Biasa, Jokowi suka pakai istilah-istilah yangmentereng 
sekalipun tidak sesuai maknanya. Dalam hal ini “relokasi” 
yangdia maksud ternyata malah urbanisasi   Gubernur Papua dan Bupati Asmat 
Tolak Usul Jokowi "Alangkah lebih baik apabiladirelokasi ke kota. Jadi 
(penduduk) desa-desa 
direlokasi ke kota," ujar Jokowi

--- SADAR@... wrote:
Baguuuslah kalau pemerintah bisa mengambil KEPUTUSAN TEGAS dan CEPAT, relokasi 
ratusan kampung di Asmat untuk lebih dahulu menangani masalah mendesak 
KESEHATAN anak-anak di kampung2 Asmat yg sangat buruh kondisinya itu! Jangan 
biarkan masalah kurang gizi, masalah kesehatan anak-anak TERTUNDA 
berkepanjangan, ... yang pasti bisa fatal bagi pertumbuhan dimasa dewasa 
mereka! 
From: Sunny ambon 
http://tabloidjubi.com/artikel-14159-pemerintah-mau-relokasi-ratusan-kampung-di-asmat-ada-apa.html
 
Pemerintah mau relokasi ratusan kampung di Asmat, ada apa?
 "Jika air laut pasang maka air rawa akan naik dan memasuki rumah dengan 
membawa berbagai kuman," ujarnya.Tim kesehatan sedang memeriksa anak-anak 
korban gizi buruk dan campak di Asmat - Jubi/Dok. ANTARA Tabanan, Jubi – Akses 
yang sulit dijangkau, menjadi alasan bagi Pemerintah Indonesia untuk menyusun 
rencana relokasi 224 kampung di Kabupaten Asmat, Papua, ke daerah yang mudah 
dijangkau."Memang lokasinya sangat jauh harus ditempuh dengan sepuluh jam 
perjalanan dengan menggunakan kapal cepat," kata Menteri Kesehatan, Nila Farid 
Moeloek, saat ditemui disela-sela kampanye kampanye Imunisasi Japanese 
Enchepalitis (JE) di Tabanan, Bali, Kamis (1/3/2018).Nila menegaskan, relokasi 
ini dilakukan untuk memudahkan tim kesehatan melakukan pendampingan dan 
pelayanan. Jika ditelisik,  kasus kejadian luar biasa (KLB)  campak dan gizi 
buruk yang terjadi di Kabupaten Asmat sebenarnya sudah bisa teratasi.Untuk itu, 
pemerintah bersama Kementerian Kesehatan saat ini akan memfokuskan pada keadaan 
lingkungan dan budaya di kabupaten setempat. Pihaknya menilai bahwa lingkungan 
di Kabupaten Asmat sangat mudah menularkan penyakit karena penduduk yang 
tinggal di atas rawa-rawa dan muara."Jika air laut pasang maka air rawa akan 
naik dan memasuki rumah dengan membawa berbagai kuman," ujarnya.Nila kembali 
menyebutkan, persoalan ketersediaan pangan juga menjadi masalah, karena 
penduduk lokal hanya mengonsumsi umbi-umbian yang ditanam seadanya.Sementara 
itu, Menkes Nila Farid Moeloek saat mencanangkan kampanye Imunisasi JE di SMP 
Negeri 1 Tabanan menegaskan, bahwa imunisasi JE dilakukan untuk mencegah 
penyakit radang otak itu dengan meningkatkan kekebalan spesifik individu 
terhadap virus JE."Hari ini kita akan canangkan dimulainya kampanye imunisasi 
JE di seluruh Provinsi Bali. Kegiatan ini akan berlangsung selama dua bulan 
penuh dengan menyasar anak berusia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun," 
katanya. (*)


   

Kirim email ke