mBang, Ini bukan berarti mau membela "semangat corps" lho... Awal bulan lalu ada diskusi menarik denagn para engineer di Sumatra Selatan, salah satu topiknya persis seperti analisa-mu dibawah. Nah, kalau kita mau introspeksi, explorasi sebetulnya masih menemukan cadangan baru, masalahnya, itu akan memerlukan infrastruktur investasi tambahan untuk put on-stream. Sementara kalau ambil dari proven reserves, kan kasarnya tinggal main choke saja. Investasi tambahan, hmm, relatif sedikit (kecuali kalau mau sampai ke EOR). Inikan UUD juga. Ada lagi kasus-kasus di Sumatra Tengah, yang engineer-nya mau ngejar ROR, main tancap aja, terus reservoir-nya bodhol dan banyak ninggalin by-passed reserves. Kalau kita mau fair, kebanyakan engineer masih melihat ke ROR sebelum memutuskan mau buka reservoir yang mana. Coba lihat, rata-rata yang nemuin field baru, buat on-stream saja pasti ada waktu yang cukup lama, walaupun sudah di fast track (aku ndak punya database-nya untuk yang ini, kali teman-teman di BPMigas punya, tolong di share dong). Belum kalau kita mau thinking out of the box, go deeper, go down dip (ini rasanya sudah terbukti kan?) dan go-go lainnya, itu masih banyak "barang-barang" yang bisa dibawa keatas kan ? Masalahnya sangat sederhana. Mau ndak sih G&G ngomong & duduk bareng sama Engineer? Kan kita bisa "cuci gudang", lantas naikin produksi ? Jadi, struggling-nya masih bisa ditanggung barengan deh. Tapi, ini jangan ditafsirkan sebagai "semangat pemulung" lho....
Kalau perkara asing-non asing, kayaknya akan seperti telur dan ayam. Ini juga bukan berarti xeno phobia, tapi, dalam hati kecil awak ini juga kepengen sih melihat anak bangsa ini berdiri dengan membusungkan dada. Ini lho...karyaku...gitu lho. Nah, kalau begini, mau ndak IAGI - HAGI take the lead ? Terus terang aja, masih banyak PT Telo (minjam istilahnya mas Sri) yang disini cuma bertindak sebagai calo. Lha kapan kita mau jadi majikan kalau begini ? Alih dan transfer technology ? Sepertinya masih mengharapkan patung menari. Investasi di human resources ? Boro-boro. Mendingan bikin perusahaan taksi aja. Invest pagi, sore dapet duit. Memang, bener-bener mental inlander ...!!! Bambang liyane (lagi metu sungune) -----Original Message----- From: Istadi, Bambang P [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 31 Desember 2002 6:52 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Pak Nengah, Saya pikir sih ngga masalah pekerjaan diberikan ke sub-kontraktor atau service company yang asing ataupun yang semi asing (berafiliasi dengan perusahaan lokal). Kalau Exspan sih bisa kasih drillingnya ke Medco, anak perusahaannya sendiri,.. he he he. Kalau logging tool dll, perkembangan teknologi cepat sekali dan hampir ngga mungkin perusahaan lokal melakukannya sendiri tanpa keterlibatan asing sama sekali (dana, teknologi, expertise, knowledge). Asing tetap dibutuhkan dengan azaz saling menguntungkan tentunya. Saudi Aramco pun begitu, mereka majikannya, pihak asing sebagai konsultan dan service company. Skema kerjasama yang saling menguntungkan banyak, e.g Petrobras nya Brazil yang menggandeng TFE berusaha di Bolivia dan Argentina etc, etc,.. Faktanya dan yang dikhawatirkan saat ini adalah: produksi Indonesia sudah turun,(sekarang tinggal 1,2 juta bopd, perlu lihat grafik produksi !), sedangkan penemuan baru ngga banyak, i.e reserve replacement rationya rendah, dan kita hanya mengandalkan asing untuk melakukan exploration. Kata "hanya" mungkin perlu digaris bawahi. Padahal belum tentu aktifitas explorasi di Indonesia termasuk dari bagian agenda mereka (email saya yang pertama). Selain masalah2 dan strategy internal perusahaan2 migas, juga lead timenya yang lama antara exploration, discovery to first oil, dan belum tentu mereka bisa me-monetize usaha mereka, apalagi kalau kesandung kasus seperti Cepu atau Terang-Sirasun. Dimata mereka political dan security risk bukan isapan jempol belaka. Masalah diatas akan berakibat pada "long term impact" tapi mungkin saja pemerintah merasa ini bukan masalah, karena dewi fortuna masih berpihak pada kita. Lihat saja, pendapatan sektor migas melampaui target APBN 2002 karena harga minyak yang tinggi saat ini, kurs rupiah yang kuat dibandingkan dengan asumsi, sehingga pendapatan surplus 8% dari yang ditargetkan dalam APBN 2002. Jadi santai2 aja dulu akh,.. kumaha engke ! Toch masih ada beberapa mega projects yang bisa mendatangkan devisa dimasa mendatang (LNG Tangguh, LNG Donggi dll). Padahal ada beberapa hal yang perlu dicermati mengenai bisnis ini dimasa mendatang. Kalau saja kita mau mengantipasi keadaan buruk,.. barangkali kita musti mengambil alih beberapa bagian dari industri ini, termaksud fasa explorasi dengan studi2 khusus antara lain di daerah2/basin2 yang belum berproduksi. Pilihannya adalah menunggu orang lain untuk merubah nasib, atau diri kita sendiri yang berubah untuk merubah nasib. Kalau semua2nya diserahkan ke asing dan hanya menunggu asing saja mengambil daerah2 yang ditawarkan,.. mungkin bisa jadi sama saja dengan menunggu Godot,... Wallaahu a'lam bisshawab. wass.w.w. Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. +1-281-293-3763 -----Original Message----- From: I Nengah D. Sadiarta [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Sunday, December 29, 2002 9:46 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Pak Bambang, Saya juga salut dengan Exspan atas prestasinya yang tidak kalah dengan oil company asing. Akan tetapi, apakah untuk pekerjaan2 yg di-subcontract-kan ke service company (drilling, logging dll) juga diberikan ke service company lokal yang tidak ada ada expat-nya? Salam, INS At 11:20 AM 12/27/02 -0600, you wrote: >Cak Noor, aku salut sama Exspan. Data produksi minyak yang saya punya dan ngga upto date, menunjukan mereka diposisi 4 setelah Caltex, Maxus dan TFE. Masih diatas BP, Unocal, Vico maupun Conoco dan Pertamina, padahal ngga punya expat (ini setahu saya, dan kakeknya Aris dan Shinta sudah pindah ke KL). Nah, siapa yang akan nyusul jadi Exspan2 lainnya ? Saya yakin mas Djoko atau Cak Noor sanggup mengelola daerah ex-Vico atau ex-Total umpamanya. >wass.w.w. > >Bambang Istadi >ConocoPhillips Inc. >+1-281-293-3763 > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------