Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU KEMBALI

2013-01-16 Terurut Topik Zuhrizul

Iko iyo mantap disskusi ko. Sato ambo ciek. Sabananyo alah banyak urang rantau 
nan buek bpr di ranah. Tapi maaf Malah bungonyo samo yo rentenir. Sudahtu caro 
karajonyo samo lo yo bank convensional. 
Mancari urang minang nan batua2 ikhlas condo prof yunus ko yo agak payah. 
Maaf ateh kritikan ambo ko.
Zuhrizul/ 40 th. chaniago
Sent from my iPhone

On 16 Jan, 2013, at 1:46 PM, andi.j...@rantaunet.org wrote:

 Terima kasih atas penjelasannya Dinda Akmal, ya Prof M Yunus itu yang saya 
 maksud, maklum lah kadang2 antene suko manakua jadi gelombang nan randah2 
 sajo tatangkok :-)
 
 Nah sy pikir Pak MN bisa jadi Prof M Yunusnya orang awak paling tidak 
 aplikasi nyata secara lansung di ranah minang yang lansung dieksekusinya 
 dilapangan segala pemikiran beliau yang jernih diatas kertas itu
 
 Kalaupun perlu modal awal dari hati saya yang paling dalam mau share 
 tentunya sesuai kemampuan saya. 
 
 Jujur saya katakan sebagai orang minang yang merantau ke daerah orang dalam 
 NKRI saya memang mencari penghidupan pada usaha yang dikelola oleh sistim 
 Kapitalis dalam kontek ekonomi bahasa sederhanya
 
 Pemilik modal (kapital) boleh mengeruk untung sebanyak-banyaknya dan 
 sebaliknya boleh juga rugi melarat sebesar-besarnya
 
 Beliau posting orasinya disini dan kita baca, silahkan simak sendiri (karena 
 kita baca toh dengan detail) anak beliau yang sukses2 itu saya pikir juga 
 merantau dan bekerja pada sistim Kapitalis disebuah perusahaan minyak negara 
 Barat..alhamdulillah sebuah kenikmatan bagi beliau dan klga sebagai orang 
 minang yang merantau di NKRI, dari sekian banyak orang minang lainnya yang 
 berada pada zona nyaman
 
 Wass-Jepe
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
 Sender: rantaunet@googlegroups.com
 Date: Wed, 16 Jan 2013 12:49:31 +0700
 To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
 ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com
 Subject: Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU 
 DITINJAU KEMBALI
 
 
 
 Pada Rabu, 16 Januari 2013, menulis:
 Uni Evy dan Dunsanak palanta RN
 
 Ya saya termasuk kawan Uni Evy jugakan di dunia Maya :-)
 
 ...
 
 Seperti kata Akmal apa aplikasi dari Pak MN jika Pak MN memang melakukan 
 sebuah gerakan (aksi) paling tidak ada contoh gugatan atau pandangan 
 beliau dia yang menjadi pemicu bagi masyarakat lain semisal beliau membuat 
 koperasi kerakyatan, mengandal apa yang ada bangsa ini tabu memakai produk 
 yang diciptakan oleh sistim kapitalis dan lain sebagainya seperti 
 dicontohkan oleh tokoh intelektual Bangladesh (Bank Rakyat itu) saya lupa 
 namanya ? 
 
 
 
 Demikian banyak maaf
 
 Salam-Jepe
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 
 ANB: Namanya Prof. Muhammad Yunus, kanda Jepe, pendiri Grameen Bank, dan 
 Nobelis Perdamaian 2006. Waktu saya masih di TEMPO, saya pernah mewawancarai 
 beliau. Orang yang sederhana, banyak bergurau, dan memakai pakaian khas 
 Bangladesh seperti gamis Arab itu kemana-mana.
 
 Prof Yunus memang luar biasa. Lahir dari keluarga berada, dan sudah nyaman 
 hidup di Barat, tapi memutuskan pulang kampung dan membenahi ekonomi rakyat 
 lewat gebrakan mikro kredit dalam bentuk pinjaman uang untuk beli payung 
 sampai pulsa telpon, agar semua benda yang sebelumnya akrab dengan masyarakat 
 tapi tak punya nilai ekonomis, bahkan konsumtif, menjadi aset produksi.
 
 Lebih dari itu, Prof Yunus membalikkan stereotipe negatif nasabah kecil yang 
 sebelumnya dikaitkan dengan kredit macet (non-performing loan tinggi) yang 
 membuat bank-bank konvensional ogah membantu mereka, justru menjadi kesan 
 positif karena NPL di segmen ini justru amat sangat rendah. Mereka disiplin 
 mengembalikan pinjaman mikro kredit sesuai jatuh tempo. 
 
 Ini yang sebelumnya pernah saya sebutkan dalam posting juga tentang 
 Organisasi Minang sebagai pressure group. Kalau Prof Yunus diundang ke 
 Minang, atas dasar persahabatan sesama komunitas Muslim Asia, dan cara kerja 
 Grameen diduplikasi, sangat mungkin perbaikan di level ekonomi rakyat ini 
 akan berkembang signifikan.
 
 Wassalam,
 
 ANB
 Cibubur
 
  
 -- 
 -- 
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
 http://groups.google.com/group/RantauNet/~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
 - DILARANG:
 1. E-mail besar dari 200KB;
 2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
 3. One Liner.
 - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
 http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
 - Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 - Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
 subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah

Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU KEMBALI

2013-01-15 Terurut Topik taufiqrasjid

Memang nampaknyo baliau ko ba bana surang

Hanyo babuek nan takana dek baliau sajo, tanpa memikirkan/merespon berbagai 
tanggapan thd baliau sabalunnyo di palanta iko

Sahinggo berbagai tanggapan sabalunnyo hanyo bagaikan batu jatuh kelubuk sajo

---TR
58 th, bandera sirah, mangakeh di banua etam

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Mochtar Naim mochtarn...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 15 Jan 2013 22:35:15 
To: rantaunet rantaunet rantaunetRantauNet@googlegroups.com; 
su...@yahoogroups.comsu...@yahoogroups.com; 
ba...@yahoogroups.comba...@yahoogroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: Meuthia Naimmeuthia_suy...@yahoo.com; Elvira Naimelviran...@yahoo.com; 
Emil Pkemi...@yahoo.com; Amelia Indrajayaamelian...@yahoo.com
Subject: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU
 DITINJAU KEMBALI

 
 
 
Kawan2 di Dunia Maya,
 
Naskah berikut yang semula saya persiapkan untuk dibacakam sebagai Orasi pada 
upacara 80 Tahun
Mochtar Naim di Aula Gubernuran, hari Kamis tgl 10 Januari 2013 yl, ternyata 
tidak jadi dibacakan. 
Saya jadinya menyampaikan Orasi saya secara lisan-spontan seperti diharapkan 
oleh Panitia. 
 
Silahkan baca bagi yang berminat...
 
 
 
MERANTAU SEPANJANG MASA,
MERANTAU DITINJAU KEMBALI
Mochtar Naim
 
Orasi yang disampaikan pada Acara
80 Tahun Mochtar Naim,
Kamis, 10 Januari 2013,
Di Aula Gubernuran Pemda Sumatera Barat, Padang.
 
I
E MPAT PULUH TAHUN sudah sejak
saya menyampaikan Disertasi mengenai “Merantau: Minangkabau Voluntary
Migration” di University of Singapore Dept of Sociology (1973). Terjemahannya
ke dalam Bahasa Indonesia oleh sahabat saya: Ansari dan Rustam St Rumah Tinggi
(alm): Merantau: Pola Migrasi Suku
Minangkabau diterbitkan oleh Gadjah Mada Univ Press, tahun 1979, dan Edisi
ke II nya tahun 1984. Sementara Edisi ke III nya dengan Penerbit Rajawali, 
terbit baru kemarin ini, bertepatan dengan hari maulid-natal ke 80 penulis 
sendiri, 25
Desember 2012 yl, yang juga dirayakan oleh seluruh dunia Masehi. 
    Kuliah-kuliah
di bidang Sosiologi untuk tingkat PhD sudah saya selesaikan sebelumnya di New
York University, New York, sambil mengajar Bahasa Indonesia di universitas yang
sama dan bekerja di Perwakilan Indonesia ke PBB, dsb, di mana saya sempat
bermukim selama 8 tahun, dan isteri, Asma, 6 tahun, di kota metropolitan NY itu,
ketika Indonesia sedang bergolak karena pemberontakan PRRI dan Permesta. 
    Sebelum
ke New York, selama dua tahun, saya merantau ke Kanada, ke kota Montreal yang
berbahasa dobel, Inggeris dan Perancis, melanjutkan studi tentang Islam untuk
Master di Institute of Islamic Studies, McGill Univ. Dan itupun langsung tancap
dari Yogya dengan mutar-mutar dulu di Baghdad, Kairo dan beberapa kota di
Eropa. Dengan hanya sebuah surat rekomendasi dari Buya Hamka yang waktu itu
adalah profesor Tasawuf dan Sejarah Islam di PTAIN saya berangkat ke Kanada 
tanpa
mengepit gelar Drsnya dalam bidang Studi Islam di PTAIN ataupun bidang studi 
ekonomi
di UII, di Yogya. Saya begitu tamat dari SMA Negeri Birugo di Bukittinggi th
1951, langsung tancap ke Yogya memasuki Univ Gadjah Mada Fakultas HESP (Hukum,
Ekonomi, Sosial dan Politik), dan dapat beasiswa dari Kemdikbud. Di PTAIN pun
sesudah itu saya juga dapat beasiswa, semua karena nilai baik yang saya bawa
dari SMA Negeri Birugo Bukittinggi. Namun UGM kemudian saya tinggalkan dan saya
konsentrasi ke studi Islam dan Ekonomi. Saya memerlukan setahun lagi di tingkat
doktoral untuk mendapatkan gelar Drs di kedua sekolah tinggi tersebut. 
   
 Selama
8 tahun di negeri Paman Sam itu, sayapun sempat menete ke sana ke mari. Saya
sempat setahun, sebelum ke New York, jadi asisten peneliti di Yale University,
di bawah Prof Karl Pelzer yang ahli ekonomi geografi perkebunan di Sumatera
Timur, dan Prof Isidore Dyen, ahli bahasa-bahasa Malayo-Polinesia. Lalu jadi
pengajar Bahasa Indonesia sebagai instruktur dan native speaker di Cornell 
Univ, dan di SUNY Oswego College, NY
State, di tepi danau Ontario, sebagai profesor tamu. 
    Sebagai
oleh-oleh untuk dibawa pulang dari rantau Amerika itu, kami mendapatkan dua
anak belahan jiwa: Amelia Indrayeni (1965) dan Emil Hasan (1966), yang sekarang
juga sudah jadi orang, dengan masing-masing punya 4 anak. Yang tertua dari anak
Amelia, cucu pertama kami, Affan Rizki, 23 tahun, bahkan sudah menamatkan studi
Ekonomi Internasionalnya di Univ Tilburg, Negeri Belanda. Anak kami yang
ketiga, Elvira Endajelita, hasil satu-satunya dari ranah kampung halaman
sendiri, setelah pulang kembali ke sarang, lahir di Padang, ketika sedang 
kasak-kusuknya
menyiapkan Seminar Kebudayaan Minangkabau di Batu Sangkar, tahun 1970. Sebagai
oleh-oleh anak terakhir, bungsu, untuk dibawa pulang dari rantau Singapura, 
Meuthia
Alvernia, lahir di rumah sakit Mount Alvernia, Singapura tahun 1972, ketika
juga bersihening menyiapkan disertasi Merantau itu. Kemana orang tua ke sana
juga anak-anak, 

Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU KEMBALI

2013-01-15 Terurut Topik Zulkarnain Kahar
Berterima kasihlah pada si buruk Indonesia ini karena tak banyak anak negeri 
yang mendapat kesempatan seperti Bapak. Kalau urusan pintar berjibun orang 
pintar dinegeri ini tapi kesempatan belum menemui mereka..
Ini lagu Elvis untuk Bapak dengarkan lah sambil berleha leha dihari tua
 
What a Wonderful Life
It’s a wonderful life
This life I’m livin’
What a wonderful life, days with a life of ease, oh-ho-oh
Well, I’ve got no job to worry me
No big bad boss to hurry me
It’s a wonderful life life’s good to me

It’s a wonderful road
This road I’m travelin’
It’s a wonderful road headin’ beyond the hills, oh-ho-oh
Oh it may go straight or it may detour
But one thing that I know for sure
It’s a wonderful life, life’s good to me

Don’t know where I’m goin’
Don’t care where I’m goin’
Like the four winds are blowin’ I go on
Laughin’ the day away, lovin the night away
Till the moon is gone
It’s a wonderful life
This life I’m livin’
What a wonderful life
Livin’ the life I love, oh yeah
Well I’ve got neighbors, I’ve got friends
Just about anywhere the rainbow ends
It’s a wonderful life, life’s good to me

Don’t know where I’m goin’
Don’t care where I’m goin’
Like the four winds are blowin’ I go on
Laughin’ the day away, lovin the night away
Till the moon is gone
It’s a wonderful life
This life I’m livin’
What a wonderful life
Livin’ the life I love, oh yeah
Well I’ve got neighbors, I’ve got friends
Just about anywhere the rainbow ends
It’s a wonderful life, life’s good to me
What a wonderful life, life’s good to me, yeah
Crazy life, life’s good to me
Oh what a life 

Zulkarnain Kahar
http://www.maninjau.net/



From: Mochtar Naim mochtarn...@yahoo.com
To: rantaunet rantaunet rantaunet RantauNet@googlegroups.com; 
su...@yahoogroups.com su...@yahoogroups.com; ba...@yahoogroups.com 
ba...@yahoogroups.com 
Cc: Meuthia Naim meuthia_suy...@yahoo.com; Elvira Naim 
elviran...@yahoo.com; Emil Pk emi...@yahoo.com; Amelia Indrajaya 
amelian...@yahoo.com 
Sent: Tuesday, January 15, 2013 8:35 AM
Subject: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU 
KEMBALI

 
 
 
Kawan2 di Dunia Maya,
 
Naskah berikut yang semula saya persiapkan untuk dibacakam sebagai Orasi pada 
upacara 80 Tahun
Mochtar Naim di Aula Gubernuran, hari Kamis tgl 10 Januari 2013 yl, ternyata 
tidak jadi dibacakan. 
Saya jadinya menyampaikan Orasi saya secara lisan-spontan seperti diharapkan 
oleh Panitia. 
 
Silahkan baca bagi yang berminat...
 

 
MERANTAU SEPANJANG MASA,
MERANTAU DITINJAU KEMBALI
Mochtar Naim
 
Orasi yang disampaikan pada Acara
80 Tahun Mochtar Naim,
Kamis, 10 Januari 2013,
Di Aula Gubernuran Pemda Sumatera Barat, Padang.
 
I
E MPAT PULUH TAHUN sudah sejak saya menyampaikan Disertasi mengenai “Merantau: 
Minangkabau Voluntary Migration” di University of Singapore Dept of Sociology 
(1973). Terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia oleh sahabat saya: Ansari dan 
Rustam St Rumah Tinggi (alm): Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau 
diterbitkan oleh Gadjah Mada Univ Press, tahun 1979, dan Edisi ke II nya tahun 
1984. Sementara Edisi ke III nya dengan Penerbit Rajawali, terbit baru kemarin 
ini, bertepatan dengan hari maulid-natal ke 80 penulis sendiri, 25 Desember 
2012 yl, yang juga dirayakan oleh seluruh dunia Masehi. 
    Kuliah-kuliah di bidang Sosiologi untuk tingkat PhD sudah saya 
selesaikan sebelumnya di New York University, New York, sambil mengajar Bahasa 
Indonesia di universitas yang sama dan bekerja di Perwakilan Indonesia ke PBB, 
dsb, di mana saya sempat bermukim selama 8 tahun, dan isteri, Asma, 6 tahun, di 
kota metropolitan NY itu, ketika Indonesia sedang bergolak karena pemberontakan 
PRRI dan Permesta. 
    Sebelum ke New York, selama dua tahun, saya merantau ke Kanada, ke 
kota Montreal yang berbahasa dobel, Inggeris dan Perancis, melanjutkan studi 
tentang Islam untuk Master di Institute of Islamic Studies, McGill Univ. Dan 
itupun langsung tancap dari Yogya dengan mutar-mutar dulu di Baghdad, Kairo dan 
beberapa kota di Eropa. Dengan hanya sebuah surat rekomendasi dari Buya Hamka 
yang waktu itu adalah profesor Tasawuf dan Sejarah Islam di PTAIN saya 
berangkat ke Kanada tanpa mengepit gelar Drsnya dalam bidang Studi Islam di 
PTAIN ataupun bidang studi ekonomi di UII, di Yogya. Saya begitu tamat dari SMA 
Negeri Birugo di Bukittinggi th 1951, langsung tancap ke Yogya memasuki Univ 
Gadjah Mada Fakultas HESP (Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik), dan dapat 
beasiswa dari Kemdikbud. Di PTAIN pun sesudah itu saya juga dapat beasiswa, 
semua karena nilai baik yang saya bawa dari SMA Negeri Birugo Bukittinggi. 
Namun UGM kemudian saya tinggalkan
 dan saya konsentrasi ke studi Islam dan Ekonomi. Saya memerlukan setahun lagi 
di tingkat doktoral untuk mendapatkan gelar Drs di kedua sekolah tinggi 
tersebut. 
   
 Selama 8 tahun di negeri Paman Sam itu, sayapun sempat menete ke sana 
ke mari. Saya sempat setahun, sebelum ke New York, 

Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU KEMBALI

2013-01-15 Terurut Topik ajo duta
Terima kasih Uda Mochtar telah berbagi orasinya. Ada rasa kebanggan
terutama anak2 juga berhasil dalam studi dan tetap ber ABSSBK.


2013/1/15 Mochtar Naim mochtarn...@yahoo.com




 Kawan2 di Dunia Maya,

 Naskah berikut yang semula saya persiapkan untuk dibacakam sebagai Orasi
 pada upacara 80 Tahun
 Mochtar Naim di Aula Gubernuran, hari Kamis tgl 10 Januari 2013 yl,
 ternyata tidak jadi dibacakan.
 Saya jadinya menyampaikan Orasi saya secara lisan-spontan seperti
 diharapkan oleh Panitia.

 Silahkan baca bagi yang berminat...


 * *
 *MERANTAU SEPANJANG MASA,*
 ***MERANTAU DITINJAU KEMBALI*
 **
 *Mochtar Naim*
 * *
 Orasi yang disampaikan pada Acara
 80 Tahun Mochtar Naim,
 Kamis, 10 Januari 2013,
 Di Aula Gubernuran Pemda Sumatera Barat, Padang.
 ** **
 I
   E
   MPAT PULUH TAHUN sudah sejak saya menyampaikan Disertasi mengenai
 “Merantau: Minangkabau Voluntary Migration” di University of Singapore Dept
 of Sociology (1973). Terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia oleh sahabat
 saya: Ansari dan Rustam St Rumah Tinggi (alm): *Merantau: Pola Migrasi
 Suku Minangkabau *diterbitkan oleh Gadjah Mada Univ Press, tahun 1979,
 dan Edisi ke II nya tahun 1984. Sementara Edisi ke III nya dengan Penerbit
 Rajawali, terbit baru kemarin ini, bertepatan dengan hari maulid-natal ke
 80 penulis sendiri, 25 Desember 2012 yl, yang juga dirayakan oleh seluruh
 dunia Masehi. 
 Kuliah-kuliah di bidang Sosiologi untuk tingkat PhD sudah
 saya selesaikan sebelumnya di New York University, New York, sambil
 mengajar Bahasa Indonesia di universitas yang sama dan bekerja di
 Perwakilan Indonesia ke PBB, dsb, di mana saya sempat bermukim selama 8
 tahun, dan isteri, Asma, 6 tahun, di kota metropolitan NY itu, ketika
 Indonesia sedang bergolak karena pemberontakan PRRI dan Permesta. 
 Sebelum ke New York, selama dua tahun, saya merantau ke
 Kanada, ke kota Montreal yang berbahasa dobel, Inggeris dan Perancis,
 melanjutkan studi tentang Islam untuk Master di Institute of Islamic
 Studies, McGill Univ. Dan itupun langsung tancap dari Yogya dengan
 mutar-mutar dulu di Baghdad, Kairo dan beberapa kota di Eropa. Dengan hanya
 sebuah surat rekomendasi dari Buya Hamka yang waktu itu adalah profesor
 Tasawuf dan Sejarah Islam di PTAIN saya berangkat ke Kanada tanpa mengepit
 gelar Drsnya dalam bidang Studi Islam di PTAIN ataupun bidang studi ekonomi
 di UII, di Yogya. Saya begitu tamat dari SMA Negeri Birugo di Bukittinggi
 th 1951, langsung tancap ke Yogya memasuki Univ Gadjah Mada Fakultas HESP
 (Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik), dan dapat beasiswa dari Kemdikbud. Di
 PTAIN pun sesudah itu saya juga dapat beasiswa, semua karena nilai baik
 yang saya bawa dari SMA Negeri Birugo Bukittinggi. Namun UGM kemudian saya
 tinggalkan dan saya konsentrasi ke studi Islam dan Ekonomi. Saya memerlukan
 setahun lagi di tingkat doktoral untuk mendapatkan gelar Drs di kedua
 sekolah tinggi tersebut.

  Selama 8 tahun di negeri Paman Sam itu, sayapun sempat menete ke
 sana ke mari. Saya sempat setahun, sebelum ke New York, jadi asisten
 peneliti di Yale University, di bawah Prof Karl Pelzer yang ahli ekonomi
 geografi perkebunan di Sumatera Timur, dan Prof Isidore Dyen, ahli
 bahasa-bahasa Malayo-Polinesia. Lalu jadi pengajar Bahasa Indonesia sebagai
 instruktur dan *native speaker *di Cornell Univ, dan di SUNY Oswego
 College, NY State, di tepi danau Ontario, sebagai profesor tamu. 
 Sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang dari rantau Amerika
 itu, kami mendapatkan dua anak belahan jiwa: Amelia Indrayeni (1965) dan
 Emil Hasan (1966), yang sekarang juga sudah jadi orang, dengan
 masing-masing punya 4 anak. Yang tertua dari anak Amelia, cucu pertama
 kami, Affan Rizki, 23 tahun, bahkan sudah menamatkan studi Ekonomi
 Internasionalnya di Univ Tilburg, Negeri Belanda. Anak kami yang ketiga,
 Elvira Endajelita, hasil satu-satunya dari ranah kampung halaman sendiri,
 setelah pulang kembali ke sarang, lahir di Padang, ketika sedang
 kasak-kusuknya menyiapkan Seminar Kebudayaan Minangkabau di Batu Sangkar,
 tahun 1970. Sebagai oleh-oleh anak terakhir, bungsu, untuk dibawa pulang
 dari rantau Singapura, Meuthia Alvernia, lahir di rumah sakit Mount
 Alvernia, Singapura tahun 1972, ketika juga bersihening menyiapkan
 disertasi Merantau itu. Kemana orang tua ke sana juga anak-anak, sehingga
 merekapun menjadi pengembara dunia ke berbagai penjuru benua. Ke
 empat-empatnya lulusan ITB yang dua di antaranya sekarang juga mengikuti
 jejak Dad-nya mengambil gelar Dr, satu yang tua di UI dan satu lagi yang
 bungsu, sudah hampir selesai, di Griffith U, Brisbane, negara ‘Kang Guru,’
 Australia. Sedang Masternya, Amelia dapatkan di  Univ of Colorado,
 Boulder, AS; Elvira di National Univ of Singapore dan Meuthia di Univ of
 Leeds, England. Meuthia ditemani oleh anak satu-satunya, sibiran tulang,
 Ismail Halim Suyudi, 10 tahun, lahir di Leeds, England, bersekolah di
 Brisbane, Australia. Emil, anak 

Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU KEMBALI

2013-01-15 Terurut Topik akmal

Alhamdulillah, senang membaca bagaimana Pak MN dan keluarga besar mendapatkan 
kelimpahan hidup yang mungkin hanya mimpi bagi sebagian besar orang Minang.

Dalam konteks kontribusi keilmuan, selain riset Pak MN tentang merantau, adakah 
bentuk aplikatif dari hasil studi bapak itu yang pernah (sudah) diterapkan 
untuk meningkatkan taraf hidup rang Minang? Nilai dasar apa yang bisa 
dilekatkan pada rang Minang semisal American Dream, Japanese Bushido atau 
kalau pada kategori sosial yang horisontal konsep Protestant Ethic yang 
pernah diteliti Max Weber, dan dikaitkan dengan kebangkitan kapitalisme 
(Protestant Ethic and The Spirit Capitalism).

Jika merantau adalah aktivitas fisik, apa sebenarnya value urang Minang itu, 
Pak MN? 
Kemandirian? Survival? Atau apa?

Kita ingat menyusul huru-hara 1998 di mana banyak pemodal dan industrialis 
besar, terutama di sektor keuangan, masuk karantina dan menjadi pasien BPPN, 
ekonomi di level mid dan grass root yang banyak diisi rang Minang praktis 
bertahan tak tergoyah oleh imbas gonjang-ganjing. Apakah ini salah satu value 
yang bisa diduplikasi dan diterapkan bagi sektor lain dalam kehidupan etnis 
Minangkabau? 

Mohon pencerahan Pak MN.

Salam,

Akmal N. Basral 
44+, Cibubur 


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Mochtar Naim mochtarn...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 15 Jan 2013 22:35:15 
To: rantaunet rantaunet rantaunetRantauNet@googlegroups.com; 
su...@yahoogroups.comsu...@yahoogroups.com; 
ba...@yahoogroups.comba...@yahoogroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: Meuthia Naimmeuthia_suy...@yahoo.com; Elvira Naimelviran...@yahoo.com; 
Emil Pkemi...@yahoo.com; Amelia Indrajayaamelian...@yahoo.com
Subject: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU
 DITINJAU KEMBALI

 
 
 
Kawan2 di Dunia Maya,
 
Naskah berikut yang semula saya persiapkan untuk dibacakam sebagai Orasi pada 
upacara 80 Tahun
Mochtar Naim di Aula Gubernuran, hari Kamis tgl 10 Januari 2013 yl, ternyata 
tidak jadi dibacakan. 
Saya jadinya menyampaikan Orasi saya secara lisan-spontan seperti diharapkan 
oleh Panitia. 
 
Silahkan baca bagi yang berminat...
 
 
 
MERANTAU SEPANJANG MASA,
MERANTAU DITINJAU KEMBALI
Mochtar Naim
 
Orasi yang disampaikan pada Acara
80 Tahun Mochtar Naim,
Kamis, 10 Januari 2013,
Di Aula Gubernuran Pemda Sumatera Barat, Padang.
 
