Dalam hal ini bukan maslah pendidikan di university tetapi ada dua hal yang pertama bagaimana si Geoscientist mau update knowledge-skillnya sehingga bisa "laku kalau dijual". Sedangkan aspek yang kedua seperti imil sebelumnya "if you give peanut, you got monkey".
Dalam mencari skilled (knowledgeable) employee tentunya berbeda dengan fresh graduate. Seperti yg dilansir Herman bahwa sulit mencarinya ini karena yg dicari yg "experienced", bukan "fresh graduate" kan ? Jadi jangan trus yg dituju unipersitinya ... cucian deh unipersiti ini ... :( Skilled employee yg dicari ini kadang juga sifatnya sedehana saja, kadanh hanya mencari geophysicist yang bisa menggunakan workstation untuk melakukan picking horizon hingga menjadi sebuah peta dalam depth. Sederhana saja, tanpa musti bisa AVO, inversion, reservoir charactsation dll. Tapi yang sering saya lihat (sorri pengamatan selintas, aku dapet crita dari salah satu temen yg kerja sbg support software) banyak interpreter yg hanya melakukan horizon picking saja, nanti yg melakukan mapping (entah dengan CPS3, Zycor, Z-map etc) adalah org lain. Jadi kalau bisa "get your work ... well done !" (one full cycle), maksudnya seleseikan kerjaan sampai tuntas tas !! Namun yang sering terjadi kita-kita ini menjadi generalis dan tidak terfokus. Diminta ngerjain studi ekplorasi OK, developement juga OK, ntar new venture OK, kadang ngurusin data base ... lain kali ikutan Scout check ... upst !! Generalis ini ideal untuk menjadi seorang manajer depertment, tapi di satu department dalam satu kantor hanya ada satu manajer juga ... :( ..... tapi jelas perlu paling engga beberapa geocientist kan ? RDP Dedi Juandi <[EMAIL PROTECTED]> 05/12/2004 12:04 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Interesting open job: worldwideworker Herman, Saya kira di jurusan geologi UGM dan ITB saat ini mereka sudah mempunyai beberapa workstation dgn software-software G&G yg cukup kumplit dari 2 vendor software terkenal di dunia oil & gas...Diharapkan mereka sudah memasukkan praktikum workstation skill sebagai bagian dari kurikulum mereka....mungkin jumlah worsktationnya masih terbatas dibandingkan dengan jumlah mahasiswanya sehingga menyulitkan utk dilakukannya praktikum......,bagaimana komentar bapak/ibu dosen mengenai hal ini ? Dedi At 11:53 AM 5/12/2004 +0800, you wrote: >Rovicky, > >Waktu di Singapore scout check meeting banyak company yang mengeluh >mengenai required skill di SEAsia. Banyak university, banyak graduates, >tapi tidak memenuhi apa yang dicari. Mereka kasih contoh di Indonesia, >begitu pasang advertisement, bisa ribuan yang melamar. Yang menarik buat >mereka paling cuma satu atau dua. >Saya jawab orang ini, coba buka lamaran untuk kerja di KL, pasti banyak >high qualified Indonesian yang melamar. Soalnya senior explorationist dari >established companies di Indonesia juga banyak yang melamar. > >Workstation / seismic interpretation skill jadi tiket. Tapi tidak banyak >fresh graduates yang punya skill ini kecuali dari University of Brunei. Di >Indonesia apakah tidak ada yang bisa menandingi University of Brunei? > >Herman