Pada Senin, 19 Juni 2017 17:14, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> menulis:
 

     
Pada pertanyaan "Apalah US dapat cetak dollar utk bayar utang?") Oh ya, itu 
jelas sekali iya. Dan bukan hanya US saja setiap negara berdaulat didunia yg 
punya utang dalam mata uangnya sendiri ya dgn gampang saja akan cetak duit 
sesuai mekanisme negara masing2.
Tidak tahu anda pernah dengan cerita ini atau tidak, pernah Liem Sioe Liong 
ditanya kenapa kok percaya pada pemerintah Indonesia yg miskin jawabannya 
simpel saja "pemerintah bisa cetak duit". Dan itulah kenyataannya.
Cuman apakah saya setuju atau menganjurkan cara gampang seperti itu? itu 
pertanyaan lain lagi yg jawabannya berbeda.

---In GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> wrote :

Anda tidak menjawab pertanyaan :Jadi apakah anda tetap berpendapat, kalau 
Amerika gampang secara murah ( hanya ongkos cetak, kertas dan tinta)  tinggal 
cetak uang dollar sebanyak banyaknya untuk bayar uang ? Ini sajaPadahal di 
permulaan itu anda tulis.
2017-06-19 16:49 GMT+02:00 Jonathan Goeij jonathangoeij@... [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com>:

 
     
Kelihatannya anda tidak membaca konteks diskusi dgn cermat, yg saya utarakan 
adalah perbedaan besar utang US dan Indonesia, atau dalam hal ini antara utang 
dalam mata uang sendiri atau dalam mata uang lain. Dalam membandingkan posisi 
utang yg dilihat bukan hanya besaran Debt to GDP saja (seperti yg berulang kali 
di-koar2kan presiden) tetapi juga unsur lain seperti kemampuan bayar utang 
(atau DSR), juga utang itu dalam mata uang apa.
Dan adalah kenyataan utang Indonesia yg dalam rupiah (atau utang suatu negara 
dalam mata uangnya sendiri) dapat diatasi dgn gampang cetak duit begitu saja, 
dan ini telah dilakukan beberapa kali. Yunani-pun bila punya kuasa cetak Euro 
utk dibayarkan ke ECB ya pasti sudah dilakukan, cuman masalahnya suatu negara 
yg bergabung ke Eurozone telah melepaskan otoritas pencetakan duit yg dimiliki 
secara pribadi utk dialihkan ke ECB secara kolektif.

---In GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> wrote :

Jadi apakah anda tetap berpendapat, kalau Amerika gampang secara murah ( hanya 
ongkos cetak, kertas dan tinta)  tinggal cetak uang dollar sebanyak banyaknya 
untuk bayar uang ? Ini saja

2017-06-19 0:00 GMT+02:00 jonathangoeij@... [ GELORA45] <GELORA45@ 
yahoogroups.com>:



Pertanyaan anda itu seharusnya ditambahin apakah Tiongkok nagih seluruh utang 1 
T itu utk dibayar sekaligus? Tidak ada. Lagian  utang US sekarang cost-nya 
murah sekali bunganya mendekatin 0%.
Ambil saja hipotetikal skenario President Xi nagih pd President Trump 
keseluruhan utang 1 T itu dan kemudian katakanlah US cetak duit 1 T USD buat 
dibayarkan di Tiongkok, kira2 apa yg terjadi? Pertama, sudah tentu nilai USD 
akan turun dan nilai RMB akan naik. Yg terjadi dgn naiknya RMB yg tinggi 
mengakibatkan produk2 Tiongkok jadi mahal, alhasil daya saing akan berkurang 
banyak dan dominasi ekonomi akan mengendur. Sedang nilai USD  yg turun akan 
mengakibatkan daya saing produk US bertambah.
Kedua, dgn USD jadi cadangan devisa negara2 didunia turunnya nilai USD juga 
berarti cadangan devisa negara2 itu juga akan susut nilainya, dus kenyataan yg 
ada pembayaran utang ke Tiongkok itu ditanggung renteng juga oleh negara2 lain 
termasuk Tiongkok sendiri dan juga Indonesia yg hampir keseluruhan cadangan 
devisa dalam USD.
Belum lagi diperhitungkan negara2 yg pakai USD sebagai mata uang, ataupun 
mereka yg dinilainya di-pegged dgn US, yg tentu akan ikut tanggung renteng 
bayar utang itu secara tidak langsung. 

---In GELORA45@yahoogroups.com , <djiekh@...> wrote :

Lha, jadinya bagaimana mau bayar utangnya pada Tiongkok dan Jepang? Cetak uang 
dollar sebanyak banyaknya untuk bayar utang yang anda bilang paling murah atau 
tidak ?
2017-06-18 8:17 GMT+02:00 jonathangoeij@... [ GELORA45] <GELORA45@ 
yahoogroups.com>:



lho..... ini khan hal yg sudah jelas dalam sejarah, setelah President Nixon 
meng-abolished Brendon Wood System nilai dolar tidak lagi di-pegged dgn emas 
terus the Fed cetak duit banyak2 yg akibatnya inflasi tinggi nilai dollar 
jatuh, baiknya kemudian President Carter me-tightened money supply itu shg 
inflasi menjadi berkurang banyak.


---In GELORA45@yahoogroups.com , <djiekh@...> wrote :

Kalau misalnya Amerika cetak dollar untuk bayar semua utrangnya pada Tiongkok 
dan jepang, kan Tiongkok dan Jepang jadi punya bilyoenan dollar. Kalau dipakai 
import barang dari Amerika, ini bilyunan dollar masuk kembali ke Amerika,  
Amerika akan kebanjiran dollar. Apa tidak terjadi inflasi, dan kurs dollar 
jatuh ?
2017-06-18 4:47 GMT+02:00 jonathangoeij@... [ GELORA45] <GELORA45@ 
yahoogroups.com>:



Kasarannya memang begitu, wewenang cetak duit memang ada dinegara masing2 yg 
mempunyai mekanisme ber-beda2. Yg saya kemukakan adalah hipotetikal kasaran 
saja, karena utang US dalam mata uangnya sendiri jadi kasarannya tinggal cetak 
saja yg ongkosnya cuman beberapa sen perlembarnya bereslah atau kalau mau irit 
ongkos cetak dibikin denominasi yg gede seperti 100,000 dolar yg pernah dicetak 
th 1934. Tapi sekali lagi tinggal cetak duit buat bayar utang itu kasarannya 
kalau disetujui semua otoritas pencetakan duit di US yg melibatkan congress, 
federal reserve, dan treasury department.
Anda lihat saja banyaknya duit suatu negara yg dicetak umbar2an sampai nilainya 
kemudian jadi jjeblok sedemikian rupa dibanding nilai asalnya, seperti yg 
pernah dialami Indonesia beberapa kali baik diorde lama ataupun baru. Tetapi 
tetap saja utang pemerintah dalam rupiah ya kasarannya tinggal cetak duit buat 
bayar bereslah, cuman utang yg jadi masalah itu khan dalam mata uang bukan 
rupiah.



---In GELORA45@yahoogroups.com , <djiekh@...> wrote :

Kutipan : Ini perbedaan besar antara US dan Indonesia, utang US dalam mata 
uangnya sendiri US$ jadi kalau misalnya mau bayar utang 1 T tinggal cetak duit 
1 T yg ongkosnya cuman kertas dan tinta juga sudah cukup tinggal dibayarkan 
keutang, beres sudah
Lha, kalau begitu, kan bayar saja langsung semua utang. Atau tidak perlu utang, 
karena bisa cetak uang dollar semaunya ? Cetak saja sendiri ? Apa bisa ?
2017-06-18 1:04 GMT+02:00 jonathangoeij@... [ GELORA45] <GELORA45@ 
yahoogroups.com>:


 
Bung Goblok, kemampuan bayar utang Indonesia yg rendah (DSR tinggi) itu ya 
jadinya seperti sekarang ini "Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang". Selain 
itu credit worthiness Indonesia yg rendah menyebabkan biaya bunga yg tinggi yg 
juga akan memompa DSR makin besar saja. Masak hal seperti ini saja tidak 
dipahamin.
Ini perbedaan besar antara US dan Indonesia, utang US dalam mata uangnya 
sendiri US$ jadi kalau misalnya mau bayar utang 1 T tinggal cetak duit 1 T yg 
ongkosnya cuman kertas dan tinta juga sudah cukup tinggal dibayarkan keutang, 
beres sudah. 
Sedang Indonesia yg utangnya bukan mata uangnya sendiri ya tidak bisa cetak 
duit begitu saja utk dibayarkan, mesti pakai duit cadangan devisa. Kalau mau 
cetak duit banyak2 seenak udel buat bayar utang jadinya ya kayak th 96-98 itu 
dari sekitar 2 ribuan per dollar jadi sekitar 16 ribuan.

---In GELORA45@yahoogroups.com , <nesare1@...> wrote :

Oh jadi gak boleh membanding2kan hutang2 antar negara?Ngapain orang2, 
instansi2, economic center seluruh dunia bikin list of country with 
debt?Ngapain orang2, instansi2, economic center seluruh dunia bikin rasio2 debt 
to GDP dll?Lucunya (eh bodohnya☹) ente malahan nulis DSR. Malahan pake’ 
tambahan IMF lagi dimana IMF ada list DSR seluruh dunia. Oh jadi kalau DSR nya 
Indonesia 66% terus emangnya kenapa?Susah cari hutang atau gak ada yg mau 
ngasih hutang ke Indonesia?Indonesia akan bangkrut gak bisa hutang? Atau apa? 
Kan sudah dari dulu ngomongin hutang ini dan sudah ane tanya kalau DSR tinggi 
terus ngapain. Sudah ane goblok2in krn memang ente gak ngerti masalah 
governmental debt ini.Alasannya hanya 1: DSR yg tinggi.Rasio2 yg lain gak 
dilihat, keadaan Indonesia gak dilihat, kepercayaan negara lain tidak dilihat. 
Coba berkaca sama negara ente. USA itu printing money bukan cari hutang!Ngerti 
ndak dengan kalimat ini? Jangan banyak bacot kalo gak ngerti. Jangan sok pinter 
kalau tidak ane telanjangi terus biar kelihatan gobloknya! Nesare   From: 
GELORA45@yahoogroups.com  [mailto:GELORA45@yahoogroups. com] 
Sent: Saturday, June 17, 2017 1:38 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga 
Utang?  
semua dibandingkan USA ha ha ha ha aneh juga padahal kondisi kedua negara 
berbeda yg harus dilihat sendiri2. Utang US itu dalam US$ mata uangnya sendiri, 
sedang utang Indonesia bukan dalam mata uangnya sendiri Rp. itu adalah 2 
kondisi yg berbeda besar. Selain itu juga tingkat bunga yg dibayar berbeda 
besar sekali. coba lihat kemampuan bayar utang Indonesia yg rendah yg 
ditunjukkan dgn DSR yg tinggi "menurut catatan CORE, tingkat Debt Service Ratio 
Indonesia pada kuartal II-2016 sudah mencapai 66%. Angka ini telah melampaui 
batas kewajaran DSR yang ditetapkan oleh IMF yaitu 30%-33%." sekarang tentu DSR 
lebith tinggi lagi. 

---In GELORA45@yahoogroups.com , <nesare1@...> wrote :Coba bandingkan dengan 
USA!USA bukan mengeluarkan utang lagi, melainkan cetak duit!Ini dilakukan oleh 
Fed dalam mengatasi krisis keuangan 2007! Coba bandingkan hutang Indonesia vs. 
hutang USA!Gede mana?! Nesare  From: GELORA45@yahoogroups.com  
[mailto:GELORA45@yahoogroups. com] 
Sent: Wednesday, June 14, 2017 4:22 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? 
 Kapan?????????---
Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang?
Suci Sedya Utami    •    Senin, 12 Jun 2017 17:25 WIBrapbn 2018Ekonomi  Makro   
   - TWITTER
   - FACEBOOK
   - GOOGLE+
Misbakhun. Antara/Puspa Perwitasari.Metrotvnews.com, Jakarta: Anggota Komisi XI 
DPR Fraksi Golkar M Misbakhun menyoroti keseimbangan primer yang masih defisit 
pada 2017.

Sebab, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi 
XI DPR menyebutkan defisit keseimbangan primer dalam Rancangan Anggaran 
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar 0,6-0,4 persen dari  Produk 
Domestik Bruto (PDB) atau senilai Rp50 triliun-Rp99 triliun dengan defisit 
anggaran yakni 1,9-2,3 persen dari PDB.BACA JUGA   
   - DPR Sepakati Pagu Anggaran Kementerian Keuangan Rp45,72 Triliun
   - Menkeu Jelaskan Alasan Kenaikan Pagu Anggaran 2018
   - Legislator Pertanyakan Pagu Anggaran Kemenkeu Naik 12,5% di 2018
   
   - Brandconnect5 Cara Hemat Anggaran Libur Lebaran
baca : Utang Luar Negeri Indonesia USD321,7 Miliar di Februari 2017

Ia menjelaskan, defisit keseimbangan primer menandakan adanya pinjaman atau 
utang yang digunakan untuk membayar bunga utang yang jatuh tempo pada tahun 
tersebut. Sehingga, ibarat gali lubang tutup lubang, utang pemerintah digunakan 
untuk membayar atau mencicil utang di masa lalu, atau bukan digunakan untuk 
kegiatan produktif.

Misbakhun mempertanyakan kapan defisit keseimbangan primer bisa berada pada 
posisi nol persen, meskipun rasio utang Indonesia selalu dikatakan masih aman 
di kisaran 27-29 persen dari GDP.

"Kapan di nol kan itu keseimbangan primer? Jangan sampai menerbitkan utang baru 
buat bayar utang. meski kita debt to ratio dibilang 27-29 persen, tapi 
keseimbangan primer negatif," kata Misbakhun di Komplek Parlemen, Senayan, 
Jakarta Pusat, Senin 12 Juni 2017.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani 
menjelaskan, defisit keseimbangan primer bisa dinolkan jika defisit anggaran 
berada pada level 1,1-1,2 persen.

Askolani mengatakan, level defisit tersebut ditargetkan pemerintah untuk tahun 
2019. Namun, untuk mencapai tagret defisit anggaran dalam level tersebut dan 
juga defisit keseimbangan primer di lebel nol persen, akan sangat tergantung 
dari capaian di tahun sebelumnya sebagai basis perhitungan.

Selain itu, akan sangat tergantung dari performa penerimaan pajak nasional. 
Selama ini yang membuat pemerintah membayar bunga utang dengan menerbitkan 
utang baru yakni karena penerimaan pajak tak cukup untuk membiayainya. Dengan 
tax ratio tahun depan 11-12 persen, Askolani berharap bisa mengurangi defisit. 

"Kita maunya tax ratio 13-14 persen, tapi dari evaluasi sekarang masih susah, 
12 persen itu sudah membantu dari posisi sekarang, tapi harus best effort," 
jelas Askolani.

Sekadar informasi, defisit keseimbangan di RAPBN 2018 Rp50 triliun hingga Rp99 
triliun sudah lebih kecil dibanding defisit dalam RAPBN 2017 yang sebesar 
Rp111,4 triliun. 










   


  #yiv2448802869 #yiv2448802869 -- #yiv2448802869ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-mkp #yiv2448802869hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-mkp #yiv2448802869ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-mkp .yiv2448802869ad 
{padding:0 0;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-mkp .yiv2448802869ad p 
{margin:0;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-mkp .yiv2448802869ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-sponsor 
#yiv2448802869ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-sponsor #yiv2448802869ygrp-lc #yiv2448802869hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-sponsor #yiv2448802869ygrp-lc .yiv2448802869ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv2448802869 #yiv2448802869actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv2448802869
 #yiv2448802869activity span {font-weight:700;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv2448802869 #yiv2448802869activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv2448802869 #yiv2448802869activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv2448802869 #yiv2448802869activity span 
.yiv2448802869underline {text-decoration:underline;}#yiv2448802869 
.yiv2448802869attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv2448802869 .yiv2448802869attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv2448802869 .yiv2448802869attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv2448802869 .yiv2448802869attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv2448802869 .yiv2448802869attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv2448802869 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv2448802869 .yiv2448802869bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv2448802869 
.yiv2448802869bold a {text-decoration:none;}#yiv2448802869 dd.yiv2448802869last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv2448802869 dd.yiv2448802869last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv2448802869 
dd.yiv2448802869last p span.yiv2448802869yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv2448802869 div.yiv2448802869attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv2448802869 div.yiv2448802869attach-table 
{width:400px;}#yiv2448802869 div.yiv2448802869file-title a, #yiv2448802869 
div.yiv2448802869file-title a:active, #yiv2448802869 
div.yiv2448802869file-title a:hover, #yiv2448802869 div.yiv2448802869file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv2448802869 div.yiv2448802869photo-title a, 
#yiv2448802869 div.yiv2448802869photo-title a:active, #yiv2448802869 
div.yiv2448802869photo-title a:hover, #yiv2448802869 
div.yiv2448802869photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv2448802869 
div#yiv2448802869ygrp-mlmsg #yiv2448802869ygrp-msg p a 
span.yiv2448802869yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv2448802869 
.yiv2448802869green {color:#628c2a;}#yiv2448802869 .yiv2448802869MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv2448802869 o {font-size:0;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869photos div {float:left;width:72px;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv2448802869
 #yiv2448802869reco-category {font-size:77%;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869reco-desc {font-size:77%;}#yiv2448802869 .yiv2448802869replbq 
{margin:4px;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-mlmsg select, #yiv2448802869 input, #yiv2448802869 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-mlmsg pre, #yiv2448802869 code {font:115% 
monospace;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-mlmsg #yiv2448802869logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-msg 
p#yiv2448802869attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-reco #yiv2448802869reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-sponsor 
#yiv2448802869ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-sponsor #yiv2448802869ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-sponsor #yiv2448802869ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv2448802869 #yiv2448802869ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv2448802869 
#yiv2448802869ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv2448802869 

   
 
|  | Virusvrij. www.avg.com  |

Kirim email ke