I
E MPAT PULUH TAHUN sudah sejak
saya menyampaikan Disertasi mengenai “Merantau: Minangkabau Voluntary
Migration” di University of Singapore Dept of Sociology (1973). Terjemahannya
ke dalam Bahasa Indonesia oleh sahabat saya: Ansari dan Rustam St Rumah Tinggi
(alm): Merantau: Pola Migrasi Suku
Minangkabau diterbitkan oleh Gadjah Mada Univ Press, tahun 1979, dan Edisi
ke II nya tahun 1984. Sementara Edisi ke III nya dengan Penerbit Rajawali, 
terbit baru kemarin ini, bertepatan dengan hari maulid-natal ke 80 penulis 
sendiri, 25
Desember 2012 yl, yang juga dirayakan oleh seluruh dunia Masehi. 
    Kuliah-kuliah
di bidang Sosiologi untuk tingkat PhD sudah saya selesaikan sebelumnya di New
York University, New York, sambil mengajar Bahasa Indonesia di universitas yang
sama dan bekerja di Perwakilan Indonesia ke PBB, dsb, di mana saya sempat
bermukim selama 8 tahun, dan isteri, Asma, 6 tahun, di kota metropolitan NY itu,
ketika Indonesia sedang bergolak karena pemberontakan PRRI dan Permesta. 
    Sebelum
ke New York, selama dua tahun, saya merantau ke Kanada, ke kota Montreal yang
berbahasa dobel, Inggeris dan Perancis, melanjutkan studi tentang Islam untuk
Master di Institute of Islamic Studies, McGill Univ. Dan itupun langsung tancap
dari Yogya dengan mutar-mutar dulu di Baghdad, Kairo dan beberapa kota di
Eropa. Dengan hanya sebuah surat rekomendasi dari Buya Hamka yang waktu itu
adalah profesor Tasawuf dan Sejarah Islam di PTAIN saya berangkat ke Kanada 
tanpa
mengepit gelar Drsnya dalam bidang Studi Islam di PTAIN ataupun bidang studi 
ekonomi
di UII, di Yogya. Saya begitu tamat dari SMA Negeri Birugo di Bukittinggi th
1951, langsung tancap ke Yogya memasuki Univ Gadjah Mada Fakultas HESP (Hukum,
Ekonomi, Sosial dan Politik), dan dapat beasiswa dari Kemdikbud. Di PTAIN pun
sesudah itu saya juga dapat beasiswa, semua karena nilai baik yang saya bawa
dari SMA Negeri Birugo Bukittinggi. Namun UGM kemudian saya tinggalkan dan saya
konsentrasi ke studi Islam dan Ekonomi. Saya memerlukan setahun lagi di tingkat
doktoral untuk mendapatkan gelar Drs di kedua sekolah tinggi tersebut. 
   
 Selama
8 tahun di negeri Paman Sam itu, sayapun sempat menete ke sana ke mari. Saya
sempat setahun, sebelum ke New York, jadi asisten peneliti di Yale University,
di bawah Prof Karl Pelzer yang ahli ekonomi geografi perkebunan di Sumatera
Timur, dan Prof Isidore Dyen, ahli bahasa-bahasa Malayo-Polinesia. Lalu jadi
pengajar Bahasa Indonesia sebagai instruktur dan native speaker di Cornell 
Univ, dan di SUNY Oswego College, NY
State, di tepi danau 

Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU KEMBALI

2013-01-15 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Pada Rabu, 16 Januari 2013, menulis:

 Uni Evy dan Dunsanak palanta RN

 Ya saya termasuk kawan Uni Evy jugakan di dunia Maya :-)

 ...

 Seperti kata Akmal apa aplikasi dari Pak MN jika Pak MN memang melakukan
 sebuah gerakan (aksi) paling tidak ada contoh gugatan atau pandangan
 beliau dia yang menjadi pemicu bagi masyarakat lain semisal beliau membuat
 koperasi kerakyatan, mengandal apa yang ada bangsa ini tabu memakai produk
 yang diciptakan oleh sistim kapitalis dan lain sebagainya seperti
 dicontohkan oleh tokoh intelektual Bangladesh (Bank Rakyat itu) saya lupa
 namanya ?

 

 Demikian banyak maaf

 Salam-Jepe
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 *
 *



ANB: Namanya Prof. Muhammad Yunus, kanda Jepe, pendiri Grameen Bank, dan
Nobelis Perdamaian 2006. Waktu saya masih di TEMPO, saya pernah
mewawancarai beliau. Orang yang sederhana, banyak bergurau, dan memakai
pakaian khas Bangladesh seperti gamis Arab itu kemana-mana.

Prof Yunus memang luar biasa. Lahir dari keluarga berada, dan sudah nyaman
hidup di Barat, tapi memutuskan pulang kampung dan membenahi ekonomi rakyat
lewat gebrakan mikro kredit dalam bentuk pinjaman uang untuk beli payung
sampai pulsa telpon, agar semua benda yang sebelumnya akrab dengan
masyarakat tapi tak punya nilai ekonomis, bahkan konsumtif, menjadi aset
produksi.

Lebih dari itu, Prof Yunus membalikkan stereotipe negatif nasabah kecil
yang sebelumnya dikaitkan dengan kredit macet (non-performing loan tinggi)
yang membuat bank-bank konvensional ogah membantu mereka, justru menjadi
kesan positif karena NPL di segmen ini justru amat sangat rendah. Mereka
disiplin mengembalikan pinjaman mikro kredit sesuai jatuh tempo.

Ini yang sebelumnya pernah saya sebutkan dalam posting juga tentang
Organisasi Minang sebagai pressure group. Kalau Prof Yunus diundang ke
Minang, atas dasar persahabatan sesama komunitas Muslim Asia, dan cara
kerja Grameen diduplikasi, sangat mungkin perbaikan di level ekonomi rakyat
ini akan berkembang signifikan.

Wassalam,

ANB
Cibubur













-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU DITINJAU KEMBALI

2013-01-15 Terurut Topik andi . jepe
Terima kasih atas penjelasannya Dinda Akmal, ya Prof M Yunus itu yang saya 
maksud, maklum lah kadang2 antene suko manakua jadi gelombang  nan randah2 sajo 
tatangkok :-)

Nah sy pikir Pak MN bisa jadi Prof M Yunusnya orang awak paling tidak aplikasi 
nyata secara lansung di ranah minang yang lansung dieksekusinya dilapangan 
segala pemikiran beliau yang jernih diatas kertas itu

Kalaupun perlu modal awal dari hati saya yang paling dalam mau share tentunya 
sesuai kemampuan saya.  

Jujur saya katakan sebagai orang minang yang merantau ke daerah orang dalam 
NKRI saya memang mencari penghidupan pada usaha yang dikelola oleh sistim 
Kapitalis dalam kontek ekonomi bahasa sederhanya

Pemilik modal (kapital) boleh mengeruk untung sebanyak-banyaknya dan 
sebaliknya boleh juga rugi melarat sebesar-besarnya

Beliau posting orasinya disini dan kita baca, silahkan simak sendiri (karena 
kita baca toh dengan detail) anak beliau yang sukses2 itu saya pikir juga 
merantau dan bekerja pada sistim Kapitalis disebuah perusahaan minyak negara 
Barat..alhamdulillah sebuah kenikmatan bagi beliau dan klga sebagai orang 
minang yang merantau di NKRI, dari sekian banyak orang minang lainnya yang 
berada pada zona nyaman

Wass-Jepe
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 16 Jan 2013 12:49:31 
To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM - MERANTAU SEPANJANG MASA, MERANTAU
 DITINJAU KEMBALI

Pada Rabu, 16 Januari 2013, menulis:

 Uni Evy dan Dunsanak palanta RN

 Ya saya termasuk kawan Uni Evy jugakan di dunia Maya :-)

 ...

 Seperti kata Akmal apa aplikasi dari Pak MN jika Pak MN memang melakukan
 sebuah gerakan (aksi) paling tidak ada contoh gugatan atau pandangan
 beliau dia yang menjadi pemicu bagi masyarakat lain semisal beliau membuat
 koperasi kerakyatan, mengandal apa yang ada bangsa ini tabu memakai produk
 yang diciptakan oleh sistim kapitalis dan lain sebagainya seperti
 dicontohkan oleh tokoh intelektual Bangladesh (Bank Rakyat itu) saya lupa
 namanya ?

 

 Demikian banyak maaf

 Salam-Jepe
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 *
 *



ANB: Namanya Prof. Muhammad Yunus, kanda Jepe, pendiri Grameen Bank, dan
Nobelis Perdamaian 2006. Waktu saya masih di TEMPO, saya pernah
mewawancarai beliau. Orang yang sederhana, banyak bergurau, dan memakai
pakaian khas Bangladesh seperti gamis Arab itu kemana-mana.

Prof Yunus memang luar biasa. Lahir dari keluarga berada, dan sudah nyaman
hidup di Barat, tapi memutuskan pulang kampung dan membenahi ekonomi rakyat
lewat gebrakan mikro kredit dalam bentuk pinjaman uang untuk beli payung
sampai pulsa telpon, agar semua benda yang sebelumnya akrab dengan
masyarakat tapi tak punya nilai ekonomis, bahkan konsumtif, menjadi aset
produksi.

Lebih dari itu, Prof Yunus membalikkan stereotipe negatif nasabah kecil
yang sebelumnya dikaitkan dengan kredit macet (non-performing loan tinggi)
yang membuat bank-bank konvensional ogah membantu mereka, justru menjadi
kesan positif karena NPL di segmen ini justru amat sangat rendah. Mereka
disiplin mengembalikan pinjaman mikro kredit sesuai jatuh tempo.

Ini yang sebelumnya pernah saya sebutkan dalam posting juga tentang
Organisasi Minang sebagai pressure group. Kalau Prof Yunus diundang ke
Minang, atas dasar persahabatan sesama komunitas Muslim Asia, dan cara
kerja Grameen diduplikasi, sangat mungkin perbaikan di level ekonomi rakyat
ini akan berkembang signifikan.

Wassalam,

ANB
Cibubur













-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/




-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail