lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang susu 
1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang 
dijual.
Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. 
Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. Nah kalu mas 
kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ?
Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari keluarga 
perempuan ke keluarga pria.

Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui 
kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti isinye 
hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik 
pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en 
jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente ataw 
ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin aje 
sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar lage.

Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg 
anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "marthajan04" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
> Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
> merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
> lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada istilah 
> ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
> Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya hanya 
> dihargai berapa juta rupiah saja.
> Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita 
tidak 
> punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
> orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
> Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
> keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan 
keluarga 
> pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
> karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.
> 
> Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual anak 
> perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
> perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
> 
> Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua tradisi 
> nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
> mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
> kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
> Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.
> 
> Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
> semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang banyak 
> pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
> contoh.
> Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
> merendahkan perempuan sebagai istri.
> Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
> bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita 
anda 
> bukannya dihargai malah dihina.
> 
> MJ
> 
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Lim Wiss" <lim.wiss@> 
> wrote:
> >
> > Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang 
tua.
> > Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang lamaran.
> >  
> > Tanyakan pula hari & jam buat acara lamaran pada pihak keluarga 
> wanita.
> > Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi 
berprasangka 
> buruk pada
> > keluarga pria.
> >  
> > -Lim Wiss-
> > 
> >   _____  
> > 
> > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto Jiang
> > Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan hokkian
> > 
> > 
> > 
> > Phanbienton menulis:
> > 
> > Para suheng yang terhormat,
> > mohon penderahan mengenai:
> > 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
> > saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
> > dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua
> > gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak
> > lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
> > misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?,
> > dsb...
> > 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
> > to xie.
> > 
> > Rinto Jiang:
> > 
> > Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara garis 
> besar 
> > pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau Hakka, 
> namun 
> > ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting 
adalah 
> 2 
> > keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara 
> mereka. 
> > Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa.
> > 
> > Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi 
> pernikahan. 
> > Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, 
mak 
> > comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak 
seperti 
> dulu, 
> > banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu mereka 
> > berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. Namun, 
> tentu 
> > saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang mungkin 
> dapat 
> > mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, terkadang 
> sulit 
> > bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana 
> resepsi 
> > dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat 
> menjadi 
> > penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini.
> > 
> > Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik 
langsung 
> > ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau di pihak 
mereka. 
> Bila 
> > kesepakatan dicapai, tidak akan ada salah paham terjadi 
kemudian. 
> Ini 
> > penting, karena yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut 
> mereka. 
> > Tidak terikat harus buah2an misalnya, karena itu hanya simbol.
> > 
> > Selain hadiah, ada pula bingkisan angpao. Biasanya, di kalangan 
> Hokkian 
> > ada 2 macam, mahar besar dan mahar kecil. Mahar kecil merupakan 
> ucapan 
> > terima kasih kepada orang tua pihak perempuan jasa mereka telah 
> > membesarkan sang calon istri. Mahar kecil ini akan diterima oleh 
> orang 
> > tua pihak perempuan. Sedangkan mahar besar adalah cara keluarga 
> pihak 
> > perempuan memberikan muka kepada keluarga laki2, biasanya akan 
> > dikembalikan langsung atau setelah resepsi usai.
> > 
> > Ini cuma lamaran, terkadang hari lamaran ini juga sekaligus hari 
> > tunangan. Bila demikian, maka mas kawin berupa cincin atau 
> perhiasan 
> > lainnya harus disiapkan pada hari tersebut.
> > 
> > Begini dulu singkatnya, karena belum menikah jadi kurang jelas 
> detilnya.
> > 
> > Rinto Jiang
> > 
> > 
> >  
> > 
> >  
> > <http://promos.hotbar.com/promos/promodll.dll?
> RunPromo&El=&SG=&RAND=18941&pa
> > rtner=hbtools> Upgrade Your Email - Click here! 
> > 
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke