RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
sebelumnya saya minta maaf kalau nanti ada kata-kata saya yang salah, karena saya baru kali ini ikut posting di milis ini, sehingga saya belum terlalu paham karakter dari masing-masing anggota di milis ini. saya hanya mau sedikit memberikan pendapat tentang topik "Amien Rais (AR) Temui Cindy Alodia (CA)". saya agak tercengang juga karena yang jadi fokus perhatian dari peristiwa ini adalah masalah CA nya, padahal terus terang saya berharap yang jadi pokok bahasan adalah AR nya. saya sampai saat sekarang ini belum bisa menentukan pilihan saya kepada 5 calon pasangan capres dan cawapres, karena saya belum bisa menemukan kelebihan kelimanya, dengan arti kata bahwa semuanya mempunyai kualitas yang sama bagusnya, dan belum kelihatanmana yang lebih menonjol dan benar-benar memperlihatkan kemampuan lebih dalam memimpin negara ini dibandingkan dengan para pesaingnya. kembali ke topik awal, ada beberapapertanyaan yang menggantung di kepala saya, mudah-mudahan anggota milis bisamemberikan pencerahan, diantaranya adalah: 1. apa maksud dari kedatangan pak AR ke rumah Cindy?apakah sekedar silaturahmi biasa atau adahal lain yang diharapkan? 2. seberapa besar pengaruh peristiwa tersebut terhadap dukungan kepada pak Amien sebagai capres? 3. karena saya masih belum menentukan pilihan (suara mengambang), ada ga yang bisa memaparkan kepada saya apa keuntungan kalausaya memilih pak AR? 4. last question, pak AR itu konsisten ga orangnya, hal ini berkaitan dengan apa yang telah dilakukannya pada saat menaikkan gus dur dan menurunkannya lagi, mendukung mega trus sekarang menjelek-jelekkannya lagi.. sebelumnya saya minta maaf kalau ada yang tersinggung dengan pertanyaan saya, tapi saya hanya berharap supaya saya jangan sampai salah pilih, terus terang sampai saat sekarang ini, pak AR masih berada di urutan 1 dalam prioritas pilihan saya. atas jawaban ataupun sumbang sarannya, saya ucapkan terimakasih...harman [EMAIL PROTECTED] wrote: oo...gitu, Ok Clear, karena hal itu dalam kerangka menasehati maka ada baiknya sanak Ahmad langsung kirim surat kepada orang tuanya Cindy dan juga disertakan nasehat-nasehatnya. Karena kalau hal ini disampaikan kemilis ini jadi agak bingung juga kemana arahnya dan paling-palingmenimbulkan polemik.Kebetulan saya juga seneng dan punya beberapa buku dan bukan hanyaAR, Aa Gym, Natsir dan Hamka juga ada, oh iya karya Ghazali jugaada, saya juga punya ratusan stiker AR sangking senengnya saya tempelin di bis/jembatan,stasiun-2 KA Cawang dan Depok Lama, kalau pulang malam saya tempelin di KA-nya dirumah masih ada satu baleho AR klo spanduk dah dipasang di Citayam (jgn-2 saya terjebak kultus individu nih)sat ini yg stiker cuman tinggal dikit abis dimintain sama tukang ojekdi Pesona Depok dn tukang ketoprak dan pangsit di Jembatan Slipikalau buletin karya temen-2 saya masih ada ntar mau di cetak lagi.Di koran-2 kayaknya ada tuh alamatnya Cindy, klo ga' salah alamatnyadi Gas Alam, Cimanggis, Depok. klo perlu bantuan mungkin saya bisaikut lokasi Gas Alam itu biasa saya lalui kalau mau ke cibubur.Saya yakin jika kekhawatiran ini disampaikan langsung ke ortunyaakan lebih bermanfaat tapi apa iya ortunya Cindy ga' ngeh dgn masalahkultus individu ini, oh iya jgn kasih ke Cindy nanti dia malah kecewadengan agamanya sendiri (Islam) "masa Cindy ga' boleh seneng samapa Amien ya mah"Tapi saya yakin ko' nanti kalau Cindy punya pacar dan nikah semua photoitu akan hilang dan berganti dengan suami tercintanya (jauh amat ya)wassalam,harman-Original Message-From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Friday, June 18, 2004 2:01 PMTo: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Ami en Temui Cindy AlodiaBismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, harman writes: Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekagumanSaya menjawab dengan memberi dalil-dalil tersebut karena adalah sangat sulitmenjawab pertanyaan 'what if you were ...'. Konkritnya mungkin saya jawab, "saya tidak tahu" karena tidaklah mudah menempatkan diri saya pada posisi seorang tokoh seperti Pak Amien walaupun 'berandai-andai'. Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi berita ini.Memang 'fenomena Cindy' ini harus dilihat sesuai dengan konteks 'kelas 5 SD'. Hal ini termasuk yang membuat saya khawatir terutama melihat dalam berita tersebut: - "... mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat inijumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamarmandi."- "... dia sempat memasang fotonya sendiri menggantikan wajah istri Amien Rais yang sedang berfoto
RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
makasih atas pencerahannya. Khawatir sih boleh saja akan tetapi dalam konteks si Cindy apa iya kita layak melihat dan menilainya sampai sejauh itu sehingga memunculkan suatu kekhawatiran yang berlebihan. Jika saya baca kekaguman dan harapan Cindy pun masih wajar dlm puisinya dia memanjatkan Doa agar AR jadi presiden dan juga menyarankan agar AR pada tgl 5 Juli nanti ketika bangun pagi mengucapkan Ashalatu khairum minannaum supaya didengar ALLAH dan dikabulkan menjadi Presiden dengan kata lain Cindy masih punya keyakinan bahwa hanya ALLAH yang mampu menjadikan AR Presiden. Dan AR pun menyarankan Cindy supaya membiasakan tidur cepat supaya bisa bangun lebih pagi. well, rasanya ga' ada perlu dikhawatirkan kecuali jika kita memang ingin mengkaji lebih jauh dan lupa bahwa cindy itu anak kelas 5 SD. Selain itu kultus individu yg perlu dikhawatirkan itu adalah kultus individu yg diselimuti oleh agama, misalnya, kita hanya mau mendengar dan menjadikan pegangan seorang tokoh ulama saja dan mengenyampingkan pendapat ulama lain dgn menjadikan dalil-2 yg menurutnya benar dan bereaksi keras jika ulama yang dipahaminya dikritik, ada juga yang perlu dikhawatirkan dan ini juga tampak yaitu fanatisme daerah atau golongan nah untuk hal-2 ini mungkin kita yg ada disini sudah masuk dlm ruangan tersebut. Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekaguman dan itu AR pernah juga mengatakan bhw ia tdk akan besar kepala jika dipuji dan tidak akan berkecil hati jika dikecilkan, terlepas itu benar atau tidaknya hanya ALLAH dan dirinya (AR) sendiri yang tahu. so, baiknya di temui atau tidak ditemui ya? atau kita balas suratnya dengan menulis beberapa dalil yang sanak sampaikan kepada anak SD kelas V?apa iya dia akan paham? Jelasnya, misal sanak Ahmad mendapat undangan dari jema'ah saya yg awam yg kepincut (kagum) dgn kedalaman ilmu agama yg dimiliki serta tutur kata yang bijak dan hal itu dapat dilihat dari lingkungan RT saya yang begitu banyak poster dan atribut ttg sanak serta setiap rumah punya buku ttg anda dan kebetulan kami ingin sekali bertatap muka, apa yang sanak akan lakukan? menyurati dgn menyertakan dalil-2 atau menyediakan waktu untuk memenuhi keinginan jema'ah saya? Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi berita ini. Mungkin akan beda jika topik kultus individu ini lansung ditujukan kpd remaja kita yg saat ini lagi keranjingan AFI dan Linkink Park yg jelas-2 akan menghantarkan kepada mudharat. Cindy...Cindy kasihan dikau sayang pdhal kamu melihat tokoh mu di TV saat melihat seorang tua yg melangkah diantara kerumunan massa dan saat ia bicara kamu melihat tatap mata yang cerdas dan jujur (diambil dari berita-2 di koran) dan itupun ketika kamu masih TK (Taman Kanak-kanak) mestinya kami yg malu yg ga' bisa melihat kejujuran krn emang hati kami ini lebih kotor dari pada hati mu Sekian dari saya mohon maaf jika berkenan wassalam, harman (Yg ngefans sama Cindy) -Original Message- From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 17, 2004 3:54 PM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia harman writes: supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak atau ke orang yang dikagumi (AR) -- mohon pencerahan... Maaf kalo ambigu, yang saya khawatirkan adalah kekaguman si anak terlepas dari orang yang dikaguminya. Termasuk yang saya khawatirkan di sini adalah betapa sebagian orang mengelu-elukan 'idola'-nya (kalo gak salah 'idola' berasal dari kata 'idol' yang artinya pujaan, sesembahan, tuhan) sampai-sampai histeris atau melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Sebagai contoh nyata saja, di Argentina ada sekelompok orang yang menuhankan Maradona. http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/2396503.stm Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha atau Dora Emon? Nah, yang saya khawatirkan adalah munculnya bibit-bibit pengkultusan yang secara tidak sadar muncul. Mumpung masih kecil kan mungkin lebih bisa diarahkan (bukan mesti berarti dimarahi kan). Seperti saya katakan, kagum adalah wajar namun ketika manifestasi kekaguman itu berlebihan kan jadi bahaya. Sama saja bahayanya baik mengkultuskan doraemon, kapten subasha, kiai, jenderal atau siapa pun. Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut misalnya kita dikagumi terus
RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
oo...gitu, Ok Clear, karena hal itu dalam kerangka menasehati maka ada baiknya sanak Ahmad langsung kirim surat kepada orang tuanya Cindy dan juga disertakan nasehat-nasehatnya. Karena kalau hal ini disampaikan ke milis ini jadi agak bingung juga kemana arahnya dan paling-paling menimbulkan polemik. Kebetulan saya juga seneng dan punya beberapa buku dan bukan hanya AR, Aa Gym, Natsir dan Hamka juga ada, oh iya karya Ghazali juga ada, saya juga punya ratusan stiker AR sangking senengnya saya tempelin di bis/jembatan,stasiun-2 KA Cawang dan Depok Lama, kalau pulang malam saya tempelin di KA-nya dirumah masih ada satu baleho AR klo spanduk dah dipasang di Citayam (jgn-2 saya terjebak kultus individu nih) sat ini yg stiker cuman tinggal dikit abis dimintain sama tukang ojek di Pesona Depok dn tukang ketoprak dan pangsit di Jembatan Slipi kalau buletin karya temen-2 saya masih ada ntar mau di cetak lagi. Di koran-2 kayaknya ada tuh alamatnya Cindy, klo ga' salah alamatnya di Gas Alam, Cimanggis, Depok. klo perlu bantuan mungkin saya bisa ikut lokasi Gas Alam itu biasa saya lalui kalau mau ke cibubur. Saya yakin jika kekhawatiran ini disampaikan langsung ke ortunya akan lebih bermanfaat tapi apa iya ortunya Cindy ga' ngeh dgn masalah kultus individu ini, oh iya jgn kasih ke Cindy nanti dia malah kecewa dengan agamanya sendiri (Islam) masa Cindy ga' boleh seneng sama pa Amien ya mah Tapi saya yakin ko' nanti kalau Cindy punya pacar dan nikah semua photo itu akan hilang dan berganti dengan suami tercintanya (jauh amat ya) wassalam, harman -Original Message- From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 18, 2004 2:01 PM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, harman writes: Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekaguman Saya menjawab dengan memberi dalil-dalil tersebut karena adalah sangat sulit menjawab pertanyaan 'what if you were ...'. Konkritnya mungkin saya jawab, saya tidak tahu karena tidaklah mudah menempatkan diri saya pada posisi seorang tokoh seperti Pak Amien walaupun 'berandai-andai'. Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi berita ini. Memang 'fenomena Cindy' ini harus dilihat sesuai dengan konteks 'kelas 5 SD'. Hal ini termasuk yang membuat saya khawatir terutama melihat dalam berita tersebut: - ... mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat ini jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamar mandi. - ... dia sempat memasang fotonya sendiri menggantikan wajah istri Amien Rais yang sedang berfoto berdua. Dia berandai-andai dialah yang menjadi Ny.Amien Rais. - ... kalau ada Pak Amien di TV, Cindy langsung memeluk TV itu Walaupun ia melakukan hal-hal tersebut secara impulsif tanpa maksud apa-apa namun saya melihat fenomena ini mirip dengan fenomena anak-anak muda yang begitu memuja idolanya. Oleh karena itu, tentu tetap harus dinasihati dengan cara yang sebaik-baiknya dan sesuai (ini yang saya serahkan pada ahlinya). Akan tetapi semoga sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan saya saja yang berlebihan. Tidaklah saya bermaksud untuk menimbulkan polemik. Mohon maaf jika ada kesalahan. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak atau ke orang yang dikagumi (AR) -- mohon pencerahan... Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha atau Dora Emon? Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut misalnya kita dikagumi terus kemudian disurati dan ada harapan ingin ketemu dan kebetulan juga kita menjadi publik figur? kira-2 mana sikap yang baik itu ditemui atau tidak ditemui? Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang nak itu namanya pengkultusan dan itu dosa loh, ntar masuk neraka wassalam, harman -Original Message- From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 17, 2004 2:23 PM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, harman writes: Sebuah berita yang cukup mengharukan... Kalo saya sih sejujurnya agak-agak khawatir membaca berita seperti itu. Nah, sejak melihat Amien di TV pada 1998 itu, anak kedua dari dua bersaudara itu langsung mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat ini jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamar mandi. Mengapa saya khawatir? Saya khawatir jika kekaguman (yang wajar) kemudian berubah menjadi bentuk-bentuk pengkultusan (bukan nuduh lho). Seperti yang begitu banyak terjadi di negeri kita ini ketika seseorang dianggap dapat 'memberi berkah' atau 'mempengaruhi nasib' bahkan ketika telah meninggal kuburnya pun 'disembah' untuk dimintai berkah. Bahkan bentuk pengkultusan ini juga terjadi terhadap benda atau hewan. Semoga para pemimpin kita memperingatkan umat terhadap bahaya ini sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam memperingatkan para sahabat beliau. Allahu a'lam. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim (l. 1980 M/1400 H) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia
cocok angku, kalau boleh tambah saya juga kurang sreg dengan metoda orang tua kita dahulu yang juga selalu memberikan peringat disertai ketakutan tehadap setan. misalnya jgn main disana, ntar diculik setan atau ada hantunya walhasil generasi sekarang adalah generasi yg suka dengan mistik dan lebih takut dengan setan daripada Yang Men ciptakan Setan, uedan tenan. makanya, saya cantumkan kalimat tsb. dan saya tidak melihat sedikit pun yg harus dikhawatirkan dari sikap kagum Cindy kepada Amien Rais malah saya bingung kenapa anak seumur itu bisa mengidolakan AR padahal diluar sana anak-2 seumurnya kebanyakan mengidolakan Subasha, Dora Emon, Spiderman atau Feri AVI. Salut deh buat ortu-nya Cindy, saya sendiri masih ragu apa saya bisa mendidik anak saya untuk kagum kepada tokoh yg pantas dikagumi selain tentunya Rasulullah S.A.W satu-satunya manusia yang paling sempurna. wassalam, harman -Original Message- From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 17, 2004 3:44 PM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia - Original Message - From: harman [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 17, 2004 3:15 AM Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang nak itu namanya pengkultusan dan itu dosa loh, ntar masuk neraka wassalam, harman Assalamu'alaikum wr.wb. Bicara tentang neraka pada anak2, mengingatkan saya akan pengajian minggu lalu disini yang topicnya parenting in the west salah satu yang saya ingat dari begitu banyak kiat2 membesarkan anak secara islami adalah kita harus mengarahkan anak kita agar mencintai Allah yaitu dengan cara menunjukkan kepada mereka (apalagi yang masih balita atau anak2 dibawah 10 thn) kasih sayang Allah. Adalah kurang tepat kalau kita tiap sebentar mengatakan itu dosa, ini dosa, nanti kamu akan dimasukan kedalam neraka...Hal2 seperti ini masih sulit diterima oleh anak2.. Anak anak akan berfikir kok Allah itu jahat ya..., sehingga justru menjauhkan mereka dari rasa cinta kepada Allah. wassalam adr Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net