Pak Doddy,

Di milis ini pada tahun-tahun yang lalu kita pernah beberapa kali mendiskusikan 
teori anorganik untuk asal hidrokarbon. Di bawah ada ulasan saya pada Oktober 
2004 atas buku Thomas Gold yang kontroversial "Deep Hot Biosphere" yang 
menceritakan asal hidrokarbon seperti yang Pak Doddy tulis di atas. Thomas Gold 
adalah salah satu dari sedikit ilmuwan Barat yang membela teori anorganik untuk 
asal hidrokarbon.

Kembali ke pertanyaan Pak Doddy, apakah pendapat Mendeleev masih bisa diterima 
? Jawaban saya : masih bisa diterima. Dalam jumlah yang terbatas hidrokarbon 
terjadi secara anorganik di beberapa tempat di dunia. Di beberapa tempat itu 
kita tak bisa memaksakan bahwa kejadian hidrokarbonnya secara organik.

Kawah meteorit Siljan Ring di Swedia. Tempat ini telah dianggap tempat terbaik 
untuk menguji teori anorganik asal hidrokarbon.  Batuan granit di sini 
retak-retak akibat benturan meteorit, retakan ini dianggap akan menjadi jalan 
buat hidrokarbon naik ke permukaan dari mantel. Lapisan sedimennya tipis sekali 
sehingga tak memungkinkan berkembangnya oil window ala teori organik. Kawah ini 
dibor melalui sumur sedalam hampir 25.000 ft bernama Graveberg-1. Minyak 
ditemukan dalam jumlah tak ekonomis (8 barrel). Sumur ini juga menemukan 13.000 
ft inklusi metan dalam cuttings-nya. Sumur Graveberg-2 dibor beberapa km dari 
sumur pertama dan berhasil mengetes 15 ton minyak.

Aliran metan pun ditemukan dari sumur2 yang dibor di serpentinized olivine, 
Yakabinde ultramafic, Mt. Clifford dunite di Yilgarn Craton, Australia Barat 
berumur Archaean, salah satu craton paling tua di dunia.

Teori Thomas Gold "deep hot biosphere" bahwa ada bakteri hidup di biosfer 
kedalaman Bumi yang panas yang akan memberikan jejak biomarker kepada 
hodrokarbon yang mengalir dari mantel ke permukaan telah terbukti di 
sumur-sumur dalam yang dibor di Iran, Australia, Swedia, dan Kanada, New Mexico.

Teori anorganik pun mendapatkan bukti hadirnya trace metals di banyak contoh 
minyak dari seluruh dunia, seperti nikel, vanadium, seng, timbal, perak, emas, 
raksa, arsen, kobalt, krom, kadmium, dll. Di beberapa lapangan gas pun 
ditemukan helium yang kadang-kadang jumlahnya sangat anomali besar.

Hadirnya sejenis zat bernama diamondoids (seperti intan) dalam minyak, gas, dan 
kondensat dapat menunjukkan proses anorganik yang berhubungan dengan tekanan 
dalam mantel kemudian mengalir ke permukaan yang bertekanan lebih rendah. Metan 
juga hadir dalam proses hidrotermal di mid-oceanic ridge. Metan yang keluar 
dari erupsi mud volcano yang berakar jauh lebih dalam dari semua sedimen di 
cekungan sedimen tempat mud volcano berada juga menunjukkan proses anorganik.

Meskipun riset teori anorganik berjalan perlahan, beberapa riset tentangnya 
sedang dilakukan. Dan AAPG, yang dulu menolak teori anorganik tanpa menelitinya 
dulu, kini telah beberapa kali mengadakan simposium tentang teori anorganik ini.

Salam,
awang



Date: Mon, 4 Oct 2004 20:25:19 -0700 (PDT)
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>  Add to Address Book
Subject: The Deep Hot Biosphere : The Myth of Fossil Fuels
To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]

Judul Subyek di atas adalah judul buku terbaru Thomas Gold (Copernicus Books - 
Springer Verlag, 2001) yang banyak mendapatkan apresiasi dari banyak akademisi 
dan jurnal2 sains, bisnis dan umum kelas dunia (spt. alm. Stephen Jay Gould, 
Nature, Physics World, Journal of Petroleum Technology, The Wall Street 
Journal, USA Today). Saya baru mendapatkannya, barangkali ada rekan2 yang sudah 
punya sebab terbit 3 tahun yl.

Mungkin rekan2 tahu, Thomas Gold adalah salah satu penganjur "garis keras" 
teori an-organik untuk asal minyak dan gasbumi. Mengikuti tulisan2nya yang 
banyak tersebar di jurnal2 bergengsi dan beberapa bukunya, kita akan menuju 
kesimpulan bahwa teori2 Tom Gold adalah : original, important, controversial, 
dan bisa jadi benar. Gold adalah seorang wide-range scientist yang sering 
bermain jauh di luar batas pendidikan formalnya sebagai ahli fisika listrik. 
Menyerang teori-teori yang mapan, menimbulkan kegusaran di kalangan ahlinya. 
Serangannya sangat profesional, sangat detail, membuat kalangan mapan kalang 
kabut...Dan sejarah menunjukkan, di beberapa teori kontroversialnya yang dia 
kemukakan justru Tom Gold lah yang benar dan teori mapan lah yang salah, 
walaupun itu baru terbukti sampai 30 tahun kemudian...

Sebelum konsep plate tectonics ramai dikembangkan di tahun 1960an, Tom Gold 
tahun 1955 menerbitkan teori kontroversial "90-degree flip of the axis rotation 
of the earth" dalam paper berjudul "Instability of the Earth's Axis of 
Rotation" Gold meneorikan bahwa hanya dalam waktu 1-2 juta tahun Bumi kadang2 
memutar 90 derajat sumbunya, kutub2 ke equator, dan yang di equator ke kutub2. 
Perubahan ini disebabkan oleh pergerakan suatu massa besar di Bumi seperti 
akumulasi es di kedua kutub. Ilmuwan2 pada saat itu tak mempedulikan teori Gold 
yang memang sudah biasa kontroversial. Para ilmuwan sedang memfokuskan diri ke 
teori continental drift dan plate tectonics, dan teori Gold tak berhubungan 
dengan ini. Kutub2 memang bisa berpindah (polar wandering) melalui continental 
drift, tapi tak 1-2 juta tahun. Maka teori Gold pun dilupakan. Dan... pada 
tahun 1997 penelitian Joseph Kirschvink, seorang ahli paleomagnetism dari 
California Institute of Technology menemukan bahwa 90 degree flip of the 
rotation axis benar terjadi pada saat periode pendek di awal Kambrium dan 
inilah yang menyebabkan apa yang disebut "Cambrian Explosion" (tahu kan rekan2 
apa itu ?). Butuh 40 tahun untuk teori Gold bisa diterima...

8 Juni 1977, 27 tahun yang lalu, dalam Wall Street Journal, kalangan ahli 
dikejutkan dengan tulisan nyeleneh Gold : "Rethinking the origins of oil and 
gas". Ditulisnya lagi dengan lebih detail dalam Journal of Petroleum Geology 
tahun 1979 dengan judul "Terrestrial Sources of Carbon and Earthquake 
Outgassing", lalu di Scientific American tahun 1980 dengan judul "The 
Deep-Earth Gas Hypothesis" dan akhirnya keluar bukunya yang diterbitkan JM Dent 
& Sons (1987) : "Power from The Earth : Deep Earth Gas - Energy for the Future" 
Singkat kata, Gold meneorikan : Minyak dan gasbumi berasal dari reservoir2 
dalam di Bumi dan merupakan zat2 sisa yang dihasilkan saat Bumi mengkondensasi. 
Molekul2 organik yang ditemukan di dalamnya tidak sama sekali menunjukkan bahwa 
itu hasil perombakan kerogen, tetapi itu menunjukkan massal contamination saat 
zat2 relic itu naik ke permukaan. Nah... Gold berpendapat bahwa hidrokarbon 
bukan zat biologi yang dirombak geologi, tetapi zat geologi yang dirombak 
biologi. Hm...

Apa hubungannya dengan bukunya yang terbaru itu ? Tak kurang kontroversial...Di 
Bumi ini Biosfer yang paling melimpah adalah bukan Biosfer di permukaan, tetapi 
Biosfer di Bawah Permukaan - deep hot biosphere. Di sinilah sampai kedalaman 10 
km hidup mikro-organisme yang tak butuh fotosintesis yang hidup dari energi 
kimia hasil makan hidrokarbon yang bermigrasi ke atas dari dalam Bumi sekaligus 
merombak kimiawi minyak dan gasbumi dan memeberi cap "organik" kepadanya. Gold 
di bukunya mengemukakan banyak penelitian terbaru tahun 1990an tentang 
keberadaan mikro-organisme ini yang termo-phile dan methan-eater ini. Dan, Gold 
pun melamunkan bahwa model deep hot biosphere inilah yang harus dipakai kalau 
kita mau mencari extra-terrestrial life di luar Bumi.

Seperti kata teman dekatnya yang ditulis di pengantar bukunya : Gold's theories 
are always original, always important, usually controversial - and usually 
right. It is my belief, based on fifty years of observation of Gold as a friend 
and coalleague, that the deep hot biosphere is all of the above : original, 
important, controversial - and right.

27 tahun sejak mengemukakan teori asal an-organik untuk hidrokarbon, teori Gold 
belum diterima, tapi bukanlah Gold kalau dia menyerah. Pengamatan saya, 
kalangan ahli perminyakan tak lagi sealergi dulu dengan teori an-organik. Di 
beberapa negara justru teori an-organik lah drive utama eksplorasi. Semakin 
banyak pengeboran dilakukan di basement, semakin banyak riset lintas sektoral 
dilakukan, saya yakin suatu saat nanti kita akan dapat gambaran jelas : bahwa 
organik bukan satu2nya teori dan an-organik bukan pula satu2nya teori.

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: Doddy Suryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 22, 2008 4:37 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Titan, Saturnus : Lebih Besar dari Semua Cadangan 
Migas dan Batubara di Bumi

Pak Awang,

Waktu membaca berita ini minggu kemarin, saya teringat dengan teorinya
Mendeleev tentang asal usul hydrocarbon yang dibilangnya dari kerak bumi
atau kalo kasarnya dia tidak percaya kalo hidrokarbon berasal dari
organik. Dia percaya kalo di dalam bumi ada karbon deposit dan begitu
keluar ke permukaan serta bereaksi dengan unsur2 kimia lainnya yang ada
dalam perjalanan menuju permukaan bumi bisa menghasilkan hidrokarbon.
Tidak seperti Lomonosov yang bilang bahwa hidrokarbon asalnya dari
organik dan sampai sekarang teorinya masih dipercaya orang karena lebih
mudah dicerna. Tapi ada beberapa tempat di dunia ini yang menunjukkan
bahwa ada kemungkinan hidrokarbon tidak berasal dari organik seperti
halnya di bulan Saturnus ini. Salah satu contohnya ada di plateau basalt
di Syria. Nah kira2 pendapatnya Mendeleev ini masih bisa diterima?
Terlebih-lebih di planet seberang ternyata ada indikasi ini.

-doddy-

-----Original Message-----
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, 19 February, 2008 12:47 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Titan, Saturnus : Lebih Besar dari Semua Cadangan
Migas dan Batubara di Bumi



Judul subyek di atas memang provokatif, tetapi itu yang dikemukakan oleh
sebuah artikel baru yang dimuat di the Geophysical Research Letters
edisi 29 Januari 2008. Artikel ini didasarkan kepada data terbaru yang
dikirimkan dari wahana angkasa luar Cassini (NASA) yang sedang
mengeksplorasi bulan Saturnus berwarna jingga : Titan. Studi atas
penemuan Cassini ini dipimpin oleh Ralph Lorenz dari Johns Hopkins
University Applied Physics Laboratory.



"Permukaan Titan ditutupi oleh materi karbon, mirip pabrik zat kimia
organik berukuran raksasa", ujar Lorenz. "Cadangan karbon yang luar
biasa ini merupakan jendela yang penting untuk menatap ke sejarah
geologi dan iklim Titan."



Pada temperatur -179 C, Titan merupakan bulan raksasa yang sangat
dingin. Daripada air, hidrokarbon cair dalam bentuk metana dan etana
hadir di permukaan satelit Saturnus ini, dan zat bernama "tholin"
menyusun "bukit-bukit pasir" (dunes)-nya. Istilah "tholin" digunakan
oleh almarhum Carl Sagan, astronom terkenal, untuk menyebut molekul
organik kompleks pada kimia pre-biotik (asal mula kehidupan)



Wahana angkasa luar Cassini telah memetakan sekitar 20 % permukaan Titan
menggunakan radar. Beberapa ratus danau dan laut telah teramati, bukan
berisi air tetapi berisi hidrokarbon cair yang kalau dijumlahkan
cadangannya melebihi semua cadangan lapangan-lapangan migas di Bumi.
Bukit-bukit pasirnya yang berwarna gelap dan tersebar sepanjang equator
Titan mengandung volume zat organik yang kalau dihitung jumlahnya
ratusan kali lebih besar daripada cadangan batubara di Bumi.



Ada lusinan danau metana dan etana di Titan yang masing-masing mempunyai
volume yang sama dengan seluruh cadangan terbukti gas alam di Bumi (130
milyar ton).  Semua danau yang teramati ini didasarkan kepada data di
wilayah kutub utara Titan. Bagaimana wilayah kutub selatannya belum
diketahui dengan pasti sebab Cassini baru melintasinya sekali dan hanya
nampak dua danau kecil.



Para ilmuwan memperkirakan kedalaman danau dengan membuat beberapa
asumsi umum berdasarkan danau2 di Bumi. Mereka menggunakan luas dan
kedalaman rata-rata danau di Bumi sambil memperhitungkan topografi di
sekitarnya seperti pegunungan. Di Bumi, kedalaman danau seringkali 10
kali lebih kurang daripada ketinggian topografi di sekitarnya. Di citra
radar Cassini itu, semakin gelap warna danau semakin dalam.



Tetapi, bila semua cairan yang teramati di Titan ini adalah metana, maka
ia juga akan menyebabkan greenhouse effect yang hebat. Para ilmuwan
memperkirakan bahwa keberadaan danau metana di Titan ini hanya akan
bertahan beberapa juta tahun karena ketika metana menguap ke atmosfer
Titan, ia akan segera terurai, lalu lepas ke luar angkasa Titan. Bila
metana ini telah habis, maka Titan akan menjadi jauh lebih dingin. Para
ilmuwan percaya bahwa metana ini masuk ke atmosfer melalui mekanisme
methane venting cryovolcanic eruptions - sebuah letusan volkanisme dalam
temperatur di bawah titik beku di Bumi yang tentu saja tidak pernah
terjadi di Bumi.



Misi Cassini berrikutnya adalah terbang mendekati Titan pada 22 Februari
Jumat ini, instrumen radarnya akan mengamati dengan detail calon tempat
pendaratan Huygens probe yang akan berjalan2 di permukaan Titan
mengamati dengan detail satelit ini sambil melakukan ground-check atas
citra radar yang telah diperolehnya.



Misi Cassini-Huygens merupakan proyek kerja sama antara NASA, ESA
(Lembaga Antariksa Eropa) dan Lembaga Antariksa Italia. JPL -Jet
Propulsion Laboratory, yang merupakan sebuah divisi di California
Institute of Technology di Pasadena, melakukan pengelolaan dan
pemantauan misi ini untuk Direktorat Misi Keilmuan NASA di Washington.
Wahana pengorbit Cassini dirancang, dikembangkan, dan dibuat di JPL.
Instrumen radarnya dibangun oleh JPL dan Lembaga Antariksa Italia,
bekerja sama dengan banyak anggota tim dari negara2 Amerika Serikat dan
Eropa.



Demikian sekilas informasi terbaru.



Salam,

awang










This email was Anti Virus checked by Administrator.
http://www.bpmigas.com


----------------------------------------------------------------------------

CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011  !!!!!
PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008
PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke