Tentu usaha pemerintah membenahi administrasi pemerintah sudah betul dan seruan 
mendekatkan masyarakat dengan bank juga TIDAK ada salahnya! Bahkan lebih baik 
masyarakat bisa menyimpankan uang di bank daripada disimpan dibawah ranjangnya! 

Yang menjadi masalah kalau pemerintah TIDAK memberi pengarahan dengan 
sebaik-baiknya, setelah warga dapatkan sertifikat tanah, bisa “menggadaikan” ke 
bank, dapatkan dana apa jadinya kalau bukan untuk produksi, tapi hanya untuk 
berfoya-foya, pelihara gundik, ... lalu setelah menikmati kebahagiaan hidup 
seketika bagaimana kehidupan berikut? Hilanglah TANAH itu!

Belum lagi kalau ketemu tengkulak licik, ketemu dengan juragan yang memang 
sedang butuh tanah untuk bangun proyek, “MEMBELI” sertifikat tanah mereka 
dengan harga yang sedikit menggiurkan saja, ... bukankah HILANAG tanah mereka 
itu???!!! Lalu bagaimana sikap pemerintah membantu rakyat?

Salam,
ChanCT


From: ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Thursday, March 29, 2018 1:02 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com 
Subject: Re: [GELORA45] Pemberian sertifikat tanah gratis oleh Presiden, 
disambut baik seluruh warga negara

  

Ya pastilah masyarakat menyambut baik setiap kerja pemerintah 

yang benar dan berpihak ke Rakyat. 



Dalam hal sertifikat tanah, sebenarnya ini kan masalah internal 

pemerintah yang ruwet atau malah mempersulit urusan masyarakat. 

Makanya begitu urusan bisa selesai sebagaimana mestinya (dan 

gratis pula) tentu saja disambut gembira. Memang sudah tugas 

pemerintah kok untuk melayani Rakyat sebagaimana mestinya. 

Mudah, cepat, dan murah. Sukur-sukur gratis. Jadi, pemerintah 

mengerjakan tugas sebagaimana harusnya samasekali bukanlah 

hal yang istimewa.



Masalahnya, Anda terlalu baik mengharapkan para penerima 

sertifikat itu jangan sampai menggadaikan tanahnya, sedangkan 

faktanya Jokowi sendiri terang-terangan meniatkan bagi-bagi 

sertifikat gratis itu untuk digadaikan ke bank:


Jokowi: Sudah Ada Sertifikat Tanah, Silakan Datang ke Bank


Kepolosan aeperti inilah yang sering terlihat pada pendukung Jokowi, 

menghamburkan harapan baik tanpa mau melihat kenyataan bahwa 

Jokowinya sontoloyo. Wajar banyak pendukung yang sadar akhirnya 

balik badan.



Karena Anda masih menanyakan tingkat kesadaran masyarakat desa 

di Nusantara, maka saya ulang sekali lagi bahwa sejak awal masyarakat 

keheranan melihat tingkah Jokowi yang dari jaman Gubernur DKI terus 

menggiring masyarakat untuk berurusan dengan bank, bahkan menggiring 

anak sekolah lewat KJP. Padahal, kesadaran konstitusi masyarakat 

menuntut Jokowi bekerja mengembangkan perkoperasian! (waktu itu 

saya beri contoh jalan koperasi yang ditempuh masyarakat desa 

Sidakaton-Sidapurna membawa kesejahteraan yang lebih hakiki dibanding 

kemewahan desa Huaxi).


Nah, sekarang ganti saya yang tanya, sudah setinggi apa tingkat kesadaran 

pendukung Jokowi khususnya yang tinggal di perkotaan maupun di luar 

Indonesia?



bonus:



Jokowi: Sertifikat Tanah Bisa Dekatkan Masyarakat ke Bank


"Pemerintah berupaya mendekatkan masyarakat kepada akses perbankan. 

Dengan begitu, masyarakat bisa mudah mendapat permodalan dan mendorong 

perekonomian. Salah satu cara yang ditempuh pemerintah ialah mempercepat 

sertifikasi tanah."



--- SADAR@... wrote: 



Yang PERLU menjadi PERHATIAN dengan serius, jangan sampai terjadi warga PEMILIK 
TANAH itu “MENGGADAIKAN” tanahnya dengan sertifikatnya ke Bank, usaha produksi 
yang dijalankan gagal panen, ... TANAH jadi disita bank! Warga jadi dengan 
RESMI KEHILANGAN TANAH!
Jangan sampai karena diserukan: “bahwa dengan mempunyai sertifikat, dirinya 
kini bisa mempunyai modal untuk usaha, karena keberadaan sertifikat bisa 
dijadikan penjamin di perbankan.”  warga setelah mendapatkan dana utk usaha, 
lalu terjadi kehilangan tanah mereka!


Saya perhatikan modus demikian inilah yang terjadi dalam belasan tahun terakhir 
ini di Tiongkok daratan dalam usaha mengentaskan kemiskinan di desa 
terbelakang. Hak-guna atas tanah garapan yang sudah dibagikan kesetiap petani, 
digabungkan dalam usaha kerja kolektif kembali. Dengan sendirinya setiap petani 
yang tergabung dalam koperasi-desa itu menjadi PEMILIK SAHAM Koperasi-desa 
sesuai nilai luas hak-guna tanah yg digabungkan dalam koperasi itu. Tapi, ... 
karena kenyataan ada saja oknum pejabat yang NAKAL, pejabat yg ditugasi 
mengurus koperasi-desa itu menggondol kabur dana koperasi-desa yang sudah 
terkumpul. Ditengah jalan koperasi-desa bankrut, warga tani jadi kehilangan 
tanah garapan!

Jadi, untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan itu, pemerintah 
membuat ketentuan-ketentuan pembentukan koperasi desa, dari pembentukan 
pengurus sampai keuangan koperasi, ... untuk menjamin koperasi-desa TIDAK 
bankrut dan merugikan warga petani. Tentu semua ketentuan yang baik-baik itu 
bisa membawakan hasil baik setelah kesadaran masyarakat dan pejabat-pejabat 
juga terawasi dengan baik. Disinilah peran komite Partai desa dianggap sangat 
menentukan dalam usaha mengentaskan kemiskinan didesa-desa terbelakang! 

Saya tidak tahu bagaimana tingkat kesadaran masyarakat didesa Nusantara 
sekarang ini, juga tidak tahu sampai dimana peran parpol-parpol didesa-desa 
dalam membantu usaha produksi pertanian didesa, ... mudah-mudahan saja 
pemerintah sudah membuat rambu-rambu ketentuan agar dengan menyerahkan 
sertifikat TANAH pada warga itu, TIDAK menjadikan banyak warga secara resmi 
KEHILANGAN TANAH!


Salam,
ChanCT


From: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] 
Sent: Thursday, March 29, 2018 2:02 AM

  

https://www.antaranews.com/berita/696810/pemberian-sertifikat-tanah-gratis-oleh-presiden-disambut-baik-seluruh-warga-negara

Pemberian sertifikat tanah gratis oleh Presiden disambut baik seluruh warga 
negara
 Rabu, 28 Maret 2018 18:53 WIB
 
Dokumentasi Presiden Joko Widodo menyaksikan pembagian sertifikat tanah kepada 
3.630 keluarga di GOR Rudi Rusnawan, Kota Banjar Baru, Provinsi Kalimantan 
Selatan untuk menghindari sengketa lahan, Senin, (26/3/2018). (ANTARA / Bayu 
Prasetyo)
“Senang mas, dan memudahkan anak cucu saya nanti, karena tidak susah-susah lagi 
untuk mengurus sertifikat."

Malang (ANTARA News) - Pemberian sertifikat tanah oleh pemerintah secara gratis 
kepada warga Malang Raya disambut baik, bahkan beberapa warga mengaku sangat 
terbantu dengan program tersebut.

Salah satu warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Solikin di Malang, Rabu 
mengaku senang, karena beberapa tahun terakhir pengurusan tanah miliknya sangat 
sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang tidak murah.

Sehingga, kata dia, ketika mendapatkan kuota ikut dalam program ini dirinya 
mengaku kaget, karena selama ini mempunyai keinginan untuk mengurus sertifikat 
namun belum mempunyai uang.

"Senang mas, dan memudahkan anak cucu saya nanti, karena tidak susah-susah lagi 
untuk mengurus sertifikat," kata Solikin, yang ditemui pada acara pembagian 
sertifikat oleh Presiden Joko Widodo di Malang, Jatim, Rabu.

Sama halnya yang diungkapkan Sulis, warga Desa Sumber Sekar, Kabupaten Malang 
yang mengaku program ini sangat bagus karena bisa membantu masyarakat dalam 
kepemilikan tanah, dan membuat warga bisa dipercaya perbankan untuk meminjam 
kredit.

"Ke depan kami ingin program ini bisa lebih diperbanyak lagi, dan semakin luas 
warga yang menerima sertifikat tanah," tuturnya.

Keinginan Sulis agar pemerintah bisa memperluas program ini, diamini oleh Imam 
Basori warga Kecamatan Wajak, Desa Codo, Malang.

"Kalau bisa ada lagi, sebab sangat terbantu, tentunya program ke depan harus 
lebih banyaknya target dan sasaran penerimanya," kata dia.

Ia mengatakan, dengan adanya sertifikat tanah yang diberikan gratis pemerintah, 
masyarakat sudah mempunyai hak hukum atas tanahnya, dan memudahkan dalam 
meminjam modal usaha.

Bu Rokim dari Wajinan, Kabupaten Malang pun mengakui hal itu, bahwa dengan 
mempunyai sertifikat, dirinya kini bisa mempunyai modal untuk usaha, karena 
keberadaan sertifikat bisa dijadikan penjamin di perbankan. 

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim

Editor: Kunto Wibisono


Kirim email ke