Sebelumnya bung kan suka sekali menyalah-nyalahkan Lenin dan Mao Tsetung. Kalau bung sudah koreksi pendapat bung itu, berarti, Lenin tidak salah kalau pada tahun 1917 langsung menghubungkan Revolusi Februari borjuis-demokratis dengan Revolusi Oktober proletar-sosialis dan Mao Tsetung melancarkan RBKP.
Am Thu, 21 May 2020 09:07:34 +0800 schrieb "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>: > "KESALAHAN" yang mana??? Memangnya kenapa selalu dan setiap kali > harus ditegaskan itu "KESALAHAN MAO"??? Bukankah kenyataan > sesungguhnya, yang dibilang *"KESALAHAN MAO"* itu *TIDAK LUPUT* dari > kesalahan *PKT* yang bisa dikerucutkan menjadi KESALAHAN Komite > Sentral PKT, atau setidaknya *HARIAN Politbiro Komite Sentral PKT*!!! > Dan TIDAK Bisa ditimpakan hanya pada seorang KETUA PKT saja! Karena > sistem kepemimpinan Partai Komunis seharusnya adalah *kepemimpinan > KOLEKTIF*, bukan dan tidak boleh berubah menjadi kepemimpinan seorang > Ketua saja! > > Begitulah pengakuan Deng Xiaoping saat mengkritik "KESALAHAN MAO" dia > juga termasuk seorang yang harus bertanggungjawab, ikut menyetujui > dan memutuskan! Yang menjadi masalah, bagaimana dengan tepat dan > ilmiah menilai mana yang BENAR dan mana yang SALAH! TIDAK serampangan > memutlakkan KEBENARAN atau sebaliknya memutlakkan KESALAHAN! Pasda > saat kita membela KEBENARAN tetap harus pandai dan jeli melihat > KESALAHAN yang ada dan harus diperbaiki untuk maju lebih baik dan > cepat! Sebaliknya juga saat menyoroti KESALAHAN yang dimutlakkan > SALAH semua, pasti juga masih ada kebenaran yang tetap harus > dipertahankan, ...! Saat kita mengkritik KESALAHAN MAO, jangan > dihajar habis-habisan bahkan menghitamkan JASA besar Mao untuk > menjatuhkan KEBESARAN Ketua Mao yang BERHASIL membebaskan Rakyat > Tiongkok dari segala penindasan! TANPA ada Ketua Mao TIDAK ADA > TIONGKOK BARU! Ketua Mao bagaimanapun juga adalah Pemimpin Besar > Bangsa Tionghoa dan Rakyat Tiongkok, ...! > > Itulah perbedaan Deng saat mengoreksi kesalahan Mao dengan Kruschove > yang main babat kesalahan Stalin! Yang terjadi, Tiongkok bisa terus > maju dan makin jaya, sedang Sovyet dengan PKUS yang selama 70an tahun > dibangga-banggakan itu bubar dan roboh dengan sendirinya, ...! > > > 'Lusi D.' lus...@rantar.de [nasional-list] 於 2020/5/20 下午 09:16 > 寫道: > > > > Lha sekarang bung Chan kok nggak biölang "itgu kesalahan Mao > > Tsetung" lagi? Hehehe > > > > Am Wed, 20 May 2020 20:31:51 +0800 > > schrieb "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" > > <GELORA45@yahoogroups.com>: > > > > > Lhaaa, iyalaaah, ... Aga yang jelas adalah dogma yang mestinya > > > TIDAK BERUBAH dan berkembang kenyataan juga terpecah menjadi > > > beberapa aliran. Apalagi ML yang jelas-jelas dinyatakan bukan > > > dogma dan akan terus berubah dan berkembang seeiring dengan > > > perubahan jaman! Adalah TIDAK ilmiah kalau menghendaki ML tidak > > > boleh berubah dan berkembang, ... lalu orang dituduh remo > > > penghianat segala, dengan menepuk dada dirinya paling ML sejati! > > > Dengan perjalanan kegagalan perjuangannya yang berakibat jutaan > > > rakyat tidak berdosa jatuh KORBAN, sampai sekarang setelah lewat > > > 55 tahun belum juga nampak ada titik terang keberhasilan, ... > > > Tapi, dengan keangkuhan luarbiasa merasa diri paling "benar", > > > "ML-Sejati" seenak udelnya melecehkan bahkan menghina-hina HASIL > > > Perjuangan rakyat Tiongkok! Keberhasilan kerja-keras dan > > > perjuangan RAKYAT sendiri dalam membebaskan kemiskinan! Lalu, > > > usaha keluar membantu negara-negara lain yang terbelakang, > > > dituduhnya sudah jadi imperialisme. BETUL-BETUL nenek Tatiana itu > > > otaknya sudah masuk air, air comberan! > > > > > > Jelas imperialisme AS yang selama lebih 70 tahun menguras habis > > > banyak kekayaan bumi-alam Nusantara, sekarang datang kapitalis > > > Tiongkok untuk membantu buka tambang Nikel dan buat smelter di > > > Morowali, dibilang penghisapan imperialisme juga! Padahal > > > pengusaha Tiongkok datang investasi, dari harus buka hutan > > > sendiri, bangun jalan, bikin pelabuhan, pembangkit listrik, ... > > > bukan hanya untuk kebutuhan pembukaan tambang tapi juga dinikmati > > > bersama warga sekitar! Bukan hanya menampung lebih 30 ribu > > > pekerja lokal, tapi harus lebih dahulu memberi kursus, pendidikan > > > dan membuka asrama bagi warga yang datang dari luar daerah. Lha, > > > jelas-jelas warga sekitar sangat diuntungkan dengan adanya > > > listrik, air bersih dan, ... dapatkan pengobatan gratis dari > > > perusahaan Tambang PT. IMIP, masih juga dituduh pepesan kosong. > > > Apa nggak kemasukan air otak nenek yang satu ini, ... > > > > > > > > > kh djie 於 2020/5/20 下午 03:24 寫道: > > > > Jadi semua agama, ideologi, negara, pandangan hidup, > > > > perusahaan besar semuanya tidak lolos dari hukum > > > > perubahan, atau hukum Darwin Survival of the fittest ? > > > > Organismen yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan > > > > perubahan lingkungan akan punah. Dinosaurus yang > > > > begitu besar dan kuat kalah dengan bakteri/virus, dan punah? > > > > Tetapi Dinausaurus kan tidak akan menyesuaikan diri > > > > jadi bakteri/virus? > > > > > > > > Op wo 20 mei 2020 om 09:14 schreef ChanCT sa...@netvigator.com > > > > <mailto:sa...@netvigator.com> [GELORA45] > > > > <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>: > > > > > > > > Saya perhatikan setiap aliran ideologi dan Agama yang ada > > > > didunia ini, sesuai dengan proses perkembangan masyarakat PASTI > > > > terjadi perpecahan menjadi beberapa aliran, ... TIDAK ADA yang > > > > langgeng tanpa ada perbedaan! Begitu juga dengan ajaran > > > > komunisme dari Marisme-Leninisme dan kemudian Fikiran Mao > > > > Tsetung yang dimasa RBKP, oleh Lin Piao pernah diagungkan > > > > menjadi "Puncak Tertinggi Marxisme-Leninisme". Diakui atau > > > > tidak didunia, itu soal lain. Saya hanya menganggap > > > > pengangkatan atau penyanjungan segitu tingginya TIDAK ADA > > > > PERLUnya dan TIDAK ADA GUNAnya, ... Jauh lebih baik pemikiran > > > > realis Deng Xiaoping yang berhasil menemukan jalan keluar yang > > > > lebih baik deengan meluruskan KESALAHAN yang terjadi! Dengan > > > > demikian ada pengamat politik yang mengajukan 3 titik balik > > > > sejarah perjuangan rakyat Tiongkok yang BERHASIL menyelamatkan > > > > RAKYAT Tiongkok dari penderitaan, pertama tahun 1935, Sidang > > > > Jun Yi, dimana Mao Tsetung berhasil menangkan pemikiran "Perang > > > > Rakyat", dengan "Perang Tahan Lama" dan Perang Gerilya" yang > > > > genial itu menjadi GARIS PKT! Mao berhasil mengalahkan garis > > > > oportunisme Wang Ming, Li Lishan. Dan lebih lanjut ditahun > > > > 1945, Mao menangkan pemikiran Revolusi Demokrasi Baru menjadi > > > > Garis PKT! > > > > > > > > Kedua, ditahun 1978, Deng Xiaoping berhasil menangkan kebijakan > > > > "Reformasi dan Keterbukaan" dalam PKT, mengkritik kesalahan yang > > > > terjadi, khususnya RBKP yang telah menjatuhkan banyak korban > > > > itu, untuk TETAP menempuh Jalan Sosialisme Berkarakter Tiongkok > > > > yang TEGUH berpegang pada 4 prinsip: 1. Menempuh jalan > > > > Sosialisme; 2. Mempertahankan Diktatur Proletariat; 3. Dibawah > > > > pimpinan Partai Komunis Tiongkok; dan 4. Mempertahankan > > > > Marxisme-Leninisme dan Fikiran Mao Tsetung sebagai ideologi > > > > pembimbing Rakyat Tiongkok. Disatu pihak tetap mempertahankan > > > > ekonomi-berencana yang dipadu dengan berlakukan hukum PASAR, > > > > menjadi ekonomi Pasar sosialisme inilah perkembangan ekonomi > > > > nasional Tiongkok mencapai kemajuan yang menakjubkan dunia dan > > > > menjadi "ancaman berat" AS! > > > > > > > > Ketiga, ditahun 2012, Xi Jinping begitu Kongres ke-18 PKT, > > > > berhasil menetapkan sebagai ketua PKT, entah darimana dia > > > > mempunyai kekuatan dan pengaruh begitu besar membersihkan > > > > koruptor-koruptor kakap, termasuk jenderal2 dalam TPRT, Bo Xilai > > > > (Sekjen Chong Qing); Xu Chaihou (Menteri Pertahanan, Wk. Ketua > > > > Komisi Militer Sentral); Zhou Yongkang (Harian Politbiro CCPKT); > > > > Ling Jihua (Ketua Front Persatuan Nasional); Guo Paxiong (Wk. > > > > Ketua Komisi Militer Sentral) yang selama kekuasaan Jiang > > > > Zhimin bercokol tidak terusik! Sungguh, RRT/PKT sudah bisa > > > > dinyatakan terancam menempuh jalan Sovyet, roboh dengan > > > > sendirinya kalau koruptor kakap itu tidak berhasil segera > > > > diringkus! Sedang dalam 8 tahun dimasa Xi Jinping inilah lebih > > > > digencarkan TUGAS membebaskan kemiskinan, setiap tahunnya > > > > diatas 10 juta rakyat berhasil dibebaskan dari kemiskinan, ... > > > > > > > > Jadi, orang mengatakan rakyat Tiongkok sangat beruntung ada 3 > > > > pemimpin ini, Mao berhasil membebaskan rakyat Tiongkok dari > > > > penindasa, dan meletakkan dasar ekonomi yang baik dengan > > > > semangat BERDIKARI yang tinggi, kemudian berlanjut dengan Deng > > > > berhasil membawa kesejahteraan rakyat Tiongkok lebih baik, > > > > sedang Xi membawa rakyat Tiongkok memasuki masyarakat sedikit > > > > makmur, .... > > > > > > > > Nampaknya di Indonesia belum nampak ada tokoh-tokoh besar > > > > sekaliber Soekarno yang mampu membawa rakyat Indonesia > > > > membebaskan diri dari kemiskinan, ... rakyat masih terpecah > > > > berpeking-keping hanyut dalam arus tokoh-tokoh politik yang > > > > mengatasnamakan rakyat, memperebutkan kekuasaan untuk > > > > kepeentingan kelopoknya sendiri! Sedang partai yang benar-benar > > > > mewakili rakyat juga belum berkemampuan menampilkan pimpinan > > > > nya sendiri! Nampaknya masih jauh, ... entah kapan bisa muncul! > > > > > > > > > > > > > > > > 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> > > > > [GELORA45] 於 2020/5/16 下午 10:12 寫道: > > > >> > > > >> Nasakomnya bung Karno itu bagi saya adalah representasi dari 3 > > > >> kekuatan bangsa Indonesia pada waktu itu. Partai2 politiknya > > > >> jelas ada mewakili ketiga kekuatan ini pada waktu itu. > > > >> > > > >> Bung Karno maunya ketiga2nya bersatu. Dia selalu menyeimbangkan > > > >> ketiga kekuatan itu dalam seluruh hidup perjuangannya. Sampai > > > >> akhir keruntuhannya juga dia masih bersikeras utk melihat > > > >> NASAKOM ini. > > > >> > > > >> Ini harus dilihat masih relevan sampai detik sekarang ini.. > > > >> Hanya saja tingkat relevansinya sudah berubah krn dinamisme. > > > >> Yang agamais Islam krn dibredel Soeharto, sontak bergembira > > > >> setelah Soeharto memanfaatkan ICMI utk menghancurkan LB > > > >> Moerdani/nasionalis militer. Yang kiri terutama komunisme > > > >> memang sejak dulu sudah diberangus wajahnya dalam PKI walaupun > > > >> ideologinya masih ada terus. Tetapi tidak bisa dipungkiri > > > >> ideologi kiri ini sudah sangat berubah sejalan dgn dinamisme > > > >> dunia yg sgt ke kapitalisme. > > > >> > > > >> Ini realitasnya. > > > >> > > > >> Kalau kita ingin melihat didiskusi2 termasuk milis ini, yg saya > > > >> perhatikan ada kejanggalan dimana orang2 yg berfaham sangat > > > >> kiri bermusuhan dgn yg ditengah/moderat. Mereka2 ini jarang > > > >> berdebat dgn yg di kanan agama. Ini yg pengalaman pribadi saya. > > > >> Mungkin salah. Kalau yg kanan agama serangan2nya jelas ke > > > >> kapitalisme, sosialisme apalagi komunisme. > > > >> > > > >> Ini konteksnya Indonesia. Kalau kita telusuri pan Islamisme yg > > > >> sdh bergerak sejak faham wahabi masuk keindonesia, akan sgt > > > >> mengerti masjid salman nya ITB adalah salah satu pilar pan > > > >> Islamisme dgn wajah baru. Wajahnya terjelma dalam PKS skrg ini. > > > >> > > > >> Kalau kita mengikuti disosmed akan banyak kelihatan bgmn wajah > > > >> Islam dgn dinamikanya merubah jalannya bangsa Indonesia. Coba > > > >> ikuti salah satunya: macan idealis dgn pewawancaranya Vasco > > > >> Ruseymi orang padang. Orang2 yg diwawancarai adalah orang2 yg > > > >> berhaluan kanan agama/Islam spt: Ridwan Saidi, Ahmad Dhani, > > > >> Joko Santoso yg barusan meninggal dll. > > > >> > > > >> Isi wawancaranya ya lumayan tendensius dari anti komunisme, > > > >> anti cukong s/d pro anies baswedan. > > > >> > > > >> Ini salah satu videonya dgn pembicaranya Ridwan Saidi yg sgt > > > >> anti komunis: > > > >> > > > >> https://www.youtube.com/watch?v=699MVM83VB8 > > > >> > > > >> Akhir kata kalau kitab oleh melihat bagaimana bangsa Indonesia > > > >> sekarang ini menyambut demokrasi terutama setelah jatuhnya > > > >> Orba, jelas tidak bisa dipungkiri jalannya demokrasi ini > > > >> tersendat2 disebabkan oleh 3 faktor kekuatan ini berjalan > > > >> sendiri2. Nasionalis militer mencoba tiarap krn sdh keenakan > > > >> dijaman Orba. Kelompok kiri masih dipasung dgn Tap MPRS > > > >> 25/1966 yg dikeluarkan Soeharto dan mencoba bersuara. Kelompok > > > >> kanan agama/Islam yg paling aktif dalam memperjuangkan > > > >> kepentingannya. > > > >> > > > >> Ya kita lihat bersama bagaimana nantinya wajah NKRI ini. Semoga > > > >> selanjutnya NKRI yg diperjuangkan dgn darah ini masih bisa > > > >> bertahan. Ini harapan saya. Ataukah akan harus bubar seperti > > > >> negara2 Balkan? > > > >> > > > >> Nesare > > > >> > > > >> *From:* GELORA45@yahoogroups.com > > > >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com> > > > >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > > > >> *Sent:* Friday, May 15, 2020 8:24 PM > > > >> *To:* GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com> > > > >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > > > >> *Subject:* Fwd: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan > > > >> menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme > > > >> > > > >> Seandainya saja yang dimaksudkan Haluan Ideologi Pancasila itu > > > >> berdasarkan ajaran Bung Karno, pencipta atau penggalinya, > > > >> bagaimana mungkin TIDAK MENCABUT TAP MPRS No-25/1966 yang > > > >> melarang ajaran Komunisme dan PKI itu? Bukankah sampai nafar > > > >> terakhir bung Karno TETAP pertahankan ide NASAKOM sebagai DASAR > > > >> KEKUATAN yang ada di masyarakat Nusantara ini, dimana komunisme > > > >> adalah satu kekuatan nyata yang ada dan berperan positif dalam > > > >> pembangunan bangsa ini, ... Jelas TAP MPRS No.25/1966 itu > > > >> BERTENTANGAN dengan ideologi PANCASILA, BERTENTANGAN dengan > > > >> Ajaran Bung Karno! > > > >> > > > >> Justru selama lebih 1/2 abad ini tanpa ada PKI, partai yang > > > >> teguh membela rakyat Indonesia inilah perjuangan dan > > > >> pembangunan masyarakat adil dan makmur jadi terhambat! > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> -------- 轉寄郵件 -------- > > > >> > > > >> *主旨**: * > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS > > > >> larangan komunisme > > > >> > > > >> *日期**: * > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> Fri, 15 May 2020 17:59:33 +0200 > > > >> > > > >> *從**: * > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl > > > >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> [GELORA45] > > > >> <GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> -- > > > >> j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl> > > > >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> > > > >> > > > >> > > https://www.antaranews.com/berita/1495028/hnw-ingatkan-ruu-hip-jangan-menanggalkan-tap-mprs-larangan-komunisme > > > > > >> > > > >> *HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan > > > >> komunisme * > > > >> Jumat, 15 Mei 2020 21:58 WIB > > > >> > > > >> Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (ANTARA/HO) > > > >> > > > >> *Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan > > > >> untuk menegasikan ancaman komunisme* > > > >> > > > >> Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) > > > >> mengingatkan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila > > > >> (RUU HIP) tak semestinya menanggalkan TAP MPRS tentang Larangan > > > >> Komunisme. > > > >> > > > >> Hidayat Nur Wahid, di Jakarta Jumat, mengatakan RUU Haluan > > > >> Ideologi Pancasila (HIP) menjadi bermasalah karena tidak > > > >> memasukkan ketentuan hukum yang langsung terkait dengan > > > >> penyelamatan ideologi Pancasila. > > > >> > > > >> Ketentuan hukum itu, seperti TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang > > > >> menyatakan PKI sebagai partai terlarang, dan melarang setiap > > > >> kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan ideologi atau > > > >> ajaran komunisme, Marxisme dan Leninisme. > > > >> > > > >> Sementara dalam Rancangan RUU HIP, lanjut dia, malah > > > >> mencantumkan 8 TAP MPR lain sebagai dasar pembentukan, padahal > > > >> TAP-TAP tersebut tidak terkait langsung dengan (pengokohan dan > > > >> penyelamatan) haluan ideologi Pancasila. > > > >> > > > >> "RUU HIP akan kehilangan rohnya apabila tidak mempertimbangkan > > > >> sejarah pembentukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan > > > >> negara, hingga mencapai kesepakatan final PPKI pada 18 Agustus > > > >> 1945. Semuanya menyebut sila ketuhanan, dan tidak satu pun yang > > > >> menyebut sila atheisme apalagi komunisme sebagai dasar atau > > > >> ideologi negara," kata dia. > > > >> > > > >> Tetapi, lanjut dia, sudah terjadi dua kali pemberontakan Partai > > > >> Komunis Indonesia dengan ideologi komunismenya, pada intinya > > > >> bertujuan mengubah ideologi negara yaitu Pancasila. > > > >> > > > >> "Padahal sekarang kembali bermunculan fenomena penyebaran > > > >> ideologi komunisme yang menjadi ancaman terhadap ideologi > > > >> Pancasila," kata Hidayat.. > > > >> > > > >> Hidayat menyayangkan tidak dimasukannnya TAP MPRS tentang > > > >> larangan ideologi komunisme sebagai dasar hukum RUU HIP. > > > >> > > > >> Padahal, TAP MPRS masih berlaku bahkan ada turunannya, beberapa > > > >> di antaranya seperti Pasal 107a sampai 107e Kitab Undang-Undang > > > >> Hukum Pidana (KUHP), Pasal 4 ayat (3) UU Pengelolaan Sumber > > > >> Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, secara spesifik > > > >> menyebutkan komunisme sebagai salah satu bentuk ancaman negara. > > > >> > > > >> Kemudian, Pasal 59 ayat (4) huruf c juncto Pasal 82A ayat (2) > > > >> UU Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang memuat larangan > > > >> bagi ormas menyebarkan ajaran atheisme, komunisme, > > > >> Marxisme-Leninisme dan sanksi pidana bagi anggota ormas yang > > > >> melanggar larangan itu. > > > >> > > > >> Anehnya, kata dia, perancang RUU malah memasukkan 8 TAP MPR > > > >> lainnya yang tak terkait langsung dengan ideologi Pancasila, > > > >> seperti TAP MPR tentang visi Indonesia masa depan, kemudian > > > >> tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA, disebut secara > > > >> jelas sebagai dasar hukum. > > > >> > > > >> "Ini aneh, ada 8 TAP MPR yang dijadikan dasar hukum pembentukan > > > >> RUU HIP, padahal tak terkait langsung dengan ideologi > > > >> Pancasila, tetapi ada TAP MPR yang sangat terkait dan menjaga > > > >> ideologi Pancasila malah tidak dimasukkan," ujarnya pula.. > > > >> > > > >> Kalau serius dan fokus ingin menghadirkan UU HIP dan > > > >> menghilangkan kecurigaan rakyat, kata Hidayat, semestinya TAP > > > >> MPR yang terkait langsung dengan penyelamatan haluan ideologi > > > >> Pancasila lebih layak dimasukkan. > > > >> > > > >> Bahkan, dia menilai mestinya dicantumkan pada penyebutan awal, > > > >> perlu ditegaskan pula sejak awal bahwa yang dimaksud dengan > > > >> Pancasila adalah Pancasila dalam bentuk final sesuai > > > >> kesepakatan para founding fathers dalam Panitia Persiapan > > > >> Kemerdekaan Indonesia (PPKI). > > > >> > > > >> Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini > > > >> menuturkan pemilihan acuan hukum yang tepat sangat dibutuhkan > > > >> dalam memahami dan melihat arah suatu pengaturan RUU. > > > >> > > > >> "Inisiator dan penyusun RUU HIP sudah diingatkan oleh anggota > > > >> FPKS pada saat rapat-rapat di Badan Legislasi DPR, soal > > > >> rasionalitas memasukkan TAP MPRS tentang larangan PKI dan > > > >> penyebaran ideologi komunis sejak dibahas di Badan Legislasi > > > >> DPR RI," katanya pula. > > > >> Baca juga: FPKS tolak tidak dimasukkannya TAP MPRS XXV dalam > > > >> RUU HIP > > > >> > > > >> Namun, hingga ditetapkan sebagai RUU Usul Inisiatif DPR, > > > >> usulan-usulan itu, menurut dia, tidak juga dimasukkan sebagai > > > >> dasar hukum. Karena itu, wajar Fraksi PKS menyampaikan > > > >> penolakan RUU ini bila tidak memasukkan TAP MPRS Nomor 25/1966. > > > >> > > > >> Padahal, lanjut Hidayat, beberapa fraksi juga sudah menyatakan > > > >> usulannya untuk dimasukkannya TAP MPRS No. 25/1966. > > > >> > > > >> Masalah itu pun sudah menjadi perhatian publik, katanya lagi, > > > >> karena itu seharusnya RUU HIP bukan hanya perlu memasukkan TAP > > > >> MPRS tersebut, tapi juga memasukkan fenomena munculnya ajaran > > > >> ideologi komunisme pascareformasi sebagai pertimbangan > > > >> sosiologis dalam konsiderans “mengingat” pada RUU tersebut. > > > >> > > > >> "Ini salah satu urgensi dari lahirnya RUU HIP. Sayangnya, > > > >> fenomena tersebut diabaikan dalam RUU ini, sekali pun bila > > > >> dibandingkan draf naskah awal RUU dengan draf RUU HIP yang > > > >> dimajukan ke rapat paripurna, memang sudah ada perbaikan," > > > >> ujarnya lagi. > > > >> > > > >> Namun, menurutnya lagi, perbaikan dari RUU tersebut justru > > > >> masih tidak memasukkan TAP MPRS yang seharusnya, tentang > > > >> mengawal Pancasila dari ideologi komunisme. > > > >> > > > >> Bagi Hidayat, TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 soal larangan ideologi > > > >> dan paham komunisme seharusnya menjadi salah satu ketentuan > > > >> yang menjadi jantung bagi RUU HIP untuk menyelamatkan ideologi > > > >> Pancasila, dan tak terulangnya tragedi yang membahayakan > > > >> Pancasila. Baca juga: F-NasDem minta TAP MPRS No. XXV Tahun > > > >> 1966 jadi konsideran RUU HIP > > > >> > > > >> Jadi RUU ini, kata dia, bukan hanya ditujukan untuk memperkuat > > > >> Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP) secara kelembagaan, > > > >> yang efektivitasnya untuk mengawal ideologi Pancasila masih > > > >> menjadi pertanyaan akibat laku dan pernyataan-pernyataan > > > >> sebagian pimpinannya yang kontroversial. > > > >> > > > >> HNW mengatakan dalam rangka hadirnya UU Haluan Ideologi > > > >> Pancasila yang sebenarnya, nantinya pembahasan antara DPR dan > > > >> Pemerintah penting dikawal dan diawasi secara saksama oleh > > > >> semua komponen bangsa. > > > >> > > > >> "Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan > > > >> untuk menegasikan ancaman komunisme dan mencoba mengebiri TAP > > > >> MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang masih berlaku sampai saat ini," > > > >> ujarnya pula. > > > >> Baca juga: F-PPP usulkan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 jadi > > > >> landasan RUU HIP > > > >> > > > >> Pewarta: Boyke Ledy Watra > > > >> Editor: Budisantoso Budiman > > > >> COPYRIGHT © ANTARA 2020 > > > >> > > > > > > > > > > > >