well..... kalau itu pertanyaan intinya (yg saya kasi underline), seharusnya
dipertanyakan juga kenapa rumah sakit di indonesia masih mengutip uang dari
para pasiennya?

layanan kesehatan di mana-mana pasti membutuhkan biaya. pertanyaan
berikutnya tinggal siapa yang menanggungnya: pemerintah atau pasien. udah
rahasia umum kalau pasien miskin dibiarkan tergeletak berjam-jam di ugd
hanya karena belum ada pihak keluarga yang menyatakan bertanggung jawab atas
biaya pelayanan yang akan timbul. yang namanya pasien ugd kan udah pasti
GAWAT dan DARURAT, gak jauh beda dengan pasien yang butuh darah yang juga
gawat dan darurat, tapi toh masih juga dicuekin cuma karena masalah duit.

lebih mumet lagi kan?

*kira-kira kapan ya thread ini di-closed? bosen euy denger ginian.....

2009/5/12 <agu...@bukitmakmur.com>

>
>
>
> SEMANGAT PAGI DAN KABAR LUAR BIASA!
> Well, intinya adalah 'Tetap Membayar' khan? Katanya 'Pancasila' tapi kok
> kita lebih komunis dari komunis ya? Kuba yang negara komunis aja bisa
> membuat servis jauh lebih baik untuk rakyatnya yang jatuh miskin, Amerika
> yang liberal asli dan gak kenal ama 'Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab' aja
> membuat free service pada kaum papa. Kok kita yang menepuk dada sebagai
> bangsa, Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, Ber-Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
> dan Ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia kalah ya?
> *Orang butuh darah, itu khan nyawanya tinggal di ujung tanduk tho? Kalau
> cuma flu pilek gak bakalan butuh darah, Kalau cuma panuan bin kurap juga gak
> bakalan butuh darah. Yang butuh darah ini khan orang yang bener-bener
> meregang nyawa mempertaruhkan hidupnya, isih disuruh mbayar....*
> Semuanya mengatakan dananya kurang, tetapi kok gak kedengaran usahanya
> untuk memiliki sumber dana sendiri yang lebih stabil dan mapan, kok gak
> usaha melobi anggota de-pe-er, kok gak melobi es-be-ye ce-es?
> Tapi gak perlu ngomel lah, wong memang jamane lagi jaman edan, yen ora edan
> ora keduman (jarene eyang kakung jayabaya)... Jadi edan kabeh jadinya, sampe
> batu kali aja dipercaya menyembuhkan penyakit, karena sang mentri gak bisa
> membuat pengobatan gratis... Sampe harus pergi ke dukun untuk mencari jimat
> tolak bala, karena puskesmas sudah berubah menjadi rumah sakit mini bukan
> lagi pusat kesehatan masyarakat tetapi pusat pengobatan masyarakat... Sampe
> harus ke Penang hanya untuk periksa EKG karena dokternya kalau ditanya
> selalu bilang kalau gak mau ya sudah atau itu rahasia medis je...
> Weh, kok aku ngedumel dhewe ya? Padahal sebagian besar gak ngedumel je?
> Berarti menurut teori sosial saya ini yang gila, karena kalau dari 100 orang
> sebagian besar itu gila dan sebagian kecil itu waras, maka secara sosial
> yang sebagian kecil itu sing 'edan'...
> Berarti yang sebagian besar gak perlu mendengar omelan yang sebagian kecil,
> wong sebagian kecil ini 'edan'... pantesan.... wiwit tahun 95 aku kok gak
> didengerin, wong aku ini ternyata 'edan' di tengah masyarakat yang
> 'waras'...
> Wis piye maneh? Sak bej0-bejaning wong beja, isih beja sing eling lan
> waspada....
> Ciayoooo......
>
> Agung SARONO
> ---------------------
> Work Safe | Work Smart | Work Easy
> Manage Your Workplace
> Manage Your People
> Control Your Risk
> +62 852 85 85 85 80
>
>

Kirim email ke