Lha sekarang bung Chan kok nggak biölang "itgu kesalahan Mao Tsetung"
lagi? Hehehe
Am Wed, 20 May 2020 20:31:51 +0800
schrieb "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>:
> Lhaaa, iyalaaah, ... Aga yang jelas adalah dogma yang mestinya TIDAK
> BERUBAH dan berkembang kenyataan juga terpecah menjadi beberapa
> aliran. Apalagi ML yang jelas-jelas dinyatakan bukan dogma dan akan
> terus berubah dan berkembang seeiring dengan perubahan jaman! Adalah
> TIDAK ilmiah kalau menghendaki ML tidak boleh berubah dan
> berkembang, ... lalu orang dituduh remo penghianat segala, dengan
> menepuk dada dirinya paling ML sejati! Dengan perjalanan kegagalan
> perjuangannya yang berakibat jutaan rakyat tidak berdosa jatuh
> KORBAN, sampai sekarang setelah lewat 55 tahun belum juga nampak ada
> titik terang keberhasilan, ... Tapi, dengan keangkuhan luarbiasa
> merasa diri paling "benar", "ML-Sejati" seenak udelnya melecehkan
> bahkan menghina-hina HASIL Perjuangan rakyat Tiongkok! Keberhasilan
> kerja-keras dan perjuangan RAKYAT sendiri dalam membebaskan
> kemiskinan! Lalu, usaha keluar membantu negara-negara lain yang
> terbelakang, dituduhnya sudah jadi imperialisme. BETUL-BETUL nenek
> Tatiana itu otaknya sudah masuk air, air comberan!
>
> Jelas imperialisme AS yang selama lebih 70 tahun menguras habis
> banyak kekayaan bumi-alam Nusantara, sekarang datang kapitalis
> Tiongkok untuk membantu buka tambang Nikel dan buat smelter di
> Morowali, dibilang penghisapan imperialisme juga! Padahal pengusaha
> Tiongkok datang investasi, dari harus buka hutan sendiri, bangun
> jalan, bikin pelabuhan, pembangkit listrik, ... bukan hanya untuk
> kebutuhan pembukaan tambang tapi juga dinikmati bersama warga
> sekitar! Bukan hanya menampung lebih 30 ribu pekerja lokal, tapi
> harus lebih dahulu memberi kursus, pendidikan dan membuka asrama bagi
> warga yang datang dari luar daerah. Lha, jelas-jelas warga sekitar
> sangat diuntungkan dengan adanya listrik, air bersih dan, ...
> dapatkan pengobatan gratis dari perusahaan Tambang PT. IMIP, masih
> juga dituduh pepesan kosong. Apa nggak kemasukan air otak nenek yang
> satu ini, ...
>
>
> kh djie 於 2020/5/20 下午 03:24 寫道:
> > Jadi semua agama, ideologi, negara, pandangan hidup,
> > perusahaan besar semuanya tidak lolos dari hukum
> > perubahan, atau hukum Darwin Survival of the fittest ?
> > Organismen yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
> > perubahan lingkungan akan punah. Dinosaurus yang
> > begitu besar dan kuat kalah dengan bakteri/virus, dan punah?
> > Tetapi Dinausaurus kan tidak akan menyesuaikan diri
> > jadi bakteri/virus?
> >
> > Op wo 20 mei 2020 om 09:14 schreef ChanCT sa...@netvigator.com
> > <mailto:sa...@netvigator.com> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com
> > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>:
> >
> > Saya perhatikan setiap aliran ideologi dan Agama yang ada
> > didunia ini, sesuai dengan proses perkembangan masyarakat PASTI
> > terjadi perpecahan menjadi beberapa aliran, ... TIDAK ADA yang
> > langgeng tanpa ada perbedaan! Begitu juga dengan ajaran komunisme
> > dari Marisme-Leninisme dan kemudian Fikiran Mao Tsetung yang dimasa
> > RBKP, oleh Lin Piao pernah diagungkan menjadi "Puncak Tertinggi
> > Marxisme-Leninisme". Diakui atau tidak didunia, itu soal lain.
> > Saya hanya menganggap pengangkatan atau penyanjungan segitu
> > tingginya TIDAK ADA PERLUnya dan TIDAK ADA GUNAnya, ... Jauh
> > lebih baik pemikiran realis Deng Xiaoping yang berhasil menemukan
> > jalan keluar yang lebih baik deengan meluruskan KESALAHAN yang
> > terjadi! Dengan demikian ada pengamat politik yang mengajukan 3
> > titik balik sejarah perjuangan rakyat Tiongkok yang BERHASIL
> > menyelamatkan RAKYAT Tiongkok dari penderitaan, pertama tahun 1935,
> > Sidang Jun Yi, dimana Mao Tsetung berhasil menangkan pemikiran
> > "Perang Rakyat", dengan "Perang Tahan Lama" dan Perang Gerilya" yang
> > genial itu menjadi GARIS PKT! Mao berhasil mengalahkan garis
> > oportunisme Wang Ming, Li Lishan. Dan lebih lanjut ditahun 1945,
> > Mao menangkan pemikiran Revolusi Demokrasi Baru menjadi Garis
> > PKT!
> >
> > Kedua, ditahun 1978, Deng Xiaoping berhasil menangkan kebijakan
> > "Reformasi dan Keterbukaan" dalam PKT, mengkritik kesalahan yang
> > terjadi, khususnya RBKP yang telah menjatuhkan banyak korban
> > itu, untuk TETAP menempuh Jalan Sosialisme Berkarakter Tiongkok yang
> > TEGUH berpegang pada 4 prinsip: 1. Menempuh jalan Sosialisme; 2.
> > Mempertahankan Diktatur Proletariat; 3. Dibawah pimpinan Partai
> > Komunis Tiongkok; dan 4. Mempertahankan Marxisme-Leninisme dan
> > Fikiran Mao Tsetung sebagai ideologi pembimbing Rakyat Tiongkok.
> > Disatu pihak tetap mempertahankan ekonomi-berencana yang dipadu
> > dengan berlakukan hukum PASAR, menjadi ekonomi Pasar sosialisme
> > inilah perkembangan ekonomi nasional Tiongkok mencapai kemajuan
> > yang menakjubkan dunia dan menjadi "ancaman berat" AS!
> >
> > Ketiga, ditahun 2012, Xi Jinping begitu Kongres ke-18 PKT,
> > berhasil menetapkan sebagai ketua PKT, entah darimana dia
> > mempunyai kekuatan dan pengaruh begitu besar membersihkan
> > koruptor-koruptor kakap, termasuk jenderal2 dalam TPRT, Bo Xilai
> > (Sekjen Chong Qing); Xu Chaihou (Menteri Pertahanan, Wk. Ketua
> > Komisi Militer Sentral); Zhou Yongkang (Harian Politbiro CCPKT);
> > Ling Jihua (Ketua Front Persatuan Nasional); Guo Paxiong (Wk.
> > Ketua Komisi Militer Sentral) yang selama kekuasaan Jiang
> > Zhimin bercokol tidak terusik! Sungguh, RRT/PKT sudah bisa
> > dinyatakan terancam menempuh jalan Sovyet, roboh dengan sendirinya
> > kalau koruptor kakap itu tidak berhasil segera diringkus! Sedang
> > dalam 8 tahun dimasa Xi Jinping inilah lebih digencarkan TUGAS
> > membebaskan kemiskinan, setiap tahunnya diatas 10 juta rakyat
> > berhasil dibebaskan dari kemiskinan, ...
> >
> > Jadi, orang mengatakan rakyat Tiongkok sangat beruntung ada 3
> > pemimpin ini, Mao berhasil membebaskan rakyat Tiongkok dari
> > penindasa, dan meletakkan dasar ekonomi yang baik dengan
> > semangat BERDIKARI yang tinggi, kemudian berlanjut dengan Deng
> > berhasil membawa kesejahteraan rakyat Tiongkok lebih baik, sedang Xi
> > membawa rakyat Tiongkok memasuki masyarakat sedikit makmur, ....
> >
> > Nampaknya di Indonesia belum nampak ada tokoh-tokoh besar
> > sekaliber Soekarno yang mampu membawa rakyat Indonesia
> > membebaskan diri dari kemiskinan, ... rakyat masih terpecah
> > berpeking-keping hanyut dalam arus tokoh-tokoh politik yang
> > mengatasnamakan rakyat, memperebutkan kekuasaan untuk kepeentingan
> > kelopoknya sendiri! Sedang partai yang benar-benar mewakili rakyat
> > juga belum berkemampuan menampilkan pimpinan nya sendiri! Nampaknya
> > masih jauh, ... entah kapan bisa muncul!
> >
> >
> >
> > 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>
> > [GELORA45] 於 2020/5/16 下午 10:12 寫道:
> >>
> >> Nasakomnya bung Karno itu bagi saya adalah representasi dari 3
> >> kekuatan bangsa Indonesia pada waktu itu. Partai2 politiknya
> >> jelas ada mewakili ketiga kekuatan ini pada waktu itu.
> >>
> >> Bung Karno maunya ketiga2nya bersatu. Dia selalu menyeimbangkan
> >> ketiga kekuatan itu dalam seluruh hidup perjuangannya. Sampai
> >> akhir keruntuhannya juga dia masih bersikeras utk melihat
> >> NASAKOM ini.
> >>
> >> Ini harus dilihat masih relevan sampai detik sekarang ini..
> >> Hanya saja tingkat relevansinya sudah berubah krn dinamisme. Yang
> >> agamais Islam krn dibredel Soeharto, sontak bergembira setelah
> >> Soeharto memanfaatkan ICMI utk menghancurkan LB
> >> Moerdani/nasionalis militer. Yang kiri terutama komunisme
> >> memang sejak dulu sudah diberangus wajahnya dalam PKI walaupun
> >> ideologinya masih ada terus. Tetapi tidak bisa dipungkiri
> >> ideologi kiri ini sudah sangat berubah sejalan dgn dinamisme
> >> dunia yg sgt ke kapitalisme.
> >>
> >> Ini realitasnya.
> >>
> >> Kalau kita ingin melihat didiskusi2 termasuk milis ini, yg saya
> >> perhatikan ada kejanggalan dimana orang2 yg berfaham sangat
> >> kiri bermusuhan dgn yg ditengah/moderat. Mereka2 ini jarang
> >> berdebat dgn yg di kanan agama. Ini yg pengalaman pribadi saya.
> >> Mungkin salah. Kalau yg kanan agama serangan2nya jelas ke
> >> kapitalisme, sosialisme apalagi komunisme.
> >>
> >> Ini konteksnya Indonesia. Kalau kita telusuri pan Islamisme yg
> >> sdh bergerak sejak faham wahabi masuk keindonesia, akan sgt
> >> mengerti masjid salman nya ITB adalah salah satu pilar pan
> >> Islamisme dgn wajah baru. Wajahnya terjelma dalam PKS skrg ini.
> >>
> >> Kalau kita mengikuti disosmed akan banyak kelihatan bgmn wajah
> >> Islam dgn dinamikanya merubah jalannya bangsa Indonesia. Coba
> >> ikuti salah satunya: macan idealis dgn pewawancaranya Vasco
> >> Ruseymi orang padang. Orang2 yg diwawancarai adalah orang2 yg
> >> berhaluan kanan agama/Islam spt: Ridwan Saidi, Ahmad Dhani,
> >> Joko Santoso yg barusan meninggal dll.
> >>
> >> Isi wawancaranya ya lumayan tendensius dari anti komunisme,
> >> anti cukong s/d pro anies baswedan.
> >>
> >> Ini salah satu videonya dgn pembicaranya Ridwan Saidi yg sgt
> >> anti komunis:
> >>
> >> https://www.youtube.com/watch?v=699MVM83VB8
> >>
> >> Akhir kata kalau kitab oleh melihat bagaimana bangsa Indonesia
> >> sekarang ini menyambut demokrasi terutama setelah jatuhnya
> >> Orba, jelas tidak bisa dipungkiri jalannya demokrasi ini tersendat2
> >> disebabkan oleh 3 faktor kekuatan ini berjalan sendiri2.
> >> Nasionalis militer mencoba tiarap krn sdh keenakan dijaman
> >> Orba. Kelompok kiri masih dipasung dgn Tap MPRS 25/1966 yg
> >> dikeluarkan Soeharto dan mencoba bersuara. Kelompok kanan
> >> agama/Islam yg paling aktif dalam memperjuangkan kepentingannya.
> >>
> >> Ya kita lihat bersama bagaimana nantinya wajah NKRI ini. Semoga
> >> selanjutnya NKRI yg diperjuangkan dgn darah ini masih bisa
> >> bertahan. Ini harapan saya. Ataukah akan harus bubar seperti
> >> negara2 Balkan?
> >>
> >> Nesare
> >>
> >> *From:* GELORA45@yahoogroups.com
> >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
> >> *Sent:* Friday, May 15, 2020 8:24 PM
> >> *To:* GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>
> >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
> >> *Subject:* Fwd: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan
> >> menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme
> >>
> >> Seandainya saja yang dimaksudkan Haluan Ideologi Pancasila itu
> >> berdasarkan ajaran Bung Karno, pencipta atau penggalinya,
> >> bagaimana mungkin TIDAK MENCABUT TAP MPRS No-25/1966 yang
> >> melarang ajaran Komunisme dan PKI itu? Bukankah sampai nafar
> >> terakhir bung Karno TETAP pertahankan ide NASAKOM sebagai DASAR
> >> KEKUATAN yang ada di masyarakat Nusantara ini, dimana komunisme
> >> adalah satu kekuatan nyata yang ada dan berperan positif dalam
> >> pembangunan bangsa ini, ... Jelas TAP MPRS No.25/1966 itu
> >> BERTENTANGAN dengan ideologi PANCASILA, BERTENTANGAN dengan
> >> Ajaran Bung Karno!
> >>
> >> Justru selama lebih 1/2 abad ini tanpa ada PKI, partai yang
> >> teguh membela rakyat Indonesia inilah perjuangan dan pembangunan
> >> masyarakat adil dan makmur jadi terhambat!
> >>
> >>
> >>
> >> -------- 轉寄郵件 --------
> >>
> >> *主旨**: *
> >>
> >>
> >>
> >> [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS
> >> larangan komunisme
> >>
> >> *日期**: *
> >>
> >>
> >>
> >> Fri, 15 May 2020 17:59:33 +0200
> >>
> >> *從**: *
> >>
> >>
> >>
> >> 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl
> >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> [GELORA45]
> >> <GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >> --
> >> j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
> >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl>
> >>
> >>
https://www.antaranews.com/berita/1495028/hnw-ingatkan-ruu-hip-jangan-menanggalkan-tap-mprs-larangan-komunisme
> >>
> >> *HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan
> >> komunisme *
> >> Jumat, 15 Mei 2020 21:58 WIB
> >>
> >> Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (ANTARA/HO)
> >>
> >> *Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan
> >> untuk menegasikan ancaman komunisme*
> >>
> >> Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW)
> >> mengingatkan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila
> >> (RUU HIP) tak semestinya menanggalkan TAP MPRS tentang Larangan
> >> Komunisme.
> >>
> >> Hidayat Nur Wahid, di Jakarta Jumat, mengatakan RUU Haluan
> >> Ideologi Pancasila (HIP) menjadi bermasalah karena tidak
> >> memasukkan ketentuan hukum yang langsung terkait dengan
> >> penyelamatan ideologi Pancasila.
> >>
> >> Ketentuan hukum itu, seperti TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang
> >> menyatakan PKI sebagai partai terlarang, dan melarang setiap
> >> kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan ideologi atau
> >> ajaran komunisme, Marxisme dan Leninisme.
> >>
> >> Sementara dalam Rancangan RUU HIP, lanjut dia, malah
> >> mencantumkan 8 TAP MPR lain sebagai dasar pembentukan, padahal
> >> TAP-TAP tersebut tidak terkait langsung dengan (pengokohan dan
> >> penyelamatan) haluan ideologi Pancasila.
> >>
> >> "RUU HIP akan kehilangan rohnya apabila tidak mempertimbangkan
> >> sejarah pembentukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
> >> negara, hingga mencapai kesepakatan final PPKI pada 18 Agustus
> >> 1945. Semuanya menyebut sila ketuhanan, dan tidak satu pun yang
> >> menyebut sila atheisme apalagi komunisme sebagai dasar atau
> >> ideologi negara," kata dia.
> >>
> >> Tetapi, lanjut dia, sudah terjadi dua kali pemberontakan Partai
> >> Komunis Indonesia dengan ideologi komunismenya, pada intinya
> >> bertujuan mengubah ideologi negara yaitu Pancasila.
> >>
> >> "Padahal sekarang kembali bermunculan fenomena penyebaran
> >> ideologi komunisme yang menjadi ancaman terhadap ideologi
> >> Pancasila," kata Hidayat..
> >>
> >> Hidayat menyayangkan tidak dimasukannnya TAP MPRS tentang
> >> larangan ideologi komunisme sebagai dasar hukum RUU HIP.
> >>
> >> Padahal, TAP MPRS masih berlaku bahkan ada turunannya, beberapa
> >> di antaranya seperti Pasal 107a sampai 107e Kitab Undang-Undang
> >> Hukum Pidana (KUHP), Pasal 4 ayat (3) UU Pengelolaan Sumber
> >> Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, secara spesifik menyebutkan
> >> komunisme sebagai salah satu bentuk ancaman negara.
> >>
> >> Kemudian, Pasal 59 ayat (4) huruf c juncto Pasal 82A ayat (2)
> >> UU Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang memuat larangan bagi
> >> ormas menyebarkan ajaran atheisme, komunisme,
> >> Marxisme-Leninisme dan sanksi pidana bagi anggota ormas yang
> >> melanggar larangan itu.
> >>
> >> Anehnya, kata dia, perancang RUU malah memasukkan 8 TAP MPR
> >> lainnya yang tak terkait langsung dengan ideologi Pancasila,
> >> seperti TAP MPR tentang visi Indonesia masa depan, kemudian
> >> tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA, disebut secara
> >> jelas sebagai dasar hukum.
> >>
> >> "Ini aneh, ada 8 TAP MPR yang dijadikan dasar hukum pembentukan
> >> RUU HIP, padahal tak terkait langsung dengan ideologi
> >> Pancasila, tetapi ada TAP MPR yang sangat terkait dan menjaga
> >> ideologi Pancasila malah tidak dimasukkan," ujarnya pula..
> >>
> >> Kalau serius dan fokus ingin menghadirkan UU HIP dan
> >> menghilangkan kecurigaan rakyat, kata Hidayat, semestinya TAP
> >> MPR yang terkait langsung dengan penyelamatan haluan ideologi
> >> Pancasila lebih layak dimasukkan.
> >>
> >> Bahkan, dia menilai mestinya dicantumkan pada penyebutan awal,
> >> perlu ditegaskan pula sejak awal bahwa yang dimaksud dengan
> >> Pancasila adalah Pancasila dalam bentuk final sesuai
> >> kesepakatan para founding fathers dalam Panitia Persiapan
> >> Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
> >>
> >> Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini
> >> menuturkan pemilihan acuan hukum yang tepat sangat dibutuhkan
> >> dalam memahami dan melihat arah suatu pengaturan RUU.
> >>
> >> "Inisiator dan penyusun RUU HIP sudah diingatkan oleh anggota
> >> FPKS pada saat rapat-rapat di Badan Legislasi DPR, soal
> >> rasionalitas memasukkan TAP MPRS tentang larangan PKI dan
> >> penyebaran ideologi komunis sejak dibahas di Badan Legislasi
> >> DPR RI," katanya pula.
> >> Baca juga: FPKS tolak tidak dimasukkannya TAP MPRS XXV dalam
> >> RUU HIP
> >>
> >> Namun, hingga ditetapkan sebagai RUU Usul Inisiatif DPR,
> >> usulan-usulan itu, menurut dia, tidak juga dimasukkan sebagai
> >> dasar hukum. Karena itu, wajar Fraksi PKS menyampaikan
> >> penolakan RUU ini bila tidak memasukkan TAP MPRS Nomor 25/1966.
> >>
> >> Padahal, lanjut Hidayat, beberapa fraksi juga sudah menyatakan
> >> usulannya untuk dimasukkannya TAP MPRS No. 25/1966.
> >>
> >> Masalah itu pun sudah menjadi perhatian publik, katanya lagi,
> >> karena itu seharusnya RUU HIP bukan hanya perlu memasukkan TAP
> >> MPRS tersebut, tapi juga memasukkan fenomena munculnya ajaran
> >> ideologi komunisme pascareformasi sebagai pertimbangan
> >> sosiologis dalam konsiderans “mengingat” pada RUU tersebut.
> >>
> >> "Ini salah satu urgensi dari lahirnya RUU HIP. Sayangnya,
> >> fenomena tersebut diabaikan dalam RUU ini, sekali pun bila
> >> dibandingkan draf naskah awal RUU dengan draf RUU HIP yang
> >> dimajukan ke rapat paripurna, memang sudah ada perbaikan,"
> >> ujarnya lagi.
> >>
> >> Namun, menurutnya lagi, perbaikan dari RUU tersebut justru
> >> masih tidak memasukkan TAP MPRS yang seharusnya, tentang mengawal
> >> Pancasila dari ideologi komunisme.
> >>
> >> Bagi Hidayat, TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 soal larangan ideologi
> >> dan paham komunisme seharusnya menjadi salah satu ketentuan
> >> yang menjadi jantung bagi RUU HIP untuk menyelamatkan ideologi
> >> Pancasila, dan tak terulangnya tragedi yang membahayakan
> >> Pancasila. Baca juga: F-NasDem minta TAP MPRS No. XXV Tahun 1966
> >> jadi konsideran RUU HIP
> >>
> >> Jadi RUU ini, kata dia, bukan hanya ditujukan untuk memperkuat
> >> Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP) secara kelembagaan,
> >> yang efektivitasnya untuk mengawal ideologi Pancasila masih
> >> menjadi pertanyaan akibat laku dan pernyataan-pernyataan
> >> sebagian pimpinannya yang kontroversial.
> >>
> >> HNW mengatakan dalam rangka hadirnya UU Haluan Ideologi
> >> Pancasila yang sebenarnya, nantinya pembahasan antara DPR dan
> >> Pemerintah penting dikawal dan diawasi secara saksama oleh semua
> >> komponen bangsa.
> >>
> >> "Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan
> >> untuk menegasikan ancaman komunisme dan mencoba mengebiri TAP
> >> MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang masih berlaku sampai saat ini,"
> >> ujarnya pula.
> >> Baca juga: F-PPP usulkan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 jadi
> >> landasan RUU HIP
> >>
> >> Pewarta: Boyke Ledy Watra
> >> Editor: Budisantoso Budiman
> >> COPYRIGHT © ANTARA 2020
> >>
> >
> >