Pak Maryanto,

Saya salut kepada anda, terima kasih atas penjelasan nya. Namun
demikian, menurut saya fenomena alam adalah fakta dan bersifat universal
(dimana pun anda berada, anda kan melihat fenomena alam yg sama dan
mempunyai notasi angka yang sama pula), seperti contohnya 1 tahun =
365.2425 - 365.25 hari.

Sekali lagi, terima kasih ya Pak.

Salam,

JCI

-----Original Message-----
From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 11, 2003 8:29 AM
To: Ukat Sukanta at CPI
Cc: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam


Pak Jossy,

Ya itu teori saya, mecoba menghubungkan fakta-fakta, lalu dicari
korelasinya.

Ada pemakaian seminggu 7 hari.
Fenomena alamnya : ada 7 hari dimana satu siklus untuk bulan mulai
timbul di
suatu satuan waktu adalh seperemptan dari 24 jam. Bahwa 24 jam adalah
sehari-semalam. Lalu itulah yang saya dapatkan adanya fenomena alam
dengan
mengapa ada satuan 7 hari (disingkat menjadi seminggu itu). Seumur hidup
ya
baru 3 bulaan lalu saya mengerti jawaban siklus 7 hari itu atas
keterangan
Pak Moedji Raharto, Boscca, Lembang. Ini saya anggap sudah berlaku
universal, memakai logika dan perhitungan manusia.

Sering satuan pereode ada yang dibagai 2, 3, 4. Untuk tahun maka akan
menjadi berturut-turut : smester, 4 bulanan, kwartal. Untuk hari
berturut-turut : siang-malam, (1/3 tak lazim, walau ada kata sepertiga
malam
terakhir disuatu malam), seperempatan adalah 6 jam'an : jam 0-6, 6-12,
12-18, 18-24.

Fenomena alam lain untuk 7 harian itu adalah:
Kami dapatkan juga waktu pengeraman telor :
burung 2x7 hari, ayam 3x 7 hari, mentog 4 x 7 hari, angsa 5 x 7 hari,
dst.
Makin besar badan, semakin lama pengeramannya. Jadi ada siklus satu
minggu
(7 hari itu di fenomena alam).

Yah kerjaan bikin teori adalah menggabung-gabung, mengkorelasikan. Kalau
mendapatkan sesuatu, wah kadang jadi seneng. Tapi ya gag akan puas-puas,
karena mau coba lain...

Pak Ukat,

Ilmiah berarti dengan analisa data, lalu dicari polanya lalu dibuat
teorinya. Banyak sekali fakta/data yang tak diketahui teorinya. Manusia
hanya diberi tahu sedikit ilmu universal. Yang belum tahu disebut
metafisika
(magis, mejik, abstrat, gag bisa dirasakan indra manusia dan tak dapat
diruntun balik). Metafisika adalah disamping fisika.  Pak Koesoema
menyebutkannya itu dan menghubungkan bahwa diperpustakaan, maka buku
metafisika diletakkan di dekat fisika. Dan ini gag ilmiah. Nah bila
metafisika itu suatu saat didapatkan teorinya, maka menjadi ilmiah,
science.
Itu menjadi tidak metafisika lagi, lalu menjadi ilmiah. Yang sudah
diketahui
teorinya, tapi ada fakta baru menjadi salah teorinya, maka disebut
abstak
lagi, tak diketahui (kayaknya mungkin ada kasus ini, misal banyak
berguguran
teori semula kuat tentang turbidid).

Yang saya tekankan adalah banyak 7 muncul dialam, seratusan ya mudah
mendapatkannya. Jauh lebih banyak yang tak diketahui teorinya ilmiahnya.
Menjadikan bahwa mengapa detektif kok pakai 007, gag 008 atau yang lain,
mengapa 7 dipakai boeng, mengapa tidak 6 tutunan, pusing 5 keliling,
arah
6'an tapi tujuan, setuju tidak seenam, misalnya. Tak mau, dan tak bisa
saya
jawab mengapa 7 dipakai disana, kecuali bilang ya dari sononya he...
Tapi
kalau memang bermanfaat, tentu akan ada yang mau mencari mengapanya.
Prioritas, kebutuhan, ekonomi,...Wah banyak data, banyak yang akan bisa
dikerjakan. (He..he... ada yang se7).

Salam,
Maryanto
-----Original Message-----
From: Ukat Sukanta at CPI 
Sent: Thursday, September 11, 2003 7:54 Pagi
To: Maryanto
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: FW: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam


Par Maryanto,

Mungkin sebaiknya,  terangkan dulu asal ilmiahnya angka 7...kalau memang
angka ini angka mejik. 

Contoh: detektif 007, boing 747, 7 turunan, cemara 7, pusing 7 keliling,
bintang 7, 7an, se7.....sepertinya tidak ilmiah.

Salam,
US 

-----Original Message-----
From: Jossy C. Inaray [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 11, 2003 7:44 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam


Ini mah logika dan perhitungan manusia aja, bukan fenomena alam (yg
berlaku secara universal)

Salam,

JCI

-----Original Message-----
From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 10, 2003 4:03 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam



Tujuh hari dalam seminggu adalah banyaknya hari untuk bulan terbit pada
seperempat 24 jam.
Misal banyaknya hari untuk bulan terbit dari jam :
0-6 = 7 hari
6-12 = 7 hari
12-18 = 7 hari
18-24 = 7 hari.

Seratusan angka 7 yang kami catat muncul di alam, tapi hanya sedikit
yang
bisa kami jawab mengapanya. Diantaranya : atom kulit maksimum 7, 7
keajaiban
dunia, detektif 007, boing 747, 7 turunan, cemara 7, pusing 7 keliling,
bintang 7, 7an, se7. 

7 adalah bilangan prima. Semakin kecil bilangan prima, mungkin semakin
banyak muncul dialam. Angka 7 sering muncul, tak semua akan 7, karena
angka
7 akan ada bila ada angka yang lain.

Memang misteri, mengapa sering 7 muncul di alam. Kebetulan juga pola 7
tahun
kali 10 pangkat 1-10 itu yang paling sedikit memberikan standar deviasi
terhadap pengukuran yang ada.

Salam,
Maryanto.


-----Original Message-----
From: Jossy C. Inaray [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 10, 2003 3:26 Sore
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam


Sama seperti yg satu ini. Tidak ada fenomena alam yg bisa menjelaskan
kenapa 1 minggu = 7 hari.

JCI

-----Original Message-----
From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 09, 2003 4:51 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam

intermezzo,
Begitu misteri angka 7 ?!
Bila kita melihat jumlah titik/dot-merah pada sebuah dadu di bagian atas
... maka kita bisa menebak angka dadu di bagian bawahnya/alasnya ...
yaitu dengan mengurangi angka 7 dengan jumlah dot diatasnya . . .
silahkan coba?


Salam,
"rekonstruksi sebuah dadu"







---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke