whuihhhhhh...................................
melihat banyaknya orang yang terlibat dalam diskusi ini 
aku jadi ingin ikutan..
semua sudah di bahas, semua sudah di analisa....
mulai dari a to z marxisme dan semua variannya....
kalaupun harus di tambahkan, aku hanya punya dua 
kalimat.....
kalimat terkenal punya Lenin....
"DARIMANA KITA MULAI",
membangun kesadaran sejati massa rakyat untuk menyongsong 
revolusi???
dan yang kedua,
  "WHAT IS TO BE DONE?", karena yang aku lihat, semua 
syarat telah disediakan olehh kondisi obyektif di 
indonesia..
tapi gak kunjung revolusi.....
apakah kita terlalu sibuk rapat dan diskusi??????
jawabannya ada pada diri setiap dari kita.....
kapankah persatuan organ gerakan dalam satu wadah (seperti 
PBSDR di jaman lenin) bisa terwujud dalam realita???....
di milis ini kita bersatu....
dalam kehidupan real?????? banyak saling intrik, saling 
telikung, dan saling yang lainnya....!!!!!!!!!!!
aku pikir..
kalau mau berbicara persoalan revolusi, bicara dulu 
persoalan reunifikasi gerakan.....
baru kita berbicara persoalan memdorong maju tingkat 
kesadaran massa rakyat SECARA BERSAMA-SAMA demi cita2 
revolusi........
"PARA FILSUF HANYA PANDAI MENAFSIRKAN SEJARAH, TAPI MEREKA 
LUPA, TUGAS YANG UTAMA ADALAH MERUBAHNYA... masih ingat 
kalimat itu??????

selamat bekerja kawan2.......
mari kita songsong revolusi di indonesia......
ah....sepertinya aku terlalu idealis..., terlalu 
pemimpi.....

maaf kalau agak menyinggung...

perjuangan memang mutlak........
tapi persatuan kadang di butuhkan untuk mempercepat proses 
perubahan.........

On Thu, 15 Dec 2005 04:54:56 -0000
  "kaka_sosialis" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> menunggu dalam pengertian pasif, saya rasa memang bukan 
>sikap yang 
> tepat. konsep itu mirip dengan yang dikembangkan seorang 
>Marxis 
> ortodok, Leon Trotsky. kensep tersebut ditentang 
>habis-habisan oleh 
> Rosa Luxemburg. tapi yang jelas "saat-saat kritis" 
>kehancuran 
> kapitalisme adalah syarat mutlak untuk memecah sebuah 
>revolusi. saat-
> saat kritis itu kata Marx: 
> 1. ketika masyarakat hanya terbagi menjadi dua; kelas 
>atas dan kelas 
> bawah, kelas proletar dan kelas borjuis, kelas pekerja 
>dan kelas 
> majikan.
> 2. over produksi. artinya produk kapitalisme menjadi 
>berlebihan, 
> tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. sementara daya 
>beli 
> masyarakat sangat menurun.
> 3. akumulasi modal. dalam pengertian bahwa modal 
>akhirnya 
> terkonsentrasi pada segelintir borjuis saja. kondisi ini 
>dikarenakan 
> hukum persaingan pasar yang sangat kejam, sehingga 
>pemilik modal 
> besar lah yang dipastikan menang dalam persaingan 
>tersebut.
> 
> ketiga kondisi tersebut saya pikir bersifat alamiah, 
>atau mungkin 
> lebih tepatnya mekanistik. artinya, revolusi akan hanya 
>sia-sia saja 
> ketika kondisinya memang belum tepat, kapitalisme belum 
>benar-benar 
> matang. kapitalisme tidak akan bisa dihancurkan selama 
>kondisi 
> tersebut belum terpenuhi. demikian juga kondisi tersebut 
>tidak akan 
> terwujud jika kita berusaha memaksakan untuk melancarkan 
>revolusi.
> 
> Revolusi Bolsyevik misalkan. banyak yang mengatakan 
>revolusi itu 
> berhasil, meski hanya bertahan sebentar. tapi tidak 
>sedikit juga yang 
> mengatakan bahwa revolusi itu gagal, terlalu 
>terburu-buru. 
> 
> Ken Budha dalam bukunya Revolusi dan sosialisme 
>menunjukkan bahwa apa 
> yang terjadi di Rusia saat itu adalah sebuah lompatan 
>sejarah. Rusia 
> belem melewati tahapan masyarakat pra-kapitalisme. 
>tahapan masyarakat 
> agraris maupun feodal belum dilewati sepenuhnya. Rusia 
>langsung 
> melompat ke tahapan selanjutnya, yakni kapitalisme. 
>demikian juga 
> kapitalisme di sana belum matang. sederhananya, 
>kapitalisme di Eropa--
> Prancis, Inggris, dll--saja belum begitu matang, Rusia 
>yang baru 
> memulai tahapan industrialisasi sudah berani melakukan 
>revolusi.
> 
> satu lagi pelajaran dari revolusi oktober itu. betapa 
>tanpa ada 
> persatuan kaum buruh sedunia, revolusi akan mudah 
>dipatahkan oleh. 
> kapitalisme masih terlalu kuat untuk dilawan, sedangkan 
>kaum buruh 
> belum bersatu. negara-negara dunia ketiga pun belum 
>"berminat" untuk 
> bersatu dan menggalang kekuatan untuk melawan 
>negara-negara 
> kapitalis. 
> 
> lihat saja, tak lama setelah revolusi Bolsyevik itu 
>dilancarkan, 
> negara-negara kapitalis bergabung untuk menggagalkan 
>usaha revolusi 
> itu. alhasil, diktator proletariat yang hendak dibangun 
>oleh Lenin 
> tidak bertahan lama.
> 
> benar apa yang dikatakan Soekarno, persoalan ideologi 
>hanyalah soal 
> perut, bagaimana rakyat dapat merasakan sama kenyang dan 
>sama lapar. 
> Marx juga mengatakan demikian, bahwa sebelum melakukan 
>kegiatan 
> politik, seni, ekonomi, hukum, pendidikan, dll, 
>kebutuhan perut 
> manusia harus dipenuhi dulu. tidak mungkin orang 
>melakukan aktivitas 
> apa pun ketika persoalan perut belum selesai, ketika 
>dalam keadaan 
> lapar.
> 
> Komunis Cina (saya lupa namanya) mengatakan, "Bisa saja 
>kita menunda 
> tahun depan atau 2 tahun lagi untuk berdemokrasi, untuk 
>kebebesan 
> berbicara. tapi saat perut kita lapar, tidak mungkin 
>kita menunda 
> makan sampai tahun depan". jelas sekali bahwa kebutuhan 
>mendasar 
> manusia adalah perut, bukan yang lain. omong kosong 
>bicara agama, 
> hukum, politik, pendidikan jika perut lapar.
> 
> persoalannya kemudian adalah bagaimana kebutuhan perut 
>itu bisa 
> terpenuhi secara merata. Bang Che (Guevara) mengatakan 
>"Krisis ini 
> terjadi bukan karena kelangkaan energi dan pangan, 
>tetapi pada proses 
> redistribusi yang tidak adil sebagai akibat ketamakan 
>sekelompok 
> orang yang bersanding dengan ketidakmampuan 
>pengelolaan". 
> 
> saya pikir demikian juga yang kita alami di Indonesia. 
>kekurangan 
> stok pangan bukan alasan tepat bagi pemerintah untuk 
>melakukan impor 
> beras. tetapi karena redistribusi yang tidak adil atas 
>hasil 
> pertanian kita, ditambah dengan ketidakmampuan 
>pengelolaan (baca; 
> korupsi, penyelundupan, dll).
> 
> tepat juga yang dikatakan Mahatma Gandhi; seluruh isi 
>bumi ini cukup 
> untuk menghidupi seluruh penghuninya, tapi tidak cukup 
>untuk memenuhi 
> seorang yang tamak dan serakah.
> 
> revolusi memang bukan untuk mengganti kepemimpinan, tapi 
>untuk 
> menggeser bentuk kepemilikan dari indivual menjadi 
>kolektif. tapi 
> untuk merubah kepemilikan itu juga tidak mudah. 
>Determinasi ekonomi 
> atas teori Marx--seperti banyak orang 
>menganggapnya--tidak sepenuhnya 
> benar. 
> 
> setelah berhasil melakukan revolusi, kata Marx, rakyat 
>butuh media 

> politik berupa partai politik untuk menguasai parlemen. 
>jalan itu 
> harus ditempuh dalam rangka mendirikan diktator 
>proletariat. diktator 
> proletariat ditujukan untuk menghilangkan sisa-sisa kaum 
>borjuis. 
> ketika kaum borjuis sudah habis, maka negara akan 
>"layu", menghilang 
> karena tidak lagi dibutuhkan. 
> 
> nah.. selama negara masih ada, eksistensi diktator 
>proletariat perlu 
> dijaga, dan itu butuh seorang pemimpin.
> 
> terima kasih... saya berharap apresiasinya atas tulisan 
>ini.
> selamat berjuang...!!!
> 
> --- In indo-marxist@yahoogroups.com, dhadep syariati 
><[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
>>
>> saya rasa semuanya punya tujuan yang sama, keadilan dan 
> kesejahteraan.
>>   problemnya adalah dari mana kita memandang dan 
>>darimana itu semua 
> dapat bermula?
>>    
>>   marx pernah mengatakan bahwa revolusi akan pecah 
>>ketika 
> kapitalisme sudah mencapai puncak, tapi hari ini kaum 
>kapitalir (yang 
> sudah bermesraan dengan bani aristokraiyah) lebih licik, 
>sebelum gap 
> itu tercipta (kepentingan kapital dan kebutuhan sosial) 
>mereka telah 
> menjembataninya sehingga masyarakat tertipu, terlena dan 
>merasa telah 
> terpenuhi kebutuhan sosialnya. oleh karenanya syarat 
>terciptanya 
> revolusi tidak bisa ditunggu sampai datang waktunya, 
>melainkan 
> dijemput/diciptakan!
>>    
>>   1. Bung karno pernah mengatakan persoalan ideologi 
>>hanyalah soal 
> perut, bagaimana rakyat dapat merasakan sama kenyang dan 
>sama lapar.
>>    
>>   2. Ali syariati juga berpendapat tidak pernah ada 
>>revolusi di 
> dunia, karena perubahan yang ada hanya menggeser 
>struktur atas bukan 
> bawah, menurut ali syariati revolusi harus menggeser 
>struktur bawah 
> yakni kepemilikan bukan sekedar kepemimpinan. revolusi 
>adalah 
> pergeseran bentuk kepemilikan dari indivual menjadi 
>kolektif.
>>    
>>   untuk dapat terwujudnya syarat revolusi harus dibangun 
>>kesadaran 
> yang paling hakiki.
>>   pemikiran marx mengenai keadilan sosial dan konsep 
>>negara berdiri 
> kokoh diatas pondasi filsafat materaliasme, (hukum 
>ketetapan energi 
> dan hukum ketetapan benda).
>>   kesadaran bahwa seluruh material yang ada dimuka bumi 
>>ini tetap 
>>   (mis : jika bobot seorang bayi yang hanya 3 kg setelah 
>>20 tahun 
> bertambah menjadi 50 kg, maka tidak ada yang bertambah 
>disana 
> melainkan perpindahan mineral dari alam raya ke tubuh 
>orang tersebut, 
> artinya total bobot mineral di alam raya ini termasuk 
>manusia tidak 
> berubah)
>> ini berarti kita dapat berkesimpulan bahwa setiap 
>>pertambahan 
> penduduk berarti pengurangan kandungan mineral dari 
>perut bumi.
>>    
>>   lebih jauh, ketika kebutuhan bertahan  hidup (berupa 
>>material di 
> alam raya) semakin berkurang dan orang yang butuh 
>semakin banyak, 
> maka perlu ada sebuah ketentuan yang menjamin persamaan 
>hak atas 
> pemenuhan kebutuhan hidup bagi seluruh manusia.
>>    
>>   sementara yang dilakukan KAPITALIS adalah mengeruk 
>>seluas-luasnya 
> apa yang bisa dia dapatkan dari alam raya untuk 
>kepentingan perutnya 
> sendiri!
>>    
>>   kesadaran akan hal itulah, saya pikir, yang dapat 
>>membangun 
> kebencian terhadap musuh utama manusia (KAPITALISME 
>GLOBAL dengan 
> segala macam program kerja dan proyek-proyeknya yang 
>manipulatif 
> karena lebih sering mengatasnamakan kesejahteraan dan 
>anti 
> kemiskinan) untuk kemudian kebencian itu bermetamorfosa 
>menjadi 
> perlawanan hingga akhir.
>>    
>>   selamat bekerja, membangun kesadaran menuju perubahan 
>>TOTAL!!!
>>    
>>    
>>   
>> riyano tanjung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>   saya sangat sepakat sekali dengan Rosa,kesadaran harus
>> di tumbuhkan dengan gerakan2 massa (tapi bukan berarti
>> kita memaksakan kesadaran tersebut) harus ada barisan
>> pelopor untuk hal itu,fungsi dari barisan pelopor
>> adalah untuk menggalang massa yang sadar kemudian
>> menggiring massa yang sadar massa aksi (massa yang
>> sadar) untuk terciptanya suatu revolusi.dan penindasan
>> kelas saat ini tidak saja ada kelas pemilik modal dan
>> kelas buruh atau kelas atas dan kelas bawah,saat ini
>> ada kelas baru yaitu kelas menengah (atau kelas kerah
>> putih) seperti para menejer2 perusahaan.mereka itu
>> lebih menindas dari pemilik modal.kapitalisme saat ini
>> telah merubah bentuknya dengan tampilan yang lebih
>> "humanis".banyak perusahaan yang menjual saham2nya
>> kepada kaum pekerja,kenapa demikian?hal itu dilakuan
>> untuk menghindari perlawanan dari kaum pekerja yang
>> mereka tindas...karena para pekerja itu menjadi merasa
>> memiliki perusahaan tesebut,jika para pekerja tersebut
>> ingin mendapat uang banyak maka mereka harus bekerja
>> lebih giat lagi.jadi kalo tidak ada yang menyadarkan
>> mereka (kaum pekerja) maka mereka akan semakin terlena
>> dengan penindasan tersebut...
>> 
>> 
>> saya juga sepakat kalo kelas  pekerja yang menjadi
>> pemimpin untuk mendobrak dinding kapitalisme,tapi di
>> Indonesia yang negara agraris ini mayoritas
>> masyarakatnya adalah petani,jadi kita tidak bisa
>> memaksakan kaum pekerja tersebut untuk menjadi
>> pemimpin dalam barisan tersebut.
>> 
>> Marx tidak elitis,saya sepakat sekali.tapi kita tidak
>> bisa memaksakan ajaran Marx sepenuhnya di
>> Indonesia.karena Indonesia memiliki kultur dan geo
>> politik yang berbeda,jadi kita tidak bisa menerapkan
>> mentah2 semua ajaran marx di Indoneisa. kenapa PKI
>> gagal di Indonesia?karena merka kurang memahami
>> kondisi kultural Indonesia....
>> 
>> sekian dulu
>> 
>> sepakat....kita harus berbagi pengetahuan kepada yang
>> lain,agar kita bisa belajar bersama...
>> 
>> terima kasih
>> 
>> --- kaka_sosialis <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> 
>> > pada dasarnya pemikiran kita memiliki arah yang
>> > sama, hampir tidak 
>> > ada perbedaan yang mendasar. hanya mungkin sudut
>> > pandang yang kita 
>> > pakai yang berbeda.
>> > 
>> > soal revolusi, Marx tidak terlalu tegas
>> > mendefinisikannya. seolah-
>> > seolah kata itu sudah jelas dengan sendirinya.
>> > demikian juga dengan 
>> > revolusi itu harus dilakukan. Marx hanya menyatakan
>> > bahwa kesadaran 
>> > kelas adalah salah satu syarat mutlak dalam rangka
>> > memecah revolusi.
>> > persoalannya kemudian bagaimana kesadaran itu ada,
>> > dalam artian 
>> > diciptakan atau biarkan kesadaran itu muncul dengan
>> > sendirinya. 
>> > pertanyaan itu tidak pernah dijawab dengan tegas
>> > oleh Marx, karena 
>> > pertanyaan itu muncul jauh setelah Marx meninggal.
>> > 
>> > pasca Marx terjadi perdebatan sengit di antara para
>> > Marxis. Lenin 
>> > mengembangkan konsep kesadaran kelas dan revolusi
>> > itu dengan konsep 
>> > partai kader atau sederhananya partai pelopor. jadi,
>> > Lenin ingin 
>> > revolusi itu diawali oleh kader partai yang sudah
>> > dipersiapkan. 
>> > partai dalam hal ini berfungsi "menyuntikkan"
>> > kesadaran tersebut. 
>> > partai juga berfungsi sebagai alat politik untuk
>> > merebut kekuasaan 
>> > kaum borjuis di parlemen.
>> > 
>> > satu lagi Marxis perempuan, Rosa Luxemburg. ia
>> > sangat tidak sepakat 
>> > dengan konsep yang dikembangkan oleh Lenin.
>> > menurutnya kesadaran 
>> > kelas itu tidak bisa jika harus dipaksakan ada.
>> > kesadaran itu harus 
>> > muncul karena kondisi ketertindasan. 
>> > 
>> > selanjutnya, Rosa mengatakan bahwa kehancuran
>> > kapitalisme memang 
>> > sebuah keniscayaan (mungkin yang Rosa katakan hampir
>> > sama dengan yang 
>> > anda maksud). tapi, bukan berarti berdiam diri
>> > sambil menunggu detik-
>> > detik kehancurannya bukanlah sikap yang tepat.
>> > menurutnya, kesadaran 
>> > itu ditumbuhkan melalui berbagai gerakan massa, aksi
>> > sosial.
>> > 
>> > soal siapa yang harus melakukan revolusi, Marx cukup
>> > tegas. hanya 
>> > saja kemudian tetap saja, muncul banyak penafsiran
>> > atas konsepnya.
>> > 
>> > Marx mengatakan bahwa revolusi harus dilakukan
>> > bersama dalam rangka 
>> > menumbangkan struktur lama. namun, kaum
>> > proletar--dalam hal ini kaum 
>> > buruh--adalah harus yang terdepan guna mendobrak
>> > benteng kokoh 
>> > kapitalisme itu. 
>> > 
>> > mengapa demikian? ingat...pola hubungan dalam sistem
>> > kapitalisme 
>> > adalah pola hubungan antara proletar dan borjuis,
>> > antara buruh dengan 
>> > majikan, antara yang tidak punya modal dan yang
>> > memiliki modal. jadi 
>> > konfrontasinya yang paling jelas bukan antara kaum
>> > intelektual atau 
>> > aktivis (mungkin istilah ini yang anda maksud).
>> > bukan pula antara 
>> > kaum kelas menengah dengan kelas atas. karena proses
>> > eksploitasi 
>> > dalam kapitalisme hanya terjadi pada kaum buruh.
>> > artinya, dalam 
>> > sistem ini kita dapat dengan tegas mengatakan bahwa
>> > kaum borjuis 
>> > telah mengambil hak-hak buruh. kekayaan yang
>> > dimiliki kaum borjuis, 
>> > kata Marx merupakan hasil rampokan terhadap kaum
>> > buruh (ingat teori 
>> > nilai lebih/surplus value)
>> > 
>> > ingat juga kata Marx bahwa kapitalisme dikatakan
>> > matang ketika kelas 
>> > hanya ada 2, yakni kelas proletar dan borjuis, kelas
>> > bawah dan atas, 
>> > pekerja upahan dan pemilik modal. kondisi seperti
>> > inilah yang kata 
>> > Marx adalah saat yang paling tepat untuk melancarkan
>> > revolusi.
>> > 
>> > yang saya maksud dalam tulisan ini bukan berarti
>> > saya ingin melepas 
>> > tanggungjawab atas kondisi penindasan yang sedang
>> > terjadi. yang saya 
>> > maksud juga bukan dalam arti saya tidak merasa
>> > tertindas. saya juga 
>> > ingin berjuang bersama-sama rakyat untuk sebuah
>> > pembebasan. namun, 
>> > saya tidak ingin mengalami apa yang telah dialami
>> > oleh petinggi 
>> > mazhab frankfurt. teorinya tidak laku karena tidak
>> > menyentuh akar 
>> > persoalan sebenarnya. mereka terlalu elitis,
>> > seolah-olah dengan teori 
>> > yang mereka buat, massa proletar akan sadar dengan
>> > sendirinya. mereka 
>> > tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada massa
>> > proletar. 
>> > 
>> > jangan pernah menganggap Marx adalah orang yang
>> > elitis. jangan pernah 
>> > mengatakan bahwa ratusan karya Marx yang termasyhur
>> > itu dihasilkan 
>> > dari balik meja tulisnya. Marx juga seorang
>> > organiser (ingat 
>> > perjuangan Marx dalam Internasionalisme I dan II).
>> > karya Marx sangat 
>> > jelas dihasilkan dari proses panjang kontemplasi
>> > sosial. tidak 
>> > demikian dengan yang dilakukan oleh mazhab
>> > frankfurt.
>> > 
>> > mengenai penindasan budaya, seperti yang anda maksud
>> > saya sepakat. 
>> > tapi saya lebih suka menggunakan istilah penindasan
>> > ekonomi 
>> > (maksudnya tetap sama). Marx menjelaskan dalam Das
>> > Kapital-nya bahwa 
>> > komoditi yang diproduksi oleh kapitalisme hakikatnya
>> > bukan untuk 
>> > kebutuhan manusia, melainkan agar kita mengeluarkan
>> > uang dari dompet 
>> > kita untuk selanjutnya membeli komoditi tersebut. 
>> > 
>> > Contoh; kita butuh makan. tapi kapitalis memproduksi
>> > mie instan--
>> > misalkan--bukan karena mereka tahu kalau kita lapar.
>> > tapi intinya 
>> > kita disuruh membeli produknya. dengan demikian
>> > kapitalis memperoleh 
>> > untung karena kita telah membeli produknya (teori
>> > komoditi, laba, 
>> > nilai lebih, akumulasi modal)
>> > 
>> > jadi, sifat konsumtif tercipta karena kapitalis
>> > terus memproduksi 
>> > komoditi. kita dipaksa untuk membeli dan bukan
>> > karena hakikatnya kita 
>> > butuh. coba kita pikir, tanpa makan mie instan kita
>> > juga masih bisa 
>> > hidup kok. tanpa minum Aqua kita juga masih bisa
>> > minum yang lain. 
>> > nggak minum Coca-cola kita juga nggak mati kan.
>> > sekali lagi, 
>> > intinya/hakikatnya kita disuruh membeli, bukan
>> > karena kita butuh.
>> > 
>> > sekian dulu... kalau ada yang mohon diingatkan.
>> > kalau ada yang kurang 
>> > silakan ditambahi. kalau ada yang lebih boleh
>> > dikurangi. bagi-bagi 
>> > ilmu, informasi, wawasan, pengetahuan menjadi sebuah
>> > kewajiban kita 
>> > semua. ya nggak...???
>> > 
>> > salam....
>> 
>> __________________________________________________
>> Do You Yahoo!?
>> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection 
>>around 
>> http://mail.yahoo.com 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, 
>>Bangun 
> Sosialisme !
>> ******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong 
>>(isi 
> to...saja)ke:
>>         [EMAIL PROTECTED] 
>>(langganan)
>>         [EMAIL PROTECTED] 
>>(keluar)
>> Site: http://come.to/indomarxist
>> 
>> 
>> 
>>     
>> ---------------------------------
>>   YAHOO! GROUPS LINKS 
>> 
>>     
>>     Visit your group "indo-marxist" on the web.
>>     
>>     To unsubscribe from this group, send an email to:
>>  [EMAIL PROTECTED]
>>     
>>     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! 
>>Terms of 
> Service. 
>> 
>>     
>> ---------------------------------
>>   
>> 
>>   
>> 
>> 
>>                      
>> ---------------------------------
>> Yahoo! Shopping
>>  Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping
>>
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor 
> 
> Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, 
>Bangun Sosialisme !
> ******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong 
>(isi to...saja)ke:
>        [EMAIL PROTECTED] 
>(langganan)
>        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
> Site: http://come.to/indomarxist
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 

========================================================================================
Ikuti Lomba Foto Wisata 2005, kirimkan foto-foto terbaik Anda. Pengiriman mulai 
1 November s.d 31 Desember 2005. Keterangan lengkap ada di 
http://lombafoto.telkomnetinstan.com/ dan dapatkan hadiah jutaan rupiah!! 
(khusus Jawa Timur)
========================================================================================
 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/vbOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke