Kami di kota Palu, Sulawesi Tengah tidak mengerti soal Busway, Monorel dan sebagainya. Yang kami tahu bahwa, bukan saja di Jakarta, tapi mungkin di seluruh kota-kota besar Indonesia yang mengalami kemacetan harus memikirkan metode alternatif mengatasi kemacetan. Kota Palu, saat ini sudah mulai dilanda hal serupa. Mungkin 10-15 tahun ke depan, Palu akan seperti Jakarta saat ini.
Apakah rencana untuk membatasi kenderaan pribadi seperti usul Pak Foke itu bisa menjadi salah satu alternatif mengatasi kemacetan? Bisakah Pak Foke konsisten dengan rencananya tersebut? Atau jangan-jangan untuk mendongkrak popularitasnya lagi pasca terpilih dalam Pilkada. lalu, jenis kenderaan pribadi mana yang mau dibatasi?. Berapa batasan untuk satu KK. Pernakah Pak Foke berpikir soal keresahan para dealer dan penjual mobil/motor jika rencanaya tersebut jadi? jangan-jangan akan mendapat protes dari pabrikan otomotif. lalu, bagaimana mensinergiskan antara isu kemacetan dengan isu polusi udara? Kesadaran mengurangi jumlah kenderaan yang berpolutan tinggi juga harus dikedepankan, ada atau tidaknya kemacetan jalan. Salam takzim dari Palu, Azmi Sirajuddin ----- Original Message ---- From: Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 7, 2007 8:16:56 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-) Pak Lisman Manurung yang juga Akademisi dari Universitas Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK) Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan solusi kepada Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga! Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat komunitas FPK diskusi Transportasi (Busway). Salam, Agus Hamonangan PS: Kopdar FPK masih rencana, semoga terealisasi.