Precedence: bulk


UNI EROPA PERINGATKAN PARA JENDRAL INDONESIA

        BRUSSEL, (MateBEAN, 15/9/99). Limabelas negara Uni Eropa mengadakan
rapat di Brussel, Belgia dan mengeluarkan pernyataan tentang dikenakannya
embargo militer kepada Indonesia. Embargo senjata itu dikenakan kepada
Indonesia berkaitan dengan pembantaian etnis di Timtim.

        Selain embargo militer, ke-15 negara itu juga menyetujui tentang
penghentian kerjasama militer dengan Indonesia. Hasil pernyataan yang sangat
signifikan adalah ke-15 negara yang tergabung dalam Uni Eropa menolak
pemberian visa kepada para perwira, eks perwira dan veteran TNI yang pernah
terlibat pembantaian di Timtim. Bahkan penolakan pemberian visa itu bukan
hanya dikenakan kepada para perwira, eks perwira dan veteran TNI, melainkan
juga kepada semua keluarga dari para perwira, eks perwira dan veteran.
"Mulai saat ini kami mengeluarkan pernyataan untuk menolak pemberian visa
kepada seluruh anggota keluarga militer Indonesia. Kami juga sepakat untuk
menghentikan kerjasama militer serta penjualan seluruh senjata kepada
Indonesia. Ini sebagai bagian dari protes kami terhadap kekejaman yang
dilakukan oleh milisi dan militer Indonesia di Timtim," bunyi pernyataan itu.

        Ke-15 negara Uni Eropa itu antara lain, Belanda, Perancis, Inggris,
Jerman, Italia, Belgia, Denmark, Irlandia, Finlandia, Swedia, Yunani
Portugal, Spanyol, Austria dan Luxemburg. Dengan demikian untuk sementara
para perwira TNI yang bepergian ke 15 negara itu harus siap untuk menghadapi
berbagai macam tuduhan. Bahkan bisa saja ditangkap oleh interpol dari ke-15
negara itu.

        Uni Eropa merupakan pemasok senjata terbesar bagi Indonesia, akan
tetapi selama ini baru Inggris saja yang melarang penjualan senjata. Embargo
seantero Eropa tidak akan segera berlaku, namun dikatakan, embargo tersebut
dapat kiranya diperpanjang, kalau keadaan menggawat. Perdagangan senjata
Eropa-Indonesia bernilai US$ 150 juta setahun. 

        Sementara dari Dili dilaporkan bahwa misi PBB, Unamet secara resmi
telah menutup kompleksnya di Timor Timur. Markas Unamet yang terletak di
Balide sudah resmi ditutup dan beberapa staff PBB akan tetap berada di Timor
Timur, sebagian besar sedang diungsikan dengan pesawat ke Darwin, Australia.

        Pesawat-pesawat Hercules Angkatan Udara Australia terus berdatangan
di bandar udara Darwin, membawa lebih dari 1400 orang pengungsi dan staf
PBB. Ketua Unamet, Ian Martin, yang kini berada di Darwin kepada wartawan
mengatakan bahwa staf PBB yang tinggal di Dili hanya 12 orang. Dari ke-12
orang adalah  perwira penghubung militer, yang telah pindah ke Gedung
Konsulat Australia di Fatuhada, Dili Barat.

        Pesawat-pesawat penuh berisi pengungsi terus mengalir ke Darwin,
dengan lebih dari 100 orang di setiap pesawat. Anak-anak diberi mainan
ketika tiba, pria dan wanita diberi pelayanan medis dan konseling, dan
masyarakat setempat membantu menyambut mereka di sebuah tempat penampungan
dengan tenda, dekat bandara Darwin.

        PBB mengkhawatirkan serangan pembalasan sebelum kedatangan pasukan
bersenjata pemelihara perdamaian, dan kini akan memusatkan perhatian pada
usaha mendapatkan bantuan untuk lebih dari 500-ribu orang pengungsi di
seluruh pulau Timor. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke