"Berdasarkan data Himpunan  Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), total konsumsi 
kedelai Indonesia  mencapai 2,4 juta ton per tahun. Sementara produksi kedelai 
dalam negeri hanya mampu memproduksi 700.000 ton per tahun sehingga sisanya 
sebanyak 1,7 juta ton ditutup dari impor." <<==== tah ieu saperti produksi 
leuwih gede paseuk batan tiang.
 
Kuduna satiap daerah ngabogaan sentra pertanian hususna kacang kadele jeung 
pare sawah sangkan ulah kabina-bina teuing gumantungna ka hasil produksi 
tatanen bangsa deungeun. Mun tiap daerah (sakala nasional) ngabogaan sentra 
pertanian sektor ieu pastina moal katular-taler. Jelas we katular-taler sentra 
produksi pertanian kacang kadele ngan aya sababaraha daerah anu tingkat 
produksina henteu nyukupan konsumsi kadele Indonesia.  

   

________________________________
 Dari: oman abdurahman <omana...@gmail.com>
Kepada: kisunda@yahoogroups.com 
Cc: urang sunda <urangsu...@yahoogroups.com> 
Dikirim: Kamis, 26 Juli 2012 10:00
Judul: [kisunda] Kadele urang leuwih hade-->Fwd: [itb81] Pakar Tempe Asal 
Inggris
  
 
   
 
Barara, wilujeng ngalaksanakeun ibadah shaum,

Saheng perkara werit tahu jeung tempe (sabenerna ancaman teh keuna oge kana 
sarupaning roti, pakan ternak, alias naon wae anu bahan bakuna masih gumantung 
kana komoditi pertanian impor), alatan harga kadele (70% kadele di urang masih 
impor) ngapung, naek luhur pisan, di handap ieu aya warta ngeunaan kualitas 
kadele urang anu tetela leuwih alus, cenah. Hayu urang ngarojong patani oge 
pengusaha tahu tempe urang sangkan daek melak kadele asli urang, supaya urang 
henteu gumantung ka nagara lian dina soal ieu komoditi-komditi penting.

Salam,
manar 


---------- Forwarded message ----------From: rinaldy roy 
<rinaldy_...@yahoo.com> Date: 2012/7/26Subject: [itb81] Pakar Tempe Asal 
InggrisTo: it...@yahoogroups.com  
  
Pakar tempe asal Inggris Jonathan Agranoff menilai kedelai Indonesia 
jauh lebih berkualitas dibandingkan kedelai impor asal Amerika Serikat.

"Keunggulan kedelai Indonesia adalah tidak modifikasi genetik, organik,
 rasa kedelainya enak sekali, air rendaman kedelainya pun jernih," 
katanya di Jakarta, Rabu (25/7). Dia membandingkan kualitas kedelai 
lokal dengan kualitas
kedelai asal AS.

Dikatakannya, Australia dan negara-negara Eropa enggan mengimpor kedelai dari 
AS karena dugaan modifikasi genetik.

"Australia dan negara-negara di Eropa tidak mau mengimpor kedelai dari 
AS karena diduga genetik modifikasi (GM), karena kedelai GM itu punya 
dampak negatif pada kesehatan," katanya.

Jonathan menyebutkan 
ada 14 jenis kedelai lokal yang berkualitas dari Indonesia, yakni Wilis,
 Argomulyo, Burangrang, Anjasmoro, Kaba, Tanggamus, Sinabung, Panderman,
 Detam-1, Detam-2, Grobogan, Gepak Ijo, Gepak Kuning, SHR/Wil-60.

Menurut dia, penggunaan kedelai lokal lebih menguntungkan dibandingkan kedelai 
impor.

Dia mencontohkan satu kilogram kedelai Anjasmoro bisa menghasilkan 1,74
 kilogram tempe. Sementara satu kilogram kedelai AS hanya menghasilkan 
1,59 kilogramtempe.

"Kenapa Indonesia tidak bangga dengan kedelai unggul asal Indonesia?" katanya.

Sementara itu kenaikan harga kedelai impor saat ini mencapai 35%. Pada 
Januari 2012 harganya masih Rp5.500 per kilogram, lalu dari Maret hingga
 Juni harganya naik menjadi Rp6.700 per kilogram.

Seperti dikutip situs resmi Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor saat 
ini telah menyentuh harga diatas Rp8.500.

Banyak pedagang dan produsen tahu tempe di Jakarta mogok berjualan 
selama tiga hari sejak 25 Juli sehingga stok tahu dan tempe di beberapa 
pasar nyaris kosong. Aksi mogok itu disebabkan naiknya harga kedelai 
akibat gagal panen kedelai di AS.

Berdasarkan data Himpunan 
Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), total konsumsi kedelai Indonesia 
mencapai 2,4 juta ton per tahun. Sementara produksi kedelai dalam negeri
 hanya mampu memproduksi 700.000 ton per tahun sehingga sisanya sebanyak
 1,7 juta ton ditutup dari impor.         
         

Kirim email ke