/1/29/b21.htm http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/1/30/b6.html http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b17.htm http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b23.htm setidaknya email dari "Wayan Ilham" tersebar di beberapa milis berikut : [ppiindia][islamkristen][Nasyid Indonesia][nasional_list] dan mungkin masih ada/banyak lagi,... berikut isi dari http://www.mail-archive.com/ppi@freelists.org/msg16827.html [ppi] Re: [ppiindia] Fwd: Kasus Pura Buleleng jilid II-->pro martha eka mardika Sun, 23 Jan 2005 06:08:55 -0800 ** Mailing List|Milis Nasional Indonesia PPI-India ** Dengan Hormat, Saya setuju dengan saran rekan Mario Gagho di bawah. Dan setelah saya cermati tulisan yang di forward oleh rekan Martha isinya tidak lebih dari sekedar tulisan seorang provokator. Karena banyak istilah yang digunakan oleh pengirim (wayan ilham, namanya terkesan rada aneh untuk mengaku sebagai orang Bali) yang saya rasa terlalu amat sangat mengada-ada. Tidak ada yang namanya Patung Dewa Indra, tidak ada yang namanya penatua-penatua Hindu Bali, tidak ada yang namanya Pusat Pemujaan Dewa Brahma dll. Jadi tulisannya terkesan terlalu dibuat "serm" agar lebih memperkeruh suasana, dan terlalu amat sangat janggal dalam pengambilan istilah-istilah jika dia bermaksud membuat orang lain mengerti setelah membaca tulisannya. Kebetulan disamping saya lagi ada teman dari Buleleng dan dia malah bertanya "..mana ada pura yang dibakar di Buleleng.?!!???" Salam, Eka Mardika == Insyaallah salah satu lagi fitnah terhadap islam telah jelas, semoga kita semua dilindungi Allah dari segala fitnah dan tetap berada dalam lindunganNya,... amin Wassalamu'alaykum Encino --- In nasyid-indonesia@yahoogroups.com, "Ahmad Syauqie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tadi iseng2 search... dapetnya ini.. > > Jangan2 pelakunya memang orang ndak sehat ini ya? Wallahu a'lam... > > http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b17.htm > Mari bersama-sama mengharumkan Islam lewat kebudayaan/seni Islami Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/nasyid-indonesia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [Nasyid Indonesia] OOT: KASUS PURA BULELENG II
Tadi iseng2 search... dapetnya ini.. Jangan2 pelakunya memang orang ndak sehat ini ya? Wallahu a'lam... http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b17.htm SATU tahun lalu, Nyoman Laper - lebih dikenal dengan Mangku Laper - mulai menjadi topik pembicaraan publik karena menghajar satpam Pasar Badung, Tegug Arnawa, hingga tewas. Tanpa ampun, putra ketiga buah cinta kasih Ni Made Muji dan I Nyoman Rugu ini digelandang ke Poltabes Denpasar selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli untuk proses penyembuhan. Pascakabur dari RSJ Bangli, "popularitas" Laper ternyata belum memudar. Beberapa pekan terakhir ini, pria yang semasa waras berprofesi sebagai pembuat tapel (topeng) dan togog (patung) ini kembali membuat aparat kepolisian sibuk. Dia diduga sebagai "aktor" perusakan tujuh pura yang ada di wilayah Kuta dan Kedongan. Sekitar pukul 22.30, Sabtu (29/1) lalu, Laper ditangkap aparat kepolisian di salah satu gedung SD di kawasan Sukawati. Dst.. Mari bersama-sama mengharumkan Islam lewat kebudayaan/seni Islami Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/nasyid-indonesia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [Nasyid Indonesia] OOT: KASUS PURA BULELENG II
Assalaamu'alaikum wrwb, Dari gejala gerakannya menurut saya ini diorganisir oleh orang2 Jakarta yang dulu2 juga. Seperti kejadian Tanjung Priok dsb, untuk memfitnah dan menyudutkan umat Islam. Orang yang betul2 Islam tidak akan melakukan hal yang demikian. Islam sendiri tidak pernah membawa pesan sponsor "pengislaman" seperti yang diungkapkan dalam berita ini, yang ada mah "kristenisasi". Islam tidak pernah memaksa orang untuk masuk Islam apalagi dengan kekerasan, kecuali tertindas seperti pada zaman Rasulullah dulu. Jika tertindas dan mempertahankan yang haq kenapa tidak, ya harus melawan. Kesimpulannya jelas pelakunya bukan orang yang mengerti Islam bahkan jauh dari Islam. -- To Dede Nurmansyah yang kebetulan bertugas di Bali, apa benar ada kejadian ini ? -- Wassalaamu'alaikum wrwb, Ikhsan Snada -Original Message- From: Ahmad Syauqie [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 01, 2005 17:32 To: nasyid-indonesia@yahoogroups.com Cc: Neng Upiek Subject: [Nasyid Indonesia] OOT: KASUS PURA BULELENG II Ada yang bisa mengklarifikasi berita ini ? Kalau benar terjadi, sungguh sebuah tindakan yang sangat tidak Islami, dan patut disayangkan. Kalau kejadian di bawah benar terjadi, semoga bisa menjadi perenungan bagi kita semua. :-) KASUS PURA BULELENG II Nama saya Wayan Ilham, dan sebelumnya saya pernah menulis tentang kisah nyata Pura Buleleng di Bali. Oh ya, agama saya Hindu Bali dan saya hanya sebagai anggota milis yang pasif saja, artinya tidak banyak menulis untuk milis ini. Tulisan rekan Muslim di atas tentu saudara tahu siapa penulisnya, dan memang kami sebagai penduduk Bali sering sekali diejek oleh rekan Muslim sebagai penembah Berhala atau Kafir atau lainnya. Walaupun demikian kami tetap sabar, karena masyarakat Bali adalah masyarakat yang cinta damai sejak dahulu kala, dan kami tidak ingin menyakiti pihak lain, dan sebagai tuan rumah di tanah sendiri (Bali) justru kami yang lebih sering disakiti. Saya pernah menulis tentang penghadangan dan pembakaran Arca Dewa Indra di kampung Jawa (nama daerah di Bali), itu sudah hampir kami lupakan karena kejadiannya delapan tahun yang lalu dan di zaman rezim Soeharto lagi. Tapi yang paling menyakitkan adalah kejadian baru-baru ini, dimana di awal pemerintahan SBY yang berusaha memberantas SARA ini, justru kejadian yang sangat memalukan dan memilukan ini terjadi. Kejadian tersebut diekpos semua koran lokal di Bali dan saya harapkan koran yang di Jakarta juga meliputnya. Peristiwanya sebagai berikut, pada minggu lalu masyarakat Jawa di Bali membeli sebidang tanah kosong di wilayah Adat Kuta, dimana wilayah tersebut adalah tempat sakral bagi kami orang Bali karena merupakan pusat pemujaan Dewa Brahma di Kuta dan Bali khususnya. Tanah yang dibeli di Legian tersebut akan didirikan sebuah mesjid yang dikoordnasi oleh FPBM (Front Pengislaman Bali Madani). Dan tentu saja masyarakat setempat agak keberatan karena disamping daerah tersebut tidak ada Muslimnya karena merupakan tempat tinggalnya orang Bali dan sekaligus obyek wisata. Mereka yang menamakan dirinya FPBM (Front Pengislaman Bali Madani) yang menjadi sumber kericuhan.Tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku dan perasaan masyarakat sekitar dengan membangun mesjid tersebut, dan dalam masa pembangunan saja, suara azan di kumandangkan dengan loudspeaker yang keras sekali, sehingga menggangu kenyamanan turis dan juga masayarakat Bali yang tinggal di Legian. Sewaktu para penatua-penatua Hindu Bali meminta kepada pengurus mesjid tersebut supaya tidak berlebihan dalam menyuarakan azan dan juga menanyakan apakah pendirian bangunan ibadah tersebut telah ada izinnya. Maka pengurus mesjid tersebut mengatakan, bahwa peraturan pendirian tempat ibadah yang berdasarkan SKB 3 menteri, yang syaratnya adalah adanya 80 keluarga pemeluk agama tersebut dan juga izin dari warga tetangga di sekitar tempat ibadah itu berlaku untuk agama diluar Islam, dan orang Muslim berhak mendirikan tempat ibadah berupa mesjid dimana saja di tanah Indonesia termasuk Bali tanpa harus ada ijin apapun. Karena SKB tersebut diberlakukan untuk orang kafir dalam mendirikan tempat ibadah mereka. Yang lebih parahnya lagi, bahwa mereka menantang para penatua itu, apakah pura yang ada di Legian telah mendapatkan ijin dari Menteri agama dan telah berdasarkan SKB 3 menteri, jika tidak maka pura yang ada di Legian yang akan di runtuhkan seperti yang telah mereka lakukan terhadap gereja di tanah Jawa. Hal tersebut tentu saja membuat para penatua tersebut tersinggung. Sebagai masyarakat yang cinta damai, penatua-penatua masih bersabar dan bernegoisasi agar suara azan tersebut tidak mengganggu warga sekitar. Pernyataan dari penatua tersebut dianggap perang oleh pengurus mesjid, dan mereka berteriak bahwa Berhala dan patung
[Nasyid Indonesia] OOT: KASUS PURA BULELENG II
Ada yang bisa mengklarifikasi berita ini ? Kalau benar terjadi, sungguh sebuah tindakan yang sangat tidak Islami, dan patut disayangkan. Kalau kejadian di bawah benar terjadi, semoga bisa menjadi perenungan bagi kita semua. :-) KASUS PURA BULELENG II Nama saya Wayan Ilham, dan sebelumnya saya pernah menulis tentang kisah nyata Pura Buleleng di Bali. Oh ya, agama saya Hindu Bali dan saya hanya sebagai anggota milis yang pasif saja, artinya tidak banyak menulis untuk milis ini. Tulisan rekan Muslim di atas tentu saudara tahu siapa penulisnya, dan memang kami sebagai penduduk Bali sering sekali diejek oleh rekan Muslim sebagai penembah Berhala atau Kafir atau lainnya. Walaupun demikian kami tetap sabar, karena masyarakat Bali adalah masyarakat yang cinta damai sejak dahulu kala, dan kami tidak ingin menyakiti pihak lain, dan sebagai tuan rumah di tanah sendiri (Bali) justru kami yang lebih sering disakiti. Saya pernah menulis tentang penghadangan dan pembakaran Arca Dewa Indra di kampung Jawa (nama daerah di Bali), itu sudah hampir kami lupakan karena kejadiannya delapan tahun yang lalu dan di zaman rezim Soeharto lagi. Tapi yang paling menyakitkan adalah kejadian baru-baru ini, dimana di awal pemerintahan SBY yang berusaha memberantas SARA ini, justru kejadian yang sangat memalukan dan memilukan ini terjadi. Kejadian tersebut diekpos semua koran lokal di Bali dan saya harapkan koran yang di Jakarta juga meliputnya. Peristiwanya sebagai berikut, pada minggu lalu masyarakat Jawa di Bali membeli sebidang tanah kosong di wilayah Adat Kuta, dimana wilayah tersebut adalah tempat sakral bagi kami orang Bali karena merupakan pusat pemujaan Dewa Brahma di Kuta dan Bali khususnya. Tanah yang dibeli di Legian tersebut akan didirikan sebuah mesjid yang dikoordnasi oleh FPBM (Front Pengislaman Bali Madani). Dan tentu saja masyarakat setempat agak keberatan karena disamping daerah tersebut tidak ada Muslimnya karena merupakan tempat tinggalnya orang Bali dan sekaligus obyek wisata. Mereka yang menamakan dirinya FPBM (Front Pengislaman Bali Madani) yang menjadi sumber kericuhan.Tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku dan perasaan masyarakat sekitar dengan membangun mesjid tersebut, dan dalam masa pembangunan saja, suara azan di kumandangkan dengan loudspeaker yang keras sekali, sehingga menggangu kenyamanan turis dan juga masayarakat Bali yang tinggal di Legian. Sewaktu para penatua-penatua Hindu Bali meminta kepada pengurus mesjid tersebut supaya tidak berlebihan dalam menyuarakan azan dan juga menanyakan apakah pendirian bangunan ibadah tersebut telah ada izinnya. Maka pengurus mesjid tersebut mengatakan, bahwa peraturan pendirian tempat ibadah yang berdasarkan SKB 3 menteri, yang syaratnya adalah adanya 80 keluarga pemeluk agama tersebut dan juga izin dari warga tetangga di sekitar tempat ibadah itu berlaku untuk agama diluar Islam, dan orang Muslim berhak mendirikan tempat ibadah berupa mesjid dimana saja di tanah Indonesia termasuk Bali tanpa harus ada ijin apapun. Karena SKB tersebut diberlakukan untuk orang kafir dalam mendirikan tempat ibadah mereka. Yang lebih parahnya lagi, bahwa mereka menantang para penatua itu, apakah pura yang ada di Legian telah mendapatkan ijin dari Menteri agama dan telah berdasarkan SKB 3 menteri, jika tidak maka pura yang ada di Legian yang akan di runtuhkan seperti yang telah mereka lakukan terhadap gereja di tanah Jawa. Hal tersebut tentu saja membuat para penatua tersebut tersinggung. Sebagai masyarakat yang cinta damai, penatua-penatua masih bersabar dan bernegoisasi agar suara azan tersebut tidak mengganggu warga sekitar. Pernyataan dari penatua tersebut dianggap perang oleh pengurus mesjid, dan mereka berteriak bahwa Berhala dan patung di Bali akan dihancurkan satu demi satu sampai habis seperti yang telah dilakukan oleh Taliban di Afghanistan jika syariat Islam diberlakukan di Indonesia. Belum puas atas tindakannya tersebut, pada besoknya, maka FPBM tersebut malah mendatangkan kira-kira 10 truk orang-orang (Jawa) yang dikoordinasi dari beberapa kampung di Jawa, mereka berdatangan dengan mengikatkan kain di kepala dengan tulisan FPBM, dan membawa poster bertuliskan "Mesjid Yes, Pura go to Hell" sambil poster-poster tersebut dibentangkan dan ditunjukkan kepada turis-turis yang sedang berliburan di Legian. Tentu saja hal tersebut membuat sebagian masyarakat Bali tersinggung dan terprovokasi, dan sewaktu hampir terjadi kerusuhan, maka Polisi Anti Hura Hara datang ke lokasi kejadian dan membubarkan semua orang yang ada disana. 10 Truk tersebut b