Kasihan Pak X. Beliau boleh hubungi saya japri, mbak. Masalah seperti ini solusinya perlu waktu panjang.
-Rizal- --- On Mon, 9/8/08, Ana Siti Nurhasanah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ana Siti Nurhasanah <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tanya Perceraian dan komunitas Kerajaan Eden Ass. Wr. Wb. Wah, terimakasih atas masukan persoalan yang saya lontarkan. Saya pribadi sebenarnya tidak terlibat seperti yang dicurigakan sebagian orang. Tidak hanya di milis ini, tapi di lingkungan saya kerja juga berprasangka demikian ke saya. Bahkan ada yang menasehati: hati2 dicurhatin ama bapak-bapak..?! Yah, saya prihatin aja sebagai sesama muslim. Saya membayangkan, seandainya masalah seperti ini menimpa saya kelak dikemudian hari... Saya baru 1 kali membicaralan hal ini dengan si X karena dia nanya saya apakah saya memiliki orangtua yang bisa memberinya nasehat. Saya ganti nanya: "Memangnya ada masalah apa pak?" "Apa orangtua bapak nggak bisa diajak dialog?" Dan bla bla bla bla pertanyaan lain yang justru lebih banyak saya tanyakan. Si X hanya bilang: "Masalah ini sudah berat, saya minta tolong carikan orangtua yang bisa saya ajak bicara." Berhubung saya nggak punya kenalan yang lebih dituakan untuk masalah ini maka saya coba lontarkan masalah ini di milis dengan ijin dari si X. Si X malah pernah minta tolong ke temen-temennya yang artis untuk dicarikan sesepuh yg bisa membimbing keluarganya. Tapi ya begitulah artis... sibuknya minta ampun. Sampai-sampai si X pernah juga dialog sama pastor (katanya). Begitulah kira-kira kondisinya. Jadi saya masih bisa memaklumi jika ada pihak2 yg mencurigai si X "ada apa-apa" ke saya. Saya hanya prihatin melihat anak-anaknya. Selama saya mengenal si X belum pernah 1 kali pun dia menceritakan persoalan ini. Sekarang dia sibuk menjaga anak-anaknya agar tidak banyak terpengaruh Eden. Mungkin ini adalah bagian dari cobaan yang sedang menimpa saudara sesama muslim, tanpa harus mencurigai maksud dan tujuannya. Persoalan si X sangat beda dengan persoalan Aa Gym. Wass. Wr. Wb. Ana S. Nurhasanah [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed]