Johanes sulaiman bukan anak didik Jeffrey winters yg ngajar di northwestern 
univ. di Evanston, Illinois di utara Chicago.

Johanes sulaiman anak didik bill liddle di ohio state univ Columbus, Ohio.

 

Saya berdiskusi dengan Jeffrey winters waktu diskusi dengan yohanes sulaiman 
ini. Sayang dia tidak tahu waktu itu tapi berkepala gede krn baru lulus phd 
nya. Sayang anak muda seperti dia lagaknya cocky dan ini saya tulis di tionghoa 
net tempo hari. Memang dari undergraduate nya dia sudah berbakat cocky. Kalau 
ngomong selalu seperti orang hebat waktu dia sekolah di UW Madison. Members 
tionghoa net tidak tahu masalah ini, makanya saya dibilang menyerang pribadi. 
Hehehe. Sekarang dia gak banyak suara nya sudah lebih dari 10 tahun. Dia ngajar 
di univ. pertahanan sampai sekarang. Saya sudah prediksi dan nulis dulu bahwa 
dia mesti hati2 dgn sifatnya itu, kalau tidak dia tidak akan berkembang.

Lucu ingat2 dia menganggap enteng baskara wardaya dgn hanya membaca 2 bukunya.

 

Kalau berminat silahkan telusuri tulisan2 saya ketika berdiskusi dengan yohanes 
sulaiman ini di tionghoa net.

 

Sekarang sayang saya sudah tidak banyak waktu lagi.

Kadang2 tenggelam kadang2 nongol.

 

Nesare

 

 

From: b...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Monday, September 3, 2018 12:15 PM
To: nesa...@yahoo.com
Subject: RE: [GELORA45] Sri Mulyani: Rp14 Ribu

 

Saya kira waktu Johanes Sulaiman masih membuat PhD di Ohio State University dan 
masih se -milis dgn. kita, ia adalah didikan dari Jeffrey Winter. Tetapi 
ternyata data yg. di quote adalah lain, starting point 1952 versus 1957.

 

Salam,

BH Jo



---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :

Pertama naik turun suatu mata uang itu tergantung dari negaranya. Untuk kasus 
Venezuela saya yakin itu intervensi asing terutama USA yang takut dengan 
gebrakan Maduro yang sama2 dengan Chavez adalah politikus dari partai sosialis 
Venezuela. Duit yang beredar/outstanding money terutama di perbatasan Venezuela 
dan Columbia berkurang alias hilang. Disinyalir duitnya diborong habis oleh 
pihak tidak dikenal. Ini mengakibatkan hiperinflasi, lalu maduro mengeluarkan 
petro yaitu cryptocurrency kayak bitcoin awal tahun ini. Ini bikin trump ngamuk 
tambah berat sangsi dan mengharamkan petro. Turki masalahnya lain. Begitu juga 
jaman Orla bung Karno kena hiperinflasi parah karena ada yang mengganggu. RI 
jaman Orla/bung Karno itu masalah politik. Sekarang RI beda masalahnya ekonomi, 
jadi harus dituntaskan berdasarkan proses ekonomi bukan politik seperti jaman 
Orla.

 

Kalau pengin tahu lebih banyak ttg RI jaman Orla kenapa terjadi hiperinflasi, 
saya cut and paste dari tulisan saya di tionghoa net, Sun 5/6/2007 6:55 PM :

Dalam kaitannya dengan elite politik saat itu (Parpol, TNI, Bung Karno), 
Jeffrey Winters (JW) juga berpendapat: Perekonomian jaman
Orla ini tidak dapat disangkal sangat sulit. Parah sekali dari sisi ekonominya. 
Dari rentang waktu 1950 - 1966, pemerintah memang
tidak efektif dalam mengelola sisi ekonomi ini (mengelola investasi; penciptaan 
lowongan pekerjaan; meningkatkan produktifitas;
mengontrol inflasi) dll.

Kalau kita melihat lebih jauh kenapa sektor ekonomi ini hancur luluh, mau tidak 
mau kita harus melihat sejarah periode itu - sejarah
non ekonomis yang dapat menjelaskan lebih komprehensif/lengkap mengapa ekonomi 
Indonesia gagal total di jaman Bung Karno itu.

Selanjutnya JW menekankan ada 2 peristiwa penting yang dapat disebut sebagi 
turning point (titik tolak) dalam sejarah Orla: Pemilu
1955 dan Pemilu Daerah 1957. JW melihat periode 1955 keatas penting sekali dan 
yang lebih penting lagi adalah periode 1957 keatas.
Penjelasannya seperti yang dibawah ini:

Pada Pemilu tahun 1955, PKI menang dalam perolehan suara yang cukup signifikan. 
Ternyata PKI sangat popular. PKI mendapat dukungan
akar rumput (grass root) dan terus berkembang. PKI yang popular ini sangat 
mengagetkan Masyumi yang yakin akan memenangkan pemilu
1955 ini dengan mutlak. Tetapi hasilnya Masyumi tidak keluar sebagai pemenang 
mutlak sedangkan PKI masuk dalam 4 besar. Sebelumnya
PKI tidak dapat satu kursipun di parlemen pada Pemilu sebelumnya. PKI dapat 16% 
pemilih dan masuk "4 besar" bersama PNI (23%),
Masyumi (22%) dan NU (18%).

Dalam Pemilu Daerah 1957 (ini sejarah yang berusaha dihapus selama Orba), PKI 
sudah jadi parpol paling besar di Jawa. Pemilih PKI di
Jawa itu sudah mencapai 31%. Begitu juga pada Pemilu Daerah 1957 untuk memilih 
anggota DPRD. Pemilu 1957 ini PNI dan NU kehilangan
dukungan yang lari ke PKI. Memang tidak semua propinsi bisa melaksanakan Pemilu 
Daerah karena ada pemberontakan bersenjata. Selain
di Jawa, pemilu daerah hanya bisa dikerjakan di SumSel dan Kalimantan. Hasilnya 
PKI naik jadi partai pertama di Jawa (31% pemilih)
dan suaranya naik di semua propinsi yang sempat bikin Pemilu Daerah.

Hasil Pemilu Daerah 1957 itu membuat kaum elite pada waktu itu, dalam semua 
partai, merasa gentar. Inilah sebabnya Pemilu berikutnya
yang rencananya akan dilakukan tahun 1959/1960 dibatalkan. JW setuju dan bilang 
semua pihak khawatir PKI menang dan menjadi Parpol
nomor 1 yang dapat meraih suara diatas 50% kalau PKI dapat menguasai luar 
daerah (non Jawa). JW melihat kemenangan ini sangat
mungkin terjadi jikalau terjadi koalisi antara PKI dan PNI Sukarno yang 
bersifat permanen. Ini juga yang menyebabkan timbulnya
pemberontakan PRRI/Permesta yang disponsori oleh Amerika yang ketakutan dengan 
Bung Karno sebagai komunis. Belanda yang masih ingin
menguasai Hindia Belanda (Indonesia saat itu) mempengaruhi Amerika dengan 
mengatakan Bung Karno adalah komunis.

Lalu mayoritas para elite politik waktu itu berpaling ke Angkatan Darat yang 
dianggap punya kekuatan untuk membendung PKI. Itu
sebabnya juga prakarsa Angkatan Darat (AD) untuk menjalankan Demokrasi 
Terpimpin itu pilihan yang lebih menguntungkan bagi para
elite waktu itu dan karena itu banyak pendukungnya. Yang akhirnya menyebabkan 
para elite politik waktu itu menobatkan BK sebagai
presiden seumur hidup. Memang bisa dirasakan ketakutan para elite saat itu.

JW juga melihat ketakutan para elit politik ini. Dia berpendapat ketakutan 
elite itu atas kemenangan PKI itu juga terutama karena
takut PKI bisa menang tanpa kekerasan/senjata. Jadi kalau PKI bisa menang lewat 
pemilu yang damai, pendapat bahwa partai komunis
hanya dapat menang dengan senjata dapat dibantah. Kemenangan PKI dalam pemilu 
1959/1960 yang diperkirakan itu adalah kemenangan
dalam Pemilu yang damai dan demokratis. JW mengingatkan para elite biasanya 
sangat toleran dan suka akan kemenangan lewat jalur
demokrasi Pemilu. Tetapi sayangnya banyak yang masih memanfaatkan dalam arti 
mengontrol jalur demokrasi ini untuk kepentingan
kelompoknya sendiri. Ini dirasakan oleh bangsa Indonesia pada rejim Orba yang 
Pemilunya selalu demokratis tapi yang menang Golkar
terus.

JW juga melihat perkembangan PKI sebagai kekuatan politik di Indonesia dan 
nasionalisasi perusahaan Belanda (yang akhirnya menjadi
BUMN dan resource base untuk TNI) mengirim signal kepada dunia bisnis dan 
pemilik modal bahwa Indonesia adalah lokasi yang berisiko
tinggi. Katanya country risk yang tinggi ini tidak mungkin diatasi dengan 
"solusi teknokrat". Jadi teori pasar, teori strukturisasi
dan teori teori bisnis lainnya tidak dapat memecahkan masalah tersebut krn 
masalah struktural yang terjadi bukan hasil dari
kebijaksanaan (policy) yang kurang baik. Situasi ini adalah hasil konstelasi 
kekuatan politik, di mana salah satu kompetitor (PKI)
makin lama makin kuat karena rakyat memilih alternatif tersebut. Dengan kata 
lain JW mengingatkan pada saat itu kepentingan rakyat
bertentangan dengan kepentingan elite lokal dan internasional. Akibatnya: 
investasi swasta merosot, produksi merosot, peluang
penciptaan lapangan pekerjaan (job creation) merosot, dll. Dan faktor krisis 
ekonomi menjadi faktor tambahan dalam situasi yang
sudah sangat konfliktual (Parpol saling nyari dukungan rakyat).

Jadi kurang bijaksana kalau ada orang yang mau bilang bahwa faktor ekonomi 
adalah faktor penyebab rusaknya perekonomian Indonesia
jaman Bung Karno. JW bilang ekonomi menjadi faktor sekunder. Justru 
perekonomian mengalami krisis karena basis kapitalisme terancam
dengan alasan private property (asset swasta) yang harus aman dalam kapitalisme 
menjadi tidak aman.

Penjelasan lain JW tentang mengapa perekonomian jaman Orla parah adalah tidak 
adanya "musuh bersama" lagi setelah proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sebelumnya semua komponen bangsa Indonesia 
mempunyai musuh yang namanya "Belanda". Begitu juga alasan
ini dapat menjadi pelajaran buat bangsa Indonesia supaya waspada dengan "nation 
bonding" = "musuh bersama" ini. Seyogyanya walaupun
tidak ada musuh bersama, seluruh komponen bangsa harus siap bersama sama 
membangun bangsanya.

Diskusi dapat bergulir selanjutnya dengan membandingkan data bung Yohannes 
Sulaiman dan data JW.
Bung Yohanes menggunakan tahun 1952 = 100 dan JW menggunakan tahun 1957 = 100 
sebagai basis dalam menghitung cost of living index
tahun berikutnya. Tahun yang dijadikan basis ini mempengaruhi hasil tahun 
selanjutnya. Saya dapat mengerti pendapat JW karena dia
berpendapat 1955 keatas adalah periode yang penting dan terutama 1957 keatas 
sebagai "turning point" sejarah Orla dengan memberikan
argumen seperti yang ditulis diatas.

Ini data Yohanes Sulaiman:
1952: 100
1953: 111
1958 (Ali II) 263
1959 (Dekrit) 307
1960: 388
1961: 1,243
1962 (Maret): 1,910

Dan ini data yang dipakai oleh JW:
1957 = 100
1960 = 348
1965 = 36,000
1966 = 150,000

Salam,
nesare

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > 
Sent: Sunday, September 2, 2018 9:22 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
Subject: RE: [GELORA45] Sri Mulyani: Rp14 Ribu

 

 

Saya  juga tertarik dgn. cara apa supaya Rupiah bisa menguat (kalau mata uang 
negara2 lain juga melemah)?? 



---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :

Ente Kutak katiknya hanya naik turunnya rupiah.

Jelas sekali sasaran ente adalah Jokowi nya.

 

Kalau ente memang mau melihat kondisi RI secara keseluruhan ya lain 
komentarnya. Coba gimana pendapat ente supaya rupiah bisa kuat?

 

Lain kan kritik dan sasaran kritiknya?!

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > 
Sent: Saturday, September 1, 2018 11:40 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
Subject: Re: [GELORA45] Sri Mulyani: Rp14 Ribu

 

 

Sebelum kejauhan mundurnya (20 th) kita lihat saja, 

dengan tercucuk nuruti WB-IMF apa Sri Mulyani masih 

ingat omongannya 3 bulan lalu: "Rp 14 ribu /USD 

hingga 2019".

 

--- sadar@... wrote:

 

Sudah lupa dengan pengalaman menghadapi krisis memasuki tahun 1998? Bukankah 
karena Suharto TETAP nuruti printah AS/IMF, lalu menuruti perintah kucurkan 
BLBI secepatnya itu membuat ekonomi makin terpuruk sampai nyaris bankrut tidak 
tertolong lagi, ... dan dampaknya masih dirasakan sampai sekarang setelah lewat 
20 tahun!

 

Sunny ambon 於 2/9/2018 5:43 寫道:

 

Kalau rezim neo-Mojopahit baik-baik dan ikut nasehat USA, maka pasti Rupiah 
selalu kuat seperti orang minum  jamu kuat otot paha. kencang.hehehehehe

 

 

  • Re: [GELORA... b...@yahoo.com [GELORA45]
    • Re: [G... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
      • Re... b...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
        • ... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
          • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
            • ... b...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... b...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
                • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
                • ... zeta roza zeta_r...@yahoo.co.uk [GELORA45]
          • ... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
            • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke