Korupsi e-KTP dan makan uangnya diam-diam......lha sudah ketahuan dan
ditangkap.....menggapai siapa saja minta tolong.......Benar-benar
manusia brengsek......!
------ Original Message ------
From: "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>
To: "GELORA_In" <GELORA45@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, 25 Nov, 2017 At 10:45 AM
Subject: Fw: [GELORA45] Cerita Jusuf Kalla Soal Setya Novanto Minta
Tolong ke Mana-mana ---- Mengapa Jusuf Kalla Ingin Ganti Setya Novanto
Sebelum Pemilu?
From: Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]
Sent: Saturday, November 25, 2017 7:25 AM
https://nasional.tempo.co/read/1036732/cerita-jusuf-kalla-soal-setya-novanto-minta-tolong-ke-mana-mana?PilihanUtama&campaign=PilihanUtama_Click_6
<https://nasional.tempo.co/read/1036732/cerita-jusuf-kalla-soal-setya-novanto-minta-tolong-ke-mana-mana?PilihanUtama&campaign=PilihanUtama_Click_6>
Cerita Jusuf Kalla Soal Setya Novanto Minta Tolong ke Mana-mana
Reporter: Istman Musaharun Pramadiba
Editor: Widiarsi Agustina
Jumat, 24 November 2017 16:51 WIB
Cerita Jusuf Kalla Soal Setya Novanto Minta Tolong ke
Mana-mana
<https://nasional.tempo.co/read/1036732/cerita-jusuf-kalla-soal-setya-novanto-minta-tolong-ke-mana-mana?PilihanUtama&campaign=PilihanUtama_Click_6>
Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Wares,
Jalan Medan Merdeka Utara, 26 Mei 2017. Tempo/Amirullah Suhada
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla
<https://www.tempo.co/tag/jusuf-kalla> membenarkan kabar Ketua Umum
Golkar Setya Novanto <https://www.tempo.co/tag/setya-novanto> meminta
tolong ke berbagai pihak terkait dengan kasus hukum yang menjerat Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu sebagai tersangka kasus korupsi kartu
tanda penduduk elektronik (e-KTP). Sambil berseloroh, Kalla mengatakan
upaya Setya itu harus dilihat sebagai upaya terakhir.
"Ya, namanya usaha, ya, boleh saja. Usaha terakhir itu," ujarnya
sembari tertawa saat diwawancarai Tempo di Jakarta, Rabu, 22 November
2017.
Baca: Setya Novanto Akui Minta Perlindungan Jokowi, Tito, Jaksa Agung
<https://nasional.tempo.co/read/1035257/setya-novanto-akui-minta-perlindungan-jokowi-tito-jaksa-agung>
Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan dan
menetapkan Setya sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Dalam kasus
tersebut, Setya diduga mengatur proses pengadaan agar menguntungkan
dirinya dan membuat negara merugi sekitar Rp 2,3 triliun.
Dampak dari penetapan tersangka itu, posisi Setya, baik di DPR maupun
Golkar, terancam. Di DPR, enam fraksi tegas menyatakan ia perlu
diganti. Sedangkan di Golkar, sejumlah kader mendorong agar dia
dilengserkan. Karena ancaman itu nyata, Setya sampai mengirim surat
kepada DPR dan Dewan Pengurus Pusat Golkar agar tidak dilengserkan dulu
dan diberi waktu untuk membela diri lewat praperadilan.
Baca: Setya Novanto: Saya Tak Sangka Ditahan Tengah Malam
<https://nasional.tempo.co/read/1035247/setya-novanto-saya-tak-sangka-ditahan-tengah-malam>
Sebelum mengirim surat, Setya juga sudah mengupayakan berbagai cara
untuk selamat dari jeratan hukum. Salah satunya dengan meminta tolong
ke Presiden Joko Widodo. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPR Fahri
Hamzah.
Jusuf Kalla <https://www.tempo.co/tag/jusuf-kalla> membenarkan kabar
Setya meminta tolong kepada Presiden, kepolisian, dan sebagainya. Namun
Kalla memastikan upaya itu tidak berhasil.
Baca: Fahri Hamzah Ungkap Setya Novanto Dua Kali Bertemu Jokowi
<https://nasional.tempo.co/read/1035737/fahri-hamzah-ungkap-setya-novanto-dua-kali-bertemu-jokowi>
Kalla bahkan menyebut Setya tidak meminta pertolongan kepada dirinya.
Hal itu, kata Kalla, diduga karena Setya sudah tahu dirinya tak akan
pernah mau membantu dan merasa Setya Novanto
<https://www.tempo.co/tag/setya-novanto> perlu segera diganti.
"Bukan sekarang saja, sejak dulu. Sejak saya ketua umum. Coba tanya,
pernah enggak saya kasih fungsi saat saya masih ketua umum? Bukan dia
saja, orang-orang yang saya yakin bahwa dia bisa merusak image partai
tidak akan saya kasih," ucapnya.
ISTMAN M.P.
=================
https://nasional.tempo.co/read/1036629/mengapa-jusuf-kalla-ingin-ganti-setya-novanto-sebelum-pemilu
<https://nasional.tempo.co/read/1036629/mengapa-jusuf-kalla-ingin-ganti-setya-novanto-sebelum-pemilu>
Mengapa Jusuf Kalla Ingin Ganti Setya Novanto Sebelum Pemilu?
Reporter: Istman Musaharun Pramadiba
Editor: Widiarsi Agustina
Jumat, 24 November 2017 12:06 WIB
Mengapa Jusuf Kalla Ingin Ganti Setya Novanto Sebelum
Pemilu?
<https://nasional.tempo.co/read/1036629/mengapa-jusuf-kalla-ingin-ganti-setya-novanto-sebelum-pemilu>
Wakil Presiden M. Jusuf Kalla saat memberikan keterangan pers di rumah
dinas, Jakarta, 15 Mei 2017. Jusuf Kalla mengatakan, kecelakaan yang
menimpa Setya Novanto tersebut tidak akan menganggu proses hukum yang
sudah berjalan. Jusuf Kalla berharap ketua umum Partai Golkar tersebut
bisa segera pulih. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta -Jusuf Kalla <https://www.tempo.co/tag/jusuf-kalla>
bertahan dengan pendapatnya bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan
Ketua Umum Golkar Setya Novanto perlu segera diganti. Mantan Ketua Umum
Partai Golkar yang kini menjadi Wakil Presiden itu menegaskan
pertimbangannya adalah merespons pemilihan umum yang kian dekat.
"Pelaksana tugas ketua umum itu untuk jangka pendek cukup, tapi tak
bisa seterusnya Plt. Undang-Undang Pemilu menyatakan keikutsertaan
dalam pemilu harus diteken oleh ketua umum dan sekretaris jenderal,"
kata Kalla dalam wawancara khususnya dengan Tempo di Jakarta, Rabu, 22
November 2017.
Penegasan Kalla menjawab pertanyaan Tempo sehubungan dinamika internal
Partai Golkar menyusul ditahannya Setya Novanto sebagai tersangka kasus
korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) oleh KPK, Senin, 20
November 2017.
Baca juga: JK: Citra DPR Ikut Terdampak Kasus Setya Novanto
<https://nasional.tempo.co/read/1036129/jk-citra-dpr-ikut-terdampak-kasus-setya-novanto>
Sejumlah politikus partai yang pernah dipimpin Kalla itu menginginkan
perubahan politik dengan menggelar musyawarah nasional luar biasa
(munaslub). Namun sebagian lagi meminta menunggu keputusan praperadilan
Setya yang diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Ada sejumlah nama yang diusulkan Setya diganti, di antaranya Titiek
Soeharto, Ade Komarudin, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Setya sendiri ogah lengser dan bersama dengan kubunya membuat mekanisme
pelaksana tugas dengan dalih menunggu keputusan praperadilan atas
kasusnya. Keputusan menunjuk Idrus Marham sebagai pelaksana tugas
berdasarkan rapat pleno Golkar, Selasa lalu.
Baca juga: JK Ungkap Tak Pernah Dukung Setya Novanto Saat di Golkar
<https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=newssearch&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi7zNihlNLXAhWG6Y8KHfCcDZQQu4gBCCYoATAA&url=https%3A%2F%2Fnasional.tempo.co%2Fread%2F1036139%2Fjk-ungkap-tak-pernah-dukung-setya-novanto-saat-di-golkar&usg=AOvVaw3lBy2E1Ml4qxaAYOUXE-r7>
Kalla mengaku mengikuti terus perkembangan politik di partainya. Ia
mengaku khawatir Golkar akan mendapat banyak masalah jika tetap
bertahan dengan Plt, bukan ketua umum definitif. Jika di Undang-Undang
Pemilu sudah tertulis jelas, kata dia, hal itu sudah sepantasnya
dipatuhi.
Jusuf Kalla merujuk pada pasal menjadi peserta pemilu dengan mengajukan
pendaftaran untuk menjadi calon peserta pemilu ke Komisi Pemilihan Umum
melalui surat yang ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal
atau nama lain pada kepengurusan pusat partai politik, juga disertai
dokumen persyaratan yang lengkap.
"Saya rasa aturan itu bisa diperdebatkan. Tapi, setidak-tidaknya, jelas
tertulis harus ditandatagani ketua umum dan sekjen. Nanti kalau
dianggap tidak sah, kan susah," ujar Jusuf Kalla
<https://www.tempo.co/tag/jusuf-kalla> .
Baca selengkapnya BLAKBLAKAN JUSUF KALLA di majalah Tempo