----- Original Message ----- 
  From: ^_^ ghodiy ^_^ 
  To: 'Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP' 
  Sent: Thursday, August 16, 2007 10:50 AM
  Subject: [ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak


  25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak

   

  Kiat 20 : Doakan untuk Kebaikan, bukan Keburukannya

   

  DOA termasuk hal penting yang harus kita pegang teguh. Kita perlu mencari 
waktu-waktu terkabulnya doa yang dijelaskan Rasulullah saw. Sebab doa orangtua 
akan dikabulkan oleh Allah swt. Dengan doa muatan rasa cinta dan kasih sayang 
akan bertambah mekar di dalam hati kedua orangtua. Maka hendaklah keduanya 
bermunajat dan memohon kepada Allah agar Dia meluruskan anaknya dan masa 
depannya. Itulah Sunnah para nabi dan rasul. Oleh karena itu mendoakan 
keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Sebab hal ini akan 
mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya, bahkan kehancuran orang tua 
itu sendiri. 

   

  Rasulullah saw. melarang para orangtua mendoakan keburukan bagi anaknya 
karena hal itu bertentangan dengan akhlak Islam, dengan pendidikan Nabi dan 
jauh dari cara Nabi dalam menyeru manusia ke dalam Islam. Rasulullah saw. saja 
tidak medoakan kebinasaan bagi orang musyrik Thaif. Beliau bahkan berdoa, "Aku 
berharap dari anak keturunan mereka akan ada orang-orang yang beribadah kepada 
Allah." Dan ternyata Allah rnewujudkan harapannya.

   

  Rasulullah saw. bersabda:

   

  "Janganlah kalian mendoakan keburukan kepada diri kalian, janganlah kalian 
mendoakan keburukan kepada anak-anak kalian, janganlah kalian mendoakan 
keburukan kepada pelayan-pelayan kalian, dan janganlah kalian mendoakan 
keburukan kepada harta kalian. Janganlah kalian (mendoakan keburukan sebab jika 
waktu doa kalian) bertepatan dengan saat-saat dikabulnya doa, maka Allah akan 
mengabulkan doa kalian (yang buruk itu)" (HR Abu Daud)

   

  Imam Ghazali menyebutkan, ada seseorang yang datang kepada Abdullah Bin 
Al-Mubarak seraya mengadukan perihal kedurhakaan anaknya. Ibnul-Mubarak 
bertanya, "Pernahkah kamu mendoakan keburukan baginya?" la menjawab, "Ya, 
pernah." Ibnul-Mubarak mengatakan, "Engkau telah menghancurkannya."

   

  Mestinya, daripada Anda menjadi penyebab kehancurannya - dengan mendoakan 
keburukan baginya-lebih baik engkau menjadi penyebab kesalehannya dengan 
mendoakan kebaikan untuknya. Sebagaimana dilakukan Rasulullah saw., beliau 
mendoakan kebaikan kepada anak-anak maka Allah memberikan barokah kepada mereka 
di kemudian hari dengan amal saleh, harta, dan anak. Ibnu 'Abbas -semoga Allah 
meridhainya- mengatakan, 

   

  "Rasulullah saw. memelukku di dadanya seraya berdoa, 'Ya Allah ajarkanlah 
padanya hikmah'." (HR Bukhari) 

   

  Dalam riwayat lain, bunyi doanya adalah, "Ya Allah ajarkanlah padanya 
al-Al-Qur'an ."

   

  Dan berkat doa Rasulullah saw. itu Ibnu 'Abbas menjadi habrul-ummah (ulama 
yang luas ilmunya) dan turjumanul-Al-Qur'an (pakar al-Al-Qur'an ). 

   

  Rasulullah saw. menempuh jalan doa untuk menyelamatkan anak agar tidak 
memilih ibunya yang Nasrani dan meninggalkan bapaknya yang muslim. Itu 
merupakan pelajaran betapa pentingnya doa, sesuatu yang tidak dimiliki oleh 
sistem lain di luar Islam. 'Abdur-Razzaq meriwayatkan dari 'Abdul-Hamid 
Al-Anshari dari ayahnya dari kakeknya, bahwa kakeknya masuk Islam sedangkan 
isterinya enggan masuk Islam. Maka ia membawa anaknya yang masih kecil dan 
belum dewasa. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh ayahnya duduk di sini dan 
ibunya duduk di sana dan menyuruh si anak untuk memilih. Rasulullah saw. 
berdoa, "Ya Allah, berilah dia petunjuk."  Maka si anak pergi (memilih) 
bapaknya. (Diriwayat-kan pula oleh Ahmad dan An-Nasai)

   

  Durhaka jauh di bawah kekafiran. Namun demikian, berkaitan dengan kekafiran 
saja Rasulullah saw. menempuh jalan doa. Karenanya dapat kita katakan bahwa doa 
bisa mencerabut akar-akar kedurhakaan jika orangtua melakukannya dengan ikhlas 
dan tak kenal henti, bahkan saat bepergian (safar). Imam Muslim meriwayatkan 
bahwa Nabi saw. apabila telah duduk tegak di atas kendaraannya, untuk melakukan 
safar, bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan:

   

  "Maha Suci (Allah) Yang telah memudahkan (perjalanan) ini bagi kami padahal 
sebelumnya kami tidak mampu melakukannya. Dan sesungguhnya kami kepada Tuhan 
kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, dalam 
perjalanan ini, kebaikan dan ketakwaan dan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, 
ringankanlah bagi kami perjalanan ini dan dekatkanlah bagi kami jarak yang 
jauh. Ya Allah, Engkaulah Yang Menyertai kami dalam perjalanan dan Yang 
Mengurusi keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari 
kepenatan perjalanan, dari pemandangan yang menyedihkan, dan dari keburukan 
saat kami kembali, yang menimpa harta, keluarga, dan anak."

   

  Para ibu di zaman Rasulullah saw. begitu antusias mendapatkan doa Rasulullah 
saw. bagi anak-anak mereka supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan 
akhirat. Ummu Sulaim, ibu Anas -semoga Allah meridhainya- meminta kepada 
Rasulullah saw. agar mendoakan anaknya lalu beliau pun berdoa untuknya. Ummu 
Sulaim berkata, "Wahai Rasulullah, ini pelayanmu, Anas, doakanlah dia." Maka 
beliau berdoa, "Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan limpahkanlah 
barokah dalam segala yang Engkau berikan kepadanya." (Riwayat Bukhari, Muslim, 
dan At-Tirmidzi)

   

  Dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari, Anas mengatakan, "Ibuku 
membawaku kepada Rasulullah saw. la memakaikan sarung kepadaku dengan separuh 
kerudungnya dan memakaikan baju dengan separuhnya yang lain. Kemudian ia 
mengatakan, "Wahai Rasulullah saw. inilah Unais (si Anas kecil) anakku. Aku 
membawanya kepadamu agar ia melayanimu. Maka doakanlah dia." Maka Rasulullah 
saw. berdoa, "Ya Allah perbanyaklah harta dan anak-nya." Anas mengatakan, "Demi 
Allah, hartaku banyak, anak dan cucu-cucuku hari ini berjumlah kira-kira 
seratus orang."

   

  Dari 'Abdillah Bin Hisyam -semoga Allah meridhainya- bahwa ia dibawa ibunya 
kepada Rasu-lullah saw. ketika masih kecil. Maka Rasulullah saw. mengusap 
kepalanya dan tidak membai'atnya. Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. mengusap 
kepalanya dan mendoakannya." (Al-Hakim dalam al-Mustadarak no. 3456)

   

  Dari Abu Hamzah Bin 'Abdillah, ia mengatakan,

   

  "Aku bertanya kepada Abu 'Abdillah Bin 'Utbah Bin Mas'ud, Apa yang kau ingat 
dari Rasulullah saw.?' Dia menjawab, 'Aku masih ingat saat beliau membawaku, 
dan usiaku waktu itu lima atau enam tahun, lalu menyuruhku duduk di kamarnya 
seraya mengusap kepalaku dan mendoakan barokah untukku dan keturunanku'." 
(Al-Hakim)

   

  Mungkin ada yang berkata, "Anak memang pembangkang dan tidak patuh kepada 
kedua orang tuanya." Jawaban untuk hal itu adalah kelapangan dada Nabi Ya'qub 
terhadap anaknya yang mengatakan, "Aku akan mintakan ampun untukmu kepada 
Tuhanku."

   

  Sumber : 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak (Al Inshat Al In'ikasi 
Khamsun Wa Isyruna Thariqah Fi Nafsi Ath Thifli Wa 'Aqlihi) Oleh Muhammad 
Rasyid Dimas



------------------------------------------------------------------------------


  ********************************************************
  Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
  ********************************************************
  Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
  http://www.usahamulia.net

  Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
  [EMAIL PROTECTED]

  Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
  [EMAIL PROTECTED]
  ********************************************************
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke