Ente sudah tidak balas lagi thread ini artinya ente sudah stop ya?

Kalau sudah stop, ya baguslah artinya ente sadar ente itu gak ada argument sama 
sekali.

 

Sebetulnya ringkasnya hanya ada 2 alternatif:

1.      Ente maen2 bahasa.
2.      Ente mau berargumen.

 

Pertama ente mau beragument tetapi karena tidak ada argumentnya, ente terus 
maen Bahasa.

Sudah dari awal, ane mencoba ente utk berdiskusi dan berdebat dengan minta 
argument utk mendukung pendapat ente. Caranya adalah mempelajari pendapat2nya 
gonggong ttg PKI ini. Ente kan tidak mau. Kalau ente baca pendapat2nya 
gonggong, ente akan tahu siapa dia. Dia anti komunis tetapi masih bisa bilang 
dia tidak bela PKI dan tidak bela soeharto serta tidak boleh ada PKI dibelakang 
G30S. Ini hanyalah 2 contoh warasnya gonggong yg melihat masalah G30S itu plus 
tidak personal dan objektif. Dia tidak waras ketika bicara ttg “kalau PKI 
menang akan bunuh2 juga”. Ane sudah tulis dengan menganalogikan idenya Yusuf 
hasyim yg sama ini. Pak ud ini salah satu pentolan ansornya NU dulu yg sampai 
matinya 2007 itu kelihatannya masih trauma atas pembunuhan yg dilakukan oleh 
orang2nya terhadap PKI. Ane kontraskan pendapat gonggong yg tidak setuju denga 
taufik ismail yg sangat anti komunis.

 

Ente tidak mau berargumen. Lalu maen Bahasa yg akhirnya memang ane teken kan ke 
Bahasa. Jelas kalau Bahasa ya gak bisa kan mengatakan: “objektif = memuji; 
waras = memuji; tidak personal = memuji”. Jelas akan berhenti debat ini kan 
seperti ente stop sekarang ini.

 

Sudah sejak awal ane ajak ente itu berdiskusi dan berdebat. Ini seperti biasa 
dalam semua thread. Ente ngeyel dari gak ngerti masalahnya (seperti private 
company, effective interest rate dll) s/d buta tuli dan mau menang sendiri 
karena mau so’ jadi pahlawan demokrasi dan HAM. Makanya semakin menulis semakin 
salah.

 

Ente itu kurang mengerti. Ente itu baca krn tulisan2nya banyak sekali. Ente itu 
jelas sekali tidak tertarik. Yg ente suka itu adalah so’ belagak seperti 
pahlawan HAM, bela orang cilik dll. Ini yg ada diotak ente. Jadi kerjanya hanya 
pake’ model “pokoke”. Persoalan terutama substansinya sama sekali ente gak 
gubris. Ini model2 instant2nya orang yg berpikiran kerdil alias cupat dan mau 
menang sendiri!

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, March 26, 2017 2:24 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai

 

  

Hehehehehehe.

Kalau ane nulis begini: 

1.      Anhar gonggong tidak waras karena anti komunis.
2.      Anhar gonggong bilang kalau PKI menang akan melakukan kekerasan juga.
3.      Anhar gonggong bilang kalau PKI menang akan melakukan pembunuhan juga.
4.      Anhar gonggong bilang PKI terlibat.
5.      Anhar gonggong bilang PKI bersama Soekarno bermain dan memperoleh 
posisinya yang kuat.
6.      Anhar gonggong bilang PKI berusaha menggunakan Nasakom untuk meraih 
kekuasaan yang lebih kuat di pemerintahan.
7.      Anhar gonggong bilang digelarnya pengadilan kasus 1965 di Den Haag 
merupakan kebodohan sejarah.
8.      Anhar gonggong bilang akta sejarah telah menyatakan perbuatan 
pelanggaran HAM yang serius, seperti pembunuhan, telah dilakukan oleh aktivis 
PKI pada periode 1960-1965, khususnya umat Islam, seperti pembubaran organisasi 
Himpunan Mahasiswa Islam, hendak mengambil tanah milik pesantren, dan berbagai 
aksi sepihak lainnya .
9.      Anhar gonggong bilang “Tidak ada sejarahnya pengadilan HAM akan 
menyelesaikan masalah. Tidak ada itu, maka pahamilah sejarah dengan baik. Jadi, 
sekali lagi, jangan lakukan kebodohan sejarah,’’ tegas Anhar Gonggong.

 

Ane memuji anhar gonggong tidak dengan 9 butir ini?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Saturday, March 25, 2017 11:53 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai

 

  

lho....????... lha wong memang kata2 anda itu merupakan pujian.

 

Kutipan:

Jangan begitu. Peristiwa pembunuhan massal 1965 ini banyak yang tidak tahu. 
Yang tahupun tidak sepenuhnya tahu benar apa yang sebenarnya sudah terjadi.

Anhar gonggong ini salah satu sejarahwan Indonesia yang masih waras.

Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang 
sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal.



---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :

Koq dikasih tahu konteksnya “peristiwa 1965”?

Aneh2 aja. Siapa yg tidak tahu konteks ini?

 

Koq jadi lucu logikanya?

Ente menuduh ane memuji anhar gonggong. Lalu ane bilang ane tidak memuji anhar 
gonggong.

Ente terus memaksakan kesalahan ente itu ke ane bahwa ane memuji anhar gonggong.

Alasannya ente ini: “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = 
memuji”.

 

Ane suruh ente berargumen gimana bisa “objektif = memuji; waras = memuji; tidak 
personal = memuji”?

Ente ngak ada jawaban! Karena memang gak ada. Orang yg mengerti Bahasa 
Indonesia mana bisa berpendapat: “objektif = memuji; waras = memuji; tidak 
personal = memuji”?!!

 

Ente sudah tahu kesalahannya anhar gonggong dalam peristiwa 1965?

Ente sudah tahu bagaimana pendapat ane tentang peristiwa 1965?

Ente pernah mengikuti tidak tulisan2 ane yang bertahun2 di milis tionghoa net 
dulu?

 

Ente membutakan diri karena semua substansi ini tidak penting. 

Yang penting dan adalah tujuan ente utk bashing ane!

 

Tenang saja akan ane telanjangi terus pendapat2 cupat, humanism palsu dan 
kesombongan ente!

I am your nightmare!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Friday, March 24, 2017 10:45 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai

 

 

Waktu anda memuji Gonggong konteksnya juga jelas telah anda kemukakan 
sebelumnya "Peristiwa pembunuhan massal 1965".

 

 

Kutipan:

Jangan begitu Peristiwa pembunuhan massal 1965 ini banyak yang tidak tahu. Yang 
tahupun tidak sepenuhnya tahu benar apa yang sebenarnya sudah terjadi.

Anhar gonggong ini salah satu sejarahwan Indonesia yang masih waras.

Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang 
sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal.

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :

Oh tidak. Ane tidak pernah memuji anhar gonggong. Ane bilang anhar gonggong 
waras, objektif, tidak personal dll. Ane tidak memuji anhar gonggong.

Ente yang memaksakan ide itu yaitu ide ane memuji anhar gonggong!

 

Ane kasih argumennya bagaimana anhar gonggong itu waras, objektif dan tidak 
personal.

Ente tidak ada argument sama sekali!

Yang ente klaim: “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji” 
ini adalah permainan bahasa. Argumennya tidak ada!

 

Karena tujuan ente itu bashing nesare dan bukan berdiskusi tentang substansi 
omongannya anhar gonggong.

Jadi ente bener threat ini adalah eyel2an bukan diskusi karena yg ngeyel itu 
adalah ente!

Kalau ane berdiskusi kasih argument apa substansi omongannya anhar gonggong, 
kenapa anhar gonggong waras, tidak personal, objektif dll. Ini kan tidak ente 
gubris karena memang ente sibuk bashing nesare.

 

Ini kan persis dengan omongan trump bahwa Obama is very good man, ente bilang 
trump memuji Obama. Semua orang ketawa ada pendapat seperti ini. tanya saja 
sama kunyuk2 di precint ente itu. Bisa2 ente ini intel nya trump ya?!?!

 

Begitu juga ini kan persis dengan habib sidiq yang menggunakan al maidah utk 
bashing ahok. Habib sidiq di persidangan kan gak terbukti tidak bisa 
membuktikan al maidah tidak memperbolehkan kafir utk memimpin. Kan substansinya 
bukan disitu. Substansinya habib sidiq itu adalah menjegal ahok. Menjegal ini 
adalah bashing dan ini persis yg seperti ente lakukan sekarang ini bashing 
nesare.

 

Ujung2nya ente = habib sidiq = trump.

Apakah ente memuji habib sidiq dan ente memuji trump

 

Wallahu alam.

Ane tidak mau jump to conclusion tetapi ane berani bilang sekali lagi bahwa  
kelakuannya ente = habib sidiq = trump!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, March 23, 2017 10:45 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai

 

 

 

Apakah anda bermaksud menelan pujian anda pd Gonggong yang sedemikian tulus 
itu? Bilang saja nggak apa2 kok

Saya tidak bermaksud menjawab pertanyaan eyelan "koq bisa 1+1=2".

 

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@..> wrote :




Hehehehe memang sengaja ane posting pendapat positif nya anhar gonggong.

Eh ditelan sama orang pinter satu ini. hehehehehe.

Kan memang ini modus operansi ente! Yaitu: mau menang sendiri, sok pinter dan 
suka maksa orang lain utk percaya atas idenya ente yg salah. Tapi lucunya 
malahan ane yg dituduh memaksa. Lucu ndak?!

 

Kan sudah ane tulis dari awal, tujuan ente itu mau bashing ane. Ente itu gak 
pusing dengan anhar gonggong, pujian dll. Ente hanya pake’ anhar gonggong dan 
pujian sbg sarana. Ini kan persis dengan al maidah yg dipakai oleh habib sidiq 
utk menyerang ahok. Habib sidiq mana mampu berargumen. Dipengadilan kan kacau 
balau argumentnya. Ini kan persis dengan ente. Gak ada argument sama sekali. 
Hanya menyimpulkan objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji.

 

Malah di analogikan dengan 1+1=2. Lucu ndak? Terus ditanya koq bisa 1+1=2, diam 
lagi.

 

Koq bisa “objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji” disamakan 
dengan “1+1=2”???

 

Kata dan tulisan “objektif” saja beda dengan “memuji”, koq maknanya mau 
disamakan?

Ini hanya Bahasa loh. Logika? Mana ada logikanya? Wong argumennya ndak ada, koq 
bisa ada logika?

 

Hehehehehe kesimpulannya ente: trump memuji Obama dan Obama memuji trump. Hebat 
negara ente itu!

Memang ente itu waras sekali dalam mengeyel. Persis ini yg ente lakukan dari 
dulu dengan kesimpulan ente2 bahwa: semua interest sama; private company = 
swasta; hukum mati = haus darah dll.

 

Ente itu hanya sembunyi dibelakang istilah2 keren: demokrasi, bela rakyat, anti 
hukuman mati dst…dst…

Sayangnya ente gak ada rasa cinta. Rasa cinta itu adalah kasih sayang yg 
diajarin oleh Tuhannya ente.

Yang ente perjuangkan itu adalah istilah2 bukan orangnya. Makanya komentar2 ane 
jadi nightmare buat ente.

 

Ente akan selalu merasa uncomfortable dengan nightmare nightmare ini sepanjang 
hidup ente. Kenapa? Karena ente merasa paling hebat dalam menyuarakan: 
demokrasi, humanism, anti hukuman mati dll.

Ente adalah budak dari istilah2 itu!

Ente tidak punya rasa cintah kasih untuk manusianya!

Makanya ente buta apa sedang terjadi di republic tercinta itu!

 

Jangan mencampuri negara orang lain! Urus negara ente dimana sudah banyak orang 
lari menerobos perbatasan ke kanada gara2 presiden ente yg suka memuji muji 
junjungan ente itu.

 

Nesare

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, March 22, 2017 10:30 AM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai

 

 

Anda berhasil membuktikan pujian anda pada Gonggong itu ternyata tulus.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :





Ane bilang: Anhar gonggong ini salah satu sejarahwan Indonesia yang masih waras.

Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang 
sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal.

 

Ente bilang: objektif = memuji; waras = memuji; tidak personal = memuji.

 

Gimana bisa objektif = memuji?

Gimana bisa waras = memuji?

Gimana bisa tidak personal = memuji?

 

Dibawah ini sebagian argumen anhar gonggong itu waras. MANA ARGUMEN ENTE?

 

Coba cerna apakah anhar gonggong ini objektif dari sudut pandang sejarah. Lihat 
gimana dia bilang pemerintah lebih mendengar taufik ismail drpd sejarahwan:

 

 <http://news.liputan6.com/read/130034/kontroversi-sejarah-g30spki> 
http://news.liputan6.com/read/130034/kontroversi-sejarah-g30spki

Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan propaganda mengenai PKI adalah isu paling 
mudah diletupkan untuk peralihan kekuasaan saat itu.

"Ketika Pak Harto berkuasa, tidak ada yang secara terbuka mengatakan bahwa yang 
mengatur G30S/PKI itu adalah Pak Harto," kata Anhar dalam sebuah diskusi 
sejarah bangsa di Jakarta. Sekarang, kata Anhar, keadaan sudah terbuka. 
"Artinya apa? Ada proses pemikiran untuk lebih pada pencarian kebenaran oleh 
berbagai pihak," ujar dia.

 

 
<https://www.eramuslim.com/berita/bincang/dr-anhar-gonggong-selesaikan-polemik-sejarah-pki-dengan-cara-akademis-bukan-politishtm#.WNGJFaK1uUk>
 
https://www.eramuslim.com/berita/bincang/dr-anhar-gonggong-selesaikan-polemik-sejarah-pki-dengan-cara-akademis-bukan-politis.htm#.WNGJFaK1uUk

Kejaksaan Agung dalam keputusan Jaksa Agung nomor 019/A/JA/03 tahun 2007 
tertanggal 5 Maret 2007 yang melarang penerbitan dan peredaran buku sejarah 
Kurikulum 2004 untuk SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), SMA, Madrasah Aliyah (MA), 
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu pertimbangan pelarangan, 
buku-buku teks itu menghilangkan keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) 
dalam pemberontakan di Madiun, Jawa Timur, pada 1948, dan pemberontakan pada 
1965. Selain itu buku-buku itu dianggap tidak sepenuhnya mencatat fakta 
kebenaran sejarah bangsa Indonesia.

Sejarawan dari Universitas Indonesia Dr. Anhar Gonggong menyayangkan langkah 
pelarangan yang melibatkan pihak kejaksaan. Menurutnya, larangan oleh kejaksaan 
itu kurang tepat. Berikut bincang-bincang eramuslim dengan Dr Anhar Gonggong.

 

Sampai saat ini peristiwa pemberontakan PKI masih menjadi persoalan yang 
sensitif. Masih menjad polemik di masyarakat. Bagaimana seharusnya pemerintah 
menangani persoalan ini?
Semestinya ya itu sederhana saja menyelesaikannya, ketika G30S itu diadakan, 
kata PKI-nya kan memang tidak ada. Baru setelah Untung cs kalah baru 
ditambahkan PKI, begitu prosesnya. Jadi sepanjang orde baru itu, ya PKI itu 
yang diberikan cap. Tetapi itu bisa diselesaikan lewat buku-buku itu. Bisa 
dikatakan enggak apa-apa, tidak ada kata PKI dibelakangnya, selain itu dapat 
juga diterangkan bahwa tidak apa-apa ada kata PKI dimasukan didalamnya, tetapi 
dengan memakai kata G30S PKI.

Tapi harus ada penjelasannya juga, ketika gerakan itu ada, kata PKI-nya tidak 
ada. Baru kemudian setelah dia kalah, pemerintah orde baru menambahkan kata 
PKI, jadi bisa diatur seperti itu, kan tidak susah.

 

 
<http://indonesiabuku.blogspot.com/2007/05/anhar-gonggong-faktanya-pemerintah.html>
 
http://indonesiabukublogspot.com/2007/05/anhar-gonggong-faktanya-pemerintah.html

Oleh Fadila Fikriani Armadita, Rhoma Aria Dwi Yuliantri






 
<http://indonesiabuku.blogspot.com/2007/05/anhar-gonggong-faktanya-pemerintah.html>
 Anhar Gonggong: “Faktanya, Pemerintah Lebih Mendengarkan Taufiq Ismail 
Ketimbang Sejarawan”

 


 
<http://1.bp.blogspot.com/_D0s8i7Nf4zM/RjnQWImBpwI/AAAAAAAAACs/LqYXVdJzS5Q/s1600-h/anhar+gong1.jpg>
 I: Kontroversi peristiwa sejarah untuk SMA itu apa saja?
AG: Ada beberapa, sepanjang yang saya ingat waktu saya pernah mengumpulkan 75 
guru SMP-SMA seluruh Jakarta-Bogor. Tiga tahun berturut-turut dengan guru yang 
berbeda dengan harapan saya bisa mendapat informasi apa kesulitan mereka di 
dalam mengajarkan sejarah. Dikarenakan hal-hal yang dianggap oleh pemerintah 
tidak boleh diberikan. Pertama Pancasila. Pancasila tidak boleh dikatakan bahwa 
lahirnya Pancasila 1 Juni. Bahwa lahirnya Pancasila adalah ketika Jamin yang 
katanya berpidato pada tgl 29 Mei yang sudah membuat rumusan yang sama dengan 
Pancasila atau tanggal 18 Agustus. Guru sangat sulit mengajarkan itu. Karena 
itu memang tujuannya desoekarnoisasi. Karena kalau tanggal 1 Juni itu berarti 
identik Soekarno. Ada dosa besar dari pemerintah Orde Baru dalam kaitan dengan 
itu. Dalam arti kata bahwa melakukan deSoekarnoisasi. Bahwa bukan Bung Karno 
yang merumuskan Pancasila pertama kali itu faktual salah sebagai perumus awal, 
tetapi sebagai hari lahir Pancasila sebagai dasar negara ya memang tidak, sebab 
1 Juni atau 22 Juni belum ada negara Kita merdeka tanggal 17 Agustus. Pancasila 
dirumuskan Bung Karno untuk digunakan sebagai dasar negara kalau kelak kita 
merdeka. Jadi istilah Pak Notonegoro itu tanggal 1 Juni dan 22 Juni itu adalah 
hari dari lahirnya atau dirumuskannya calon-calon dasar negara yang nantinya 
setelah dirumuskan akan dimasukkan dalam alinea keempat pembukaan UUD 45 yang 
ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus. Tapi jangan salah 
sebenarnya istilah Pancasila hanya sekali digunakan oleh Bung Karno tanggal 1 
Juni. Dan selanjutnya rumusan Pancasila yang kita kembangkan—kalau benar yang 
kita terima adalah pembukaan UUD tanggal 18 Agustus di alinea keempat—itu tak 
ada istilah Pancasila. Silakan cari, istilah pancasila tidak ada. 

I: Jamin punya istilah apa?
AG: Tidak ada, hanya merumuskan dasar saja. Kalau Soekarno jelas ada istilah 
Pancasila. Dulu dia usulkan pertama Pancasila, kalau tidak senang bisa diperas 
menjadi tri sila, kalau tidak senang bisa dirubah menjadi ekasila. Itu yang 
saya maksud dosa besar pemerintah Orde Baru tatkala mengatakan bahwa bukan Bung 
Karno yang merumuskan dan memberi nama rumusannya dengan Pancasila. Kata 
Pancasila itu adalah monopoli Bung Karno Dalam arti kata, dialah orang pertama 
yang merumuskannya. Hanya saja oleh karena kompromi politik, maka begitu 
selesai bicara tanggal 1 Juni kekuatan BPUPKI terbelah menjadi kekuatan 
nasionalis mendukung Pancasila, kekuatan Islam yang mendukung Islam sebagai 
dasar negara. Setelah rumusan 22 Juni, 18 Agustus adalah proses kompromi 
sebenarnya. Tetapi dalam kaitan Pancasila dengan Bung Karno tidak bisa 
dihilangkan dalam situasi apa pun. Dia yang merumuskan pada 1 Juni, dia ketua 
panitia panitia sembilan yg merumuskan Piagam Jakarta. Ketika 18 Agustus saat 
disahkan sebagai pembukaan UUD 1945 dia juga ketua PPKI. Tiga proses perumusan 
Pancasila dari awal-akhir Bung Karno selalu ada. Di sini ini dosa besar Nugroho 
Notosusanto dan Soeharto.

I: Lalu di mana sebetulnya letak kesulitan guru. Karena buku ajar atau ada 
kesulitan lain?
AG: Antara lain buku ajar. Buku yang diajarkan menyebutkan bukan 1 Juni tetapi 
18 Agustus, dengan mengacu pada bukunya Jamin. Selain itu ketakutan menerangkan 
karena dia merasa dirinya diawasi. Kondisi ketika itu kepala sekolah punya 
kekuatan otoriter. Bisa-bisa dia dituduh PKI atau kehilangan pekerjaannya. 

I: Kenapa mesti Jamin yang dirujuk?
AG: Buku Jamin memang unik, itu berasal dari dokumen-dokumen sidang BPUPKI. Ada 
3000 halaman tebalnya. Lalu dokumen itu dipinjam oleh Jamin dari Pringgodigdo 
yang saat itu sebagai sekretaris dari BPUPKI. Dia pinjam tetapi tidak pernah 
dikembalikan. Buku itu yang diolah jadi buku kontroversial. Kontroversinya 
adalah ada pengantar Soekarno yang membenarkan isi buku itu. Ini yang susah.

I: Kontroversi pertama tadi Pancasila, yang lainnya apa?
AG: Lainnya Serangan Oemoem 1 Maret. Guru juga susah, dia mau mengatakan Sultan 
tidak terlibat. Dalam buku yang diberikan disebutkan Soeharto Memang tujuannya 
agar Soeharto diterima dan dia pantas jadi presiden. Sebenarnya sederhana yang 
menjadi persoalan, siapa yang mengambil inisiatif. Ada jenjang kepemimpinan 
dalam militer. Sultan punya 2 posisi; tidak hanya sebagai Raja Jogja tetapi 
juga Menteri Pertahanan. Di bawah Sultan ada Jenderal Sudirman sebagai Panglima 
Besar. Di bawah Sudirman ada Nasution sebagai Panglima Komando Jawa Nah, 
Soeharto ketika itu hanya sebagai Komandan Brigade Mataram; pangkatnya Letnan 
Kolonel. Selain Sultan, Soedirman, Nasution, ada lagi Bambang Sugeng sebagai 
Gurbenur Militer. Itu Bambang Sugeng yang membuat kertas instruksi rahasia yang 
di dalamnya menginstruksikan kepada Soeharto supaya menyiapkan serangan 
besar-besaran dan bukan istilahnya serangan umum ke ibukota Jogja. Jadi itu 
dirubah, tidak otentik istilah serangan umum. Jadi ada 4 orang di atas 
Soeharto. Kalau dilihat dari situ nggak mungkin dia mengambil inisiatif. Tetapi 
sebagai pengatur serangan, dia yang berperanan penting. Ada bukti betapa 
Soeharto sangat dihargai tinggi oleh Kolonel Van Langen, Komandan Tentara 
Belanda Jawa. Ketika sudah berdamai dia datang ke Jogya dan bertemu dengan 
Soeharto dan dia mengatakan, ”Oh.ini yang namanya Soeharto.” Mengapa Serangan 1 
Maret sangat dikagumi oleh Belanda itu sendiri? Karena dilakukan pada siang 
hari. Tidak pernah terbayang oleh Belanda dia akan mendapat serangan pada siang 
hari karena menurut taktik militer itu sangat berbahaya. Itulah kekaguman 
Kolonel Van Langen pada Soeharto. Artinya dia bukanlah orang yang tidak 
mempunyai peranan penting. Cuma kalau dikatakan dirinya yang berinisiatif itu 
perlu dipertanyakan mengingat 4 komandan di atasnya dengan posisinya cuma 
Letnan Kolonel, Komandan Brigade di Yogyakarta.

I: Guru tidak mampu mengajarkan hal itu karena tak tahu atau karena takut?
AG: Dua-duanya terjadi. Berdasar pertemuan denga

(Message over 64 KB, truncated)

 

 



Kirim email ke