Rekans,
Ini ada masukan menarik dari Herr Lengkey yang tinggal di Jerman.

Viele Gruessen
GW

----- Original Message -----
From: lengkey <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, June 15, 2004 5:40 PM
Subject: [bali] Re: Sampah


> PaK Gde & Teman-teman Yth,
>
> Saya ingin memberikan sedikit impuls tentang penanganan sampah kita di
> Singaraja/Bali. Memang untuk masalah ini sangat sulit diatasi, jika tidak
> ada kerjasama bahu-membahu antara Konsumen dan Produsen.
> Saya masih ingat di tahun akhir 70-han, ketika Singaraja mulai dibanjiri
tas
> "Kresek". Dimana Daun Pisang dan kertas koran sudah tidak "Mode" lagi. Nah
> sekarang setelah 30-tahun kemudian baru kita mengenal polusi plastik,
Polusi
> Kaleng, Aluminium, Batu Baterai, dan ...lain-lainnya. Tanpa inisiatif
> masyarakat yang tinggi, maka persoalan ini tak akan tertanggulangi.
Mungkin
> saja bisa lahir dibumi Pandji Sakti, partai  baru seperti di negara
Germany
> contohnya, lahirnya partai Grünen, karena diawali dengan masalah okologie.
> Saya sudah banyak membaca dan mendengar usaha-usaha pemda juga serta
> masyarakat untuk mengatasi sampah. Toh sampai sekarang hasilnya belum
jelas.
> Sampai sampai ada  rencana pemda Badung/Denpasar untuk membeli/membangun
> Pabrik pembakaran Sampah dari Cina. Sampai saat ini saya belum mendengar
> bagaimana kelanjutannya.
>
> Jika masalah sampah ini, sudah menjadi masalah intern di Bali, kenapa
> seluruh kabupaten diBali  tidak bersama-sama memikirkan hal ini. Setiap
> Kabupaten mengeluarkan anggaran bersama untuk misalnya: Pengolahan akhir
> Sampah, seperti Pabrik pembakaran Sampah (Jangan Lupa Penyaringan
asapnya).
> Dari sini ada Produk sampingan yang bisa dihasilkan, seperti air panas
atau
> Listrik. Dari pada bagi-bagi uang untuk dana Purnabakti, beh....kalau itu
> semua dikumpulkan paling tidak bisa beli mesin Press Sampah....heee...,
> atau....?.Men bes Pipis Rakyat dume dogen, kenkenang lakar berinvestasi
> untuk kepentingan rakyat? Seng keto, malu...
> Sampahpun semakin hari modelnya semakin "Aneh dan Modern", kalau jangka
> panjang penanggulangannya tidak ada, maka jangan heran kalau timbul
penyakit
> model baru yang akan diidap Masyarakat. Salah satu penyakit yang
dihasilkan
> sampah adalah Allergie, radang Paru-Paru, perubahan janin sebelum
> lahir...dllnya.
>
> Saya mengajak pemda kita, masyarakat dan Industrie untuk bersama-sama
> memikirkan sampah. Jika ke-3 Oknum ini tidak duduk bersama untuk
memecahkan
> hal ini, maka tak akan ada jalan keluarnya.
> Sebagai contohnya saja:
> 1. Setiap Industrie yang menghasilkan sampah dikenakan pajak untuk
> penaggulangan sampah.
> 2. Tentunya, hasil pajak ini harus Transparent. Mengapa.... , karena
setiap
> Rumah/Sekolah/Pasar/ Toko-Toko atau Konsumen nantinya dengan uang pajak
ini
> bisa mendapat dengan cuma-cuma sebuah tong sampah. Investasi untuk Pabrik
> pengolahan Sampah / Pemisahan sampah-sampah.
>       Sampah ini seharusnya sudah mulai didaur/ dipisahkan dari awal.
> Industrie
>       pendauran ulang sampah / Recycle dapat dibangun. Lapangan pekerjaan
> dapat
>       dihasilkan dan Martabat Pengangkutan Sampahpun dapat ditingkatkan
> dsbnya....
>       Yang saya tidak lupakan juga, tentu harga barang akan naik sedikit,
> karena
>       Konsumenpun harus menanggung sampah yang diproduksinya. Dengan
>       demikinan kita mendidik secara tidak langsung
>       kepada konsumen dan Produsen untuk mengurangi sampah. Siapa yang
lebih
>       banyak menghasilkan sampah dia harus lebih banyak menerima
> konsekwensinya
>      (Lebih banyak mebayarnya)
> * Untuk sampah organik - tong sampahnya dibuar warna Hijau/Hitam
> Pemisahan sampah organik secara dini, dapat membantu pengolahan pengolahan
> pupuk berkwalitas tingggi. Taman-taman umum dapat dirawat dengan
pupuk-pupuk
> ini. Setiap rumah dapat membeli pupuk, untuk pekarangannya.
> * Untuk Sampah non Organik, seperti kaleng, aluminium, produk dari bahan
> Plastik (PP) - tong sampahnya berwarna Kuning.
> Dalam hal ini setiap Konsumen/ Rumah dibagikan Plastik Kuning (( 50 Lt).
> Mengapa Plastik kuning saja yang dibagikan cuma-cuma: karena disini ada
> unsur Recycle secara langsung yang memerlukan penanganan/penanggulangan
> Khusus. Dan ada andil Konsumen secara langsung. Konsumen telah membayar
> secara tunai produkt yang menghasilkan sampah Recycle sebelumnya.
> Biasanya Platik plastik ini di cuci dan kemudian diubah dengan pertolongan
> mesin Press untuk menjadi bahan dasar seperti Granulat. Granulat Plastik
> bisa direproduksi lagi untuk tong-tong sampah besar dan kecil, Tempat
tempat
> duduk umum di Taman-taman dllnya
> * Untuk Kertas - tong sampahnya berwarna Biru
> Kertas bekaspun bisa di-Recycle, menjadi kertas yang bermutu-tinggi. Tentu
> kita memerlukan investasi lagi, tetapi jangan lupa dengan adanya Recycle,
> keperluan kita dengan bahan Baku Kayu sebagai Pulp, akan drastis menurun.
> Penggundulan Hutan kayu sedikitnya dapat diatasi. Mensosialisasikan
> masyarakat untuk menggunakan kertas Recycle juga sangat penting.
> * Untuk Glaspun musti dipisahkan; gelas bening - tongnya Putih, Glas Hijau
> tongnya Hijau, Glas Coklat -tongnya Coklat.
> Industri Gelaspun akan dapat dibangun di Bali dan mereka akan bersyukur
> karena bahan bakunya sebagian akan mudah didapat dan lebih murah.
> * Batu Bateraipun dan Akku musti disortier dengan Khusus, karena banyak
yang
> memerehkan sampah yang tinggi dengan racun Timbal dan Quicksilvernya.
> Industri Akku dan Batu Baterai diharuskan mengambil balik sampah-sampah
ini,
> dan sampah inipun dapat di Recycle kembali.
> * Tong-tong sampah yang berukuran besarpun dapat mulai disediakan
> ditempat-tempat strategis/ dimana masyarakat dapat menjangkaunya.
>
> Mungkin kelihatannya atau kedengarannya sangat mudah, dalam praktiknya
> memang banyak kesulitannya. Kita memerlukan banyak dukungan dari
teman-teman
> dan masyarakat untuk berpikir dan bekerja bahu-membahu.  "Alles ist
machbar,
> nur wenn wir daran glauben"
>
>
> 3. UU Persampahan dapat ditinggkatkan dan di masyarakatkan. Soal Sampah
dan
> Lalinpun sudah dapat disosialisasikan mulai dari TK.
> Sering kalau kami pulang berlibur diBali, anak-anak kamipun yang baru
> berumur 4 dan 6 Tahun selalu bertanya dan ngedumel sendiri. ....Mana Tong
> sampahnya ....pah? (Pa.. wo ist die Mülltonne?)
> Saya sendiri sebagai orang tua sangat malu, jika kita mengajar bersih
kepada
> anak-anak, sedangkan prasarananya untuk penanggulangan sampah kita tidak
> bisa memberikannya secara optimal!, Saking susahnya cari tong sampah
> terpaksa yah..masukkan saja di kantong baju atau kantong celana, sampai
> pulang dirumahpun jadi ribut lagi dengan anak-anak.
> Anak saya teriak.... Pah..kok plastik sampah dicampur dengan daun-daun
> pisang atau kertas....?, Saya cuma tersenyum kagum...dan menjawab yah..nak
> kita bawa sampahnya nanti sampai di Jerman ya..... Gerrrr....rrrr.....
semua
> orang yang ada ditumah jadi tertawa terbahak-bahak.....nganti adek adikk
> ragane....nganti ngenceh-ngenceh mekekekan, saking lucunya.....
>
> Masih..banyak lagi sebenarnya yang saya ingin utarakan,....dilain
kesempatan
> lagi lah...,dan saya sangat bergembira dan berterimakasih jika ada
> rekan-rekan semetone yang bisa memberi komentar kepada saya atau dengan
> rubrik ini dapat berkenalan langsung kepada saya. Maaf jika bahasa saya
agak
> kedengaranya janggal! Men kenkenang bes..mekelo gati ngoyong digumin
> anake....
>
>



--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke