Mantab Cak Andri ini. Bagus sekali infonya. Critain info lainnya dong
tentang hematit ini...
 
Yang kutahu cuma ini. "abang getih", kalau wong Yunani itu bilang
hematite. Berkomposisi M2O3 (Wah di baca M sebagai kation, Oxigen
sebagai anion, dan 2 serta 3 sebagai index, menyatakan banyaknya kation
dan ion, yang sulit di tulis di sini). Kation bisa : besi jadinya
Hematite atawa Iron Oxide, alumunium Corundum ato alumunium oxide,
Eskolaite atawa Chromium oxide,...
 
Trus, bagaimana kejadiannya Cak ? 
Saya sih, bisa nyarinya besi ya di Cilegon itu, gag ngerti di mana
sedimennya.
Arhaean memang amat sedikit oxigen. Dua masa pertama kali 700 Ma sejak
terbentuknya bumi 4,6 Ga, ya malah tak ada air atas kelangtkaan oxigen
untuk menjadi H2O itu. 
 
Apa besi memang hanya terbentuk di masa itu ? Bagimana dengan besi di
volkanisme ?
 
Pantai selatan Jateng, banyak pasir besi, yang bisa ketebalan 60 cm.
Presenter poster di UPN Volcano gathering Sept 2006 itu, malah bilang,
pasir besi ya sepanjang pantai barat Sumatra (terutama
Bengkulu-Lampung), selatan Jawa-Nusaatenggara (terutama Jateng, di mana
perusahaan itu sudah banyak menelitinya). Dari diskusi ma Prof
Sudrajad, terpikirkan saya bahwa pasir besi itu dari Old Andesite
Formation (OAF). Dan saya pikir, semua volkanik, kapanpun umurnya, ya
akan ada besinya. Apa ada komentar lain ?
 
Ketika kecil saya main tanah (pasir volkanik lereng Merapi), ya banyak
di dapati pasir besi itu, dengan adanya pasir yang menempel di besi
magnetik.  Di lain waktu ketika ku lebih besar, SLTP, mau rubah tenaga
air sungai di samping rumah menjadi tenaga listrik dengan roda sepeda
dan boss-lampunya, saya dapati pasir-pasir besi itu banyak sekali, bisa
sekitar 7 % dari pasir yang ada. 
 
Salam,
Maryanto.
 
________________________________

From: Andri Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 31, 2007 12:30 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] BIF vs anoxyc sediment and Witwaterrand uniqueness


Bung Herry, terimakasih atas responnya! debat mengenai oksigen dan BIF
pada Early Earth hingga kini masih berlangsung! Fakta menunjukkan bahwa
sebagian besar BIF berasosiasi dengan kerak Archean-Proterozoikun yang
menurut para ahli geologi Pre Cambrian Research memang terbukti bahwa
kehadiran hematit pada sedimen terjadi pada kadar sulfur dan sulfat yang
cukup tinggi dan miskin oksigen. Hal ini terbukti juga di Witwaterrand
Afrika Selatan dimana tedapat endapan paleo placer (fossil placer
berumur Archean) yang menghasilkan emas dan uraninit yang berasosiasi
dengan batupasir kongomeratan yang mengandung pirit. Yang menarik adalah
Uraninit dan Pirit tidak akan mungkin bertahan lama dalam transportasi
di sungai pada arus traksi! Kedua mineral ini akan segera teroksidasi
dan luluh dalam perjalanan. Oleh karena itu yang hipotesis yang bisa
mendukung kehadiran uraninit dan pirit dalam endapan plaser adalah
miskinnya oksigen pada era Early Earth. Hematit hadir dalam kondisi
reduksi atau anoxyc, mungkin pada sedimen bisa saja tidak selalu BIF,
tapi kondisinya geologinya harus tertentu yang memungkinkan anoxyc.
 
Salam
Andri Subandrio

        ----- Original Message ----- 
        From: Herry Maulana <mailto:[EMAIL PROTECTED]>  
        To: iagi-net@iagi.or.id 
        Sent: Monday, July 30, 2007 8:43 PM
        Subject: Re: [iagi-net-l] Ore in sediment vs BIF in Indonesia

        Menarik sekali pak Andri. Memang KS mengimpor bijih besi dari
Kiruna, Swedia yg merupakan salah satu endapan hematit tipe BIF. 
         
        Pertanyaan saya, apa kadar oksigen rendah/anoxic hanya ada pada
umur Archaean? 
        Bukankah setiap Era akan punya period yg didominasi oleh anoxic
condition (karenanya kaya dengan batuan induk untuk target eksplorasi
petroleum), misal Paleozoic ada Silurian dan Carboniferous, di Mesozoic
ada Jurassic, dan seterusnya?
         
        Bagaimanapun umurnya, konsekuensinya sangat  signifikan, A). ada
kerak Archean di Kalimantan atau B). endapan BIF ternyata bukan ekslusif
ada di Archaean-Proterozoic!
         
        Salam,
        Herry


         
        ----- Original Message ----
        From: Andri Subandrio <[EMAIL PROTECTED]>
        To: iagi-net@iagi.or.id
        Sent: Monday, 30 July, 2007 5:24:38 PM
        Subject: [iagi-net-l] Ore in sediment vs BIF in Indonesia
        
        
        IAGI netter yang budiman,
         
        Eforia eksplorasi di Tanah Air akhir-akhir ini ternyata juga
bisa mengungkap informasi geologi baru yang selama ini sebagian
terpendam dalam tanah berada dibawah hutan tropis nan lebat. Mungkin
jangan disamakan dengan Oil yang sebagian besar subsurface geologinya
telah didokumentasikan dengan ribuan bor dan dibedah seismik. Dalam
prospeksi mineral logam di Indonesia yang kini terbanyak data bornya
adalah eksplorasi emas dan tembaga, selebihnya mengandalkan info
seadanya, cangkul, linggis dan sekop! Bagi yang mampu biasanya menggali
test pit dengan batuan ekskavator. Salah satu berkah dari penggalian
ekskavator di Ketapang- Kalbar, adalah ditemukannya singkapan yang
semula tidak pernah disebutkan peta geologi regional. Singkapan ini
terdiri dari selang-seling rijang dan bijih besi hematit. Lapisan
hematit pada tebalnya sekitas 5mm hingga beberapa cm, namun terdapat
juga yang tebalnya hingga 2 meteran. Lapisan yang paling tebal ini telah
ditambang untuk bijih besinya. Bila diperhatikan teksturnya maka endapan
bijih besi ini mirip dengan BIF (Banded Iron Formation) yang terdapat di
Lake Superior (USA), Minas Grais (Brazil) dan Hamesley (Australia).
Hingga kini tipe BIF ini merupakan pemasok 70% besi dunia untuk industri
baja! KS juga import dari tipe BIF ini. Uniknya semua BIF berumur
Archean hingga Proterozoikum! Masuk akal karena hematit hanya bisa
diendapkan pada kadar oksigen rendah atau anoxyc yang disinyalir terjadi
pada Archean. Mungkinkah di Indonesia ada kerak Archean ? Sedangkan di
Kendawangan yang tertua adalah Kapur ? Tantanngan untuk FOSI not  for
oil but for ore!
         
        Catatan: foto-foto temuan BIF di Ketapang sebenarnya ingin saya
launching untuk rekan-rekan sekalian, tapi nampaknya server IAGI tidak
bisa terima attachment gambar walau hanya 300an Kb saja! Ada ide dan
saran bagaimana supaya gambar bisa masuk net IAGI ?
         
        Salam
         
        Andri Subandrio
        
------------------------------------------------------------------------
----
        Hot News!!!
        EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
        228 papers have been accepted to be presented;
        send the extended-abstract or full paper
        by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
        Joint Convention Bali 2007
        The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual
Convention and Exhibition,
        Bali Convention Center, 13-16 November 2007
        
------------------------------------------------------------------------
----
        To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
        To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
        Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
        Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
        Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
        No. Rek: 123 0085005314
        Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
        Bank BCA KCP. Manara Mulia
        No. Rekening: 255-1088580
        A/n: Shinta Damayanti
        IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
        IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
        
---------------------------------------------------------------------


________________________________

        Yahoo! Mail is the world's favourite email. Don't settle for
less, sign up for your free account today
<http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://uk.docs.yahoo.com/mail/winter0
7.html> .

Kirim email ke