Yang saya tahu, kalau bangun rumah di negeri Belanda :
Sudah ada peraturannya, berapa % dari luas tanah boleh
dibangun untuk rumah.
Berapa m jarak minimum dari tepi jalan.
Berapa m jarak minimum dari tetangga.
Kalau bangun pagar, ada maximum ketinggiannya.
Bagian depan rumah harus sejajar dengan jalan.
Ada aturan boleh dengan atap datar, atau harus atap miring.
Ada peraturan warnanya, tidak boleh warna tertentu. Warna
rumah2 di suatu komplex tidak boleh berbeda sangat menyolok.
Arsitek membuat design rumah dengan bantuan ahli konstruksi
untuk perhitungan fondasinya, berapa besar tiang pancang betonnya,
dan berapa jumlahnya. tiang pancang itu harus ditanam dengan
heiapparaat sampai menyentuh lapisn keras dalam tanah. Bisa 15 m
, bisa juga dalam sekali tergantung profile tanah, sampai kena
lapisan keras.
Design arsitek + segala perinciannya dibawa ke bureau bangunan
kotapraja yang benar2 punya ahlinya, yang akan menilai.
Waktu itu saya minta ijin apa boleh bagian depan rumah melenceng
5 % dari arah jalan. Kepalanya tanya, mengapa. Saya bilang itu
menurut Fengshui saya dianjuri begitu. Dia tertawa, ah, gampang,
lalu gambar jalanannya yang dia ubah. Dia bilang, kan jalanannya
belum ada. Wah, tidak kira kok gampang. Saya kira mesti bikin
surat permohonan macam2.
Lalu dia tanya, ini bijgebouw kok sama tingginya dengan hoofdgebouw ?
Saya bilang, ya itu juga dianjuri oleh ahli Fengshui. Dia bilang, boleh,
tidak ada peraturan yang melarang. Hanya di Belanda, biasanya
bijgebouw lebih rendah sedikit dari hoofdgebouw.
Wah, dia teliti benar. Ini kok jumlah aantal trede dari trap (tangga)
kok 12, bukan 13. Saya bilang ya, itu juga anjuran ahli Fengshui,
supaya pilih 12 atau 14. Dia bilang, ya urusan dalam rumah, boleh2 saja.

2018-02-06 7:36 GMT+01:00 ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
> Ini bukan musibah infrastruktur yang pertama, tapi sudah
> beruntun di berbagai tempat dan menimbulkan korban tewas
> maupun luka. Sepertinya terlalu berlebihan kalau kejadian
> berturut-turut begini dilihat hanya sebagai kecelakaan yang
> kebetulan beruntun. Pasti ada sesuatu yang salah sehingga
> kecelakaan konstruksi kok beruntun berjamaah.
>
> Jadi, mulai saja dengan memeriksa proses masuknya kontraktor.
> Sudah melalui tender yang benar atau bagaimana. Lalu soal
> teknis lainnya.
>
> Kita di Indonesia mah sudah bosan melihat 'anak buah / orang
> lapangan selalu salah, komandan / pimpinan pasti benar'.
>
> --- SADAR@... wrote :
>
> Bukankah biasanya pengembang dengan kontraktor bangunan yang harus
> bertanggungjawab kalau terjadi masalah, ... kecuali dia bisa buktikan
> tembok itu ambrol karena gempa bumi, misalnya yg diluar perhitungan. Tapi
> kenyataan hanya ditimpa hujan lebat saja sudah ambrol, dengan korban jiwa
> yg harus ditanggung sepenuhnya oleh pengembang dan kontraktor!
>
>
> *From:* ajeg
>
>
> Musibah infrastruktur lagi-lagi terjadi dan menimbulkan korban.
>
> Siapa bertanggungjawab?
>
> -
>
> Tembok di Jl Bandara Cengkareng Ambrol, Kereta Bandara Disetop
> <https://news.detik.com/berita/3851469/tembok-di-jl-bandara-cengkareng-ambrol-kereta-bandara-disetop>
>
> Tembok di Jl Bandara Cengkareng Ambrol,...
>
> <https://news.detik.com/berita/3851469/tembok-di-jl-bandara-cengkareng-ambrol-kereta-bandara-disetop>
>
>
>
> Korban Longsor, Jenazah Dyanti Dyah Ayu Dimakamkan
> di Serang
>
> Reporter : Joniansyah (Kontributor)
> Editor : Elik Susanto
>
> Selasa, 6 Februari 2018 09:41 WIB
>
> [image: Korban Longsor, Jenazah Dyanti Dyah Ayu Dimakamkan di Serang]
> Lokasi longsor di terowongan Bandara Soekarno-Hatta, Jalan Perimeter
> Selatan setelah proses evakuasi korban.
> TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
>
> *TEMPO.CO <http://TEMPO.CO>*, *Tangerang* - Satu dari dua korban
> tertimbun longsor Underpass Jalan Parimeter Bandara Soekarno-Hatta,
> Tangerang, Banten, meninggal pagi tadi, Selasa, 6 Februari 2018. Dyanti
> Dyah Ayu Chayani Putri, 25 tahun, nama korban yang sempat diselamatkan tim
> gabungan pada Selasa dinihari, jenazahnya dibawa ke Serang untuk dimakamkan.
>
> Dyanti tertimbun bersama Mutmainah yang mengendarai Honda Brio. Saat
> melintas di underpass, keduanya tertimpa dinding terowongan akibat longsor
> pada Senin, 5 Februari 2018 pukul 17.45. Saat peristiwa terjadi, karyawan
> GMF Garuda ini bersama rekannya, Mutmainah, 25 tahun, melintas di Jalan
> Perimeter Selatan di kawasan bandara.
>
> Baca: Cerita Penyelamatan 2 Korban Longsor di Underpass Bandara
> <https://metro.tempo.co/read/1057775/cerita-penyelamatan-2-korban-longsor-di-underpass-bandara>
>
> Korban Dyanti lebih dulu diselamatkan oleh petugas sekitar pukul 03.00
> WIB. Baru kemudian Mutmainah yang dievakuasi dari timbunan tanah sekitar
> pukul 07.00 WIB tadi. Mutmainah dibawa ke RSUD Tangerang untuk mendapatkan
> perawatan dan berdasarkan laporan *Antara*, korban ini dipindahkan ke ke
> RS Mayapada.
>
> Vice President Corporate Secretary PT GMF, M. Arif Faisal, membenarkan dua
> karyawannya menjadi korban longsor di underfpass bandara.  "Korban
> kondisinya melemah setelah sekitar 10 jam tertimbun longsor. Jenazah akan
> disemayamkan di rumah duka di Serang, Banten," kata Arif.
>
> Proses penyelamatan korban longsor dipimpin Ketua Basarnas Muhammadm
> Syaugi. Berbagai alat berat digunakan untuk menggali tanah yang menutupi
> jalan. Jumlah personel yang dikerahkan mencapai 120 orang. Selama proses
> penyelamatan, komunikasi antara korban dan petugas terus berjalan. Hingga
> akhirnya kedua korban berhasil dievakuasi dalam waktu berbeda.
>
> 
>

Kirim email ke