RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-21 Terurut Topik syafwardi
sebelumnya saya minta maaf kalau nanti ada kata-kata saya yang salah, karena saya baru kali ini ikut posting di milis ini, sehingga saya belum terlalu paham karakter dari masing-masing anggota di milis ini.
saya hanya mau sedikit memberikan pendapat tentang topik "Amien Rais (AR) Temui Cindy Alodia (CA)". saya agak tercengang juga karena yang jadi fokus perhatian dari peristiwa ini adalah masalah CA nya, padahal terus terang saya berharap yang jadi pokok bahasan adalah AR nya.
saya sampai saat sekarang ini belum bisa menentukan pilihan saya kepada 5 calon pasangan capres dan cawapres, karena saya belum bisa menemukan kelebihan kelimanya, dengan arti kata bahwa semuanya mempunyai kualitas yang sama bagusnya, dan belum kelihatanmana yang lebih menonjol dan benar-benar memperlihatkan kemampuan lebih dalam memimpin negara ini dibandingkan dengan para pesaingnya.
kembali ke topik awal, ada beberapapertanyaan yang menggantung di kepala saya, mudah-mudahan anggota milis bisamemberikan pencerahan, diantaranya adalah:
1. apa maksud dari kedatangan pak AR ke rumah Cindy?apakah sekedar silaturahmi biasa atau adahal lain yang diharapkan?
2. seberapa besar pengaruh peristiwa tersebut terhadap dukungan kepada pak Amien sebagai capres?
3. karena saya masih belum menentukan pilihan (suara mengambang), ada ga yang bisa memaparkan kepada saya apa keuntungan kalausaya memilih pak AR?
4. last question, pak AR itu konsisten ga orangnya, hal ini berkaitan dengan apa yang telah dilakukannya pada saat menaikkan gus dur dan menurunkannya lagi, mendukung mega trus sekarang menjelek-jelekkannya lagi..
sebelumnya saya minta maaf kalau ada yang tersinggung dengan pertanyaan saya, tapi saya hanya berharap supaya saya jangan sampai salah pilih, terus terang sampai saat sekarang ini, pak AR masih berada di urutan 1 dalam prioritas pilihan saya.
atas jawaban ataupun sumbang sarannya, saya ucapkan terimakasih...harman [EMAIL PROTECTED] wrote:
oo...gitu, Ok Clear, karena hal itu dalam kerangka menasehati maka ada baiknya sanak Ahmad langsung kirim surat kepada orang tuanya Cindy dan juga disertakan nasehat-nasehatnya. Karena kalau hal ini disampaikan kemilis ini jadi agak bingung juga kemana arahnya dan paling-palingmenimbulkan polemik.Kebetulan saya juga seneng dan punya beberapa buku dan bukan hanyaAR, Aa Gym, Natsir dan Hamka juga ada, oh iya karya Ghazali jugaada, saya juga punya ratusan stiker AR sangking senengnya saya tempelin di bis/jembatan,stasiun-2 KA Cawang dan Depok Lama, kalau pulang malam saya tempelin di KA-nya dirumah masih ada satu baleho AR klo spanduk dah dipasang di Citayam (jgn-2 saya terjebak kultus individu nih)sat ini yg stiker cuman tinggal dikit abis dimintain sama tukang ojekdi Pesona Depok dn tukang ketoprak dan pangsit di Jembatan Slipikalau
 buletin karya temen-2 saya masih ada ntar mau di cetak lagi.Di koran-2 kayaknya ada tuh alamatnya Cindy, klo ga' salah alamatnyadi Gas Alam, Cimanggis, Depok. klo perlu bantuan mungkin saya bisaikut lokasi Gas Alam itu biasa saya lalui kalau mau ke cibubur.Saya yakin jika kekhawatiran ini disampaikan langsung ke ortunyaakan lebih bermanfaat tapi apa iya ortunya Cindy ga' ngeh dgn masalahkultus individu ini, oh iya jgn kasih ke Cindy nanti dia malah kecewadengan agamanya sendiri (Islam) "masa Cindy ga' boleh seneng samapa Amien ya mah"Tapi saya yakin ko' nanti kalau Cindy punya pacar dan nikah semua photoitu akan hilang dan berganti dengan suami tercintanya (jauh amat ya)wassalam,harman-Original Message-From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Friday, June 18, 2004 2:01 PMTo: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Ami
 en Temui
 Cindy AlodiaBismillahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, harman writes:  Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekagumanSaya menjawab dengan memberi dalil-dalil tersebut karena adalah sangat sulitmenjawab pertanyaan 'what if you were ...'. Konkritnya mungkin saya jawab, "saya tidak tahu" karena tidaklah mudah menempatkan diri saya pada posisi seorang tokoh seperti Pak Amien walaupun 'berandai-andai'.  Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya  saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu  anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan
 menanggapi berita ini.Memang 'fenomena Cindy' ini harus dilihat sesuai dengan konteks 'kelas 5 SD'. Hal ini termasuk yang membuat saya khawatir terutama melihat dalam berita tersebut: - "... mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat inijumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamarmandi."- "... dia sempat memasang fotonya sendiri menggantikan wajah istri Amien Rais yang sedang berfoto 

RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-18 Terurut Topik harman
makasih atas pencerahannya.
Khawatir sih boleh saja akan tetapi dalam konteks si Cindy apa iya
kita layak melihat dan menilainya sampai sejauh itu sehingga 
memunculkan suatu kekhawatiran yang berlebihan.
Jika saya baca kekaguman dan harapan Cindy pun masih wajar dlm
puisinya dia memanjatkan Doa agar AR jadi presiden dan juga menyarankan
agar AR pada tgl 5 Juli nanti ketika bangun pagi mengucapkan Ashalatu 
khairum minannaum supaya didengar ALLAH dan dikabulkan menjadi Presiden
dengan kata lain Cindy masih punya keyakinan bahwa hanya ALLAH yang
mampu menjadikan AR Presiden. Dan AR pun menyarankan Cindy supaya
membiasakan tidur cepat supaya bisa bangun lebih pagi. well, rasanya
ga' ada perlu dikhawatirkan kecuali jika kita memang ingin mengkaji
lebih jauh dan lupa bahwa cindy itu anak kelas 5 SD.
Selain itu kultus individu yg perlu dikhawatirkan itu adalah kultus 
individu yg diselimuti oleh agama, misalnya, kita hanya mau mendengar
dan menjadikan pegangan seorang tokoh ulama saja dan mengenyampingkan
pendapat ulama lain dgn menjadikan dalil-2 yg menurutnya benar dan 
bereaksi keras jika ulama yang dipahaminya dikritik, ada juga yang 
perlu dikhawatirkan dan ini juga tampak yaitu fanatisme daerah atau 
golongan nah untuk hal-2 ini mungkin kita yg ada disini sudah masuk
dlm ruangan tersebut.

Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan
cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan
jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih
tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekaguman
dan itu AR pernah juga mengatakan bhw ia tdk akan besar kepala jika
dipuji dan tidak akan berkecil hati jika dikecilkan, terlepas itu
benar atau tidaknya hanya ALLAH dan dirinya (AR) sendiri yang tahu.
so, baiknya di temui atau tidak ditemui ya? atau kita balas suratnya
dengan menulis beberapa dalil yang sanak sampaikan kepada anak SD 
kelas V?apa iya dia akan paham?

Jelasnya, misal sanak Ahmad mendapat undangan dari jema'ah saya yg
awam yg kepincut (kagum) dgn kedalaman ilmu agama yg dimiliki serta tutur
kata yang bijak dan hal itu dapat dilihat dari lingkungan RT saya
yang begitu banyak poster dan atribut ttg sanak serta setiap rumah 
punya buku ttg anda dan kebetulan kami ingin sekali bertatap muka, 
apa yang sanak akan lakukan? menyurati dgn menyertakan dalil-2 atau
menyediakan waktu untuk memenuhi keinginan jema'ah saya?

Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya 
saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu anak
kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi
berita ini.

Mungkin akan beda jika topik kultus individu ini lansung ditujukan
kpd remaja kita yg saat ini lagi keranjingan AFI dan Linkink Park yg
jelas-2 akan menghantarkan kepada mudharat.
Cindy...Cindy kasihan dikau sayang pdhal kamu melihat tokoh mu di TV 
saat melihat seorang tua yg melangkah diantara kerumunan massa dan saat 
ia bicara kamu melihat tatap mata yang cerdas dan jujur (diambil dari 
berita-2 di koran) dan itupun ketika kamu masih TK (Taman Kanak-kanak)
mestinya kami yg malu yg ga' bisa melihat kejujuran krn emang hati
kami ini lebih kotor dari pada hati mu 

Sekian dari saya mohon maaf jika berkenan 

wassalam,
harman
(Yg ngefans sama Cindy)



-Original Message-
From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 17, 2004 3:54 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia


harman writes: 

 supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak
 atau ke orang yang dikagumi (AR) -- mohon pencerahan...

Maaf kalo ambigu, yang saya khawatirkan adalah kekaguman si anak terlepas 
dari orang yang dikaguminya. Termasuk yang saya khawatirkan di sini adalah 
betapa sebagian orang mengelu-elukan 'idola'-nya (kalo gak salah 'idola' 
berasal dari kata 'idol' yang artinya pujaan, sesembahan, tuhan) 
sampai-sampai histeris atau melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Sebagai contoh

nyata saja, di Argentina ada sekelompok orang yang menuhankan Maradona. 

http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/2396503.stm 

 Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih
 seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm
 mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih 
 mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha
 atau Dora Emon?

Nah, yang saya khawatirkan adalah munculnya bibit-bibit pengkultusan yang 
secara tidak sadar muncul. Mumpung masih kecil kan mungkin lebih bisa 
diarahkan (bukan mesti berarti dimarahi kan). Seperti saya katakan, kagum 
adalah wajar namun ketika manifestasi kekaguman itu berlebihan kan jadi 
bahaya. Sama saja bahayanya baik mengkultuskan doraemon, kapten subasha, 
kiai, jenderal atau siapa pun. 

 Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut
 misalnya kita dikagumi terus 

RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-18 Terurut Topik harman
oo...gitu, Ok Clear, karena hal itu dalam kerangka menasehati maka ada 
baiknya sanak Ahmad langsung kirim surat kepada orang tuanya Cindy dan 
juga disertakan nasehat-nasehatnya. Karena kalau hal ini disampaikan ke
milis ini jadi agak bingung juga kemana arahnya dan paling-paling
menimbulkan polemik.
Kebetulan saya juga seneng dan punya beberapa buku dan bukan hanya
AR, Aa Gym, Natsir dan Hamka juga ada, oh iya karya Ghazali juga
ada, saya juga punya ratusan stiker AR sangking senengnya saya tempelin 
di bis/jembatan,stasiun-2 KA Cawang dan Depok Lama, kalau pulang malam 
saya tempelin di KA-nya dirumah masih ada satu baleho AR klo spanduk 
dah dipasang di Citayam  (jgn-2 saya terjebak kultus individu nih)
sat ini yg stiker cuman tinggal dikit abis dimintain sama tukang ojek
di Pesona Depok dn tukang ketoprak dan pangsit di Jembatan Slipi
kalau buletin karya temen-2 saya masih ada ntar mau di cetak lagi.

Di koran-2 kayaknya ada tuh alamatnya Cindy, klo ga' salah alamatnya
di Gas Alam, Cimanggis, Depok. klo perlu bantuan mungkin saya bisa
ikut lokasi Gas Alam itu biasa saya lalui kalau mau ke cibubur.
Saya yakin jika kekhawatiran ini disampaikan langsung ke ortunya
akan lebih bermanfaat tapi apa iya ortunya Cindy ga' ngeh dgn masalah
kultus individu ini, oh iya jgn kasih ke Cindy nanti dia malah kecewa
dengan agamanya sendiri (Islam) masa Cindy ga' boleh seneng sama
pa Amien ya mah
Tapi saya yakin ko' nanti kalau Cindy punya pacar dan nikah semua photo
itu akan hilang dan berganti dengan suami tercintanya (jauh amat ya)

wassalam,
harman

-Original Message-
From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, June 18, 2004 2:01 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia


Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

harman writes: 

 Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan
 cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan
 jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih
 tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekaguman

Saya menjawab dengan memberi dalil-dalil tersebut karena adalah sangat sulit

menjawab pertanyaan 'what if you were ...'. Konkritnya mungkin saya jawab, 
saya tidak tahu karena tidaklah mudah menempatkan diri saya pada posisi 
seorang tokoh seperti Pak Amien walaupun 'berandai-andai'. 

 Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya 
 saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu 
 anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi
 berita ini.

Memang 'fenomena Cindy' ini harus dilihat sesuai dengan konteks 'kelas 5 
SD'. Hal ini termasuk yang membuat saya khawatir terutama melihat dalam 
berita tersebut: 

 - ... mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang saat ini
jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar tidur dan kamar
mandi.
 - ... dia sempat memasang fotonya sendiri menggantikan wajah istri Amien 
Rais yang sedang berfoto berdua. Dia berandai-andai dialah yang menjadi 
Ny.Amien Rais.
 - ... kalau ada Pak Amien di TV, Cindy langsung memeluk TV itu 

Walaupun ia melakukan hal-hal tersebut secara impulsif tanpa maksud apa-apa 
namun saya melihat fenomena ini mirip dengan fenomena anak-anak muda yang 
begitu memuja idolanya. Oleh karena itu, tentu tetap harus dinasihati dengan

cara yang sebaik-baiknya dan sesuai (ini yang saya serahkan pada ahlinya). 

Akan tetapi semoga sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan saya 
saja yang berlebihan. Tidaklah saya bermaksud untuk menimbulkan polemik. 
Mohon maaf jika ada kesalahan. 

Allahu a'lam. 


Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 



Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-17 Terurut Topik harman
supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak
atau ke orang yang dikagumi (AR) -- mohon pencerahan...

Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih
seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm
mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih 
mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha
atau Dora Emon?

Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut
misalnya kita dikagumi terus kemudian disurati dan ada harapan ingin
ketemu dan kebetulan juga kita menjadi publik figur? kira-2 mana sikap 
yang baik itu ditemui atau tidak ditemui?

Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru
kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang nak itu namanya pengkultusan 
dan itu dosa loh, ntar masuk neraka

wassalam,
harman

-Original Message-
From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 17, 2004 2:23 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia


Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

harman writes: 

 Sebuah berita yang cukup mengharukan... 
 

Kalo saya sih sejujurnya agak-agak khawatir membaca berita seperti itu. 

 Nah, sejak melihat Amien di TV pada 1998 itu, anak kedua dari dua 
 bersaudara itu langsung mengumpulkan foto dan buku mengenai Amien yang 
 saat ini jumlahnya puluhan. Hampir semua foto itu ditempel di kamar 
 tidur dan kamar mandi.

Mengapa saya khawatir? Saya khawatir jika kekaguman (yang wajar) kemudian 
berubah menjadi bentuk-bentuk pengkultusan (bukan nuduh lho). Seperti yang 
begitu banyak terjadi di negeri kita ini ketika seseorang dianggap dapat 
'memberi berkah' atau 'mempengaruhi nasib' bahkan ketika telah meninggal 
kuburnya pun 'disembah' untuk dimintai berkah. Bahkan bentuk pengkultusan 
ini juga terjadi terhadap benda atau hewan. 

Semoga para pemimpin kita memperingatkan umat terhadap bahaya ini 
sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam memperingatkan para 
sahabat beliau. 

Allahu a'lam. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 



Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Re: Amien Temui Cindy Alodia

2004-06-17 Terurut Topik harman
cocok angku, kalau boleh tambah saya juga kurang sreg dengan metoda
orang tua kita dahulu yang juga selalu memberikan peringat disertai
ketakutan tehadap setan. misalnya jgn main disana, ntar diculik
setan atau ada hantunya walhasil generasi sekarang adalah generasi
yg suka dengan mistik dan lebih takut dengan setan daripada Yang Men
ciptakan Setan, uedan tenan.
makanya, saya cantumkan kalimat tsb. dan saya tidak melihat sedikit
pun yg harus dikhawatirkan dari sikap kagum Cindy kepada Amien Rais
malah saya bingung kenapa anak seumur itu bisa mengidolakan AR padahal
diluar sana anak-2 seumurnya kebanyakan mengidolakan Subasha, Dora 
Emon, Spiderman atau Feri AVI.

Salut deh buat ortu-nya Cindy, saya sendiri masih ragu apa saya bisa 
mendidik anak saya untuk kagum kepada tokoh yg pantas dikagumi selain 
tentunya Rasulullah S.A.W satu-satunya manusia yang paling sempurna.


wassalam,
harman
-Original Message-
From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 17, 2004 3:44 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia



- Original Message - 
From: harman [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 17, 2004 3:15 AM
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia

 Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru
 kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang nak itu namanya pengkultusan
 dan itu dosa loh, ntar masuk neraka

 wassalam,
 harman

Assalamu'alaikum wr.wb.

Bicara tentang neraka pada anak2, mengingatkan saya akan pengajian
minggu lalu disini yang topicnya parenting in the west
salah satu yang saya ingat dari begitu banyak kiat2 membesarkan anak secara
islami adalah kita harus mengarahkan anak kita agar mencintai Allah yaitu
dengan cara menunjukkan kepada mereka (apalagi yang masih balita atau anak2
dibawah 10 thn) kasih sayang Allah.

Adalah kurang tepat kalau kita tiap sebentar mengatakan itu dosa, ini dosa,
nanti kamu akan dimasukan kedalam neraka...Hal2 seperti ini masih sulit
diterima oleh anak2.. Anak anak akan berfikir kok Allah itu jahat ya...,
sehingga justru menjauhkan mereka dari rasa cinta kepada Allah.

wassalam
adr


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net