Sekadar tambahan informasi, eksodus tenaga skills Indonesia juga banyak terjadi di sektor hilir migas (petrokimia), penerbangan dan industri lain seperti pupuk. - Ahli2 Petrokimia dari Cilegon pada lari ke UAE (Bouroge), Sadaf (Saudi Petrochemical), Qapco (Qatar Petrochemical Company), dll. - Orang2 dari industri pupuk seperti di Aceh (Asean Aceh Fertilizer yg sudah tutup krn kekurangan pasokan gas) & Pupuk Iskandar Muda, pada lari ke Fertil (UAE), Qafco (Qatar Fertilizer Company, Safco (Saudi Fertilizer Company), dll. - Ahli2 penerbangan dari PT DI pada beterbangan ke berbagai pelosok negara. Salah satunya di UAE, yg hingga kini mengoperasikan 7 buah pesawat kebanggaan Prof Habibie (CN-235) utk memonitor pesisir & pulau2nya di teluk Arab, dimana instruktur dan para teknisi tentunya pindahan dari pabrik di Bandung.
Bangsa kita yg sudah bertebaran di berbagai belahan bumi ini bukan berarti tidak memiliki nasionalisme, sebagian besar tetaplah berjiwa merah putih, dan hasil keringat mereka tentunya menjadi sumber kemakmuran selain buat keluarga dan saudara2 lain di tanah air, juga merupakan sumbangan devisa negara yg sangat besar. Salam, Muhammad Walfajri