Perbandingan anda lucu juga, sekarang ini bukan jaman perang anti Jepang 
ataupun Belanda.
Penggambaran anda sebenarnya lebih tepat diarahkan pada Ma'ruf Amin yg kita 
bicarakan dan anda bela mati2an, kalau anda yang atheis menerima sebagai 
pemimpin dan membela mati2an orang yg mengharamkan pluralisme menyesatkan 
mereka yg tidak sealiran dan mengkafirkan yang tidak seagama ya saya tidak tahu 
lagilah. 

    On Tuesday, May 28, 2019, 5:34:37 AM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
 
  
Disini bung menunjukkan sikap dan pemikiran ekstrim yang hanya bisa menerima, 
bersatu dengan orang-orang yang sepaham, yang menganggap paling benar, paling 
murni dan segar, ... TIDAK BISA menerima orang-orang yang BEDA pendapat, beda 
pandangan ideologi/politik, ... termasuk beda Agama!
 
Padahal dalam setiap tahap perjuangan, sudah seharusnya bisa menyatukan 
sebanyak-banyaknya pendukung, kelompok yang masih mungkin bisa tergabung dalam 
koalisi Jokowi untuk menghadapi kubu Prabowo, ... Kumpul-mengumpul, gabung 
bergabung yang begini masih belum apa-apa, pernah bung perhatikan bagaimana Mao 
Tsetung berani menetapkan Strategi politik yang brilyan untuk bersatu dengan 
Kuomintang Chiang Kaisek ditahun 1936, saat melawan penjajah Jepang! Padahal 
KMT Chiang baru saja membantai ratusan ribu Komunis, dan masih saja mengejar 
pasukan PKT/Mao, ... banyak kader komunis TIDAK bisa menerima strategi 
persatuan itu! Apalagi jenderal-jenderal PKT saat melancarkan Perang 
Anti-Jepang diharuskan menerima dan tundak pada Komando Panglima Perang Chiang 
Kaisek! Semua itu karena kesadaran Mao, rakyat Tiongkok harus bisa bersatu 
untuk melawan Jepang! 
 
 
Selesai perang anti-Jepang, jadi perang berlanjut melawan KMT karena KMT tidak 
setuju diajak koalisi, ... Itulah perjuangan rakyat yang mutlak ditentukan oleh 
imbangan kekuatan, harus dengan baik mengenal kekuatan sendiri dan dengan tepat 
menilai kekuatan lawan, ... Bagaimana mungkin hendak menangkan perjuangan 
sedang kekuatan masih lemah dan kecil, yaa HARUS pandai-pandai menyatukan semua 
kekuatan yang masih bisa dipersatukan dan bukan SEBALIKNYA menyerang bahkan 
labrak semua orang yang berbeda pendapat, beda pandangan ideologi/politik, ...!
 
 

 
 Jonathan Goeij 於 28/5/2019 11:53 寫道:
  
 
 Anda itu naive atau sekedar belagak pilon, sungguh tidak tahu. Dari video 
habisin Ahok jg kelihatan si Ma'ruf yg jd biang kerok bgmn bisa bilang cuman 
terpaksa, ada2 lagi. Ya kalau anda bilang angin busuk sebagai angin segar ya 
cuman menunjukkan indra penciuman anda sdh tidak berfungsi atau anda sdh 
terbiasa dilingkungan busuk tak tahulah. 
  Terus siapa lagi yg anda anggap angin segar? 
  
      On Monday, May 27, 2019, 8:41:01 PM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Itulah yang saya bilang, angin SEGAR dan BUSUK itu relatif, ... dilihat 
bagaimana seseorang memandangnya saja.
 
Bung bisa dan tentu boleh saja menilai Maruf hanya basa basi saja, ... tanpa 
melihat perubahan dari mau habisi Ahok sampai menyatakan menyesal karena 
keterpaksaan secara terbuka, sekalipun belum resmi minta maaf pada Ahok 
sendiri! Kemudian berlanjut dengan gabung dan jadi wapres Jokowi, bagaimana 
selanjutnya, yaa sabaarlah melihat sepak-terjang bverikut! Tidak perlu 
bersikukuh pegang ekor keekstriman sebelumnya. 
 
 
Begitu pemikiran saya, ... dan, perkembangan Naruf selanjutnya TENTU sangat 
dipengaruhi dengan perkembangan dukungan RAKYAT banyak pada Jokowi makin 
menguat atau melemah!
 

 
 

 
 Jonathan Goeij 於 28/5/2019 10:14 寫道:
  
 
     Omongan basa basi seperti ini, ha ha ha ha. Apa ada beritanya si Ma'ruf 
Amin minta maaf? --- 
    
Pada bagian akhir, dia bertanya tentang Ahok. "Ngomongin soal Ahok, Abah kan 
pernah menjadi saksi fakta dalam kasusnya, Abah pernah menyesal gak menjadi 
saksi fakta Ahok saat itu?" tanya Kemal.
 
"Iya tentu saja. Cuma karena terpaksa saja kan. Iya tentu saja, siapa yang 
ingin memenjarakan orang, kan enggak mau, tetapi karena terpaksa, situasi, pada 
waktu itu prosesnya penegakan hukum ya, apa boleh buat," jawab Ma'ruf Amin.
 
"Dengan rasa terenyuh, walaupun habis itu, saya pun meminta maaf karena memang 
tidak ingin menyusahkan orang. Tidak ingin kan," lanjut mantan rais aam PB 
Nahdlatul Ulama itu.
  
  
      On Monday, May 27, 2019, 6:36:40 PM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Ma'ruf Amin menyesal telah Penjarakan Ahok
 
https://www.youtube.com/watch?v=UTWsnwJbKHs
 

 
  Jonathan Goeij 於 28/5/2019 8:28 寫道:
  
 
      Ha ha ha dimana adanya pengakuan seperti ini? "bukankah ada video 
pengakuan keluarkan fatwa MUI yang berhasil jebloskan Ahok dalam penjara itu 
karena keterpaksaan" 
    
Ma’ruf Amin Minta Ahok Dihabisi
 https://www.youtube.com/watch?v=ygnRYNsw1ac
  
  
      On Monday, May 27, 2019, 5:12:42 PM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Mengapa saya hanya ajukan yang dinamakan angin SEGAR relatif saja, yang penting 
jangan merasa diri paling benar, paling murni dan  paling segar, lalu yang 
berbeda salah, busuk bahkan dianggap KAFIR yang boleh saja dibunuh semua, ...! 
Kalau saya sebutkan 2-3 orang yg mewakili angin segar, nanti bung bilang masak 
cuma 2-3 orang, kalau saya sebut sekian% nanti bung tanya lagi berdasarkan apa, 
...  untuk apa harus begitu?
 
Bukankah lebih baik, kalau nampak tindak-tanduk seseorang disekitar Jokowi yang 
dianggap busuk, yaa kita kritik bersama-sama saja!  Dan itu juga bisa saja 
terjadi pada orang-orang yang tergolong angin SEGAR! Coba saja kita lihat 
akhirnya kader muda Rhomi, ketum PPP itu biasa bersuara sejuk, ... ternyata 
kejeblos dan ditangkap KPK! Juga tidak perlu kita pegang erat-erat ekor 
seseorang  yang kita anggap ekstrim lalu pertanyakan dan meragukan kenapa jadi 
berpihak/gabung ke kubu-01! Katakanlah Ali Ngabalin yg sangat ekstrim itu, 
setelah gabung kekubu Jokowi, sepakterjangnya juga nampak cukup bagus, 
sekalipun saya tetap kurang sependapat dengan  gaya keras dan pembicaraan yang 
ekstrim juga! 
 
 
Lalu coba kita lihat Maruf Amin itu, bukankah ada video pengakuan keluarkan 
fatwa MUI yang berhasil jebloskan Ahok dalam  penjara itu karena keterpaksaan, 
... sekarang kita lihat gabung dan jadi wapres Jokowi. Yaaa, ... terima saja 
pilihan Jokowi itu, dengan harapan tidak salah melihat orang dan, .... kita 
ikuti saja bagaimana sikap dan tindakan selanjutnya, tanpa apriori seseorang  
bisa berubah sesuai keadaan. 
 
 
Yang ingin saya katakan dan tegaskan, tidak perlu menganggap orang yang BUSUK 
selamanya BUSUK dan TIDAK BISA bersatu dengan  angin SEGAR! Dalam banyak hal 
dan juga dalam banyak kesempatan segalanya bisa terjadi kebersamaan dan 
kebersatuan untuk maju bersama lebih baik, ... Bisa tidak maju lebih baik 
sesuai harapan angin SEGAR, tentu tergantung kekuatan angin SEGAR itu sendiri, 
berhasil dapatkan  dukungan kuat RAKYAT BANYAK atau tidak!
 
 

 
 

 
 Jonathan Goeij 於 27/5/2019 11:30 寫道:
  
 
     
  Bung Chan khan bilang "udara SEGAR disekitar Jokowi" makanya saya tanya 
"Udara segarnya siapa saja?" eh kok malah kok cuman sekedar berkilah ini itu 
tetapi tidak ada seorangpun yg disebut. Apa salah kalau kesimpulannya  udara 
segarnya tidak ada? 
  Juga siapa yg selama ini mencap ini sesat itu kafir, coba anda jawab dgn 
jujur? 
  
  
      On Sunday, May 26, 2019, 1:39:13 AM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Kalau ternyata akhirnya begini kesimpulan bung Goei,  bukankah seperti : 
"Gembala main seruling didepan kerbau, ...!"  Apa gunanya harus dijelaskan 
lebih lanjut???
 

 
 Jonathan Goeij 於 26/5/2019 15:55 寫道:
  
 
     
  jadi udara segarnya tidak ada? 
  bukannya yg seperti ini "Apalagi secara ekstrim merasa diri paling BENAR, 
paling MURNI, paling SEGAR  sedang yang berbeda SALAH, BUSUK dan dianggap KAFIR 
yang pantas  dan boleh saja dibunuh semaunya!" yg sekarang anda puja puji 
  
      On Saturday, May 25, 2019, 4:26:09 PM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Bung Goei, ... dalam kenyataan hidup sehari-hari,  apalagi kehidupan politik 
yang mana udara segar yang mana udara  busuk itu sangat, sangat relatif dan 
bisa saja beda pendapat. Yang  satu bilang udara segar yang bilang itu udara 
busuk, yang satu bilang baunya terasi itu busuk, yang lain bilang itu wangi! 
Begitu  juga dengan baunya duren, yang satu bilang wangi yang lain  bilang 
busuk! Bahkan pandangan seseorang juga setiap saat bisa berubah  sesuai 
perubahan situasi! 
 
 
Yang lebih PENTING, dalam kenyataan hidup manusia bermasyarakat  harus 
pandai-pandai dan sebijaksana mungkin untuk bersahabat dan bersatu! Selalu bisa 
menerima dan menghormati setiap  perbedaan yang ada, ...Bisa BERSATU dengan 
ras, suku, etnis, Agama  dan pandanganideologi/politik yang berbeda-beda! BUKAN 
menyisihkan, menyingkirkan apalagi memusuhi sedikit saja berbeda dengan  kita 
sendiri! Apalagi secara ekstrim merasa diri paling BENAR, paling  MURNI, paling 
SEGAR sedang yang berbeda SALAH, BUSUK dan dianggap KAFIR yang pantas dan boleh 
saja dibunuh semaunya!
 
 

 
 Jonathan Goeij 於 25/5/2019 10:09 寫道:
  
 
     
  Udara segarnya siapa saja? 
  
      On Friday, May 24, 2019, 5:28:01 PM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Bukankah prinsip "seribu Kawan masih sedikit, satu MUSUH sudah cukup  banyak!" 
harus TETAP dipegang dan dijalankan! Apalagi oleh  Jokowi yg berani mengembang 
jabatan Presiden RI, ...! Yang  harus mengutamakan PERSATUAN dan KESATUAN 
bangsa, tentu tidak bisa menyingkirkan, menyisihkan siapa yang beda sedikit, 
bau busuk  sedikiit, ... hanya untuk pertahankan apa yang dinamakan  udara 
segar!
 
Bagi saya, yang jadi masalah, bagaimana udara SEGAR disekitar  Jokowi itu yang 
justru TETAP diperbanyak dan diperkuat, jangan sampai terjadi sebaliknya! Kalau 
terjadi sebaliknya, tentu saja  udara yg sedikit SEGAR itu berubah jadi BUSUK! 
CELAKAA-lah  bagi rakyat banyak!
 
 

 
 

 
 Jonathan Goeij 於 24/5/2019 23:16 寫道:
  
 
     
  Yang namanya bau busuk ya biar bagaimanapun tetap saja bau busuk,  terkecuali 
hidungnya sudah kebal tidak bisa mencium lagi  ya tak tahulah.   
      On Thursday, May 23, 2019, 6:28:17 PM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Yaah, ... kalau semua dianggap angin busuk dan oleh karenanya  HARUS digempur, 
dibasmi, ... sedang diri sendiri belum ada kemampuan, merangkak saja juga baru 
mulai belajar, bagaimana mana disuruh segera  berdiri keluar ruangan untuk 
menghirup udara segara, bagaimana  tumbuh dewasa dan bisa maju???
 

 
 Jonathan Goeij 於 23/5/2019 22:42 寫道:
  
 
     Wiranto adalah salah satu tokoh dibalik Mei 98, bahkan tokoh utama.  
Pembentukan pam-swakarsa FPI itupun sebagai sebagai anjing  begundal nya 
Wiranto, setelah Wiranto turun FPI bagaikan anjing yg  berkeliaran tanpa 
majikan yg kemudian dipungut SBY dan terus  Ma'ruf Amin. Yg dilakukan FPI pada 
dasarnya bersenjatakan fatwa MUI  memalak-i usaha2 hiburan dan rumah makan dan 
jadi polisi agama. 
  Bung Chan menutup mata, segala ulah merusak yg dilakukan Rizieq dan FPI  itu 
demi menegakkan fatwa-nya MUI/Ma'ruf Amin, disini  biang keroknya justru Ma'ruf 
Amin sedang Rizieq sekedar begundal tukang kepruk.  MUI bisa berkuasa mutlak 
karena ulah SBY yg menjadikan MUI  lembaga tertinggi agama dan fatwanya 
dituruti bahkan oleh  petugas hukum sekalipun, yg terus berlanjut pada masa  
pemerintahan Jokowi juga. Berbagai kerusuhan demo itu dimulai karena order  SBY 
memerintahkan Ma'ruf Amin mengeluarkan fatwa penista  agama dan konyolnya si 
Jokowi ikut menari, kotak pandora sudah dibuka lebar2. 
  Dua angin busuk besar mengitari Jokowi, sedang angin si Jokowi juga  berbau 
busuk tidak segar2 amat, ditambah jelantrakan angin busuk  kecil disekeliling 
Jokowi sebelumnya.  Apa bisa diharapkan dapat angin segar? 
  Lebih parah lagi para cecurut ingusan terus menerus mendendangkan  puja puji. 
Apa salahnya - apa salahnya katanya. 
  
      On Wednesday, May 22, 2019, 4:47:26 PM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Tentu tidak perlu disangkal bahwa FPI merupakan organisasi  preman yg dibentuk 
Wiranto menghadapi gerakan mahasiswa '98,  dan sampai sekarang dikuasai Islam 
radikal dengan segala ulah  yang merusak dibawah ketum Habib Rizieq! 
 
 
Tapi, ... tetap tidak menutup kemungkinan ada saja kelompok FPI  didaerah 
ataupun perorangan yang sedikit berbeda, yang masih rasional dalam berpikir dan 
bisa tampil membantu menenangkan  suasana panas, dan TIDAK mengharapkan terjadi 
kerusuhan  di 22 Mei kemarin itu!
 
Dimana salahnya???
 
 
 
 
 Jonathan Goeij 於 23/5/2019 4:39 寫道:
  
 
     
  FPI dibentuk TNI jadi demo tandingan untuk menggebuk/membubarkan  demo 
mahasiswa th 98. Pernah dibelakang Wiranto, SBY. Juga jadi  pelaksana dan 
pembela fatwanya MUI-Ma'ruf Amin.  
  
      On Wednesday, May 22, 2019, 8:04:18 AM PDT, ChanCT <sa...@netvigator.com> 
wrote:  
  
     
Kalau saja terlalu banyak Angin busuk tentu saja akan tetap busuk,  tidak 
berubah menjadi angin SEGAR! Angin busuk itu berubah  menjadi angin SEGAR 
karena yang dominan angin segar, ...
 
Yang menjadi masalah, TNI di Petamburan itu, kebetulan bertemu dengan  pimpinan 
FPI yang baik saja, dan bisa membantu meredam aksi  massa untuk membub arkan 
diri secara damai.
 
Yang nampak jelas aksi kerusuhan massa 22 Mei yg berlangsung sejak kemarin  
sore itu ada kelompok yang mengorganisasi dan mendanai, ... mudah2an  saja 
polisi/TNI tetap sigap dan puluhan orang yang telah ditahan  bisa mengungkap 
siapa sesungguhnya dalang  kerusuhan pasca pilpres-2019 kali ini! Dan bisa 
ditindak tegas dengan  jatuhi hukumanseberat-beratnya, ...
 

 
 

 
 Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 22/5/2019 22:37 寫道:
  
 
         Terlalu banyak angin busuk, angin segar juga jadi busuk 
  
   ---In GELORA45@yahoogroups.com, <bhjo@...> wrote :
 
 Kalau mau hidup, ya, angin busuk harus mengikuti angin.segar. 
  Koq, Prabowo tidak kelihatan lagI? Baru merencanakan sesuatu? Harap  saja 
baru membuat tulisan pidato utk mengakui kekalahannya. 
  Polisi dan TNI telah bekerja dgn baik di Jakarta sehingga/semoga tidak 
terjadi pengacauan yg  berlanjutan.   
      
 
|  | 不含病毒。www.avg.com  |

                                                          

Kirim email ke