Pak Irwan, Pak Danny, hatur nuhun diskusinya. Seperti yang saya harapkan, semoga bencana gempa Tohoku Jepang ini, meskipun tetap sebagai bencana yang merenggut ribuan korban dan merusak banyak fasilitas dan harta benda manusia, dan bahkan juga memberikan efek berantai berupa radiasi radioaktif, tetap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik lagi bagi para ahli gempa untuk menganalisis gempa2 subduksi yang belum sepenuhnya dipahami para ahli itu, demi kepentingan prediksi meskipun masih jauh dari sempurna.
Khusus penerapan ke Jawa, saya sangat setuju dengan seruan Pak Andang bahwa Jawa pun kini perlu mendapatkan porsi riset kegempaan yang sama dengan Sumatra karena Jawa juga menghdapi posisi frontal terhadap subduksi kerak samudera Hindia, banyaknya sesar-sesar yang masih aktif, dan terlebih lagi penduduknya banyak. Semoga Pak Danny dan Pak Irwan yang terlibat langsung dengan masalah kegempaan bisa mengingat hal ini untuk ke arah realisasi. Kiranya untuk Jawa, selain jaringan GPS yang cukup rapat, kita pun perlu melibatkan P wave mantle tomography untuk memahami masalah kelandaian, kecuraman, gap dari slab yang masuk ke bawah Jawa seperti didiskusikan Pak Danny untuk kasus gempa Tohoku. Slab yang masuk ke bawah Jawa bervariasi umurnya dari sekitar 100 Ma di sebelah selatan Jawa Barat sampai 140 Ma di sebelah selatan Jawa Timur (Hayes, 1978). Tentu ini akan punya pengaruh kepada karakteristik sudut tekukan Wadati-Benioff zone pada konvergensi lempeng, yang nantinya sedikit banyak akan berpengaruh kepada kegempaan. Jawa juga dari mantle tomography punya low dip of slab sampai kedalaman 100 km, lalu steep dip of slab dari kedalaman 100-600 km. Barangkali ini akan punya karakteristik tersendiri untuk subduction earthquakes. Kejadian oceanic plateaux seperti Roo Rise yang kini ditemukan banyak tersebar di atas kerak samudera Hindia tidak menutup kemungkinan bahwa dulu pun begitu (the present is the key to the past). Oceanic plateaux ini tentu merupakan buoyant object yang sulit tersubduksi karena density-nya yang relatif lebih ringan daripada sekelilingnya. Saat konvergensi terjadi, oceanic plateaux yang sulit masuk ke dalam zona subduksi ini barangkali akan membuat coupling yang signifikan pada interface subduction yang pada saatnya akan menyebabkan akumulasi gaya yang sangat besar yang bila tak tertahankan lagi lalu akan menimbulkan gempa dengan magnitude yang signifikan juga (> 8 M). Mantle tomography juga memperlihatkan pola slab di bawah Jawa yang tidak mulus, tetapi di beberapa tempat mengalami break-off, sehingga membuat penampilan kehadiran beberapa slab windows. Beberapa ahli (misalnya Hall, 2010) memikirkan bahwa slab break-off atau windows ini akibat buoyant oceanic plateaux tadi yang tidak mau masuk ke dalam zona subduksi, dan telah menggunakan mekanisme ini sebagai penjelasan bahwa kita punya beberapa gunungapi potassic dan ultra-potassic di utara Jawa seperti Muria dan Ringgit Beser. Tetapi saya lebih yakin bahwa gunungapi2 ini mendapatkan karakternya yang keluar dari karakter dominan calk-alkaline di tengah Jawa karena terjadi oleh sesar besar di area back-arc volcanism, jadi bukan subduction-related volcanism. Dari sebaran episentrum di selatan Jawa, juga nampak cukup signifikan suatu area sepi seismik (seismic gap zone) yang kebetulan berada di sebelah selatan sesar mendatar dextral yang cukup signifikan dan kelihatannya aktif bergerak, yaitu Sesar Pamanukan-Cilacap. Seismic gap zone bukankah area potensial untuk terjadi gempa signifikan pada masa mendatang. Barangkali perhatian perlu dibagi juga ke area ini, di samping sesar-sesar regional lainnya yang kita tahu juga aktif seperti Sesar Cimandiri dan Sesar Lembang. Salam. Awang -----Original Message----- From: andangbacht...@yahoo.com [mailto:andangbacht...@yahoo.com] Sent: 21 Maret 2011 9:09 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin) Pak Irwan, Pak Danny, ... dkk milis, Implikasi lebih luasnya dr analisis terbuka anda2 adalah: mulai perhatikan juga Jawa bagian selatan!! Jangan hanya konsentrasi di barat Sumatra saja.. Bgmn kabar stasiun2 gps kita di Jawa bagian selatan? Bgmn kabar riset2 paleotsunami dan paleoearthquake sepanjang pesisir Jawa selatan? Sejauh mana kita monitor, kita deskripsi, kita uraikan kondisi patahan2 besar di onshore Jawa selatan: yg kemungkinan juga terhubung menerus ke arah offshore dan bisa jadi faktor penguat utama gerakan pelepasan energi gempa yg terkunci? Sesar Cimandiri, kelompok sesar2 di kelurusan Pamanukan-Cilacap, di kelurusan Muria-Kebumen Karanganyar, Sesar Grindulu Pacitan, sesar tua yg membatasi tinggian Tulungagung-Mojokerto-JS1, Sesar Lumajang-Madura.... GREAT (Graduate Research on Earthquake and Tectonics) yg juga dimotori anda2 mustinya bisa bikin workshop ttg implikasi gempa jepang ini bagi kita semua dlm waktu dekat ini,.... Juga supaya para administratur dan politisi yg punya akses dan kuasa mengalokasikan dana dan prioritas program2 jadi lebih terjaga dan mau mengerti dg teriakan anda2 semua Salam ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: Irwan Meilano <irwan.meil...@gmail.com> Date: Mon, 21 Mar 2011 08:34:50 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Cc: Danny Hilman Natawidjaja<danny.hil...@gmail.com>; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia<fo...@hagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin) Rekan2 milis ysh, Pak Danny nuhun untuk infonya. Tepat sekali bahwa fakta dari pengamatan GPS terbaru menunjukan dari mulai pantai sanriku di utara bergerak ke Miyagi, Ibaraki dan Fukushima di selatan terbukti terkunci (coupling). Tetapi dalam peta hazard jepang terbaru (versi 1 jan 2011) menyebutkan maksimum magnitunya hanya Mw8. Mungkin dengan asumsi bahwa area locking tersebut tersegmentasi menjadi segmen kecil yg bermagnitud Mw7,4-8,0 dan tidak terbayang akan pecah bersamaan. Kemudian dalam paper Minoura (2001) seperti yang dikutip pak Danny, memang bukti tsunami Jogan 869 dijelaskan dengan detail. Dan diperkaya oleh Satake pada pertemuan AGU (American Geophysical Union) 2007. Yang menarik adalah ke 2 paper tsb "hanya" menyebutkan bahwa maksimum magnitud nya adalah Mw8,3. Dan M8,3 ini pun tidak diakomodir dalam peta hazard gempa terbaru jepang. Setuju dgn Pak Danny kejadian ini membawa implikasi serius untuk Indonesia terutama P. Jawa. Kita pun dalam peta gempa terbaru mengasumsikan jawa tersegmentasi. Dengan kenyataaan kita tidak punya cukup data GPS untuk melihat bukti locking di Jawa :-( nuhun, irwan meilano 2011/3/21 Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>: > Rekan-rekan Iagi-Netter Ysh, > > Meneruskan diskusi dari Bung Irwan, Pak Awang, dan rekan-rekan lain, ada > beberapa fakta dan pemikiran kunci dari kejadian gempa-tsunami di Jepang > tersebut, sbb: > FAKTA: > 1. Para ahli Jepang sudah salah memperkirakan ("underestimate") potensi > gempa-tsunami di zona subduksi segmen Miyagi ini. Prediksi gempa yang > diberlakukan (dalam peraturan) adalah tidak melebihi skala magnitude 8. > Alasannya: di bagian ini pergerakan penunjaman lempeng sebagian besar > diakomodasi secaca "aseismic" (tidak terkunci - "uncoupled") dan juga > dimensi luasnya tidak besar (karena ada segmentasi fisik). Alasan kenapa > segmen Miyagi ini "uncoupled" adalah karena subducted slabnya sangat tua > (~140 MY), sehingga dingin dan berat dan tidak mampu menekan kep. Jepang. > Catatan: namun menurut data GPS terbaru dalam bberapa tahun terakhir segmen > ini menjadi terkunci ("coupled"). > 2. Kontradiksi dengan anggapan (resmi) di atas Minoura et al (2001) sudah > memperingatkan bahwa segmen ini sangat berbahaya karena menurut peneltan > paleosesmologi-paleotsunami pernah terjadi gempa dahsyat yang membangkitkan > tsunami setinggi 8m di pantai pada tahun 869 AD, disebut sebagai Jogan > tsunami. Besar magnitude perkiraannya M8.3 - tentu ini sangat kasar karena > data geodesi dan seismiknya tidak ada (hanya berdasarkan rekonstruksi > endapan tsunami). Yang juga sangat menarik Minoura memperkirakan bahwa > recurrence interval dari "supercycle" gempa besar ini adalah ~1000 tahun! > > PEMIKIRAN: > 1. Anggapan subduksi lempeng tua dll - sifat aseismic zona subduksi perlu > ditinjau ulang. Kasus Gempa Aceh 2004 juga sama. Sebelumnya para ahli > men-cap segmen Aceh-Andaman ini tidak mampu mengeluarkan gempa >M8. > Demikian juga dengan gempa Bengkulu 2007. Saya dkk-pun tidak menyangka bisa > ada gempa >M8 di sini karena dari jaringan GPS wilayah ini sebagian besar > interface-nya "uncoupled/unlocked". Kelihatannya potensi maximum suatu > sumber gempa hanya masalah "time window" saja. > 2. Hasil studi Minoura bahwa perioda ulang gempa M>8 di Miyagi ini ~1000 > tahunan sangat menarik. Ingat bahwa relative plate motion di situ sekitar 8 > cm/tahun sehingga untuk mengumpulkan regangan/strain sebesar 15m 9setara > M8.9) hanya diperlukan waktu sekitar: 15m/8cm ~ 200 tahunan saja. Artinya > "coefficient of coupling" (prosentase kuncian) dari subduction interface-nya > paling banter hanya sekitar 20% saja (i.e. 80% aseismic atau steady > slip/creeping). Jadi zona subduksi yang dominan aseismic tidak berarti > tidak mampu memproduksi gempa raksasa -- hanya masalah waktu saja! > > Hubungan dengan INDONESIA: > 1. Sebagian besar para ahli menganggap bahwa zona subduksi di wilayah Selat > Sunda dan Selatan Jawa adalah ASEISMIC. Alasan untuk Selat Sunda karena > wilayah ini didominasi oleh extensional tectonics (seperti halnya juga > segmen Aceh-Andaman!). Subduksi Selatan Jawa diangap aseismic dan tidak > mampu menghasilkan gempa di atas 8 karena Australian plate yang > disubduksikannya sangat tua (di atas 150MY) seperti halnya yang di Miyagi > (termasuk menurut Prof. Hiroo Kanamori - bekas guru saya di Caltech - tapi > kayanya dia sekarang sudah berpikir ulang). Nah anggapan ini tentu HARUS > DIKAJI ULANG, terutama karena segmen zona subduksi ini yang paling dekat > dengan JAKARTA (dan rencana PLTN di BaBel). > 2. Perihal maximum magnitude dari zona subduksi di Selatan Jawa menjadi > salah satu perdebatan seru diantara rekan-rekan Tim-9 ketika dalam proses > pembuatan Peta Zonasi Bahaya Gempa (PSHA) yang sudah dipublikasikan Juni > 2010 lalu. Dari historis dan data seismik (sejak 100 tahun terakhir) besar > gempa maksimum hanya M7.7 (e.g. Gempa-tsunami Jawa Timur 1994 dan > gempa-tsunami Pangandaran 2006). Data paleotsunami/paleoseismologi seperti > Minoura 2001 kita tidak punya dan data GPS-pun tidak juga, maka akhirnya > kami memutuskan untuk sementara ini memberikan Maximum Gempa M8.0 untuk > selatan Jawa (ini yang diberlakukan di Peta Zonasi Gempa Indonesia yang > terbaru/tahun 2010). > > Semoga dapat berguna untuk menjadi bahan pemikiran dan menindaklanjutinya. > > Wassalam, > Danny Hilman N > > -----Original Message----- > From: Irwan Meilano [mailto:irwan.meil...@gmail.com] > Sent: Saturday, March 12, 2011 9:11 AM > To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; IAGI > Subject: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin) > > Nama resmi dari gempa ini menurut pemerintah jepang yaitu Tohoku Chihou > Taiheiyou Oki Jishin, dengan besarnya magnitud M8,8 (skala JMA jepang). > Gempa ini terjadi pada bidang kontak antara lempeng pasifik dengan > lempeng pada > daratan Jepang dari mulai Miyagi di utara sampai Ibaraki di selatan. > > Bidang robekan gempa ini meliputi area yang dimulai dari Miyagi, Fukushima > sampai Ibaraki, dengan panjang bidang gempa mencapai 400km dan besarnya > slip maksimum mencapai 15m, dan menghasilkan tsunami lebih dari 10m > di pantai timur Jepang. > > Daerah ini menjadi langganan gempa besar, yang disebut dengan gempa Miyagi. > Gempa besar terakhir yaitu pada 12 Juni 1978, M7,4 dengan jumlah > korban 28 orang. > Gempa M8,8 lalu bukanlah gempa miyagi, karena besar magnitudnya jauh > lebih besar. > Gempa terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini yaitu pada tahun 869 > dengan magnitud 8,3. > Sehingga memang tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa terjadi gempa > dengan > magnitud 8,8 di wilayah ini. > > Peta potensi gempa yang dipublikasi terakhir oleh Jepang menyebutkan > terdapat > kemungkinan 99% gempa dengan magnitud 7,5 terjadi di wilayah Japan trench > di sekitar Miyagi. Sehingga kemungkinan kejadian gempa kemarin telah > diprakirakan > sebelumnya dalam peta hazard gempa Jepang tetapi besarnya magnitud tidak > terantispasi sebelumnya. Gempa ini merupakan gempa terkuat di Jepang sejak > mereka melakukan pengamatan gempa yang sistematis seratus tahun lalu. > Sehingga besarnya dampak kerusakan akibat getaran gempa dan tsunami > tidak terantisipasi sebelumnya. > > Pengamatan gempabumi di Jepang merupakan yang terbaik di dunia saat ini. > Jepang memiliki jaringan seismik di daratan dan lautan (Ocean Bottom > Seismometer) > paling rapat di dunia. Jaringan GPS yang memantau deformasi hampir > setiap 10 km serta sistem pendidikan, penelitian serta upaya penyadaran > masyarakat yang sangat baik. > > Jepang juga telah mengembangkan EEW (earthquake > early warning system) yang terbukti sangat bermanfaat dalam menyelamatkan > nyawa dan fasilitas penting saat terjadi gempa Niigata 2007. > > Tetapi bencana gempa memang sulit untuk diprediksi dengan detail, > upaya luar biasa yang telah dilakukan jepang terjadi masih tidak cukup untuk > menghindari mereka dari bencana yang telah terjadi pada hari jumat 11 > maret 2011 lalu. > > Nihon no minna ganbare, be strong Japan ! > My heart goes out to all of you. > > - irwan meilano - > > -- > Irwan Meilano, Dr.sc > Lecturer > Geodesy Research Group > Faculty of Earth Science and Technology > Institut Teknologi Bandung (ITB) > Ganesa 10, Bandung 40132,Indonesia > irw...@gd.itb.ac.id > irwan.meil...@gmail.com > > ---------------------------------------------------------------------------- > ---- > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > ---------------------------------------------------------------------------- > ---- > Ayo siapkan diri....!!!!! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 > September 2011 > ---------------------------------------------------------------------------- > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct > or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss > of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any > information posted on IAGI mailing list. > --------------------------------------------------------------------- > > > -------------------------------------------------------------------------------- > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > -------------------------------------------------------------------------------- > Ayo siapkan diri....!!!!! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 > September 2011 > ----------------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or > indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of > use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any > information posted on IAGI mailing list. > --------------------------------------------------------------------- > > -- Irwan Meilano, Dr.sc Lecturer Geodesy Research Group Faculty of Earth Science and Technology Institut Teknologi Bandung (ITB) Ganesa 10, Bandung 40132,Indonesia irw...@gd.itb.ac.id irwan.meil...@gmail.com -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------