baca artikel ttg bu musdah di koran, kalo nggak salah jkt post. persepsi sejalan itu kudu, pendapat berbeda atau nggak persis sama itu wajarlah.
persepsi sejalan itu minimal tidak mengartikan 'idrib' sebagai memukul yang dalam arti menganiaya (secara fisik atau psikis). kok langsung menolak pendapat Fatima Mernissi? pak satriyo pernah baca tulisannya tentang 'idrib'? pendapatnya selaras dengan semua yang dikatakan Yusuf dan Laleh (kok kayak yusuf dan laila..;-) . tulisannya kalo nggak salah sudah lama sekali tahun 80-an (?). konteks utamanya adalah 'idrib' artinya bukan memukul secara fisik, dengan latar belakang budaya Pakistan/TimTeng, dimana perempuan jelas terdiskriminasi. Tapi pada waktu itu reaksi ulama status quo berang sekali, padahal kan selaras isinya dengan Pak Yusuf dan prof. Jeffrey Lang sekarang-sekarang ini. yah, belajar memang take time, asal sabar saja nggak kayak FPI. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ibu Musdah ada di mana mba? Kalo bu Laleh dan pak Yusuf ... ya ... > memang saya lihat tulisan (tentang) mereka seputar Annisa 34 itu. > > yang mba maksud cross-cut itu bagaimana ya? mungkin maksud mba irisan > gitu ya, atau benang merah? > > yang jelas, pendapat bu Laleh tidak persis sejalan dengan pak Yusuf, > karena bu Laleh mencomot 'daraba' yang maknanya 'go away' sedangkan > pay Yusuf cenderung memaknai daraba dalam ayat dimaksud > sebagai 'kembali menerimanya' ... spt saya kutip berikut: > > "... Finally, if she would repent then he would take up sharing the > bed with her again." > > jadi pak Yusuf tidak persis sama dengan bu Laleh, karena kalo bu > Laleh bilang (tahap/langkah ketiga/terakhir dalam menangani istri > yang nusyuz) 'go away' atau 'leave them alone' (wah dua kata ini beda > lho mba artinya, 'pergi' dan 'jangan ganggu'), pak Yusuf sebaliknya > menyatakan "..he would take up sharing the bed with her again" > atau 'kembali menerimanya di tempat tidur' ... beda kan? > > kalo yang mba maksud irisan bu Laleh dan pak Yusuf adalah pada sama- > sama tidak mengartikan 'daraba' dengan 'memukul' itu benar ... > > dan saya lebih memilih penjelasan pak Yusuf daripada bu Laleh, > apalagi si Fetima Mernisi ... maaf ya untuk hal ini kita beda. > > salam, > satriyo > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote: > > > > Kesimpulannya pemahaman Laleh Bakhtiar, Ibu Musdah dan Pak Yusuf > > Estes ini sejalan, bahkan ada cross-cut nya yaitu 'leave them > alone' > > atau 'go away', slangnya mungkin egepe-lah. Kira-kira gitu kan, > kalo > > saya nggak salah baca? > > > > Emang udah waktunya digali lagi pemahaman kita. Buku lama yang saya > > baca pertama kali tentang makna 'idrib' ini dari Fetima Mernissi, > > yaitu 'leave them alone'. Dan baru-baru ini dari Prof. Jeffrey > Lang. > > > > Yang saya kurang ngerti, penafsiran Fatima Mernissi yang sudah lama > > sekali itu dikritik keras oleh jumhur ulama. Mungkin kita orang > > Indonesia nggak terlalu ngeh, karena dalam pikiran bawah sadar > kita, > > toh kita nggak memahaminya secara harafiah 'memukul' gitu, kan. > > Tapi dalam konteks budaya negaranya sendiri Pakistan (dan Timur > > Tengah), Fatima Mernissi dan perempuan2 lainnya jelas mengalami > > trauma dari praktek diskriminasi terhadap perempuan yang didukung > > tafsiran sempit pada Quran seperti itu. > > > > Alhamdulillah, sekarang keberanian Fatima Mernissi membuahkan > hasil. > > It's long over due. Kali ini Pak Janoko akan menggumam nurutin > > iklan: Mernissi...emang bikin bangga...:-) > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > > <florapamungkas@> wrote: > > > > > > Satu lagi penjelasan perihal topik yang sedang dibicarakan, yaitu > > memukul > > > isteri. > > > Diuraikan oleh Sheikh Yusuf Estes, seorang mantan pendeta dari > > Texas, USA > > > di web sitenya : www.shareislam.com atau di link tsb di bawah > ini:. > > > > > > http://www.islamtomorrow.com/articles/women_treatment.htm > > > > > > > > > Question: > > >