Berikut hasil diskusiku di Global Network
Banyak diskusi menarik soal evolusi di beberapa milist di Indonesia ini
looh. Sekalian sosialisasi ilmu geologi di komunitas lain.
Bisa saja di akses lewat web di :
http://groups.yahoo.com/group/indonesia_damai/messages

salam
rdp

--- In [EMAIL PROTECTED], babat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Komentar dari dik-ngrofik ini bagus, menandakan dia mikir   :) Memang,
pertanyaan yang sangat mendasar dari evolusi adalah : "apapenggeraknya?" ...
Disini kita benar2 masuk ke inti dari teori evolusi - dan di inti ini banyak
sekali salah faham - bahkan pemikir2 'berat' seperti Ernst Mayr atau Gould
tampaknya tetap saja tidak pakem ...   (he he - tentu saja aku bisa bicara
gini karena merasa sudah ada yg 'pakem' yaitu teori Dawkins .. he he :)

Apakah sebenarnya inti dari 'makluk hidup'? Pemikir yg berangkat dari agama
sudah langsung 'sekak seter' pada step awal ini, karena selalu langsung
beranggapan bahwa lifeforms itu special, diciptakan khusus biji per biji
seperti tukang jam mbikin jam
--> watch and watchmaker nya Paley. Pemikiran Paley ini - bahwa sesuatu yg
kompleks pastilah diciptakan - memang sangat 'masuk akal' --> dan bagi
mereka2 yg awam sangat mudah untuk segera manggut2 ngelus jenggot .... (ini
bukan hanya tokoh2 agama kristen atau Islam , tetapi juga tokoh2 buddha dan
Tao! )

Karena memang sangat tidak jelas - dan sebaliknya 'teori paley' itu sangat
mudah dicerna.  Dianggap seperti aksioma yg pasti benar, atau jika ada
pemikiran lain selalu ditanggapi dengan "sini coba kudengar , nanti kan
keliatan salahnya ..".  :)

Padahal? tidak mudah sama sekali menjawab "what is lifeform?" secara jelas.
Karena, jika kita meneliti ciri2 lifeforms , pada dasarnya selalu terdiri
dari komponen kimia organik belaka - komponen genetik yg terdiri dari asam
nukleat pembentuk DNA dan asam2 amino pembentuk protein yg membentuk sel2
badan.  Asam nucleat dan asam amino itu sendiri jelas2 'tidak aneh' sama
sekali - bahan kimia organik belaka.
Suatu subset sangat kecil dari kemungkinan yg bisa ada.

Pada intinya - lifeforms itu hanyalah replicating entities.  Benda2 yg bisa
membentuk dirinya sendiri dari material yg ada disekelilingnya.
'Material' itu adalah asam amino dan asam nucleat  (atau yg lebih sederhana
lagi dari itu).    Pada awalnya, waktu lifeforms masih sangat sederhana -
strand DNA/ RNA 'telanjang' (tanpa dinding sel) seperti sekarang ini virus -
maka 'pengambilan material' itu secara sangat sederhana ya dari
lingkungannya langsung - spatial proximity (yg dekat letaknya).
Terbentuknya materi replicator sederhana ini belum bisa dipastikan sekarang
bagaimana - tetapi waktunya jelas sekitar 4 milyard tahun yg lalu dibumi.

Tetapi hal ini tidak akan terjadi lama - karena dengan cepat stok 'direct
material' itu akan dwindling (berkurang) --> langkah pertama dalam evolusi
adalah terbentuknya dinding sel yang bersifat filter - menyaring komponen2
tertentu bisa masuk tetapi tidak bisa keluar ---> suasana didalam sel
menjadi lebih pekat berisi material yg dikehendaki dibanding suasana luar.
Kapan hal ini juga sulit sekali dipastikan, tetapi indikasi2 yg ada dari
paleobiology adalah sekitar 3.5 - 3.8 milyard tahun yg lalu.

Dalam perkembangannya - beberapa jenis dinding sel terbentuk , ada 2
kelompok besar : dinding sel yg keras menjadi cikal tanaman , dan dinding
sel yg lunak menjadi cikal animal.   Apakah hanya ada dua macam?  Pasti
tidak, pada awalnya tentu saja semua jenis 'cara berdinding' akan ada.

Dimana 'dinding2 yg gagal' lainnya ?   Jawabnya sangat jelas dan lugas
: dinding (atau strand RNA itu juga sebelumnya) yg 'gagal' (gagal
artinya tidak berhasil mengumpulkan 'makanan' yg cukup untuk membentuk
copy dirinya di putaran berikutnya) akan hilang, hancur dan menjadi
material makanan lagi.

Disini mungkin baru agak jelas - untuk menjawab pertanyaan RDP yg
sarkastis tadi : apa yg 'menggerakkan' evolusi ?   Yaitu : tidak ada !
 Evolusi tidak menggerakkan apa2 - evolusi itu bukan 'thing' seperti
konsep dewa / tuhan.  Evolusi itu hanyalah deskripsi dari suatu proses
yg terjadi secara biasa2 saja :  benda2 mereplikasi dirinya - replikasi
butuh 'bahan' (= material makanan) yang 'harus diperebutkan' (=
maksudnya yg tidak dapat ya tidak dapat - gitu saja) , yang berhasil
mengumpulkan bahan sampai jumlah tertentu lalu mengcopy dirinya sendiri
--> jadi dua , dan putar lagi dari awal.

Yang tidak berhasil - ya kaya umumnya barang : ambrol jadi rontokan
'bahan' dan menjadi 'bahan makanan' lainnya ... begitu terus.   Dan itu
saja!

Mengapa kemudian terbentuk 'benda2' (selanjutnya kita sebut 'makluk' -
walau ini hanya istilah saja :) semakin kompleks?   Ya karena makluk
itu bertarung memperebutkan 'makanan' (ingat istilah ini hanyalah
istilah saja untuk 'bahan bangunan badan'), dan yg memperoleh suatu
perlengkapan tambahan - dan tambahan itu bersifat 'menguntungkan'
(=artinya membuat makluk ybs menjadi lebih berhasil dalam mengumpulkan
makanan - in any way)  - maka makluk ybs lebih berhasil -jumlahnya
lebih banyak dan dalam populasi makluk representasinya meningkat (=
'berhasil').

Begitu terus.  Inti dari semua makluk itu sama - suatu set genetika -
genome (yg secara fisik tersimpan dalam 'chromosome') - atau sering
disebut sisi 'genotype' dari makluk itu.   Dan sisi 'phenotype' (= sisi
yg nampak ) yaitu badan dan appendage (= 'peralatan').   Genotype
berintikan pada DNA.  Phenotype teridiri dari protein dan komponen2 yg
tergantung lingkungan (Dawkins membahas efek phenotypic ini meluas
melebihi badan makluk ybs - seperti dam adalah efek phenotypic dari
beaver - dalam bukunya "Extended Phenotype").

Apa 'fungsi' dari makluk itu ?  Deep down - tidak ada!  hanya mengikuti
'perintah' (= ini berkonotasi anthropocentris - ciri Semantic Trap
manusia - sebenarnya lebih mirip kaya air 'diperintah' mengalir kebawah
oleh gravitasi)  DNA, untuk replikasi (=berkembang biak).

Dalam berbagai 'pertempuran' mendapatkan bahan makanan itulah - maka
macam2 appendage 'diadu' (=artinya tetap sama : yg berhasil berhasil yg
gagal modiar) .   Dan dalam konteks inilah mata gurita atau cakar macan
atau taring gajah itu 'berguna'.

Aku rasa - bagi kalian2 yg mau membaca dari awal - jelas yg kumaksud -
dan sekaligus terjawab problema yg ditimbulkan waktu RDP mengajukan
pertanyaan2 sarkastik nya   :)
Tidak ada apa2.

Sejak dari bakteria sampai gajah : masalah semua makluk hidup itu sama
: replikasi!   Membuat copy dari dirinya.   Walau sejak jaman makluk
multiseluler (yaitu dipercaya sejak 'ledakan Cambrian' yg 570 juta
tahun yg lalu itu --> sekarang dipercaya lebih early dari itu , tapi
ini soal lain) -- maka DNA menjadi satu bagian sendiri yg relatif kecil
ukurannya , dibanding dengan proteomic (badan protein) pheotype yg
semakin kompleks (ada banyak sekali detail2 masalah2 mengenai mengapa
terjadi makluk multi seluler - mengapa malah ada yg prokaryotic ada yg
eukaryotic dll --> nanya kang denggleng! :)

Yang menjadikan semua ini komplikated - dan tulisan ttg proses yg
sangat sederhana ini malah jadi tampaknya 'aneh' adalah karena
terjadinya hal yg khusus pada satu makluk hidup : manusia --> lha ya
kita ini   :)

Manusia mengalami satu lompatan dalam evolusi : evolusi kultur /
consciousness didalam otaknya.  Jika dalam evolusi biologis satuan
dasarnya adalah gene - kumpulan DNA yg 'punya arti' (=artinya punya
pengaruh tertentu pada sang makluk) , maka pada evolution of the mind -
ada yg diberi nama meme - yaitu potongan idea yg terbentuk, dicopy dan
'berkembang biak' dalam otak manusia.
Evolusi kultur jauh lebih cepat - dan juga lamarckian.

Ini menyebabkan manusia mampu menjadi makluk berpikir (banyak mammalia
yg dekat dengan manusia dalam evolusi juga mempunyai bentuk2 dasar dari
kemampuan ini - jadi kemampuan ini bukan 'loncatan besar' tapi
merupakan kulminasi dari suatu trend --> ini lain lagi)

Jadinya, kita2 - manusia berpikir - ini , seolah masuk kedalam 'cerita
hidup' ini langsung ke tengah2 cerita - banyak sekali hal yg terjadi di
masa lalu , sebelum manusia datang , tidak bisa langsung dimengerti
(mirip kaya dongeng Starwars yg mulai dari episode 3  :) .   Dan
jadinya manusia mempunyai tendensi untuk melihat seluruh dunia melalui
paradigma evolusi kultur saja.

Melihat evolusi biologi seolah itu evolusi kultur.   Itu yang sekarang
selalu terjadi.  Mungkin ada yg mengatakan bahwa untuk memahami evolusi
(dan science obyektif in general) manusia perlu melakukan dulu
dekonstruksi dari pemahamannya yang cultural biased ....  mungkin ..
sayangnya begitu ngomong kata 'dekonstruksi' langsung blebar-bleber
.....  :)
Dan langsung masuk Semantic trap.

Itulah, aku sendiri tetap merasa bahwa merupakan 'kewajiban'
kemanusiaan untuk mengetahui apa yg sebenarnya terjadi dalam hidup ini
- dengan 'sebenarnya' itu berarti adalah yg bersifat kenyataan - bukan
suatu impian atau kekeliruan.   Apakah ini lalu bertentangan dengan
agama ?  Samasekali tidak kurasa.
Tetapi ya sumonggo pada masing2 .....

Terakhir, kritik RDP ttg program paralax pada topografi - betul!  Waktu
nulis itu aku berpikir kearah robotic perception - yaitu program
persepsi visual pada robot - yg mendeteksi jarak pada skala manusia
(dalam ruang) pada robot manusia ---> yg memang masih belum bisa.
Pada level yg dimaksud RDP memang benar sudah ada (resolusi yg sangat
kasar dibanding yg kumaksud :) . point taken ...

Bagus lho komentar dik-ngrofik ini ----> monggo dibabar, mau secara
byar2an model prols, 'setengah ngawur' model apakabar, atau 'radan
alusan' model FID, atau 'blas nyaintifik' model pradaban ...  :)

mulakno tak cc semua (!)
(lumayan katimbang ndelengna megawati sing mangkin mbosenin ngawure!)

'lam nayintifik mbiologis,

bb

PS. tulisan RDP soal 'tangan panjang' itu kurasa guyon thok'e --> ndak
mangsud nyaintifik  ,  jadi ndak dikomentarin  :)


======================
From:  "rovicky" <[EMAIL PROTECTED]>
Date:  Sat Jul 27, 2002  6:49 am
Subject:  Evolusi lagi --> Re: BBC: Clues to life's origins



Kang mBat dkk laen.
Soal data pendukung teori evolusi mulai dari fosil sampe DNA,
mekanismenya, dan soal bagaimana proses evolusi itu terjadi sudah
sering dibahas ... aku pingin tahu nih .... Kali Kang mBat Kang KDP,
Dimaz Zhaoyun atau yang lain tahu ...

"Siapa yang menggerakkan perubahan ini ?" apakah si individu species
ini sendiri yang menyatakan perlu berubah ....sehingga dia seolah
mempunyai "kehendak" utk berubah ... walopun efeknya sangat keciiiil
soalnya jangaka perubahannya tentuya ndak sebanding jangka hidup satu
individu ini ...
ataukan lingkungannya yang memaksanya ? ... Mungkin karena dinamika
universe ini yang menjadikan mau ngga mau si species ini berubah ...

Maksudku .... apakah si gurita yang "merasa" perlu utk mempunyai mata
hebat tadi ... ataukan lingkungannya (yang "buthek" atau mungkin
kurang cahaya di laut yg dalem) menjadikan mata gurita menjadi hebat
itu ...

"Faktor luar" atau "faktor dalam" yang menjadikannya berubah ....
jangan 50-50 looh itu namanya 'gambling' atau kebetulan sajah ...
atau by invisible hand ?... kalo 'by invisible hand' rasanya kok ndak
nyaintifik blas ... kok trus menyerah getu ... tuhanmu pasti ndak
suka hi hi hi :)


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
=====================================================================
Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention
September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA

Kirim email ke