uang bukan no-1 tapi no-nol...he..he.....Kita tidak mengejar dollar tapi mengejar euro.........ha..ha....gimana Vick.........



From: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [iagi-net-l] Interesting open job: worldwideworker
Date: Fri, 14 May 2004 08:34:09 +0800

> Cak Noor,
> Statement anda musti di ralat, geoscientist yang bagus enggak semuanya
> pergi ke middle east dan Malaysia, banyak yang lebih bagus masih tetap
> bertahan di Indonesia. Konon buat mereka duit bukan no 1...
> Witan

Duit ini emang sebuah motivator yg paling "effective". Tapi kalau salah
langkah malah bisa menjadi "very low eficiency". Emang betul masih banyak
yg ogah utk ke ME atau My. Dan betul US$ bukan yg dikejar. Bahkan kalau
dihitung detilnya, maka yg di ME itu sakjane banyak yang "rugi".
Membandingkan kerja kontrak 1-2th tidak begitu saja dibandingkan dengan
kerja sebagai 'permanen employee'. Apalagi kalau pasangannya (Istri/Suami)
yg sudah bekerja di Indon terpaksa ikutan cabut gara-gara ngejar $, alasan
ini sering sekali terlihat kenapa banyak yg bagus ngga mau cabut ke ME
atau My, selain katanya alasan "nasionalis" (aku sendiri masih merasa
nasionalis walopun di My loo :).

Permintaan pemberikerja saat ini banyak yg memberikan prasayarat
"knowledgeable" cukup tinggi (S2/Msc). Tentunya ini musti disadari oleh
para geoscientis muda utk mengejar prasyarat ini. Memang betul bahwa skill
(ketrampilan) dapat menjadi bekal bahkan tiket utk mendapat pekerjaan.
Namun tentunya pekerjaan yg membutuhkan skill (tukang) dengan kualifikasi
tinggi akan berjalan beriringan dengan pekerjaan yg membutuhkan knowledge
yg tinggi pula.

Juga soal seorang master (S2) yg berpengalaman 12 tahun dalam usia dibawah
40 tahun utk di Indonesia bukanlah hal yg sulit (mustahil). Banyak
temen-temen di KPS yang sekolah sambil bekerja. Mereka meraih master
sambil tetep kerja. Bahkan Kang Andang membuktikan dapat juga sampai Phd
sambil tetap bekerja (walopun selesei dalam ... brapa th Kang ? 6-7 tahun
? .... dan tentunya pengalaman kerjanya tidak dikurangi masa sekolahnya
kan ?. Banyak anak buahnya Pak Witan ini yg telah (sedang) mengambil S2
(master) sambil tetap bekerja, bahkan Pak Witanpun sekarang juga ikutan
sekolah ... :)
Jadi, kita tidak harus lulus S-S2-S3 dulu baru nyari kerja (sequential),
tetapi buat saja menjadi "parralel proccess".

Apakah sekolah Msc ini buang-buang masa (waste of time) ? atau
requirementnya yg keterlaluan (ketinggian) ?
Silahkan buka beberapa website ttg job offer, .... Aku hanya bisa bilang
itu "permintaan bursa kerja", sometimes we have to fight for it.
Sertifikasi mungkin bisa menolong, tapi hanya sementara. Namun yg lebih
berperan justru seringkali Managernya (user) yang menentukan, baik
standart kerja, work scope serta standart remunerasi (gaji+fasilitas).
Mungkin (tentunya) sang manager (user) ini bekerja sama dengan HR.

Ayoooo sekolaaah ... !!

hef e nais whik en ...

RDP

_________________________________________________________________
MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/virus



---------------------------------------------------------------------


To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------



Kirim email ke