Yth rekan2,
Dari yang saya amati dan pernah alami, kasus dengan pola-pola seperti ini bisa 
terjadi dimana-mana, tidak hanya di PLN, juga terjadi di Pertamina, PDAM, dan 
bidang-bidang lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Publik selalu 
dirugikan karena pada akhirnya menanggung semua beban yang ada.

Yang begini HARUS KITA LAWAN ! tentunya dengan cara-cara yang baik dan elegan.

Salam,
Kiwi

  ----- Original Message ----- 
  From: Nengah Sudja 
  To: bali@lp3b.or.id 
  Sent: Sunday, May 25, 2008 6:23 PM
  Subject: [bali] Re: PLTU Celukan Bawang.


  Yth. Ibu Silvia,Pak Made Wirata, Thomas Lengkey dan Para Rekan Milis LP3B,

   

  Pengamatan saya, pembangunan PLTU Celukan Bawang  telah dilakukan tanpa 
mempertimbangkan kaedah perencanaan sistem dalam upaya pencarian perolehan 
solusi optimal, biaya termurah (least cost) guna memenuhui kebutuhan listrik 
jangka panjang Pulau Bali. 

   

  Coba tanyakan, diperiksa  apakah pembangunan itu telah dilakukan melalui 
proses perencanaan (didasarkan studi kelayakan dengan pertimbangkan aspek 
teknik, ekonomi, sosial dan masalah lingkungan ). Apakah ijin pembangunannya 
telah memperhatikan pandangan hidup di masyarakat, apa ada dengar pendapat 
dengan masyarakat? Padahal setiap keputusan publik seyogyanya berlandaskan pada 
asas pencapaian efisiensi  dan keadilan bagi masyarakat? Seharusnya kita 
belajar dari kegagalan pembangunan PLTGU Pemaron yang tak dilandasi studi 
kelayakan yang memadai dan kini mengulanginya kembali dengan PLTU  Celukan 
Bawang!

   

  Rencana pembangunan PLTU Celukan Bawang dilakukan karena PLN (sebagai 
pengemban penyediaan ketenagalistrikan di tanah air) yang seharusnya bekerja 
secara professional telah ditundukkan oleh para politisi /pedagang, untuk 
memilih solusi mahal yang  menguntungkan investor. Konsumen sengaja dikorbankan 
secara tidak adil untuk membayar listrik yang mahal.

   

  Solusi optimal yang saya usulkan  untuk memenuhui kebutuhan listrik Bali 
adalah dengan menghidupkan kembali rencana pembangunan saluran udara transmisi 
500 kV Jawa-Bali (dari PLTU Paiton sampai ke sekitar Gardu Induk di 
Kapal/Denpasar, periksa Lampiran). Dengan biaya 278 juta US$ pasokan listrik di 
Bali dapat dipenuhui untuk jangka waktu 12 -15 tahun kedepan tanpa beban polusi 
dari PLTU Batubara dan penghematan 500 juta liter minyak setiap tahun ( 
bernilai lebih dari 4 tilyun Rupiah atau 440 juta US$ per tahun).

    

  Lampiran ini telah saya sampaikan pada Hari Listrik Oktober 2007 kepada 
Menteri ESDM/ Dijen LEB. Tapi ternyata kepentingan investor lebih diperhatikan 
daripada konsumen.

  Begitulah keputusan publik di Negara ini masih tidak dilakukan secara 
rasional berlandaskan kekuatan argumentasi,dengan menggunakan power of 
reasoning.  

   

  Dengan ini, saya mengundang para rekan,akademisi, pemerhati kepentingan 
masyarakat untuk melakukan diskusi mengenai masalah ketenagalistrikan di Bali 
dan bangkit melawan keputusan publik yang tidak rasional, jelas merugikan 
masyarakat.

   

  SALAM.

  Nengah Sudja.

   

  -----Original Message-----
  From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Sunday, May 25, 2008 4:42 AM
  To: bali@lp3b.or.id
  Subject: [bali] Re: quit coal - greenpeace in the Philippines

   

  Hallo Pak Made Wirata!

   

  Di tahun 1994 saya mendapat tugas untuk menghitung keseluruhan "Wirkungsgrad 

  der gesamten Anlage" (tech. efficiency) dari Kraftwerk Rostock KNG mbH dan

  saya mendapat Training langsung dari ABB-Swedia di Rostock khusus untuk 

  penyaringan gas-cole (Rauchgasentstickungsanlage und 

  Rauchgasentschwefelungsanlage)

  dengan system tegangan tinggi (Hochspannungssystem).

  Dan Technik yang kami dapat, pada waktu itu adalah technik yang termodern 

  dan sampai sekarang masih diakui keunggulannya.

  PLTB Rostock ini pada waktu dibangun, merupakan PLTB yang termodern didunia, 

  sehingga saya kira cukup untuk menjadi standard bagi PLTB yang baru 

  dibangun.

   

  Silahkan baca lebih jelas, di Link ini (bahasa Jerman) 

  www.kraftwerk-rostock.de

  Dari penjelasan Pak Direktur PLN itu, sayapun akan masih bertanya-tanya 

  seperti pak Made, Apa sebenarnya yang dimaksud?

   

  " dia membantah

  > dan menambahkan bahwa sudah disaring dengan baik / ada teknologi terakhir 

  > yang sudah

  > tdk masalah katanya."

   

  Perkataan yang sangat kurang memuaskan dan tidak membawa masyarakat menjadi 

  pintar, sebenarnya masyarakat musti di berikan informasi yang cukup dan 

  dapat dimengerti.

  Masyarakat harus mendapat jaminan, bahwa kesehatan mereka tidak akan 

  terganggu atau tumbuh-tumbuhan tidak hanya disekitar PL bahkan sampai 

  puluhan atau bahkan ratusan kilometer

  tidak akan terganggu.

  Jadi jika ada perubahan Ecosystem masyarakat dan para ahlipun dapat cepat 

  bertindak. Begitu juga dari pihak PLN.

   

  Oya ...bagaimana pengalaman pak Made dengan PLTD di Pemaron?

   

   

   

  Salam

  Thomas Lengkey

   

   

   

   

   

   

  ----- Original Message ----- 

  From: "Made Wirata" <[EMAIL PROTECTED]>

  To: <bali@lp3b.or.id>

  Sent: Friday, May 23, 2008 9:15 AM

  Subject: [bali] Re: quit coal - greenpeace in the Philippines

   

   

  > Mbak Silvia,

  > 

  > skedar info: saya skitar sebulan lalu kebetulan ada pertemuan di Bandung 

  > dengan salah

  > seorang Direktur PLN yang bertanggung jawab untuk kawasan non Jawa 

  > termasuk dalam

  > pembangunan 10rb MW, menurut dia di Bali yang sudah konfirm / segera 

  > dilaksanakan

  > adalah PLTG 2x100MW di daerah telukan bawang, dimana BBM-nya dari Coal. 

  > Saya sempat

  > menanyakan kekhawatiran tentang polusi yang ditimbulkan disekitarnya, dia 

  > membantah

  > dan menambahkan bahwa sudah disaring dengan baik / ada teknologi terakhir 

  > yang sudah

  > tdk masalah katanya.

  > 

  > Ditempat lainnya sekitar Tianyar juga masih ada plan untuk itu, tapi 

  > belakangan

  > pelaksanaannya.

  > 

  > Terima kasih

  > 

  > Made Wirata

  > --

  > Open WebMail Project (http://openwebmail.org)

  > 

  > 

  > ---------- Original Message -----------

  > From: "Kubu Lalang" <[EMAIL PROTECTED]>

  > To: <bali@lp3b.or.id>

  > Sent: Thu, 22 May 2008 11:56:45 +0200 (W. Europe Daylight Time)

  > Subject: [bali] quit coal - greenpeace in the Philippines

  > 

  >> Dear friends,

  >> the rainbow warrior ship of Greenpeace is on the Philippines to fight

  >> against coal fired power plants. They are on the tour in South East Asia.

  >> Following some links with information. What about Bali? Still planning

  >> firing coal in Berombong????

  >> 

  >> http://www.greenpeace.org/seasia/en/quit-coal/

  >> http://www.greenpeace.org/seasia/en/news/rainbow-warrior-docks-at-albay

  >> http://www.greenpeace.org/seasia/en/news/thousands-protest-against-plan

  >> 

  >> Salam hangat dari Austria,

  >> Silvia.

  > ------- End of Original Message -------

  > 

  > 

  > --

  > Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

  > 

  > Publikasi     : http://www.lp3b.or.id

  > Arsip         : http://bali.lp3b.or.id

  > Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

  > Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

  > Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]> 

   

   

  --  

  Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

   

  Publikasi     : http://www.lp3b.or.id

  Arsip         : http://bali.lp3b.or.id

  Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

  Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

  Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke