Rekan-rekan,

Sebaiknya kawan-kawan di Bali mulai mengawasi proyek PLTU ini. Pertama, dari
praktek percaloan tanah yang terjadi saja, munculnya konflik di kemudian
hari cukup terbuka; kedua, belum jelas benar teknologi PLTU yang hendak
dipakai untuk Celukan Bawang. Saya duga PLTU buatan cina. Menilik pengalaman
dari Cilacap (2 x 300 MW) yang beroperasi 2006 lalu, PLTU Cina kualitasnya
sangat buruk dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal ini bisa menjadi
konflik di kemudian hari.

Salam,
Fabby Tumiwa
 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Made Wirata
Sent: Monday, September 08, 2008 3:53 PM
To: LP3B
Subject: [bali] Fw: PLTU Celukan Bawang

Info dari seorang rekan yang daerahnya dijadikan proyek PLTU di sekitar
celukan bawang, 
mungkin ada komentar dari rekan-rekan di LP3B yth?

Suksma
Made Wirata

---------- Forwarded Message -----------
From: i ketut darma <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thu, 4 Sep 2008 01:37:06 -0700 (PDT)
Subject: PLTU Celukan Bawang

Beli Made,
Saya barusan pulang hari raya, sekalian melihat perkembangan proyek
dimaksud. Peta 
lokasi sdh ditetapkan, beberapa kebun kelapa yg subur dg harga buah kelapa
per butir 
saat ini Rp 2300 itupun sdh diratakan dg tanah.Transaksi jual belitanahpun
sudah 
berlangsung dan menurut info semua dilakukan dibawah tangan. Transaksi
dilakukan 
dirumah seorang calo tanah? disaksikan oleh Perbekel setempat.Jadi tdk ada
proses 
formal sebagaimana mestinya seperti dihadapan notaris. Jadi memang seperti
pepatah 
mengatakan dimana ada gula disana ada semut, tapi semutnya adalah calo
tanah!. 
Transaksi dilakukan sangat tertutup, diam-diam, bagi warga yg tidak
mengerti, dg di-
iming-imingi uang dilepaslah tanahnya, maklum orang desa, lugu dsbnya.
Sosialisasi 
tidaklah ada, sehingga bagaimana dampak lingkungan yg akan terjadi mereka
tdk mengerti, 
yg penting duit.....duit, kepada siapa dia jual, dan berapa lagi tnh itu
akan dijual 
oleh calo itu, dan kenapa dibawah tangan mereka tak
 pedulikan.Termasuk perahu/sampan yg mereka milikipun dibeli calo(sebagian
warga 
pencahariannya nelayan). Lantas setelah mereka jual semua mereka mau kerja
apa(sampan 
tak lagi punya) terus pindah kemana?.Saking tdk adanya orang yg memberi
pencerahan soal 
dampak lingkungan, ramai-ramai warga pindah ke daerah yg hanya berjarak
kira2 400meter 
dari ring 1.Sekarang warga masih pegang uang, setelah habis mereka mau
kemana, melaut?, 
tdk bisa lagi, beternak juga tdk bisa sebab rumah-rumah mereka berdempetan
spt rmh BTN 
(sebelumnya mereka bisa melaut, beternak dibelakang rumahnya).
Bagi yg sedikit mengerti ada beberapa warga yg belum mau melepas tanahnya.
Pernah ada 
arahan dari bupati kpd warga yg belum mau menjual tnhnya, yg arahannya agar
warga 
menjual tanahnya dg harga tertentu. Komunikasi satu arah, tdk ada tanya
jawab. Akhirnya 
warga menemui DPRD.DPRD janji melakukan sidak (karena dia tdk tahu ada pemb.
PLTU?), 
sebab rekomendasi pemb. PLTU dilakukan oleh DPRD sebelumnya.
Apa hasil sidaknya, warga tidak mengetahui.
Jadi begitulah Bali (Singaraja khususnya)pembangunan PLTU itu akan menjadi
sangat 
runyam, calo berseliweran, warga sekitar akan menerima dampak polusinya
(debu, musim 
kemarau akan kesulitan air bersih, daerah semakin panas dan sumpek) dan desa
tinga-
tinga, celukan bawang, Pengulon kena dampaknya.Jelas amdalnya belum ada,
pembangkit 
didatangkan dari china katanya yg murah meriah itu?.Bagaimana dg kwalitas
teknologinya?.
Tapi yg jelas Beli Made, saat ini di Paiton sedang dibangun PLTU tahap 5 dg
kapasitas 
besar tdk menutup kemungkinan dibangun tahap 6,7 dst karena lahannya sangat
luas, 
ideal, sepi penduduk.
Jadi pertanyaan saya sangat perlukah Balipunya pembangkit sendiri?.
Dari segi Asli pendapatan daerah apakah pembangkit di pemaron sdh menambah
asli 
pendapatan daerah buleleng?. Kalo tdk salah info, tdk menambah asli
pendapatan daerah 
buleleng, karena info dari IP (Ind Pwr) pembangkit dinyalakan saat beban
puncak saja, 
so what?.
Jadi beli Made, menurut info 94% asset-asset di bali dimiliki oleh orang
luar Bali
(bukan orang bali). Bagaimana tanggapan Beli Made dengan apa yg saya
ceritakan 
diatas.Apa yg bisa dilakukan?.
Sekian Beli Made, ntar kita cerita-cerita soal pertanian, perkebunan di
Bali.
Salam 
Ketut Darma
------- End of Forwarded Message -------



--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke