Ente sudah tidak balas lagi thread ini artinya ente sudah stop ya? Kalau sudah stop, ya baguslah artinya ente sadar ente itu gak ada argument sama sekali.
Sebetulnya ringkasnya hanya ada 2 alternatif: 1. Ente maen2 bahasa. 2. Ente mau berargumen. Pertama ente mau beragument tetapi karena tidak ada argumentnya, ente terus maen Bahasa. Sudah dari awal, ane mencoba ente utk berdiskusi dan berdebat dengan minta argument utk mendukung pendapat ente. Caranya adalah mempelajari pendapat2nya gonggong ttg PKI ini. Ente kan tidak mau. Kalau ente baca pendapat2nya gonggong, ente akan tahu siapa dia. Dia anti komunis tetapi masih bisa bilang dia tidak bela PKI dan tidak bela soeharto serta tidak boleh ada PKI dibelakang G30S. Ini hanyalah 2 contoh warasnya gonggong yg melihat masalah G30S itu plus tidak personal dan objektif. Dia tidak waras ketika bicara ttg “kalau PKI menang akan bunuh2 juga”. Ane sudah tulis dengan menganalogikan idenya Yusuf hasyim yg sama ini. Pak ud ini salah satu pentolan ansornya NU dulu yg sampai matinya 2007 itu kelihatannya masih trauma atas pembunuhan yg dilakukan oleh orang2nya terhadap PKI. Ane kontraskan pendapat gonggong yg tidak setuju denga taufik ismail yg sangat anti komunis. Ente tidak mau berargumen. Lalu maen Bahasa yg akhirnya memang ane teken kan ke Bahasa. Jelas kalau Bahasa ya gak bisa kan mengatakan: “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji”. Jelas akan berhenti debat ini kan seperti ente stop sekarang ini. Sudah sejak awal ane ajak ente itu berdiskusi dan berdebat. Ini seperti biasa dalam semua thread. Ente ngeyel dari gak ngerti masalahnya (seperti private company, effective interest rate dll) s/d buta tuli dan mau menang sendiri karena mau so’ jadi pahlawan demokrasi dan HAM. Makanya semakin menulis semakin salah. Ente itu kurang mengerti. Ente itu baca krn tulisan2nya banyak sekali. Ente itu jelas sekali tidak tertarik. Yg ente suka itu adalah so’ belagak seperti pahlawan HAM, bela orang cilik dll. Ini yg ada diotak ente. Jadi kerjanya hanya pake’ model “pokoke”. Persoalan terutama substansinya sama sekali ente gak gubris. Ini model2 instant2nya orang yg berpikiran kerdil alias cupat dan mau menang sendiri! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Sunday, March 26, 2017 2:24 AM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai Hehehehehehe. Kalau ane nulis begini: 1. Anhar gonggong tidak waras karena anti komunis. 2. Anhar gonggong bilang kalau PKI menang akan melakukan kekerasan juga. 3. Anhar gonggong bilang kalau PKI menang akan melakukan pembunuhan juga. 4. Anhar gonggong bilang PKI terlibat. 5. Anhar gonggong bilang PKI bersama Soekarno bermain dan memperoleh posisinya yang kuat. 6. Anhar gonggong bilang PKI berusaha menggunakan Nasakom untuk meraih kekuasaan yang lebih kuat di pemerintahan. 7. Anhar gonggong bilang digelarnya pengadilan kasus 1965 di Den Haag merupakan kebodohan sejarah. 8. Anhar gonggong bilang akta sejarah telah menyatakan perbuatan pelanggaran HAM yang serius, seperti pembunuhan, telah dilakukan oleh aktivis PKI pada periode 1960-1965, khususnya umat Islam, seperti pembubaran organisasi Himpunan Mahasiswa Islam, hendak mengambil tanah milik pesantren, dan berbagai aksi sepihak lainnya . 9. Anhar gonggong bilang “Tidak ada sejarahnya pengadilan HAM akan menyelesaikan masalah. Tidak ada itu, maka pahamilah sejarah dengan baik. Jadi, sekali lagi, jangan lakukan kebodohan sejarah,’’ tegas Anhar Gonggong. Ane memuji anhar gonggong tidak dengan 9 butir ini? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Saturday, March 25, 2017 11:53 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai lho....????... lha wong memang kata2 anda itu merupakan pujian. Kutipan: Jangan begitu. Peristiwa pembunuhan massal 1965 ini banyak yang tidak tahu. Yang tahupun tidak sepenuhnya tahu benar apa yang sebenarnya sudah terjadi. Anhar gonggong ini salah satu sejarahwan Indonesia yang masih waras. Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Koq dikasih tahu konteksnya “peristiwa 1965”? Aneh2 aja. Siapa yg tidak tahu konteks ini? Koq jadi lucu logikanya? Ente menuduh ane memuji anhar gonggong. Lalu ane bilang ane tidak memuji anhar gonggong. Ente terus memaksakan kesalahan ente itu ke ane bahwa ane memuji anhar gonggong. Alasannya ente ini: “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji”. Ane suruh ente berargumen gimana bisa “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji”? Ente ngak ada jawaban! Karena memang gak ada. Orang yg mengerti Bahasa Indonesia mana bisa berpendapat: “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji”?!! Ente sudah tahu kesalahannya anhar gonggong dalam peristiwa 1965? Ente sudah tahu bagaimana pendapat ane tentang peristiwa 1965? Ente pernah mengikuti tidak tulisan2 ane yang bertahun2 di milis tionghoa net dulu? Ente membutakan diri karena semua substansi ini tidak penting. Yang penting dan adalah tujuan ente utk bashing ane! Tenang saja akan ane telanjangi terus pendapat2 cupat, humanism palsu dan kesombongan ente! I am your nightmare! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Friday, March 24, 2017 10:45 AM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> > Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai Waktu anda memuji Gonggong konteksnya juga jelas telah anda kemukakan sebelumnya "Peristiwa pembunuhan massal 1965". Kutipan: Jangan begitu Peristiwa pembunuhan massal 1965 ini banyak yang tidak tahu. Yang tahupun tidak sepenuhnya tahu benar apa yang sebenarnya sudah terjadi. Anhar gonggong ini salah satu sejarahwan Indonesia yang masih waras. Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Oh tidak. Ane tidak pernah memuji anhar gonggong. Ane bilang anhar gonggong waras, objektif, tidak personal dll. Ane tidak memuji anhar gonggong. Ente yang memaksakan ide itu yaitu ide ane memuji anhar gonggong! Ane kasih argumennya bagaimana anhar gonggong itu waras, objektif dan tidak personal. Ente tidak ada argument sama sekali! Yang ente klaim: “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji” ini adalah permainan bahasa. Argumennya tidak ada! Karena tujuan ente itu bashing nesare dan bukan berdiskusi tentang substansi omongannya anhar gonggong. Jadi ente bener threat ini adalah eyel2an bukan diskusi karena yg ngeyel itu adalah ente! Kalau ane berdiskusi kasih argument apa substansi omongannya anhar gonggong, kenapa anhar gonggong waras, tidak personal, objektif dll. Ini kan tidak ente gubris karena memang ente sibuk bashing nesare. Ini kan persis dengan omongan trump bahwa Obama is very good man, ente bilang trump memuji Obama. Semua orang ketawa ada pendapat seperti ini. tanya saja sama kunyuk2 di precint ente itu. Bisa2 ente ini intel nya trump ya?!?! Begitu juga ini kan persis dengan habib sidiq yang menggunakan al maidah utk bashing ahok. Habib sidiq di persidangan kan gak terbukti tidak bisa membuktikan al maidah tidak memperbolehkan kafir utk memimpin. Kan substansinya bukan disitu. Substansinya habib sidiq itu adalah menjegal ahok. Menjegal ini adalah bashing dan ini persis yg seperti ente lakukan sekarang ini bashing nesare. Ujung2nya ente = habib sidiq = trump. Apakah ente memuji habib sidiq dan ente memuji trump Wallahu alam. Ane tidak mau jump to conclusion tetapi ane berani bilang sekali lagi bahwa kelakuannya ente = habib sidiq = trump! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, March 23, 2017 10:45 AM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> > Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai Apakah anda bermaksud menelan pujian anda pd Gonggong yang sedemikian tulus itu? Bilang saja nggak apa2 kok Saya tidak bermaksud menjawab pertanyaan eyelan "koq bisa 1+1=2". ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < <mailto:nesare1@...> nesare1@..> wrote : Hehehehe memang sengaja ane posting pendapat positif nya anhar gonggong. Eh ditelan sama orang pinter satu ini. hehehehehe. Kan memang ini modus operansi ente! Yaitu: mau menang sendiri, sok pinter dan suka maksa orang lain utk percaya atas idenya ente yg salah. Tapi lucunya malahan ane yg dituduh memaksa. Lucu ndak?! Kan sudah ane tulis dari awal, tujuan ente itu mau bashing ane. Ente itu gak pusing dengan anhar gonggong, pujian dll. Ente hanya pake’ anhar gonggong dan pujian sbg sarana. Ini kan persis dengan al maidah yg dipakai oleh habib sidiq utk menyerang ahok. Habib sidiq mana mampu berargumen. Dipengadilan kan kacau balau argumentnya. Ini kan persis dengan ente. Gak ada argument sama sekali. Hanya menyimpulkan objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji. Malah di analogikan dengan 1+1=2. Lucu ndak? Terus ditanya koq bisa 1+1=2, diam lagi. Koq bisa “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji” disamakan dengan “1+1=2”??? Kata dan tulisan “objektif” saja beda dengan “memuji”, koq maknanya mau disamakan? Ini hanya Bahasa loh. Logika? Mana ada logikanya? Wong argumennya ndak ada, koq bisa ada logika? Hehehehehe kesimpulannya ente: trump memuji Obama dan Obama memuji trump. Hebat negara ente itu! Memang ente itu waras sekali dalam mengeyel. Persis ini yg ente lakukan dari dulu dengan kesimpulan ente2 bahwa: semua interest sama; private company = swasta; hukum mati = haus darah dll. Ente itu hanya sembunyi dibelakang istilah2 keren: demokrasi, bela rakyat, anti hukuman mati dst…dst… Sayangnya ente gak ada rasa cinta. Rasa cinta itu adalah kasih sayang yg diajarin oleh Tuhannya ente. Yang ente perjuangkan itu adalah istilah2 bukan orangnya. Makanya komentar2 ane jadi nightmare buat ente. Ente akan selalu merasa uncomfortable dengan nightmare nightmare ini sepanjang hidup ente. Kenapa? Karena ente merasa paling hebat dalam menyuarakan: demokrasi, humanism, anti hukuman mati dll. Ente adalah budak dari istilah2 itu! Ente tidak punya rasa cintah kasih untuk manusianya! Makanya ente buta apa sedang terjadi di republic tercinta itu! Jangan mencampuri negara orang lain! Urus negara ente dimana sudah banyak orang lari menerobos perbatasan ke kanada gara2 presiden ente yg suka memuji muji junjungan ente itu. Nesare From: <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, March 22, 2017 10:30 AM To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai Anda berhasil membuktikan pujian anda pada Gonggong itu ternyata tulus. ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < <mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote : Ane bilang: Anhar gonggong ini salah satu sejarahwan Indonesia yang masih waras. Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal. Ente bilang: objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji. Gimana bisa objektif = memuji? Gimana bisa waras = memuji? Gimana bisa tidak personal = memuji? Dibawah ini sebagian argumen anhar gonggong itu waras. MANA ARGUMEN ENTE? Coba cerna apakah anhar gonggong ini objektif dari sudut pandang sejarah. Lihat gimana dia bilang pemerintah lebih mendengar taufik ismail drpd sejarahwan: <http://news.liputan6.com/read/130034/kontroversi-sejarah-g30spki> http://news.liputan6.com/read/130034/kontroversi-sejarah-g30spki Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan propaganda mengenai PKI adalah isu paling mudah diletupkan untuk peralihan kekuasaan saat itu. "Ketika Pak Harto berkuasa, tidak ada yang secara terbuka mengatakan bahwa yang mengatur G30S/PKI itu adalah Pak Harto," kata Anhar dalam sebuah diskusi sejarah bangsa di Jakarta. Sekarang, kata Anhar, keadaan sudah terbuka. "Artinya apa? Ada proses pemikiran untuk lebih pada pencarian kebenaran oleh berbagai pihak," ujar dia. <https://www.eramuslim.com/berita/bincang/dr-anhar-gonggong-selesaikan-polemik-sejarah-pki-dengan-cara-akademis-bukan-politishtm#.WNGJFaK1uUk> https://www.eramuslim.com/berita/bincang/dr-anhar-gonggong-selesaikan-polemik-sejarah-pki-dengan-cara-akademis-bukan-politis.htm#.WNGJFaK1uUk Kejaksaan Agung dalam keputusan Jaksa Agung nomor 019/A/JA/03 tahun 2007 tertanggal 5 Maret 2007 yang melarang penerbitan dan peredaran buku sejarah Kurikulum 2004 untuk SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), SMA, Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu pertimbangan pelarangan, buku-buku teks itu menghilangkan keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemberontakan di Madiun, Jawa Timur, pada 1948, dan pemberontakan pada 1965. Selain itu buku-buku itu dianggap tidak sepenuhnya mencatat fakta kebenaran sejarah bangsa Indonesia. Sejarawan dari Universitas Indonesia Dr. Anhar Gonggong menyayangkan langkah pelarangan yang melibatkan pihak kejaksaan. Menurutnya, larangan oleh kejaksaan itu kurang tepat. Berikut bincang-bincang eramuslim dengan Dr Anhar Gonggong. Sampai saat ini peristiwa pemberontakan PKI masih menjadi persoalan yang sensitif. Masih menjad polemik di masyarakat. Bagaimana seharusnya pemerintah menangani persoalan ini? Semestinya ya itu sederhana saja menyelesaikannya, ketika G30S itu diadakan, kata PKI-nya kan memang tidak ada. Baru setelah Untung cs kalah baru ditambahkan PKI, begitu prosesnya. Jadi sepanjang orde baru itu, ya PKI itu yang diberikan cap. Tetapi itu bisa diselesaikan lewat buku-buku itu. Bisa dikatakan enggak apa-apa, tidak ada kata PKI dibelakangnya, selain itu dapat juga diterangkan bahwa tidak apa-apa ada kata PKI dimasukan didalamnya, tetapi dengan memakai kata G30S PKI. Tapi harus ada penjelasannya juga, ketika gerakan itu ada, kata PKI-nya tidak ada. Baru kemudian setelah dia kalah, pemerintah orde baru menambahkan kata PKI, jadi bisa diatur seperti itu, kan tidak susah. <http://indonesiabuku.blogspot.com/2007/05/anhar-gonggong-faktanya-pemerintah.html> http://indonesiabukublogspot.com/2007/05/anhar-gonggong-faktanya-pemerintah.html Oleh Fadila Fikriani Armadita, Rhoma Aria Dwi Yuliantri <http://indonesiabuku.blogspot.com/2007/05/anhar-gonggong-faktanya-pemerintah.html> Anhar Gonggong: “Faktanya, Pemerintah Lebih Mendengarkan Taufiq Ismail Ketimbang Sejarawan” <http://1.bp.blogspot.com/_D0s8i7Nf4zM/RjnQWImBpwI/AAAAAAAAACs/LqYXVdJzS5Q/s1600-h/anhar+gong1.jpg> I: Kontroversi peristiwa sejarah untuk SMA itu apa saja? AG: Ada beberapa, sepanjang yang saya ingat waktu saya pernah mengumpulkan 75 guru SMP-SMA seluruh Jakarta-Bogor. Tiga tahun berturut-turut dengan guru yang berbeda dengan harapan saya bisa mendapat informasi apa kesulitan mereka di dalam mengajarkan sejarah. Dikarenakan hal-hal yang dianggap oleh pemerintah tidak boleh diberikan. Pertama Pancasila. Pancasila tidak boleh dikatakan bahwa lahirnya Pancasila 1 Juni. Bahwa lahirnya Pancasila adalah ketika Jamin yang katanya berpidato pada tgl 29 Mei yang sudah membuat rumusan yang sama dengan Pancasila atau tanggal 18 Agustus. Guru sangat sulit mengajarkan itu. Karena itu memang tujuannya desoekarnoisasi. Karena kalau tanggal 1 Juni itu berarti identik Soekarno. Ada dosa besar dari pemerintah Orde Baru dalam kaitan dengan itu. Dalam arti kata bahwa melakukan deSoekarnoisasi. Bahwa bukan Bung Karno yang merumuskan Pancasila pertama kali itu faktual salah sebagai perumus awal, tetapi sebagai hari lahir Pancasila sebagai dasar negara ya memang tidak, sebab 1 Juni atau 22 Juni belum ada negara Kita merdeka tanggal 17 Agustus. Pancasila dirumuskan Bung Karno untuk digunakan sebagai dasar negara kalau kelak kita merdeka. Jadi istilah Pak Notonegoro itu tanggal 1 Juni dan 22 Juni itu adalah hari dari lahirnya atau dirumuskannya calon-calon dasar negara yang nantinya setelah dirumuskan akan dimasukkan dalam alinea keempat pembukaan UUD 45 yang ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus. Tapi jangan salah sebenarnya istilah Pancasila hanya sekali digunakan oleh Bung Karno tanggal 1 Juni. Dan selanjutnya rumusan Pancasila yang kita kembangkan—kalau benar yang kita terima adalah pembukaan UUD tanggal 18 Agustus di alinea keempat—itu tak ada istilah Pancasila. Silakan cari, istilah pancasila tidak ada. I: Jamin punya istilah apa? AG: Tidak ada, hanya merumuskan dasar saja. Kalau Soekarno jelas ada istilah Pancasila. Dulu dia usulkan pertama Pancasila, kalau tidak senang bisa diperas menjadi tri sila, kalau tidak senang bisa dirubah menjadi ekasila. Itu yang saya maksud dosa besar pemerintah Orde Baru tatkala mengatakan bahwa bukan Bung Karno yang merumuskan dan memberi nama rumusannya dengan Pancasila. Kata Pancasila itu adalah monopoli Bung Karno Dalam arti kata, dialah orang pertama yang merumuskannya. Hanya saja oleh karena kompromi politik, maka begitu selesai bicara tanggal 1 Juni kekuatan BPUPKI terbelah menjadi kekuatan nasionalis mendukung Pancasila, kekuatan Islam yang mendukung Islam sebagai dasar negara. Setelah rumusan 22 Juni, 18 Agustus adalah proses kompromi sebenarnya. Tetapi dalam kaitan Pancasila dengan Bung Karno tidak bisa dihilangkan dalam situasi apa pun. Dia yang merumuskan pada 1 Juni, dia ketua panitia panitia sembilan yg merumuskan Piagam Jakarta. Ketika 18 Agustus saat disahkan sebagai pembukaan UUD 1945 dia juga ketua PPKI. Tiga proses perumusan Pancasila dari awal-akhir Bung Karno selalu ada. Di sini ini dosa besar Nugroho Notosusanto dan Soeharto. I: Lalu di mana sebetulnya letak kesulitan guru. Karena buku ajar atau ada kesulitan lain? AG: Antara lain buku ajar. Buku yang diajarkan menyebutkan bukan 1 Juni tetapi 18 Agustus, dengan mengacu pada bukunya Jamin. Selain itu ketakutan menerangkan karena dia merasa dirinya diawasi. Kondisi ketika itu kepala sekolah punya kekuatan otoriter. Bisa-bisa dia dituduh PKI atau kehilangan pekerjaannya. I: Kenapa mesti Jamin yang dirujuk? AG: Buku Jamin memang unik, itu berasal dari dokumen-dokumen sidang BPUPKI. Ada 3000 halaman tebalnya. Lalu dokumen itu dipinjam oleh Jamin dari Pringgodigdo yang saat itu sebagai sekretaris dari BPUPKI. Dia pinjam tetapi tidak pernah dikembalikan. Buku itu yang diolah jadi buku kontroversial. Kontroversinya adalah ada pengantar Soekarno yang membenarkan isi buku itu. Ini yang susah. I: Kontroversi pertama tadi Pancasila, yang lainnya apa? AG: Lainnya Serangan Oemoem 1 Maret. Guru juga susah, dia mau mengatakan Sultan tidak terlibat. Dalam buku yang diberikan disebutkan Soeharto Memang tujuannya agar Soeharto diterima dan dia pantas jadi presiden. Sebenarnya sederhana yang menjadi persoalan, siapa yang mengambil inisiatif. Ada jenjang kepemimpinan dalam militer. Sultan punya 2 posisi; tidak hanya sebagai Raja Jogja tetapi juga Menteri Pertahanan. Di bawah Sultan ada Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar. Di bawah Sudirman ada Nasution sebagai Panglima Komando Jawa Nah, Soeharto ketika itu hanya sebagai Komandan Brigade Mataram; pangkatnya Letnan Kolonel. Selain Sultan, Soedirman, Nasution, ada lagi Bambang Sugeng sebagai Gurbenur Militer. Itu Bambang Sugeng yang membuat kertas instruksi rahasia yang di dalamnya menginstruksikan kepada Soeharto supaya menyiapkan serangan besar-besaran dan bukan istilahnya serangan umum ke ibukota Jogja. Jadi itu dirubah, tidak otentik istilah serangan umum. Jadi ada 4 orang di atas Soeharto. Kalau dilihat dari situ nggak mungkin dia mengambil inisiatif. Tetapi sebagai pengatur serangan, dia yang berperanan penting. Ada bukti betapa Soeharto sangat dihargai tinggi oleh Kolonel Van Langen, Komandan Tentara Belanda Jawa. Ketika sudah berdamai dia datang ke Jogya dan bertemu dengan Soeharto dan dia mengatakan, ”Oh.ini yang namanya Soeharto.” Mengapa Serangan 1 Maret sangat dikagumi oleh Belanda itu sendiri? Karena dilakukan pada siang hari. Tidak pernah terbayang oleh Belanda dia akan mendapat serangan pada siang hari karena menurut taktik militer itu sangat berbahaya. Itulah kekaguman Kolonel Van Langen pada Soeharto. Artinya dia bukanlah orang yang tidak mempunyai peranan penting. Cuma kalau dikatakan dirinya yang berinisiatif itu perlu dipertanyakan mengingat 4 komandan di atasnya dengan posisinya cuma Letnan Kolonel, Komandan Brigade di Yogyakarta. I: Guru tidak mampu mengajarkan hal itu karena tak tahu atau karena takut? AG: Dua-duanya terjadi. Berdasar pertemuan denga (Message over 64 KB, truncated)