kalo begitu halnya kira2 apa yang telah dan sedang dilakukan pemerintah
kita untuk menarik kembali ahli2 itu ya? lha yang sekarang aja kita lihat
seakan2 pemerintah kurang pedulinya hal2 begitu ko, yang paling penting
adalah politik..politik dan politik. Atau mungkin karena kurangnya lapangan
pekerjaan yang ada di Indonesia untuk para ahli tsb ya?


Salam,
JG


2013/4/24 Muhammad Walfajri <walfa...@gmail.com>

> Sekadar tambahan informasi, eksodus tenaga skills Indonesia juga banyak
> terjadi di sektor hilir migas (petrokimia), penerbangan dan industri lain
> seperti pupuk.
> - Ahli2 Petrokimia dari Cilegon pada lari ke UAE (Bouroge), Sadaf (Saudi
> Petrochemical), Qapco (Qatar Petrochemical Company), dll.
> - Orang2 dari industri pupuk seperti di Aceh (Asean Aceh Fertilizer yg
> sudah tutup krn kekurangan pasokan gas) & Pupuk Iskandar Muda, pada lari ke
> Fertil (UAE), Qafco (Qatar Fertilizer Company, Safco (Saudi Fertilizer
> Company), dll.
> - Ahli2 penerbangan dari PT DI pada beterbangan ke berbagai pelosok
> negara. Salah satunya di UAE, yg hingga kini mengoperasikan 7 buah pesawat
> kebanggaan Prof Habibie (CN-235) utk memonitor pesisir & pulau2nya di teluk
> Arab, dimana instruktur dan para teknisi tentunya pindahan dari pabrik di
> Bandung.
>
> Bangsa kita yg sudah bertebaran di berbagai belahan bumi ini bukan berarti
> tidak memiliki nasionalisme, sebagian besar tetaplah berjiwa merah putih,
> dan hasil keringat mereka tentunya menjadi sumber kemakmuran selain buat
> keluarga dan saudara2 lain di tanah air, juga merupakan sumbangan devisa
> negara yg sangat besar.
>
> Salam,
> Muhammad Walfajri
>
>
>


-- 
*Julianus Ginting*
*Geologist, Mining and Resource*s
PT. Rajawali Corpora
Mobile phone : 081220454506

Kirim email ke